Pages

Minggu, 22 Oktober 2017

[Cerita Sex] Tua Tua Keladi [01] [18+]

Ilustrasi Nia
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Milf, Selingkuh
Para Tokoh:
  • Nia Krisna Harnyanto [Nia]
    • IRT [Ibu Rumah Tangga]
    • Istri Krisna Harnyanto
    • 30 Tahun
  • Anna
    • Guru Madrasah. IRT [Ibu Rumah Tangga]
    • Istri Afandi
  • Diah Pitaloka
    • Karyawan Lurah
    • Janda
  • Sudarsono [Darso]
    • Pensiunan Polisi
    • Duda Anak 1
    • 60 Tahun
  • Parjo
    • Pemilik Warung Kopi
  • Krisna Harnyanto
    • Lurah
    • Suami Nia
  • Afandi
    • Guru Madrasah
    • Suami Anna








CHAPTER 01

 Sore hari di sebuah kampung daerah Jawa tengah, disebuah warung kopi, seorang pria tua berusia kira kira 60 tahun tengah menikmati sebatang rokok kretek ditangannya, segelas kopi hitam tersaji diatas meja, jari jari tangan satunya sibuk memainkan sebuah gadget, maklum jaman sudah canggih, orang tua pun tak mau ketinggalan,

Parjo : "Wah...nih Aki aki,...gak mau ketinggalan ama yang Muda muda"

Parjo : "Pesbukan melulu dari tadi" kata si pemilik warung kopi

"Iya lah,....usia boleh tua tapi harus gaul juga, udah tuntutan jaman Jo"

Orang tua itu sambil sibuk memainkan hp nya.

Parjo : "Halaah..Aki aki,....paling yang dilihat cuma wadon doang, coba lihat"

Parjo mendekati orang tua itu.

Parjo : "Nah bener kan,....wuih...pilem bokep!? baru ya Pak"

"Hegh....udah jangan banyak cingcong..."

"Mau lihat, lihat aja....gua juga baru dapat dari mbah gugel”

“Lagi rame nih Jo di pesbuk...seorang PNS berjilbab lagi main ama selingkuhannya”

Orang tua itu sambil menghisap batang rokoknya lagi.

Parjo : "Pantesan dari tadi diajakin ngobrol, anteng bae,..."

 Parjo duduk disebelah Darso, nama orang tua itu, nama lengkapnya Sudarsono, biasa di sapa Darso, perawakannya pendek, perut buncit, kepala botak dibagian depan, kumisnya tebal dan dibagian tangan dan dada banyak ditumbuhi bulu bulu.

 Darso adalah pensiunan Polisi dibagian unit reserse semasa bertugas. Pangkat terakhirnya AKBP. Dulu waktu masih menjadi anggota polisi, Darso tergolong polisi nakal yang suka mengambil kesempatan demi untuk keuntungan pribadi.

 Tak jarang Ia selalu menyalahi tugasnya sebagai aparat penegak hukum,bermain mata dengan para penjahat yaitu dengan memberikan keringanan hukuman, bahkan membebaskannya dari penjara, namun semua itu pasti ada imbalannya dari para penjahat itu, bahkan tak jarang Darso mendapatkan imbalan mencicipi tubuh wanita cantik yang disodorkan oleh para germo di kota itu, dengan catatan bisa menjadi pelindung mereka saat berurusan dengan hukum.

 Status Darso adalah duda beranak satu, istrinya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu dan anak laki laki satu satunya mengikuti jejaknya menjadi polisi dan sedang mengikuti pendidikan perwira menengah.

 Darso banyak dikenal oleh masyarakat terutama para preman, bandar narkoba, bandar judi dan predikat lain yang dianggap sebagai penyakit masyarakat. Meskipun sudah pensiun, namun Ia sering dimintai bantuan oleh para penjahat tersebut untuk melobi para petugas kepolisian agar mereka bisa terbebas dari jeratan hukum dan kebanyakan dari usahanya selalu berhasil, karena Darso memang jagonya dalam urusan lobi melobi.

 Mereka berdua kaget saat melihat ada seseorang yang datang ke warung Parjo, Darso segera menutup handphonenya, dilihatnya seorang wanita yang mengenakan gamis lebar hendak membeli sesuatu di warung Parjo.

Darso : "Cantik sekali"  gumamnya dalam hati

Ilustrasi Ustadzah Anna

"Assalamu’alaikum, ada deterjen Mas?"

Parjo : "Wa ‘alaikum salam, ada Bu Ustadzah, mau berapa Bu Ustadzah?"

"Satunya berapaan Mas?"

Parjo : "Seribu lima ratus Bu Ustadz"

"Dua aja deh"

Darso : "Kenapa gak pake jasa Laundri aja Bu Ustadz? murah ini ...gak capek lagi"

"Gak papa Pak, itung itung buat kegiatan dirumah"

Darso : "Apa nggak capek, Bu Ustadz? baru pulang ngajar kan?"

"Yah mau gimana lagi Pak, udah menjadi tugasnya"

Parjo : "Ini nih Bu Ustadz" 

Seraya menyerahkan deterjen yang diminta. 

Dan wanita itu memberikan uang koin seribuan tiga keping.

"Terima kasih ya mas , Assalamu’alaikum..mari Pak" sambil tersenyum ramah.

Ustadzah Anna, itulah sapaan wanita cantik itu,istri dari Ustadz Afandi, keduanya sama sama mengajar disebuah sekolah Madrasah di daerah itu. Wanita keturunan Arab – Padang itu memang terlihat anggun dan cantik sekali dengan balutan gamis lebar yang selalu menutup rapat tubuhnya.

Darso seperti mabuk kepayang melihat kecantikan Ustadzah Anna.

Darso : "Wah,..kalau itu jadi istriku,...wis tak keloni saebn dino Jo.."

Darso : "Ayu tenan Jo...jadi penasaran pengin lihat dalemannya"

Parjo : "Eling Pak, eling,...inget umur" 

Darso : "Ah,Jo,..kamu itu taunya apa...udah jadi berapa semuanya?"

Parjo : "Rokok dji samsoe sebungkus, ama kopi satu,..jadi dua puluh deh Pak”

Darso : "Ya udah nih,..aku mau pulang dulu" 

Sambil memberikan satu lembar uang dua puluh ribuan.

 Darso beranjak dari tempatnya, lalu menyetater motor maticnya dan kemudian pergi meninggalkan warung milik Parjo. 
 
Ilustrasi Diah
 Dalam perjalanan pulang ke rumah, samar samar Darso melihat seseorang yang sangat dikenalnya turun dari sebuah motor ojek dan kemudian masuk ke pekarangan rumah Diah, seorang janda bahenol di kampung itu, sambil clingak clinguk Ia memperhatikan keadaan sekitar, setelah dirasa situasi aman barulah Ia mengetuk pintu, tak selang berapa lama kemudian pintu dibuka dan muncullah Diah dari dalam, kedua hanya berbicara sebentar lalu kemudian masuk kedalam rumah.

Darso : "Mencurigakan sekali ada maksud apa Pak Lurah masuk rumah Diah"

 Suasana saat itu memang sepi karena menjelang maghrib, Darso menunggu untuk beberapa lamanya namun Pak Lurah belum juga keluar dari rumah Diah, sudah hampir satu jam lamanya Darso menunggu, karena penasaran Ia pun masuk ke pekarangan rumah Diah setelah sebelumnya menyembunyikan motornya dibalik pepohonan. 

 Dengan sangat hati hati agar tak ketahuan,Darso berjalan mengendap endap. Di lihatnya lampu diruang depan menyala terang, namun tak ada suara dari ruangan itu, Darso menjadi heran dan bertanya tanya, karena penasaran Darso melangkah menuju ke samping rumah Diah, saat berjalan disamping rumah Diah, terdengar seperti ada suara orang yang sedang bercakap cakap, Darso menjadi semakin penasaran,

Darso : "Mungkinkah itu Pak Lurah yang didalam kamar?"

Darso : "Lalu ngapain Pak Lurah berada didalam kamar bersama Diah?"

 Orang tua itu mencari sesuatu yang bisa dijadikan pijakan, beruntunglah Ia segera mendapatkan sebuah ide, Ia kembali ke teras rumah Diah dan mengambil kursi lalu dibawanya ke samping rumah, Darso mengintip melalui lubang angin yang ada dikamar Diah, betapa kagetnya Darso saat melihat ke dalam kamar itu, Ia melihat Pak lurah yang hanya mengenakan celana dalam sedang menciumi Diah yang terlentang di atas ranjang dalam keadaan telanjang.

Darso : "Ediaaannn...Pak Lurah ini...sudah punya istri cantik,...cantik sekali malah...."

Darso : "Bisa bisanya Ia selingkuh dengan wanita lain" ucapnya dalam hati.

Selang beberapa menit kemudian tersungging senyuman dari bibirnya, Ia seperti mendapatkan sebuah ide.

Darso : "Wah..ini lah kesempatanku mendekati Bu lurah..."

Darso : "Akan aku rekam semua kejadian ini"

Darso : "Dan akan ku tunjukkan kepadanya bahwa suaminya telah selingkuh."

 Darso mengeluarkan HP dari dalam sakunya, lalu menyalakan mode kamera, beruntung sekali lubang angin dikamar Diah cukup longgar, hingga Ia bisa mengambil gambar di dalam kamar itu dan kedua orang yang ada dikamar itu tak menyadari bahwa aksi mereka tengah direkam seseorang dari luar kamar Diah.

Darso tersenyum sendiri, Ia seperti mempunyai rencana dengan rekaman itu.

Darso : "Untuk sementara lupain dulu Ustadzah Anna"

Darso : "Rekaman ini bisa menjadi perantara untuk bisa menikmati tubuh molek Bu Lurah"

 Kemudian Darso meninggalkan rumah Diah, Ia kembali menyetater motornya dan melaju menuju rumah Pak Lurah.

 Tepat pukul 19.30,Ia sudah tiba dirumah Pak Lurah dan pekarangan rumah Pak lurah ini cukup luas juga. Pak Lurah tinggal dirumah itu hanya bersama dengan istri dan anak satu satunya yang masih balita. Pembantu rumahnya hanya bekerja sampai sore. Setelah itu mereka pulang.

Darso sudah berada di depan pintu.

"Tok,,tok,,tok,,"

 Selang berapa menit kemudian muncullah seorang wanita cantik usia kurang dari 30 an keluar dari dalam rumah.

"Eh..Pak Darso,..mau ketemu suami saya?"

"Tapi belum pulang Pak, mungkin sebentar lagi" 

 Tanya Bu lurah yang bernama Nia Krisna Haryanto,biasa dipanggil Nia saja atau masyarakat di kampung itu banyak yang memanggilnya Bu lurah. Usianya belum genap 30 tahun,masih terlihat sangat cantik.

Darso belum sempat menjawab, karena kemudian dari dalam rumah terdengar suara HP berdering,

Nia : "Sebentar ya Pak, saya angkat telfon dulu mungkin itu dari suami saya"

Darso " Oh iya Bu, silahkan”

 Nia masuk ke dalam untuk mengangkat telfon, selang berapa lama kemudian Ia keluar untuk menemui Darso lagi.

Nia : "Wah Pak, maaf nih..barusan suami saya telfon"

Nia : "Katanya malam ini gak pulang"

Nia : "Karena lagi ada rapat penting dengan orang kecamatan" 

Darso : "Engghh..sebenernya maksud kedatangan saya kesini mau ketemu sama Bu Lurah"

Membuat Nia menjadi bingung

Nia : "Dengan saya?,...ada apa ya Pak?" 

Membuat Nia menjadi Penasaran

Darso : "Ini soal Pak Lurah...dan ada baiknya kalau ini dibicarakan didalam"

Darso : "Itu juga kalau Bu lurah berkenan" 

Membuat Nia menjadi semakin bingung.

Nia : "Oh ..silahkan masuk kalau begitu Pak"

Nia : "Silahkan duduk,..ada apa ya Pak? kok saya malah jadi penasaran”

Darso : "Engghhh...sebelumnya mohon maaf Bu,.."

Darso : "Kalau apa yang saya sampaikan ini nanti kurang berkenan dihati Bu Lurah”

Nia : "Iya nggak apa apa Pak,sampaikan saja meski itu kabar tak enak”

Nia berusaha tegar.

Darso : "Begini Bu, tadi saya di jalan ketemu dengan Pak Lurah,

Darso : "Dan saya lihat Pak Lurah masuk ke rumah Diah, salah satu bawahan Pak lurah"

Darso : "Karena penasaran saya tunggu beberapa lama" 

Darso mulai bercerita

Sementara Nia masih mendengarkan dengan seksama.

Darso : "Saya tunggu tunggu, Pak Lurah belum juga keluar dari rumah itu"

Darso : "Karena penasaran saya masuk ke pekarangan rumah Diah,"

Darso : "Saya melihat di ruang depan tak ada orang meski lampu menyala terang"

Darso : "Dan saya semakin penasaran, saya iseng saja berjalan melihat kesamping rumah"

Darso : "Dan saat itu saya mendengar seperti ada yang sedang bercakap cakap"

Darso : "Karena penasaran saya mengintip melalui lubang angin"

Darso : "Dan saya melihat Pak lurah sedang bermesraan dengan Diah dikamarnya"

"Deee Gaarrr"

Nia : "Benarkah yang Pak Darso katakan itu" 

 Dengan suara sedikit berat karena merasa terpukul dengan cerita Darso tentang perbuatan suaminya di luar sana,

Darso : “Kalau Ibu pengin lihat buktinya ini saya kasih lihat"

Darso mengeluarkan HP nya lalu membuka video rekaman Pak lurah yang sedang selingkuh.

 Nia merasa terpukul sekali dengan apa yang dilihatnya di video rekaman itu, bahkan Ia mendengar sendiri dari video rekaman itu, bahwa suaminya bilang pada Diah, bahwa Ia bosan dengan istrinya yang tak pernah bisa memuaskannya.

Nia : "Ini sungguh tak benar Pak,...saya tidak percaya dengan semua ini,..tidak percaya,..."

Nia : "Hahaha...hiks,hiks,hiks....Mas Krisna,...kenapa kamu seperti itu"

Darso : "Bu Lurah tenang ya Bu,,toh semua sudah terjadi"

Darso : "Dan itulah kenyataannya suami Ibu telah merendah kan Ibu didepan wanita lain"

Darso sambil mendekati Nia dan mulai mencoba meracuni pikiran Nia. 

Dan Nia seperti terhipnotis dengan perkataan Darso.

Nia sudah mulai terpengaruh.

Darso : "Ibu ini cantik, banyak pria yang suka sama Ibu,..."

Darso : "Kenapa Ibu tidak berpikiran untuk berbuat sama"

Darso : "Seperti apa yang telah dilakukan Pak Lurah"

Nia : "Maksud Pak Darso, saya juga harus selingkuh dengan pria lain"

Darso : "Kalau itu bisa mengobati sakit hati Ibu"

Darso : "Dan membuat Ibu bahagia kenapa tidak?"

Darso : "Ibu juga bisa melakukan hal yang sama"

Darso semakin melancarkan serangannya menghasut Nia.

Dan sepertinya Nia terpengaruh dengan hasutan Darso, itu terlihat saat tangan tangan Darso menggerayangi tubuhnya dan Ia diam saja.

Darso : "Dan saya bisa bantu Ibu untuk itu..."

Darso : "Saya akan puaskan Ibu malam ini,...saya janji" 

Darso mendekatkan wajahnya ke wajah Nia.

Darso mengecup bibir Nia yang tipis.

Nia masih diam saja.

Darso mulai menciumi wajah dan leher jenjang Nia.

 Hembusan nafas Darso terasa hangat dikulit Nia, membuat Nia merinding. Nia mendesah lirih saat orang tua itu mencupangi lehernya, tak ada penolakan darinya.

 Darso memang pintar, Ia tahu kalau saat itu Nia sedang labil dan mudah sekali dipengaruhi, tersungging seringai dari bibirnya,

Nia : "Aaaaggghhhh"

 Darso mulai mempreteli kancing baju dan BH Nia hingga terlepas, orang tua itu semakin melancarkan serangannya untuk membangkitkan birahi Nia yang sudah telanjang bagian atasnya.

 Ia ciumi wajah, leher, dan ketiak Nia yang bersih, membuat wanita itu semakin mendesah tak karuan, tak hanya itu saja, tangan Darso juga meremasi kedua payudara montok Nia secara bergantian, kali ini serangan lidahnya beralih ke bagian dada Nia, Darso menjilati bagian itu dengan penuh nafsu, sesekali Ia menggigit ringan puting payudara Nia, membuat Nia menjadi semakin blingsatan, matanya merem melek,

Nia : "Aaaarrrkkkkkhh"

 Nia sudah terpengaruh oleh kata kata Darso, dalam hatinya saat ini hanya ingin membalas perlakuan suaminya. Nafsu birahinya mulai bangkit,

Darso : "Bu Lurah tiduran saja disini" bisik Darso saat itu.

Dan Nia pun mengikuti permintaan orang tua itu, Ia terlentang dia atas sofa memanjang.

 Darso melepaskan rok dan celana dalam wanita itu dan kini Nia sudah benar benar dalam keadaan telanjang bulat dihadapan orang tua itu.

 Darso sedikit terpana dengan pemandangan didepannya, lekuk lekuk tubuh Nia sungguh menggairahkan, jakun orang tua itu bergerak naik turun.

 Darso naik ke atas sofa, kemudian Ia membuka kedua kaki Nia, Ia julurkan lidahnya di liang kemaluan Nia yang bersih terawat, hanya ditumbuhi bulu bulu tipis disekitar kemaluannya.

 Sesekali dengan menggunakan jari tengah kanannya Ia mengocok vagina Nia dan kemudian menjilatinya lagi, klitoris Nia bagian yang sangat sensitif terhadap rangsangan juga tak luput dari jilatannya, sesekali juga Ia menghisap klitoris Nia, membuat Nia semakin menceracau tak karuan.

Nia : "Huuuuusssssshhhhhhhhhhh,...Ouuuuuggggghhhhh"

 Agak lama juga Darso melakukan aksinya itu, Ia mnegocok vagina Nia, membuat Nia merasa ada sesuatu yang ingin meledak dari dalam dirinya,

“Ceeeeeeerrrrrrrrrrrrrrrrrr”

 Cairan berwarna bening keluar dari liang vagina Nia dan muncrat mengenai wajah orang tua itu, Darso tersenyum penuh kemenangan, ia telah berhasil menaklukan Nia hingga mencapai orgasme.

Nia masih terlihat lemas akibat orgasme yang dialaminya, matanya terlihat sayu. 

Darso berdiri dan melepaskan semua pakaiannya.

 Nia yang masih lemas, seketika itu menjadi terperangah dengan apa yang dilihatnya, batang kontol Darso begitu besar dan panjang, melebihi apa yang dimiliki suaminya. Tatapannya nanar ke arah Darso.

Darso : "Dikerasin dulu ya Bu"

Sambil menyodorkan kontolnya ke mulut Nia.

Nia sudah pernah melakukan oral seks bersama suaminya, maka tak heran wanita itu langsung mengerti dengan permintaan Darso.Nia mengulum kontol Darso,Ia merasa berhutang pada Darso,Nia ingin memuaskan orang tua itu.

"Slruuppp...Slruuppp..Slruuuppp.."

Darso : "Ouugghhh" Suara dengusan Darso menikmati kuluman Nia.

 Darso kemudian menggerakan pinggulnya naik turun, kontolnya terlihat keluar masuk di mulut Nia. Agak lama juga Darso melakukan itu dan suatu ketika Darso menghentikannya.

Darso : "Sudah cukup Bu, sekarang waktunya ngejoossss"

 Kemudian Darso membuka kedua kaki Nia, ia meludahi liang kemaluan Nia, setelah itu perlahan kontolnya yang besar menyeruak masuk membelah liang vagina Nia. 

Wanita itu merintih kesakitan.

Nia : "Ooooohhhhh,....Paakkk,..sakiittt,....bessssaaaar sekaliiiii"

 Darso tak mempedulikannya, Ia mulai menggerakan pinggulnya maju mundur, seperti gerakan memompa, yah memompa vagina Nia. Lambat laun rintih kesakitan dari mulut Nia telah berganti dengan desah kenikmatan.

Nia : "Akh,akh,akh,akh,akh,akh,akh......Ouugghh,,terruuuuusss Paaakkk"

 Suara desahan yang keluar dari mulut Nia seperti musik pengiring bagi Darso, orang tua itu semakin bersemangat memompa vagina Nia, sambil terus memompa vagina Nia, Darso membungkukan badan, lalu menyambar bibir Nia dan memagutnya, Nia pun tak tinggal diam, Ia membalas pagutan orang tua itu, sementara kedua kakinya melingkar di pinggang Darso, seakan akan Ia tidak ingin melepaskan orang tua itu.

Nia : "Akkhh..akhh..Muaaacchhh..muacchhh..muaaachhh..."

 Dan malam itu dirumah Pak Lurah, Darso menggagahi istri Pak lurah, orang yang sangat dihormati dikampung itu. Keduanya mereguk kenikmatan bersama, tanpa terlihat ada paksaan. Nia sudah berubah seketika itu juga, Ia menjadi terlihat lebih binal dan semua itu karena Darso. Keduanya meraih puncak dalam waktu yang hampir bersamaan,

Nia : "Aaaaaaaaaakkkkkkhhhhhhhhhh,,...Paaakkkk,...aku keluarrrr" 

Disusul kemudian Darso, yang mendengus keras.

Darso : "Ouuugggghhhhhhh,,.....enak sekali tempikmu Buuuuu"

 Tubuh Darso ambruk menindih Nia, Nafas keduanya terdengar memburu dan suasana diruang tamu itu menjadi hening.

 Darso mengangkat tubuhnya dan duduk menyandar di sofa itu, di dekat telapak kaki Nia, untuk beberapa lamanya mereka beristirahat,sambil memulihkan tenaga..

Dan nampaknya pertarungan akan berlanjut..


[Bersambung...]



Tua Tua Keladi Chapter 02













Sumber: 
Semprot by rexiola

0 komentar:

Posting Komentar