![]() |
Ilustrasi Ibu Ida |
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Jilbab, Milf, Selingkuh
Para Tokoh:- Ida
- Guru Pengajian
- IRT [Ibu Rumah Tangga]
- Mama Rendy
- 35 Tahun
- Rendi
- Siswa SD
- Anak Arman dan Ida
- 10 Tahun
- Jaki
- Siswa SD
- Anak Pertama Vivi
- 12 Tahun
- Aldi
- Siswa SD
- Anak Wilda
- 10 Tahun
- Dodi
- Siswa SD
- Anak Dewi
- 10 Tahun
- Ishak
- Sopir Pribadi Kelurga Arman [Khusus Ida]
- Ujang
- Tukang Kebun Keluarga Arman
Chapter 07
Aku melihat kelakuan Mama bersama Sopir
Pribadi dan Tukang Kebunku dari atas atap rumah.
Aku mendengarkan percakapan mereka
dengan sangat jelas.
Aku sungguh masih tidak percaya yang di bawah
Mamaku, karena Mama sekarang telanjang bulat di hadapan para bapak-bapak itu.
Pak Ishak yang berumur 57 tahun.
Dan Pak Ujang yg berumur 59 tahun.
Aku
juga memperhatikan tubuh Mama yang sangat putih mulus halus dengan susu yang
besar dan pantat yang sangat semok, baru kali ini aku melihat Mama telanjang
bulat. Karena sehari-hari Mama hanya memakai jilbab dengan pakaian tertutup..
Jam sudah menunjukan 01:30.
Dan Mama mengambil handuk bersiap
untuk mandi.
Sedangkan Pak Ishak dan Pak Ujang
masih tiduran di ranjang.
Ibu Ida : "Pak Saya mau solat Dzuhur dulu yah, Saya belum solat soalnya.."
Pak Ishak : "Iya Bu.. Cepetan yah solatnya,”
Pak Ishak : “Soalnya kami masih
pengen nyodok-nyodok memek Ibu nih..
Pak Ishak : “Iya gak Pak Ujang..?"
Cara bicara Pak Ishak kepada Mama
dengan santai seolah-olah sudah biasa dia berbicara seperti itu ke Mama.
Pak Ujang : "Iya..”
Ibu Ida : "Iya.. Saya akan cepat-cepat,
Ibu Ida : “Tapi kalian mandi dulu
sana,”
Ibu Ida : “Solat dzuhur supaya
enakan nyodok memek saya lagi.."
Mama sambil berjalan menuju kamar mandi..
Pak Ishak : "Mandi bareng aja
yuk Bu.."
Ibu Ida : "Enak aja, gak mau..”
Ibu Ida : “Nanti bukannya mandi malah
di mandiin lagi pake pejuh,
Ibu Ida : “Gak mau, udah sana
mandi, solat, awas kalo gak mandi gak solat,”
Ibu Ida : “Saya gak akan ngasih
memek lagi sama kalian.."
Pak Ishak : "Yahhh.. Ibu kan enak kalo mandi bareng mah..”
Pak Ishak : “Kalo solat mah gampang
Bu..”
Pak Ishak : “Yang penting si otong
bisa masuk dulu ke memek”
Pak Ishak : “Supaya diem ya gak Pak
Ujang..?"
Pak Ujang hanya mengganguk..
Mama langsung menyeret mereka
berdua keluar kamar.
Ibu Ida : "Gak mau udah cepet
pergi, keburu anak saya dateng.."
Pak ishak : "Ya.. Udah nanti kasih lagi yah Bu memeknya kepada kita.."
Ibu Ida : "Ya.. Kalo kalian udah mandi, solat, nanti kesini lagi,”
Ibu Ida : “Tapi satu persatu yah, jaga
di luar, takut anak saya pulang.."
Pak Ishak : "Siap Bu.."
Pak Ishak dan Pak Ujang pun keluar
kamar Mama.
Mama langsung menutup kamarnya dan menuju kamar mandi yg berada didalam kamarnya dan langsung menutup pintu kamar mandinya.
Aku dan Jaki tidak bisa melihat
kegiatan Mama di dalam kamar mandi.
Sambil nungguin Mama, Jaki bilang
ke aku.
Jaki : "Sekarang lu tau kan Mamalu gak jauh beda dari lonte..”
Jaki : “Buktinya dia udah lantang
ngomong memek, kontol..."
Aku hanya terdiam mendengarkan cacian si Jaki, tapi aku juga menyadarinya.
Sedangkan Aldi dan Dodi tidak bicara
sedikitpun dari tadi, mereka diam dan ternyata mereka sudah tergeletak tidur di
belakang kami mungkin karena ngantuk, lelah dan tak bisa mengintip karena
tempat untuk mengintip hanya cukup berdua jadi mereka mending tidur dari pada
menunggu giliran.
Setelah beberapa lama Mama keluar
dari kamar mandi hanya memakai handuk..
Dan Mama membereskan kasur serta mengambil
sprei dan menggulunggnya, supaya untuk sekalian di cuci. Setelah membereskan kamar.
Mama memakai mukena.
Dan langsung solat dzuhur.
Sedangkan Aku hanya bisa meratapi
dan bertanya-tanya.
Aku : “Mama adalah Guru Pengajian
setiap hari sabtu” ucapku dalam hati.
Aku : “Dan beliau juga pinter
mengaji” ucapku dalam hati.
Aku : “Tapi kenapa dia nekat
melakukan ini??????????” tanyaku dalam hati.
Sambil aku memperhatikan Mama solat aku
membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya, setelah Mama solat.
Chapter 08
Tak berapa lama Mama selesai solat dan
keluar kamar dan memanggil Pak Ishak..
Ibu Ida : "Pak Ishaaakk..."
Sambil berteriak Mama kembali kekamarnya.
Pak Ishak pun datang dan sudah tak memakai baju dia hanya memakai sarung yang tadi dan tititnya sudah tegak sangat keras.
Mama yang melihat Pak Ishak seperti
itu langsung memarahinya..
Ibu Ida : "Pakkk.. Saya bilang
mandi, solat”
Ibu Ida : “Kalo Bapak nggak nurut
dengan apa yang saya perintahkan,”
Ibu Ida : “Saya gak akan ngasih memek
saya lagi.."
Pak Ishakpun tertunduk dan langsung keluar kamar.
Pak Ishak : "Iya Bu, maaf.."
Ibu Ida : "Udah sana panggil Pak Ujang suruh kesini.."
Pak Ishak :"Iya Bu.."
Sambil keluar.
Tak
berapa lama Pak Ujang datang dengan memakai kaos oblong dan memakai celana
sontog, sepertinya Pak Ujang akan mengerjakan sesuatu..
Ibu Ida : "Kamu udah mandi belum Pak?"
Ibu Ida : "Kamu udah mandi belum Pak?"
Pak Ujang : "Sudah Bu.."
Ibu Ida : "Solat?”
Pak Ujang : "Sudah juga Bu.."
Ibu Ida : "Terus sekarang kamu
mau ngapain?”
Ibu Ida : “kayaknya kamu mau
mengerjakan sesuatu.."
Pak ujang : "Iya Bu, tadi saya
lihat kehalaman rumah, bunga-bunga rada berantakan”
Pak Ujang : “Jadi saya mau
memperbaikinya.."
Ibu Ida : "Ohhh..Emang kenapa sama bunganya Pak, sampe berantakan begitu..?"
Pak Ujang : "Tidak tahu Bu, mungkin
kucing kali.."
Ibu Ida : "Ya.. Udah sebelum Bapak
memperbaiki bunga,”
Ibu Ida : “Sodok saya dulu Pak, saya gak tahan seharipun
tanpa kontol.."
Sambil menungging dan masih memakai
mukenanya.
Dan Mama menggulung mukenanya sampe
pinggang.
Terpampanglah memek Mama yang merah
berbulu tipis.
Pak Ujang : "Dengan senang hati
Bu.."
Pak Ujang pun membuka celananya dan
tititnyapun keluar tapi belum keras.
Pak Ujang : "Bu.. Tapi kontol saya belum keras.."
Ibu Ida : "Ya.. Udah sini saya sepong dulu kontolnya Pak.."
Mamapun berjongkok di hadapan titit Pak Ujang dan memegangnya dan langsung mengulumnya dengan sangat liar..
Slruuupppp...Slruuupppp....Slruuuupppp...
Pak Ujang : "Oohhh....Buuu...Ennaakk.."
Ibu Ida : "Ehhkkeehh....eenyggaaakk...hhllppmmm....schluup.....shluppp.."
Jaki : "Gua gak nyangka ternyata Mamalu liar juga Ren.."
Aku hanya terdiam dan menyaksikan..
Pak Ujang : "Uuudahh Bu nanti
keburu keluar.."
Pak Ujang sambil mengangkat Mama
berdiri dan menunggingkan Mama.
Dan menggulung mukena Mama sampe perut.
Dan tititnya pun mendorongnya ke
dalam memek Mama dengan perlahan...
Mama melenguh keenakan.
Ibu Ida : "Ooohhhh....Pakkk...Yaahh....Sepeti..ituuu...aaahhhh”
Ibu Ida : “Pakkk...pelaaann....oouucchhhh...ohhh.."
Setelah Titit Pak Ujang amblas semuanya, Pak ujang pun langsung memompanya dengan ritme yang sedikit kencang.
Mama yang masih memakai mukenanya sambil menungging mendesah sangat keras, seolah dia tidak takut jika ada yang datang memergoki dirinya.
Ibu Ida : "Ooohhhh.....Ppaaakk...ennnaakkk.....Tterruuusa....Paakkk...”
Ibu Ida : “Soooddoookkk.....Yaanggg....kencaĂ annggg.....oouuhhh...oohh..."
Ibu Ida : “Mmmhhhhhmmmhh.....Oohhh..Yyaahhhh...”
Ibu Ida : “Oohhh...Aaaakkhhh...Aahhhhhh...”
0 komentar:
Posting Komentar