Pages

Jumat, 14 Juli 2017

[Cerita Sex] Jilbabku Tidak Mampu Menutupi Kebinalanku [02] [03] [18+]

Ilustrasi Defi Wahyuni
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Gangbang, Jilbab, Karyawan, Perselingkuhan, Pesta Sex
Para tokoh:
  1.  Defi Wahyuni : PNS
  2.  Surya : Pimpinan Kantor
  3.  Dargo : Pegawai Pemkot
  4.  Haris : Pegawai Pemkot
  5.  Sunyoto : Pegawai Pemkot
  6.  Togar : Pegawai Pemkot





Chapter 02
Aku  Dijadikan Budak Sex Sekaligus Pelacur Berljilbab


Aku : "Mmmmmmh" gumamku. Sambil perlahan membukaa mataku yang disilaukan oleh cahaya matahari.

Tak terasa hari sudah pagi. Dalam kondisi masih tanpa busana, aku yang kini berada di rumah pak Surya melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB. Dengan sisa tenagaku yang masih ada, akupun mulai beranjak bangun, mengambil semua pakaianku, kemeja, rok dan high heelsku agar bisa secepatnya pergi dari rumah pimpinanku yang cabul tersebut. Meski aku juga bingung disaat aku bangun aku tak melihat pak Surya, tapi aku tak terlalu memikirkannya. Melihat hari yang sudah semakin terang, aku baru tersadar ternyata aku pingsan berjam-jam setelah diperkosa oleh pak Surya, Sabtu malam kemarin. Sambil melangkahkan kaki mencari kamar mandi, tanpa kusadari air mataku kembali menetes mengingat malam biadab saat keperawananku direnggut paksa oleh pak Surya. Disela tangisku, tiba-tiba aku sedikit dikagetkan dengan suara dan getaran dari handphoneku.

Aku : "Jangan-jangan kakak" batinku memprediksi kakak sepupuku menelpon karena semalaman aku tak pulang. 

Dengan cepat kuraih handphoneku yang terselip di saku rokku untuk melihatnya. Namun apa yang kuprediksikan ternyata salah, di layar handphoneku yang kulihat justru sebuah pesan masuk dan begitu kubuka pengirimnya adalah pak Surya. 

Surya : "Gimana tidurnya manis, nyenyak kan? Oia, kalau kamu sudah bangun, kamu langsung ke kantor. Pakai saja salah satu motor dan helm yang ada digarasi rumah saya. Kuncinya ada di atas televisi ruang tengah. Satu lagi, semua pakaian untuk kamu hari ini sudah saya persiapkan di atas tempat tidur kamar saya. Pakaianmu yang lama buang saja, sudah kotor dan kusut. Inget, walaupun ini hari Minggu, tapi jam 8 pagi ini kamu harus sudah sampai di kantor, karena saya perlu pendamping untuk bertemu mitra kerja. Hari ini istri saya juga akan segera pulang" begitu isi sms panjang yang ditujukannya padaku.

Perasaan tak enak pun langsung kurasakan begitu membaca isi pesan singkat itu, membuatku bertanya-tanya mengapa di hari libur, pak Surya ingin sekali agar aku tetap datang ke kantor. Kupercepat langkahku ke kamar mandi untuk membersihkan diriku, terutama membersihkan vaginaku dari sisa-sisa sperma pak Surya. Selesai mandi, aku kemudian menuju tempat tidur kamar pak Surya untuk memakai pakaian yang sudah dipersiapkannya, apalagi aku memang tak mungkin memakai jilbab, baju gamis dan rokku yang sudah kusut dan kotor akibat pemerkosaan yang kualami kemarin. Kutatapi tubuh telanjangku melalui cermin yang ada di kamar pak Surya, kulihat kedua payudaraku yang ranum, meski tidak terlalu besar. Sedikit kuraba juga bongkahan pantatku yang bulat, termasuk paha dan betisku yang jenjang. 

Aku : "Pantas pak Surya bernafsu sekali denganku" kataku sambil mengingat kembali kenangan saat tubuh atasanku itu menindih tubuh mungilku.

Walau nasi sudah menjadi bubur, tpi aku tak mau larut dalam kesedihan. Segera kuraih pakaian yang sudah terletak di atas kasur kamar tidur pak Surya, kukenakan satu persatu. Pagi ini pak Surya memberikan jilbab biru sewarna dengan kemeja lengan panjang untukku. Lengkap beserta bh, celana dalam, rok panjang hitam dan dua heels yang juga berwarna hitam. Meski aku tak tahu darimana pakaian ini didapatkan oleh atasanku yang cabul itu, tapi aku sedikit lega. Setidaknya ada pakaian layak pengganti pakaianku yang bisa kugunakan hari ini. Tak lupa kuoleskan pula sedikit lipstik di bibir tipisku sebelum pergi meninggalkan rumah pak Surya. 

Jam sudah menunjukkan pukul 07.40 WIB, selesai berdandan dan berpakaian, aku pun langsung keluar kamar dan mengambil kunci motor matic di atas televisi. "Sebentar lagi istri pak Surya pulang, aku harus cepat pergi dari rumah ini" gumamku. Kupercepat langkahku menuju garasi sambil menghidupkan motor lalu melaju meninggalkan rumah tersebut. Selama diperjalanan, aku masih bertanya-tanya apa yang akan dilakukan pak Surya nanti. Walaupun aku juga belum tahu jawabannya, namun hati kecilku berkata kalau pak Surya berencana mengerjaiku lagi.

Setengah jam di perjalanan, tanpa terasa aku pun akhirnya sampai di kantor. Kulihat di parkiran ada mobil pak Surya. Tapi mobil itu tak terparkir sendiri, ada dua unit mobil lagi yang terparkir berdampingan dengan mobilnya. 

Aku : "Pak Surya lagi sama siapa ya di kantor. Kok ada mobil lain. Padahal inikan hari Minggu, pegawai pada libur. Apa mungkin itu mitra bisnis yang dibilang pak Surya di SMS tadi" sejumlah pertanyaan kembali muncul di benakku. Selesai memarkirkan motor yang dipinjamkan pak Surya, aku lantas bergegas jalan menuju ruangan humas. Tok..tok..tok..kuketuk pintu. 

Surya : "Ya masuk" jawabnya.

Surya : "Dephut.. akhirnya kamu datang juga. Ayo duduk dulu. Gimana suka gak dengan pakaian yang kamu pakai sekarang. Cantik kan, serasi buat kamu" katanya sambil bertanya.

Aku : "Iiiiyaa tterima kasihh Pak. Baju sama roknya bagus. Dephut ssuka" jawabku terbata-bata.

Surya : "Bagus kalau kamu suka. Oiya, hari ini saya kedatangan 4 tamu penting pegawai pemkot dari luar kota. Kamu mesti temani saya untuk menjamu mereka, kamu nggak keberatan kan Phut." ujarnya sambil duduk mendekatiku.

Aku : "Ttidak Pak. Apa yang harus Dephut kerjakan Pak" tanyaku.

Surya : "Nanti saja kalau mereka sudah datang. Tadi mereka keluar sebentar dan akan balik lagi ke sini" sebutnya.

Surya : "Kamu benar-benar cantik Phut. Sekarang saya mau kamu membuka ini" sambungnya sambil memegang tanganku dan memberikan sebuah bingkisan padaku.

Aku : "iniii apa Pak" tanyaku lagi dengan penasaran. 

Surya : "Kamu buka aja dulu, ntar kamu juga tahu isinya" himbaunya.

Dengan sejuta rasa penasaran, akupun tanpa ragu mulai membuka bingkisan yang diberikan oleh pak Surya. Mendadak badanku terasa mati lemas begitu melihat isi bungkusan tersebut. Bagaimana tidak, bingkisan berbentuk kotak kubus itu ternyata berisi foto-foto telanjangku saat digagahi pak Surya di rumahnya kemarin. Tak hanya foto, aku juga menemukan sekeping DVD player di dalamnya.

Aku : "Pakk..ini maksudnya apa. Kenapaa foto telanjang Dephut ada sama bapakk..., kenapa pak..! Apa bapak belum puass memperkosa Dephut semalam" bentakku diiringi tangis yang tak bisa kubendung lagi.

Surya : "Sudahlah Phut. Kamu jangan nangis lagi, kamu sebenarnya juga menikmatinya kan. Menikmati gesekan kontolku di dalam memekmu. Hahaha..." ejeknya padaku.

Surya : "Saya sengaja menyimpan foto dan rekaman dirimu telanjang semalam. Saya juga sudah mempersiapkan semuanya, memasang kamera perekam sebelum mencicipi tubuh seksimu manis. Mulai hari ini dan seterusnya, saya ingin kamu jadi budakku, jadi piaraanku" tegasnya.

Aku : "Nggak, Dephut gak mau Pak. Dephut bukan cewek gampangan. Bapak cari saja perempuan lain" ucapku tak mau kalah.

Surya : "Baiklah kalau kamu tidak mau juga tidak apa-apa. Saya tidak memaksa kok. Tapi ya jangan salahkan saya, kalau pas kamu menginjakkan kaki ke luar dari ruangan ini, foto dan rekamanmu itu langsung tersebar ke semua pegawai dan honorer di sini. Saya akan pastikan video bugilmu dientot akan terkenal di dunia maya. Semuanya sih tergantung kamu" ancamnya tersenyum licik. 

Tanpa merasa bersalah, setelah mengancamku secara halus, pak Surya kemudian beranjak dari tempat duduknya dan hendak meninggalkanku. Karena sudah merasa takut dengan ancaman pak Surya, aku pun tak mau diam saja. Cepat-cepat ku pegang tangannya lalu berdiri di depannya.

Aku : "Pak, Dephut mohon jangan sebarin foto sama rekaman video itu. Dephut gak mau orang lain tahu, apalagi keluarga Dephut di rumah. Dephut mohon...." tangisku di depannya.

Surya : "Kalau kamu tidak mau ada orang lain yang melihat ketelanjanganmu, kamu harus turuti perintah saya tadi. Kamu harus jadi budakku, budak seksku...paham" bentaknya.

Aku : "Ttaapi pak apa ttidak adaa cara lain" pintaku mencoba meminta belas kasihannya.

Surya : "Nggak ada tapi-tapian, nggak ada tawar menawar. Kalau kamu tidak mau kan saya tidak memaksa. Minggir, saya mau jalan" tegasnya untuk kedua kalinya.

Pak Surya tetap bersikeras agar aku mau menuruti permintaannya. Dilema pun langsung menghampiriku, disatu sisi aku tentu tidak mau dijadikan budak pelampiasan nafsu pak Surya, disisi lain aku juga tidak mau kalau semua foto dan rekaman telanjangku itu tersebar kemana-kemana. Tapi aku harus secepatnya mengambil keputusan.

Aku : "Pak Surya tunggu. Baiklah kalau itu yang bapak mau. Dephut mau. Tapi Dephut mohon jangan sebarkan foto dan rekaman itu," harapku

Surya : "Mau apa??..bilang yang jelas donk Dephut, saya kan belum paham maksud kamu" tanyanya menginginkan kepastianku.

Aku : "Dephut mmm, Dephut mau jadi budakmu Ppak" jawabku pelan.

Surya : "Hahaha...bagus..bagus..gitu donk manis. Kalau begitu, sekarang kamu tandatangani dulu surat pernyataan ini " tawanya lalu memberikan selembar kertas padaku.

Panas dingin rasanya badanku melihat isi surat perjanjian itu. Tak hanya secara lisan, Surya Permana atau pak Surya atasanku ternyata juga ingin membuktikan kata-kataku secara tertulis. Dapat kubaca secara jelas di surat itu tertera namaku yang menginginkan untuk dijadikan seorang slave atau budak tanpa adanya rasa paksaan. Lengkap beserta matrai yang sudah dipersiapkan pak Surya. Beginilah isi surat itu : 

Saya yang bertandatangan dibawah ini,
Nama : Defi Wahyuni
TTL : P********, 28 Desember 1990
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Honorer Pemkot B****

Dengan ini menyatakan ketersediaan saya menjadi seorang budak seks untuk majikan saya, Surya Permana. Segala perintahnya adalah mutlak bagi saya untuk mematuhinya. Tubuh ini miliknya sepenuhnya, jika saya melanggar saya siap menerima hukuman darinya. Semua pernyataan ini saya buat dengan sukarela dan tanpa paksaan orang lain.

Sambil sedikit gemetaran, usai membaca isi surat pernyataan tersebut, aku pun mau tak mau harus menandatanganinya. Dengan terpaksa akhirnya kutandatangani juga surat itu di hadapan pak Surya.

Surya : "Good slave. Ini adalah bukti bagiku agar kamu selalu menuruti perintahku. Jangan pernah membantah keinginanku. Kamu paham Dephut. Ingat, semua foto, video termasuk surat ini sekarang ada ditanganku. Kalau kamu melawan, dengan sekejap saja semuanya langsung tersebar. Mengerti..!" pesannya mengingatkanku.

Aku : "Mengerti Pak" singkatku yang langsung dibalas dengan ciuman pak Surya ke bibirku.

Dipegangnya daguku dan kembali dilumatnya bibir tipisku yang masih berbalut lipstik. 

Aku : "Mmmmhh....mmmpth..." desahku mulai menikmati ciuman pak Surya. Tanpa ragu akupun membalasnya, lidah kami saling menari-nari satu sama lain. Sambil menciumku, tangan pak Surya juga meremasi payudaraku.

Surya : "Buka mulutmu Phut. Minum air ludahku, telan..Cuuuuih..Cuuiih" katanya yang disusul dengan meludah ke mulutku.

Aku : "Aaaa'...iiyaa paak, Dephut haus...lagi ppaaak..ludahi mulutku" mohonku dengan wajah bersemu merah. 

Dengan posisi tangan terus bergerilya merabai payudaraku, pak Surya kemudian mulai membuka kancing kemejaku. Perlahan tapi pasti, tanpa kusadari tiba-tiba saja kemejaku sudah terlepas semuanya. 

Aku : "Uuuuughh...sshhh..geli pak" kataku. 

Surya : "Tapi kamu suka kan binal. Dephut binal, ya kan" jawabnya.

Aku : "Ssukaa paak mmmpthhs" ucapku mengiyakannya. 

Tangan pak Surya pun semakin lincah melolosi bra yang kukenakan, terpampanglah sudah payudaraku saat bra ku ikut terlepas bersama kemeja yang kupakai. Tak menunggu lama, pak Surya lalu dengan cepat melahap kedua payudaraku secara bergantian. Diemut, dijilat dan digigitinya puting payudaraku pelan-pelan. 

Aku : "Ooughh...Paak..gghhh..susu Dephut geli..ssshhh.." desahku merasakan nikmat di kedua payudaraku. Tak puas memainkan payudaraku, kini tangan pak Surya semakin nakal melepaskan resleting belakang rokku, lalu melucuti celana dalam yang menutupi vaginaku. Pasrah, ya hanya sikap itulah yang bisa kulakukan saat pak Surya mencabuliku sepenuhnya. Terbesit dibenakku keinginan pak Surya untuk menjadikanku budak seks piaraannya dan tampaknya aku juga telah menikmati serta menginginkan hal tersebut. 

Dalam posisi duduk mengangkang di depannya, pak Surya selanjutnya mencicipi vaginaku. Dijilat, dikecup dan diemutnya vaginaku sambil memasukkan satu jarinya ke dalam lubang surgaku. Diusap-usapnya clitorisku sehingga membuatku semakin terangsang. 

Surya : "SsLLhh..SsLLhh Hhegmpth...Ssrppthh...SLuupth" suara lidah pak Surya ketika melumat habis vaginaku. Sambil menjilati vaginaku, tangannya juga tak berhenti mengocok lubang vaginaku. Melayang aku dibuatnya, kujambak rambut pak Surya dan kutekankan kepalanya ke arah vaginaku.

Aku : "Tterrruus Pak, jilatt memekk Dephut. Aaaaaaahh...sssshh jjaangan berhentti"

Surya : "Teruslah mendesah. Keluarkan kata-kata kotormu pelacur berjilbab. Rasakan gatalnya memekmu. Cuiih, memekmu semakin banjiirr" hinanya mengataiku pelacur saat melihatku menikmati kelakuannya. Diludahinya vaginaku dan dipercepatnya kocokan tangannya di dalam vaginaku. Sleebbh...Ppoookh..pookh...cCcepth...suara jari lincahnya mengobok-obok lubang senggamaku.

Aku : "Aaaaaakhh pak Surya, Dephut maaau kkeluaaar. Dephut mau nyampee ppakk" teriakku tak bisa menahan rasa ingin orgasme pada vaginaku. Tapi, di detik-detik ketika orgasmeku mau datang, pak Surya justru menghentikan kocokannya pada vaginaku.

Surya : "Kamu tidak akan orgasme semudah itu budakku. Hahaha, kalau kamu ingin merasakan orgasme, puaskan aku dulu" bisiknya ditelingaku.

Aku : "Siaaaal uuuuuh padahal dikit lagi. Dasar bajingan" gerutu memaki pak Surya dalam hati karena merasa tanggung untuk meraih orgasmeku yang sudah terujung namun mendadak hilang gara-gara pak Surya menghentikan rangsangannya pada vaginaku. 

Aku : "Paaak, kenapa berhentii. Tadi Dephut mau keluaar. Mmmhhh" sebutku meminta pengertian darinya.

Surya : "Nanti kamu pasti mendapatkan orgasmemu jalang. Sekarang berlutut dan tutup matamu. Jangan buka matamu sebelum saya perintahkan. Paham!" perintahnya.

Seperti terhipnotis, aku pun menuruti perintah pak Surya. Telanjang hanya dengan memakai jilbab serta high heels di kakiku, lalu berlutut memejamkan mata tepat sesuai keinginannya. Sambil menunggu apa yang akan terjadi, pak Surya selanjutnya menutup mataku dengan kain. 

Surya : "Inget Dephut, jangan buka matamu sebelum ada perintah dariku" tegasnya mengulangi.
Aku : "Bbaaik ppak" ujarku.

Sayup-sayup kudengar pak Surya keluar dari ruangan dan memanggil seseorang. Meski suaranya tak terlalu jelas, tapi bisa kudengar juga kalau pak Surya menyebut pelan namaku dengan lawan bicaranya itu. Uugh rasanya semakin deg-degan aja memikirkan nasibku sekarang. Di tengah lamunanku, kudengar pula suara langkah kaki mendekati ruangan pak Surya.

Aku : "Pak Surya, apa itu anda" tanyaku penasaran. 

Surya : "Apa kamu sudah tak sabar menungguku manis. Aku punya oleh-oleh untukmu" tawarnya semakin membuatku penasaran. Oleh-oleh? 

Aku : "Apa kira-kira oleh-oleh yang dimaksud atasanku ini" batinku.

Belum lagi sempat aku menjawab tawarannya, tiba-tiba aku merasakan sesuatu menyentuh pipi dan bibirku. Sesuatu yang lunak namun sudah menjadi keras dan panjang. 

Aku : "Nggak salah lagi, ini penis. Apakah ini penis pak Surya, apakah ini oleh-oleh yang dimaksudnya" pikirku mencoba menebak.

Surya : "Sekarang buka mulutmu Phut. Buka yang lebar" pintanya. Aku yang mengerti keinginannya kemudian membuka mulutku. Detik berikutnya, penis itupun langsung menyeruak masuk ke dalam mulut mungilku. Ditekannya kepalaku sampai penis itu benar-benar menyentuh kerongkonganku. Tanpa belas kasihan, pak Surya lalu mengentak-hentakkan penisnya yang besar ke rongga mulutku. Membuatku mual, ingin rasanya aku muntah, tapi aku takut membuatnya marah.

Surya : "Telan kontolku jalang. Awas jangan sampai kena gigimu. Aaaah terus rasakan kontolku dimulutmu. Mulutmu memang enak Dephut. Mulut pelacur murahan, aahhhh.." racaunya dengan kasar dan terus memaju mundurkan penisnya dimulutku. Air liurku terus menetes seiring hentakan penis pak Surya. 

Aku : "Gglloggh...ggooghh...hHhegh.." hanya itu suara yang ku keluarkan dari mulutku saat memberikan service oral seks untuk pak Surya. Dibukanya kain penutup mataku lalu digenggamnya rahangku, 

Surya: "Kemarin sudah kuentot memekmu Phut, sekarang mulutmu juga harus merasakan kontolku. Apakah kamu bersedia pelacurku" ucapnya menanyaiku dengan kasar.

Aku : "Bbeeerseddiaa paak. Dephut bersedia"

Surya : "Plaaaak..." tamparan keras tiba-tiba mendarat di pipi kananku. Pak Surya tampak tidak puas dengan jawabanku.

Surya : "Kamu bersedia ngapain, bersedia buat apa. Saya ingin jawaban pasti darimu Dephut. Katakan ke saya kamu itu siapa. Plaaaak" geramnya dan memberikan tamparan lagi di pipi kiriku. 

Aku : "Ampuun ppaak..ssaaakit..hiks..iya pak Dephut bersedia kalau mulut Dephut ini dientot sama kontolmu Pak. Aku budak seksmu Pak. Akuu mmmmh pelacur berjilbab piaraanmu. Aku Defi Wahyuni pelacur milikmu" jelasku padanya. 

Senyum kepuasan langsung terpancar dari wajah mesum pak Surya ketika mendengar pengakuanku. Tak berapa lama, pak Surya kembali melanjutkan kekasarannya padaku, dijejalinya penis besarnya itu ke mulutku. 

Surya : "Enak kulumanmu Dephut. Sekarang kamu milikku, kamu pemuasku pelacuurrr.." tuturnya menjadi-jadi. 

Aku : "Ggoookh..ggLLoogh...hhheghh..." iringan suara mulutku mewarnai ketidakberdayaanku dalam oral seks yang kuberikan. Apalagi tanganku masih terikat ke belakang. Praktis hanya mulutku yang bisa bekerja menservice kontol pak Surya. Hentakan dan tekanan kontol pak Surya semakin cepat menghujami mulutku sampai membuatku sulit bernapas. Lantai ruangan pak Surya pun basah oleh air liurku. 

Aku : "Ggllloookkh...gggooohkk...eeeeeeghh..." 

Surya : "Eeeghhh Dephuutt, saya mauu keluaaar. Saya muncrat" gumamnya memberitahuku hendak orgasme.

Aku : "Keluarin di mulutku pak. Kelurin semua spermamu itu di mulut pelacurmu ini Pak" saranku menunggu ledakan orgasmenya. 

Surya : "Terima pejuku pelacuuur, terima spermaku..aaaaaaaaaaarghh...keluaaaaaaar, Ccrrooth..ccrrrrhh..Ccrrrotth" teriaknya sambil menekan dalam-dalam penisnya menyentuh kerongkonganku. Bisa kurasakan sperma pak Surya mengalir membasahi kerongkonganku. Sperma itu bahkan langsung kutelan agar aku tak tersedak.

Surya : "Benar-benar luar biasa seponganmu Dephut. Kamu memang perek berjilbab yang membuatku puas" pujinya sekaligus merendahkanku. 

Surya : "Kamu tenang saja, setelah ini giliranmu yang akan terpuaskan. Saya punya kejutan lain buatmu. Tunggu di sini" sambungnya. Dengan keadaan ngos-ngosan karena baru saja mengoral penis pak Surya dengan perlakuan kasarnya, aku hanya diam saja sambil mengatur napas menyikapi perkataannya. Kulihat dia pun hanya sibuk mengutak-atik handphonenya. Tapi tak sampai lima menit lamanya, pintu ruangan pak Surya tiba-tiba diketuk oleh seseorang.

Surya : "Silahkan masuk bapak-bapak" ucapnya.

Aku : "Astaga siapa mereka. Apa ini juga termasuk rencana pak Surya terhadapku" tanyaku dalam hati ketika kaget melihat 4 orang laki-laki berperawakan tinggi besar masuk ke ruangan pak Surya. Mereka menyaksikan ketelanjanganku seperti hendak menerkamku.

Surya : "Inilah kejutan untukmu Dephut, perkenalkan mereka adalah teman saya dan juga mitra bisnis yang pernah saya ceritakan ke kamu. Pak Togar, Dargo, Haris dan Sunyoto. Mereka sengaja datang ke sini untuk membantuku melatihmu menjadi slave yang patuh dan profesional. Nah bapak-bapak, wanita ini adalah honorer di sini, namanya Defi Wahyuni dan biasa dipanggil Dephut. Mulai hari ini, kalian juga bisa mencicipinya. Baru saya saja yang sudah merasakan perawannya. Jadi dijamin masih sempit dan memuaskan. Hahahahaha..." tawanya menjelaskan. 

Penjelasan singkat itupun selanjutnya direspon oleh ke empat teman pak Surya. Mereka mulai melepaskan pakaiannya satu persatu. Telanjang dihadapanku dan berdiri melingkar mengelilingiku. Dapat kulihat jelas penis mereka yang sudah berdiri tegak dan membuat perasaanku merinding. Sementara itu pak Surya juga tak mau ketinggalan.

Aku : "Oh tuhan...apalagi yang harus kuhadapi sekarang" tuturku bergidik ngeri membayangkan nasibku selanjutnya.



Chapter 03 
 Tubuku Dinikmati Ramai- Ramai



Lima orang laki-laki kini sudah berdiri mengelilingiku yang sedang duduk bersimpuh di lantai dengan kondisi telanjang dan kedua tangan terikat ke belakang. Bagai predator kelaparan, tubuhku seolah menjadi hidangan lezat buat mereka. Ya mereka adalah atasanku Surya dan empat orang temannya, Togar, Sunyoto, Haris dan Dargo. Di sela kekhawatiranku dengan keberadaan mereka berlima, atasanku pak Surya sempat berbisik dengan teman-temannya untuk mengambil sesuatu. Namun hanya hitungan menit, atasanku yang cabul dan kurang ajar itupun dengan cepat sudah datang kembali membawa dua buah dildo serta sebuah handycam. Didekatinya diriku dan.....

Surya : "Permainan kita mulai budakku" gumamnya sambil menusukkan sebuah dildo bergerigi yang dipegangnya tepat di vaginaku. Posisiku yang sedang bersimpuh secara otomatis langsung menduduki dildo yang berukuran cukup besar itu. 

Aku : "Mmmhhh mmmmmh...Paaak"..mendadak aku mendesah merasakan besarnya dildo tersebut. Belum lagi sempat vaginaku menyesuaikan diri, tiba-tiba vaginaku dikejutkan pula dengan getaran hebat dari dildo itu. Kulirik ke arah pak Surya, ternyata dia memegang remote kecil untuk mengendalikan getaran dildo yang baru saja dibenamkannya di dalam vaginaku tadi. 

Aku : "Uuuughhh uummhh ppaak...jjaangaan diterussin...geelii paaak..Dephut jadii pengenn....hhhhhghh...aah" sebutku pada pak Surya di depan teman-temannya. 

Surya : "Plaaak..plaaaak, seiring pengakuanku, dua tamparan lalu lengket di pipi kananku."

Surya : "Apanya yang geli Dephut, kamu pengen apa hah? Pengen apa..?? Kalau bicara itu yang jelas, biar teman-teman saya juga mendengarnya" bentaknya. 

Aku : "Hikss ampun paaak, jangan ditampar lagi.. memek Dephut yang geli pak, memek Dephut gatal jadi pengen dientot" kataku disambut gelak tawa mereka berlima. 

Surya : "Bagus Dephut, saya suka dengan kejujuranmu, hahaha... kalau memang itu keinginanmu saya akan kabulkan. Sekarang katakanlah keinginanmu tadi di depan handycam ini, katakan siapa kamu sekarang, wanita seperti apa kamu dan apa yang kamu mau. Lakukan tanpa keterpaksaan" perintahnya menunjukkan handycam yang sudah standby merekam. 

Aku : "hai, aku Defi Wahyuni, belum menikah. Aku biasa dipanggil Dephut. Gimana seksi gak kira-kira Dephut kalau telanjang gini tapi masih pakai jilbab. Ssst jangan pada bingung ya, Dephut ini pelacur, pelacur berjilbab yang suka dientot. Mmmhh jadi kalau mau ketemu sama Dephut datang saja ke B****. Dephut akan layani semua keinginan kalian. Mulut, memek dan anus Dephut bisa kalian pakai kapan saja, bbsaa kalian zinahi ssepuasnya. Graatiss mmpthhh" tuturku genit meremas-remas payudaraku lalu melihat ke arah kamera sesuai perintah pak Surya. 

Aku tak menyangka, diriku yang selama ini alim dan polos bisa dengan mudahnya mengucapkan kalimat dan kata-kata tak berpendidikan seperti itu. Malu rasanya, apa jadinya jika orang tuaku, saudara dan sahabat-sahabatku melihat kelakuan binalku ini. Tapi semua sudah terlanjur, aku yang dulu bukanlah aku yang sekarang. Kini aku hanyalah budak nafsu pak Surya. Aku pun mencoba menikmati kekasaran dari permainannya, ya itulah peranku. Peranku sebagai seorang pelacur berjilbab.

Surya : "Nah bapak-bapak, kalian sudah mendengarkannya kan..? Nikmatilah budak piaraanku ini. Mulut, memek dan anusnya bisa kalian pakai sampai puas. Hahaha" tawanya semakin merendahkanku. Usai menertawai keadaanku, pak Surya kembali mendekatiku, dijambaknya perlahan rambutku lalu dilumatnya bibirku. 

Surya : "Mmmmmpthh...mmhhhh...Ssrrpth..Ccpthh...detik ini, panggil saya tuan. Termasuk juga ke teman-teman saya. Ingat, jangan membantah apapun yang mereka minta. Puaskan mereka dan berikan live show terbaikmu Phut" pesan pak Surya padaku yang kubalas dengan anggukan dan pagutan bibir. Selesai menyampaikan maksudnya, pak Surya langsung menginstruksikan ke empat temannya untuk menggarapku. Sedangkan dia sendiri sibuk mengabadikan setiap adegan demi adegan yang kulakukan.

Aku : "Ttuuaan, mmmhh ssentuhhlah aku" pintaku malu-malu. 

Tanpa kuminta dua kali, Togar, Dargo, Sunyoto dan Haris kemudian mulai menempelkan penisnya di wajahku, tepat mengenai hidung, pipi dan bibirku. Kadang mereka juga menamparkan penis itu ke pipiku. Tercium pula olehku penis mereka yang aromanya beraneka ragam, mulai kecut, asam serta anyir. Meski sedikit jijik, tapi aku sudah tak memperdulikan hal itu lagi, aku tak bisa membohongi diriku bahwa aku juga terangsang dengan kecabulan mereka. 

Togar : "Buka mulutmu yang lebar Phut, aku mau entot dulu mulutmu itu" katanya dengan logat membentakku. Saat mulutku terbuka, pak Togar lalu dengan cepat membenamkan penisnya ke dalam mulutku. Penis yang besar dan panjang itu bahkan dengan mudah menyentuh kerongkonganku. Sama halnya seperti yang pernah dilakukan pak Surya, pak Togar juga mengulangi hal yang sama padaku. Ditekannya batang penisnya sampai membuatku susah bernapas, tangan kekarnya ikut pula memegang kepalaku sehingga semakin membuatku gelagapan. 

Togar : "Tahan Phut..tahaaaan...aaaaaaarghh...1, 2, 3, 4, 5...." teriaknya menahan kepalaku sambil menghitung serta menguatkan benaman penisnya ke bagian terdalam mulutku. 

Mencapai hitungan ke 10, barulah pak Togar melepaskan penisnya dari mulutku. Air ludahku pun langsung meluber membasahi penisnya dan menetes-netes di lantai ketika penis itu keluar dalam mulutku. Tak sampai satu menit mengambil napas, secara tak kuduga pak Togar lagi-lagi memasukkan batang penisnya ke mulutku. Memaju mundurkan penisnya, membenamkannya dengan kuat hingga menyentuh tenggorokanku dan memaju mundurkan penisnya lagi. Begitu berulang-ulang disertai banyaknya air ludahku yang ikut keluar membasahi penisnya. 

Togar : "Seponganmu memang enak Phut. Sepongan pelacur berjilbab. Aaaaaaaaakh. Pelacurmu ini memang mantap Surya, nggak kalah dari lonte pinggir jalan..." rintihnya mengataiku sekaligus menikmati service oral yang dirasakannya dari mulutku. 

Sunyoto : "Gantian Gar, aku juga mau nyoba. Dah nggak tahan ni" sambung Sunyoto menanggapi pengakuan Togar. 

Senada dengan Sunyoto, Haris dan Dargo pun tak mau kalah untuk merasakan sepongan mulutku. Satu persatu, 4 penis dari 4 laki-laki yang berbeda itu kini secara bergantian merasakan kehangatan mulutku. Sesekali, kujilati juga buah zakar mereka sampai membuat mereka merem melek menikmatinya. 

Aku : "Ttuaan suka kan service Dephut, mana kontolmu ttuaaan...entot mulut kotorku ini tuaaan, entot yang kuaaaat, yang lebiiih dalaaam. Ssssuurpph..SsLuupthh...Cccuurphhhh...SSLhhHh..." kataku terengah-engah mengulumi penis mereka. 

Sunyoto : "Kau suka kontol ini kan pelacur...hah, ya kan!? plaaaaak..makan kontolku ini pelacur...telan kontolkuuu lonteee jalang" geram Sunyoto padaku. 

Aku : "Gggglooghh...Gglhhkk..haaphhh.. Sss....u..uu..kkaa ttuaaann..gghhh. Dephut meem..aaa..ng pee..llaacuu..rrr...Eeeghmph.." balasku ngos-ngosan. Sambil mengulumi penis pak Sunyoto, kedua payudaraku secara bersamaan juga menjadi sasaran mereka berempat. Diremasnya dengan kencang payudaraku bahkan sesekali mereka juga memilin dan menarik-menarik puting payudaraku yang telah mengeras. 

Aku : "Aaaaaghh aampuun ttuaaann, susu Dephut ssaaakiitt jangaaan ditariik kuat-kuaat putingnyaa erghhh...ssakitt, pelan ttuaan" mohonku pada mereka. Namun bukannya melonggarkan remasannya pada payudaraku, keempat laki-laki bejat itu justru semakin bernafsu mendengar rintihanku. Mereka tampak senang mendengarku meronta-ronta kesakitan tak berdaya. 

Haris : "Kau harus menikmatinya Phut, sekarang kau cuma pelacurr, jadi kami bebas melakukan apa saja, plaaak..plaaaakh" kata Haris disertai dua kali tamparan di kedua payudaraku. Bekas tamparan itu sekejap saja langsung berjejak kemerahan di payudaraku, panas sekali rasanya tapi entah mengapa diperlakukan seperti itu vaginaku malah mendenyut-denyut gatal merasakan sensasi dicabuli oleh mereka secara beramai-ramai. 

Aku : "Ayo Dephut jangan bohongi tubuhmu, inilah dirimu yang sebenarnya. Tubuhmu berbalut jilbab selama ini hanya penghias luar saja. Lihat dirimu sekarang, lihat Phut...kau adalah perempuan binal, kaau wanita jalang. Keluarkan semua keliaranmu Phut, lepaskan nafsu terpendammu itu, jangan ditahan. Tubuhmu sekarang halal untuk dijamah siapapun, untuk melayani siapapun. Rahimmu pantas sebagai tempat penampungan sperma setiap laki-laki, nikmatilah perzinahanmu Phut. Kau bukan wanita baik-baik lagii, kau sekarang adalah pelacur murahan, pelacur berjilbab" kata sisi liar diriku yang terasa seperti membisikkan keyakinan itu untukku. 

Haris : "To, buka ikatan tangannya. Aku udah nggak sabar pengen ngerasain memeknya" tuturnya pada Sunyoto. 

Sunyoto : "Iya Ris, sama aku juga dah gak sabar" balasnya sambil membuka ikatan di tanganku. Begitu tali yang mengikat kedua tanganku terlepas, mereka berempat lalu menyuruhkan merangkak seperti anjing menuju kursi.

Haris : "Ayo dudukin kontolku Phut" perintah Haris ketika aku sudah mencapai kursi. 

"Ssslleebh...mmmmhh..." penuh rasanya vaginaku saat batang penisnya terasa menancap di liang senggamaku. 

Haris : "Ayo goyangkan pantatmu Phut, kocok kontolku dengan memekmu" pintanya. Tanpa disuruh dua kali, aku pun langsung mengabulkan permintaan pak Haris, ku naik turunkan pantatku agar penisnya bisa keluar masuk vaginaku. 

Aku: "Aaaaaah..aaaaaah...ssssshh tuann, kontolmuu kebeesaraan aaaah. Ngilu memek Phut" desahku. Semakin lama goyanganku pun semakin cepat, harus kuakui aku telah kalah oleh nafsuku sendiri

Aku : "Ennaaak aaaaah..aaaaah. Tuan Hariss sodok memek Phut..sodok tuan" ceracauku semakin terbuai dengan gesekan penisnya. 

Haris : "Apanya yang enak Phut, hmm kaau suka ya dientot. Kaalau lagi terangsang gitu kau cocok banget jadi pelacur Phut" jawabnya sambil menghinaku lagi. 

Aku : "Memek Dephut enak tuan, enak heghhh digenjot sama kontol punya tuan..aaaah...Dephut aaargh hhaahhh memang pelacur tuan" kataku menanggapi hinaannya yang semakin membuatku kehilangan kontrol diri. Ditengah sedang menikmati hentakan demi hentakan penis pak Haris di vaginaku, tiba-tiba kurasakan batang penis lain menempel di lubang anusku. Kutolehkan wajahku ke belakang dan kulihat ternyata itu adalah pak Togar. 

Aku : "Ttuan jangaan disitu, Dephut belum pernah dianal, ssaaakit aaawwh..ampun ssakit" senduku memelas pada Togar. Namun apa daya, usahaku tetap sia-sia, dengan sekali hentak penis besar pak Togar sekejap saja berhasil menerobos masuk ke dalam anusku. Periih tapi aku hanya menahan sakitnya. 

Togar : "JLEeeeeeph....ouuuh sedapnya anusmu lontee, sempiiiiitttt. Surya, kau belum merawani anus lontemu ini ya" gumamnya sambil bertanya pada pak Surya. 

Surya : "Hahahaha, belum Gar, kalian puas-puasin aja dulu, yang penting aku sudah merasakan perawannya" tutur pak Surya yang masih sibuk merekam setiap adegan persetubuhan yang kami lakukan. Lengkap sudah kemalanganku, tubuh mungilku kini diapit oleh tubuh tegap pak Haris dan Togar dengan posisi kedua penis mereka menembus liang vagina dan anusku. Secara serentak mereka berdua kemudian mulai memompa penisnya bersama-sama. 

Aku : "Plooookkk Ppoogh...Sleeephh..Sleebh...ssssh aaaah ppelan tuaan aaaah" rintihku disertai suara benturan selangkanganku dengan kemaluan mereka. Melihat live show tersebut, pak Sunyoto dan Dargo lalu ikut memanfaatkanku untuk mengulum penisnya. 

Aku : "Ooohh inikah rasanya disetubuhi ramai-ramai, ketika kedua tanganku sibuk mengulumi penis dua orang laki-laki, disaat yang bersamaan anus dan vaginaku dikerjai pula oleh dua laki-laki yang berbeda" batinku. Ritme kocokan penis di vagina dan anusku juga semakin cepat sampai membuatku gelagapan. Jika sudah puas menggarapku, maka posisi pak Haris dan Togar selanjutnya digantikan oleh Sunyoto dan Dargo. Berulang kali mereka berempat menggagahiku hingga akhirnya mereka memintaku untuk merubah berbagai posisi, mulai dari menungging hingga telentang di lantai.

Setelah berganti posisi, lagi-lagi vagina dan anusku digarap secara bergantian. Bahkan terkadang mereka juga sedikit kasar seperti menampari wajahku, payudaraku serta meludahi wajahku. 

Aku : "Aaaaaah tteerrruss ttuaaaan...Dephutt maaaau sampaiii...teruss entot memekkuu tuaaaan, lebihh kencang aaaaaaah" jeritku ingin orgasme.

Togar : "Keluarin sama-sama lonteeee, aku juga mau keluaaaar, tteriimaaa pejuku....kuhamili kau lontee. Dephut LONTEEeeee...aaaaaarghh Croooottthh..croothh" teriaknya tak kalah keras sambil membenamkan dalam-dalam penisnya di vaginaku. 

Bisa kurasakan spermanya menyembur masuk ke rahimku. Aku tak mampu berpikir jernih lagi, kubiarkan saja pak Togar mengeluarkan benihnya tersebut meski aku tahu hal itu bisa saja beresiko menyebabkan aku hamil di kemudian hari. Disaat yang hampir bersamaan aku lalu ikut meledakkan orgasmeku. 

Aku : "Dephutt keluaaar tuaaaaan, Dephut keluaaaar...aaaaah Crroooth....cCcrhh...CroOoth" balasku. 

Lemas rasanya badanku lalu kuperhatikan senyum puas terpancar di wajah pak Togar usai menanamkan calon anaknya ke rahimku. Sementara itu tiga orang lainnya, Dargo, Sunyoto dan Haris justru menjadikan wajahku sebagai wadah penampungan sperma mereka. 

"Aku juga sampaaai Phut, rasakan pejuku Phuutt, keluaaaar aaaaaaaah"..."Minum spermaku Phut, minumm pelacurkuu"..."Dephut pelacuur binaal, aku keluaaaar, aaaaaah CrroOothh" ceracau mereka bertiga bersahut-sahutan. Berliter-liter sperma mereka bertiga muncrat membasahi hidung, pipi, bibir dan juga sedikit mengenai mataku.

Surya : "Video ini pasti bisa jadi film paling hot di B****. Hahahahaha, kamu memang jalang Dephut" ucapnya. Tak berapa lama usai digarap ke empat pria amoral temannya pak Surya, aku yang masih dalam keadaan kelelahan akhirnya terpejam dan tak sadarkan diri. Aku pingsan di ruangan pak Surya. (Bersambung..











Sumber:
Semprot by Miss Anna

1 komentar: