Pages

Rabu, 13 Desember 2017

[Cerita Sex] Seksinya Para Mama [07] [08] [18+]

Ilustrasi Ibu Ida
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Jilbab, Milf, Selingkuh
Para Tokoh:
    • Ida
      • Guru Pengajian
      • IRT [Ibu Rumah Tangga]
      • Mama Rendy
      • 35 Tahun
    • Rendi
      • Siswa SD
      • Anak Arman dan Ida
      • 10 Tahun
    • Jaki
      • Siswa SD
      • Anak Pertama Vivi
      • 12 Tahun
    • Aldi
      • Siswa SD
      • Anak Wilda
      • 10 Tahun
    • Dodi
      • Siswa SD
      • Anak Dewi
      • 10 Tahun
    • Ishak
      • Sopir Pribadi Kelurga Arman [Khusus Ida]
    • Ujang
      • Tukang Kebun Keluarga Arman









    Chapter 07

     Aku melihat kelakuan Mama bersama Sopir Pribadi dan Tukang Kebunku dari atas atap rumah.

    Aku mendengarkan percakapan mereka dengan sangat jelas.

     Aku sungguh masih tidak percaya yang di bawah Mamaku, karena Mama sekarang telanjang bulat di hadapan para bapak-bapak itu.

    Pak Ishak yang berumur 57 tahun.

    Dan Pak Ujang yg berumur 59 tahun.

      Aku juga memperhatikan tubuh Mama yang sangat putih mulus halus dengan susu yang besar dan pantat yang sangat semok, baru kali ini aku melihat Mama telanjang bulat. Karena sehari-hari Mama hanya memakai jilbab dengan pakaian tertutup..

    Jam sudah menunjukan 01:30.

    Dan Mama mengambil handuk bersiap untuk mandi.

    Sedangkan Pak Ishak dan Pak Ujang masih tiduran di ranjang.

    Ibu Ida : "Pak Saya mau solat Dzuhur dulu yah, Saya belum solat soalnya.."

    Pak Ishak : "Iya Bu.. Cepetan yah solatnya,”

    Pak Ishak : “Soalnya kami masih pengen nyodok-nyodok memek Ibu nih..

    Pak Ishak :  “Iya gak Pak Ujang..?"

     Cara bicara Pak Ishak kepada Mama dengan santai seolah-olah sudah biasa dia berbicara seperti itu ke Mama.

    Pak Ujang : "Iya..”

    Ibu Ida : "Iya.. Saya akan cepat-cepat,

    Ibu Ida : “Tapi kalian mandi dulu sana,”

    Ibu Ida : “Solat dzuhur supaya enakan nyodok memek saya lagi.."

    Mama sambil berjalan menuju kamar mandi..

    Pak Ishak : "Mandi bareng aja yuk Bu.."

    Ibu Ida : "Enak aja, gak mau..”

    Ibu Ida : “Nanti bukannya mandi malah di mandiin lagi pake pejuh,

    Ibu Ida : “Gak mau, udah sana mandi, solat, awas kalo gak mandi gak solat,”

    Ibu Ida : “Saya gak akan ngasih memek lagi sama kalian.."

    Pak Ishak : "Yahhh.. Ibu kan enak kalo mandi bareng mah..”

    Pak Ishak : “Kalo solat mah gampang Bu..”

    Pak Ishak : “Yang penting si otong bisa masuk dulu ke memek”

    Pak Ishak : “Supaya diem ya gak Pak Ujang..?"

    Pak Ujang hanya mengganguk..

    Mama langsung menyeret mereka berdua keluar kamar.

    Ibu Ida : "Gak mau udah cepet pergi, keburu anak saya dateng.."

    Pak ishak : "Ya.. Udah nanti kasih lagi yah Bu memeknya kepada kita.."

    Ibu Ida : "Ya.. Kalo kalian udah mandi, solat, nanti kesini lagi,”

    Ibu Ida : “Tapi satu persatu yah, jaga di luar, takut anak saya pulang.."

    Pak Ishak : "Siap Bu.."

    Pak Ishak dan Pak Ujang pun keluar kamar Mama.

     Mama langsung menutup kamarnya dan menuju kamar mandi yg berada didalam kamarnya dan langsung menutup pintu kamar mandinya.

    Aku dan Jaki tidak bisa melihat kegiatan Mama di dalam kamar mandi.

    Sambil nungguin Mama, Jaki bilang ke aku.

    Jaki : "Sekarang lu tau kan Mamalu gak jauh beda dari lonte..”

    Jaki : “Buktinya dia udah lantang ngomong memek, kontol..."

    Aku hanya terdiam mendengarkan cacian si Jaki, tapi aku juga menyadarinya.

     Sedangkan Aldi dan Dodi tidak bicara sedikitpun dari tadi, mereka diam dan ternyata mereka sudah tergeletak tidur di belakang kami mungkin karena ngantuk, lelah dan tak bisa mengintip karena tempat untuk mengintip hanya cukup berdua jadi mereka mending tidur dari pada menunggu giliran.

    Setelah beberapa lama Mama keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk..

     Dan Mama membereskan kasur serta mengambil sprei dan menggulunggnya, supaya untuk sekalian di cuci. Setelah membereskan kamar.

    Mama memakai mukena.

    Dan langsung solat dzuhur.

    Sedangkan Aku hanya bisa meratapi dan bertanya-tanya.

    Aku : “Mama adalah Guru Pengajian setiap hari sabtu” ucapku dalam hati.

    Aku : “Dan beliau juga pinter mengaji” ucapku dalam hati.

    Aku : “Tapi kenapa dia nekat melakukan ini??????????” tanyaku dalam hati.

     Sambil aku memperhatikan Mama solat aku membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya, setelah Mama solat.


     Chapter 08


    Tak berapa lama Mama selesai solat dan keluar kamar dan memanggil Pak Ishak..

    Ibu Ida : "Pak Ishaaakk..."

    Sambil berteriak Mama kembali kekamarnya.

     Pak Ishak pun datang dan sudah tak memakai baju dia hanya memakai sarung yang tadi dan tititnya sudah tegak sangat keras.

    Mama yang melihat Pak Ishak seperti itu langsung memarahinya..

    Ibu Ida : "Pakkk.. Saya bilang mandi, solat”

    Ibu Ida : “Kalo Bapak nggak nurut dengan apa yang saya perintahkan,”

    Ibu Ida : “Saya gak akan ngasih memek saya lagi.."

    Pak Ishakpun tertunduk dan langsung keluar kamar.

    Pak Ishak : "Iya Bu, maaf.."

    Ibu Ida : "Udah sana panggil Pak Ujang suruh kesini.."

    Pak Ishak :"Iya Bu.."

    Sambil keluar.
      
     Tak berapa lama Pak Ujang datang dengan memakai kaos oblong dan memakai celana sontog, sepertinya Pak Ujang akan mengerjakan sesuatu..

    Ibu Ida : "Kamu udah mandi belum Pak?"

    Pak Ujang : "Sudah Bu.."

    Ibu Ida : "Solat?”

    Pak Ujang : "Sudah juga Bu.."

    Ibu Ida : "Terus sekarang kamu mau ngapain?”

    Ibu Ida : “kayaknya kamu mau mengerjakan sesuatu.."

    Pak ujang : "Iya Bu, tadi saya lihat kehalaman rumah, bunga-bunga rada berantakan”

    Pak Ujang : “Jadi saya mau memperbaikinya.."

    Ibu Ida : "Ohhh..Emang kenapa sama bunganya Pak, sampe berantakan begitu..?"

    Pak Ujang : "Tidak tahu Bu, mungkin kucing kali.."

    Ibu Ida : "Ya.. Udah sebelum Bapak memperbaiki bunga,”

    Ibu Ida :  “Sodok saya dulu Pak, saya gak tahan seharipun tanpa kontol.."

    Sambil menungging dan masih memakai mukenanya.

    Dan Mama menggulung mukenanya sampe pinggang.

    Terpampanglah memek Mama yang merah berbulu tipis.

    Pak Ujang : "Dengan senang hati Bu.."

    Pak Ujang pun membuka celananya dan tititnyapun keluar tapi belum keras.

    Pak Ujang : "Bu.. Tapi kontol saya belum keras.."

    Ibu Ida : "Ya.. Udah sini saya sepong dulu kontolnya Pak.."

     Mamapun berjongkok di hadapan titit Pak Ujang dan memegangnya dan langsung mengulumnya dengan sangat liar..

    Slruuupppp...Slruuupppp....Slruuuupppp...

    Pak Ujang : "Oohhh....Buuu...Ennaakk.."

    Ibu Ida : "Ehhkkeehh....eenyggaaakk...hhllppmmm....schluup.....shluppp.."

    Jaki : "Gua gak nyangka ternyata Mamalu liar juga Ren.."

    Aku hanya terdiam dan menyaksikan..

    Pak Ujang : "Uuudahh Bu nanti keburu keluar.."

    Pak Ujang sambil mengangkat Mama berdiri dan menunggingkan Mama.

    Dan menggulung mukena Mama sampe perut.

    Dan tititnya pun mendorongnya ke dalam memek Mama dengan perlahan...

    Mama melenguh keenakan.

    Ibu Ida : "Ooohhhh....Pakkk...Yaahh....Sepeti..ituuu...aaahhhh”

    Ibu Ida : “Pakkk...pelaaann....oouucchhhh...ohhh.."

     Setelah Titit Pak Ujang amblas semuanya, Pak ujang pun langsung memompanya dengan ritme yang sedikit kencang.

     Mama yang masih memakai mukenanya sambil menungging mendesah sangat keras, seolah dia tidak takut jika ada yang datang memergoki dirinya.

    Ibu Ida : "Ooohhhh.....Ppaaakk...ennnaakkk.....Tterruuusa....Paakkk...”

    Ibu Ida : “Soooddoookkk.....Yaanggg....kencaĂ annggg.....oouuhhh...oohh..."

    Ibu Ida : “Mmmhhhhhmmmhh.....Oohhh..Yyaahhhh...”

    Ibu Ida : “Oohhh...Aaaakkhhh...Aahhhhhh...






    [Bersambung...]







      Seksinya Para Mama Chapter 09













    Sumber: 
    Semprot by koga49

    0 komentar:

    Posting Komentar