Pages

Minggu, 03 Desember 2017

[Cerita Sex] Seksinya Para Mama [02] [03] [18+]

Ibu Winda
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Jilbab, Milf, Selingkuh
Para Tokoh:
    • Ida
      • Guru Pengajian
      • IRT [Ibu Rumah Tangga]
      • Mama Rendy
      • 35 Tahun
      • Dewi 
        • IRT [Ibu Rumah Tangga]
        • Mama Dodi
        • 35 Tahun
        • Wilda
          • IRT [Ibu Rumah Tangga]
          • Mama Aldi
          • 34 Tahun
        • Winda
          • Guru Agama
          • IRT [Ibu Rumah Tangga]
          • Mama
        • Ita
          • Guru Bahasa Indonesia
          • IRT [Ibu Rumah Tangga]
          • Mama Renaldy
        • Rendi
          • Siswa SD
          • Anak Arman dan Ida
          • 10 Tahun
        • Jaki
          • Siswa SD
          • Anak Vivi
          • 12 Tahun
        • Aldi
          • Siswa SD
          • Anak Wilda
          • 10 Tahun
        • Dodi
          • Siswa SD
          • Anak Dewi
          • 10 Tahun
        • Renaldy
          • Siswa SD
          • Anak Ita
          • 11 Tahun
        • Fikri
          • Siswa SD
          • Anak Pertama Winda
          • 7 Tahun
        • Rafi
          • Siswa SD
          • Anak Kedua Winda
          • 5 Tahun
        • Dedi
          • Guru Olahraga
          • 58 Tahun
        • Ahmad
          • Penjaga Sekolah
          • 60 Tahun
        • Ishak
          • Sopir Pribadi Kelurga Arman [Khusus Ida]
        • Tohir
          • Tukang Sayur
        • Bari









        Chapter 01

        Saat Aldi sedang bercerita kami bertemu Bu Winda dengan anaknya di jalan.

        Bu Winda adalah Guru kami.

        Beliau adalah Guru Agama.

        Umurnya mungkin masih 30 tahunan karena anaknya baru dua.

        Yang ke satu namanya Fikri umur 7 tahun

        Dan yang kedua bernama Rafi umur 5 tahun.

        Beliau memberitahu kami yg sedang berjalan.

        Sambil mengendarai motor Scoopynya.

        Bu Winda : "Eh.. Anak-anak buruan nanti ketinggalan upacara loh"

        Kamipun menjawab bebarengan

        "Iya Bu.."

        Jaki : "Al.. terus udah gitu gimana Mama lu, sampe ngentot nggak?"

        Sambung Jaki yang penasaran dengan cerita si Aldi.

        Tentang Mamanya dan Pak Tohir.

        Aku dan dodi langsung kaget dengan perktaan si jaki.

        Dan reaksi Aldi biasa aja mungkin dia tidak menghiraukan perkataan si jaki.

        Aldi : "Entar aja lah, nanti pas istirahat aku ceritain lagi,”

        Aldi : “Ayo nanti kita ketinggalan upacara,”

        Aldi : “Aku gak mau di hukum sama Pak Bari"

        Kamipun bergegas segera kesekolah, tidak dengan si Jaki dia jengkel dengan perkataan si Aldi.

        Jaki: "Ah.. Payah lu.."



        Chapter 03
          
        Aku : “Alhamdulillah..kami tidak ketinggalan upacara.” Ucapku dalam hati.

        Gerbang sekolah kami pun masih terbuka..

         Saat kami masuk kesekolah semuanyapun masih di halaman sekolah mereka masih menuggu bel berbunyi.

         Tidak lama bel pun berbunyi tanda upacara segera di mulai, Aku dan teman-temanku menyimpan tas kami di kelas dan bersiap upacara.

        Upacarapun selesai.

        Dan kami masuk ke kelas, Tidak lama Ibu Ita pun masuk.

        Ibu Ita adalah guru bahasa Indonesia.

        Beliau sudah berumur 39 tahun.

        Dan mempunyai anak yang sangat arogan.

        Dia bernama Renaldy umur 11 tahun.

         Dia sangat kejam kepada murid yang lain mungkin karena dia merasa anak guru. Dia pernah berteman dengan Jaki, tapi mereka sudah tidak berteman lagi, karena Jaki selalu mencandai dia tentang ibunya.

         Dulu waktu aku belum mengenal Jaki aku melihat mereka hampir berantem di kantin karena jaki bilang ke Renaldy..

        Jaki : "Dy Mama lu pantesnya bukan jadi guru,”

        Jaki : “Dengan tubuhnya yang bongsor langsing pantatnya bahenol,”

        Jaki : “Mamalu pantesnya jadi Model"

        Renaldy tidak bereaksi, mungkin karena dia tahu sifat Jaki yg suka ngomong ngelantur.

        Renaldy : "Emang kalo tubuh bongsor dan langsing harus jadi model aja gitu?”

        Reanaldy : “Gak boleh jadi guru?"

        Jaki : "Ya nggak sih, tapi sayang aja punya tubuh kaya gitu mustinya jadi"

        Jaki berhenti bicara.

        Renaldy menyambung.

        Renaldy : "Jadi apa??"

        Jaki : "Jadi bintang bokep hahaha.."

        Mungkin Jaki sedang bercanda.

        Tapi Renaldy langsung naek darah dan berdiri..

        Renaldy : "Eh.. Anjiing jaga mulut lu yah,”

        Renaldy : “Lu udah kelewat batas tahu,”

        Renaldy : “Lu sadar gak yang baru lu katakan tadi,”

        Renaldy : “Gua bilangin Pak Kepala sekolah lu..”

        Renaldy : “Biar lu di keluarin dari sekolah,”

        Renaldy : “Omonganlu udah kaya anak jalanan aja, gak berpendidikan"

        Jaki melongo.

        Jaki : "Ini anak kenapa sih gua kan cuma bercanda" pikirnya dalam hati.

        Jaki : "Eh Dy gua kan cuma bercanda lu serius amat sih,”

        Jaki : “Sampe mau ngaduin segala ke Kepala Sekolah,”

        Jaki : “Gua kan bercanda Dy"

        Renaldy :"Bercanda lu itu udah kelewatan tau, ngatain Mama orang..”

        Renaldy : “Emang lu mau mamalu gua jelek-jelekin”

        Renaldy : “Gua bilangin ama Mama gua lu.."

        Sambil berjalan menuju ke ruangan Guru.

        Jaki pun langsung ngomong dengan nada tinggi.

        Jaki : "Bilangin sana, dasar anak Mami, Gua gak takut.”

        Jaki : “Tapi kalo elu emang jagoan lawan gua, dasar banci"

         Renaldy pun langsung kembali dan akan menonjok Jaki, tapi Pak Ahmad datang tidak tahu darimana munculnya.

        Pak Ahmad adalah penjaga sekolah berumur 60 tahun yg sudah 8 tahun bekerja di sekolah ini.

         Dengan sigap dia memegang tangan si Renaldy,mungkin dia datang karena jaki bicara sangat keras..
        Pak Ahmad pun langsung menjewer kuping mereka berdua.

        Pak Ahmad : "Eh anak bandel,”

        Pak Ahmad : “Kalo mau berantem jangan di sini”

        Pak Ahmad : “Nantik gua cariin ring buat lu berdua,”

        Pak Ahmad : “Dasar bocah, Ayo ikut Bapak ke kantor”

        Pak Ahmad : “Biar Pak Dedi aja yg ngehukum kalian"

         Pak Dedi adalah Guru Olah Raga yg paling galak di antara guru-guru yang lain umurnya mungkin sama dengan bapaku.

         Jika ada murid yang bandel dia tidak segan-segan akan menghukum mereka di tiang bendera sampe pelajaran selesai.

        Renaldy : "Awww.. Pak sakiiitt..”

        Renaldy : “Ampuun Pak..”

        Renaldy : “Dia Pak yang duluan, dia ngatain Mamaku.."

        Jaki : "Gua kan cuma bercanda oon"

        Pak Ahmad : "Dieem.. lu berdua"

        Sambil menyeret mereka bedua menuju ruangan Guru.

        Setelah itu aku hanya mendengar mereka berdua di hukum di tiang bendera.

         Tidak tahu lagi apa yg terjadi, tapi setelah aku berteman dengan si Jaki aku tidak pernah menanyakan tentang masalah Renaldy dengan dirinya, karena aku takut, secara Jaki adalah murid tertua di sekolah dia tidak naik kelas 1 tahun, dan badannyapun sangat besar, yang aku dengar dari anak yg lain Renaldy tidak memberitahu Mamanya tentang apa masalah dia dengan si Jaki.

         Kami biasa belajar di kelas, tapi aku memperhatikan si Jaki, dia selalu melihat Ibu Ita dengan serius tanpa mengedipkan matanya.

        Aku penasaran ada apa di dalam otak si Jaki sebernarnya, setiap dia melihat perempuan dia selalu memandanginya dengan sangat serius.

        Aku : "Dasar otak mesum" ucapku dalam hati.

        Bel istirahatpun berbunyi.

        Aku bergegas menuju kantin dengan si Jaki.

        Karena aku juga penasaran dengan cerita si Aldi tentang mamanya dengan Pak Tohir.

         Dan setelah sampai di kantin aku melihat Aldi dan Dodi sudah duduk menunggu kami. 
        Mereka sedikit lebih dulu istirahat karena kami berbeda kelas.

        Aku dan jaki kelas 5.

        Sedangkan Aldi dan Dodi kelas 6.

        Aku langsung ngumpul bersama mereka..

        Jaki : "Eh.. di cepatan terusin”

        Jaki : “Cerita Mama lu yang semok dengan Kakek itu”

        Jaki : “Gua dah gak sabar nih..!!"

        Aldi : " Iya.., Eh tadi pas mana? gua lupa.."

        Aku dan Dodi : "Lu mau ngambil handuk.."

        Tapi si Jaki malah nyerocos..

        Jaki : "Pas Pak Tohir bilang sekali genjot.."

        DEGH..

        Kamipun kaget..

        Begitupun Aldi..

        Aldi : "Jak diem jangan keras-keras..”

        Aldi : “Nanti ketahuan anak yg lain aku malu"

        Aku : "Iya kamu Jaki sabar atuh"

        Jaki : "Iya..Iya.. gw sabar”

        Aldi : "Saat aku mau ngambil handuk”

        Aldi : “Aku mendengarkan percakapan mereka sebentar...”

        Ibu Wilda 

        Ibu Wilda : "Pak tapi nanti jangan di keluarin di dalam yah,”

        Ibu Wilda : “Aku masih takut..”

        Ibu Wilda : “Karena Bapaknya Aldi selalu capek kalo pulang dari kerja,”

        Ibu Wilda : “Dan jarang ngasih Aku.."

        Pak Tohir : "Iya beres yg penting bisa nyodok memek kamu”

        Pak Tohir : “Aku udah untung..”

        Ibu Wilda : "Terus sayurannya biasa kan gratis..?"

        Pak Tohir : "Gratis asal pegang ni kontol Aku”

        Pak Tohir : “Aku udak gak kuat, liat nih udah bangun aja si otong"

        Aldi : “Mama ku langsung menutup kontol Pak Tohir.”

        Aldi : “Dengan handuknya, dia takut ada yg liat..”

        Aldi : “Aku mengintip sambil mendengarkan mereka”

        Aldi : “Tapi aku putuskan untuk segera mandi dan langsung berangkat”

        Aldi : “Aku bahkan tidak sempat makan dan pamit ke Mamaku”

        Aldi : “Karena aku penasaran apa yang Mama dan Pak Tohir lakukan”

        Aldi : “Aku ingin menanyakan hal ini ke kalian,”

        Aldi : “Mangkanya aku buru-buru tadi...”

        Aldi : “Menurut kalian apa yg akan terjadi pada mama dan kakek itu.”

        Aldi : “Jika aku sudah berangkat kesekolah..?"

        Jaki : "Waahh.. Mereka pasti ngentot-ngentotan tuh Al.”

        Jaki : “Aku yakin banget.."

        DEGH...

        Aldi : "Masa Mamaku sampe ngentot sama orang lain?”

        Aldi : “Gak mungkin lah.."

        Jaki : "Ihhh.. lu mah gak percaya,”

        Jaki : “Tadi kata lu Mama lu bilang jangan di keluarin di dalam.”

        Jaki : “Berarti, Mamalu pernah ngentot dengan si Tohir itu Di"

        Aku langsung memotong perkataan Jaki.

        Aku : "Teman-teman aku juga tadi ngelihat hal aneh di rumahku.."

        Jaki : "Kenapa lu.. ngeliat Mama lu mau ngentot juga.?"

        Aku : "Gak lah, omongan kamu bisa di jaga gak sih Jak.."

        Jaki : "Mulut-mulut gua,”

        Jaki : “Terserah gua mau ngomong apake emang napa?"

        Aku : "Yahh.. Gua takut aja ada yg tahu selain kita, inikan rahasia"

        Jaki : "Iya.. gw bakal jaga omongan sekarang.”

        Jaki : “Bawel lu cepat cerita.."

        Aku : "Tadi pas aku sudah mandi dan mau sarapan”

        Aku : “Aku melihat Mamaku masih mengenakan mukena,”

        Aku : “Tapi di belakangnya ada Pak Ishak”

        Aku : “Sopir pribadi kami sedang negeremes pantat Mamaku.."

        Jaki : "Wahh.. “

        Jaki : “Nggak di sangka ternyata Mama lu yg suka ngajar pengajian..”

        Jaki : “Ternyata..Ahh sudahlah teruskan ceritanya Ren.."

         Aku hanya heran dengan si Jaki ini, dia gak kaget dan juga gak ada rasa apa-apa selain rasa senang tentang apa yang aku dan Aldi ceritakan.

        Aku : "Dan Mamaku tidak marah, mamaku juga bilang..”

        Ibu Ida

        Ibu Ida : “Nanti saja anak saya masih di atas,”

        Ibu Ida : “Entar Pak kalo anak saya sudah berangkat"

        Pak Ishak : "Nanti di trusin yah Bu..Saya pengen cepet2 nyodok nihh"

        Ibu Ida : "Iya Pak.."

        Pak Ishak : "Saya kebelakang dulu ya bu..”

        Pak Ishak : “Nanti kalo Den Rendi sudah berangkat,”

        Pak Ishak : “Ibu panggil saya ya Bu.."

        Ibu Ida : "Iya Pak.."

        Aku : “Dan setelah itu aku tanya Mamaku”

        Aku : “Mamaku bilang dia gatal dan Pak Ishak menolongnya..”

        Jaki : "Itu mah.. Modus Mama lu Ren..”

        Jaki : “Supaya lu gak ngasih tau ke bapak lu.

        Jaki : “Mama lu itu lagi selingkuh"

        DEGH...

        Akupun kaget dengan perkataan si Jaki.




        [Bersambung...]







          Seksinya Para Mama Chapter 04













        Sumber: 
        Semprot by koga49

        0 komentar:

        Posting Komentar