Pages

Rabu, 26 Juli 2017

[Cerita Sex] Obsesi MR.Boss [03] [18+]

Ilustrasi Dewi
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Jilbab, Karyawan, MILF, Perselingkuhan
Para Tokoh:
  • Doni [MR. Boss]
    • Pengusaha
  • Ucok
    • Anak Buah MR. Boss
  • Lia
    • Anak Buah MR. Boss
    • PSK
  • Dewi
    • IRT [Ibu Rumah Tangga]
    • Istri Sugiyono
    • Mantan Teman Kerja MR. Boss
  • Sugiyono
    • Suami Dewi
  • Nando
    • Siswa TK
    • Anak Sugiyono dan Dewi








Chapter 03 
 Dewiku


Televisi kemudian menyala. 

 Dewi terkejut. Ia seakan-akan tak percaya apa yang ia lihat. Di layar tv sebesar 52 inch itu, tampak gambar suaminya sedang bergoyang dengan Lia. 

Dewi : "Tidak mungkin, itu BOHONG!"

Dewi : "Tidak mungkin dia begituan sama Lia, tetanggaku sendiri?" 

Dewi menangis sejadi-jadinya. Entah bagaimana ia sekarang memelukku. Ia menangis di dadaku. 

 Adegan demi adegan persetubuhan tampak muncul di layar tv. Tidak cuma sekali, bahkan persetubuhan berhari-hari yang dilakukan Sugiyono ditampilkan semua.

Aku : "Hentikan! Hentikan!" teriakku. 

Aku : "Kau mau melukai perasaannya?"

Ucok : "Kenapa aku harus menghentikan? Bukankah kalau hatinya hancur, kau juga akan hancur?"

Ucok : "Aku justru sangat ingin menghancurkanmu Tuan Doni!" kata Ucok. 

Ucok : "Aku akan menghentikannya kalau ia ingin menghentikannya, buktinya dia tidak mau."

Aku : "Hentikan, aku mohon, hentikan!" kataku.

Ucok : "Ah iya, mumpung ada film bokep lokal."

Ucok : "Bagaimana kalau kalian juga melakukannya?" tanya Ucok.

Aku : "Apa maksudmu bangsat?" tanyaku.

Ucok : "Ayolah, kau pasti sejak dari dulu ingin menikmati tubuh Dewi."

Ucok : "Dan Dewi, sayang sekali kau salah milih suami. Seharusnya kau pilih orang ini."

Ucok : "Walaupun ia punya istri tapi ia sangat mencintaimu dan rela kamu jadi istri keduanya."

Ucok : "Bahkan ia telah mempersiapkan semuanya untuk melamarmu. Sayang sekali....."

Kata-kata Ucok persis seperti text yang aku berikan kepadanya.

Aku : "Hentikan! hentikan!" kataku.

Dewi tampak berkaca-kaca sambil menatapku. 

Ucok : "...Sayang sekali kau malah menerima lamaran lelaki keparat itu."

Ucok : "Ia bahkan sudah meminta izin istrinya, ia siapkan segalanya."

Ucok : "Melihat undanganmu itu, ia hampir bunuh diri."

Ucok : "Dari sini aku tahu bahwa kaulah kelemahannya."

Ucok : "Ia akan melakukan apapun untukmu."

Ucok : "Dialah yang juga telah melindungi anakmu selama ini, tidak hanya itu,"

Ucok : "Dia juga yang melindungimu selama ini." 

Ucok : "Kau kira selama ini ketika ayahmu masuk rumah sakit." 

Ucok : "Siapa yang membuat semuanya mudah?"

Ucok : "Dia. Dialah yang selama ini bicara dengan ayahmu di rumah sakit," 

Ucok : "Menyuapi dia makan, tapi kau tidak pernah tahu."

Ucok : "Kau mungkin bingung ketika masuk rumah sakit semuanya mudah,"

Ucok : "Bahkan ketika dia meninggal pun semua urusannya mudah. Itu tidak lain karena dia."

Ucok : "Dan mumpung sekarang kalian ada di sini, tunjukkanlah kepadaku adegan yang hot!"

Ucok : "Ayo, ayo! lakukan-lakukan. Ingat Dewi, anakmu dalam tanganku," kata Ucok. 

Bagus Ucok bagusss....

Dewi : "Tolong jangan lakukan apapun kepada anakku!" kata Dewi. 

Dewi : "Mas, lakukan Mas, tolong lakukan."

Dewi : "Aku tak tahu sebegitunya kau mencintaiku."

Dewi : "Ayo Mas, lakukan. aku tak ingin anakku celaka."

Aku : "Tapi Wi..." 

Aku pura-pura menolak.

 Dewi melepaskan balutan selimutnya, tampaklah olehku dua payudara yang ranum dengan putingnya kecoklatan. Ia lalu memelukku, mencium bibirku. Aku pun membalasnya. 

Aku : "Wi, maaf aku tak bisa," kataku. 

Dewi : "Kalau kau mencintaiku, kumohon lakukan!" katanya sambil berkaca-kaca. 

 Aku diam sejenak menatap matanya. Lalu segera saja aku peluk dia, kucium. Lidahku menari-nari di dalam mulutnya. Aku buka bajuku, dalam hitungan detik aku sudah tak memakai baju. 

Ucok : "Ya, ya begitu, terusss, aku suka," kata Ucok. 

 Aku sekarang tak pedulikan Ucok lagi. Aku ciup leher dewi, aku jilati, aku gigit-gigit lehernya, kuisap. Aku pun meremas-remas dada Dewi. Aku ke bawah menyusu kepadanya. 

Kuhisap.

Aku : "Ohh.. ada airnya. ASI?? pikirku.

 Aku melihat wajah Dewi yang melihat tayangan suaminya bercinta dengan Lia itu. Matanya berkaca-kaca. 

Aku : "Dewi, kita teruskan?" tanyaku.

Ia melihatku. 

Dewi : "Teruskan Mas, masukkan!"

Aku : "Boleh aku menciumnya dulu?" tanyaku.

Ia mengangguk.

 Aku pun menyibak vaginanya. Ada rambut yang lebat. Aku lalu menjilatinya. Dewi menggelinjang. Aku jilati dia, kuhisap dan kugigt-gigit klitorisnya. Dewi makin menggelinjang, meremas-remas rambutku. 

Dewi : "Ahh..., Mmaass aaakhh...," keluhnya. 

 Aku tetap meremas-remas dada Dewi sambil memilin-milin putingnya. Dewi mengeluh keras ketika beberapa saat kemudian. 

Dewi : "Aku metu Mass...keluar...keluar...aduuhh...pipiiiiisss....a aaahhh," keluh Dewi. 

 Vaginanya keluar sesuatu. Aku lalu duduk di atasnya. Memasang pionku dan kulihat dia menatap mataku. Wajah kami sudah dipenuhi oleh gairah.

Aku : "Maafkan aku Wi," kataku.

Dewi : "Tak apa-apa Mas, lakukan saja," katanya.

Bless...

 Masuklah punyaku. Aduh, enak banget. Akhirnya penisku bisa masuk ke vaginanya. Cita-citaku akhirnya terkabul. Aku menggerak-gerakkan pinggulku. Awalnya pelan, akhirnya cepat. Dewi pun mengeluh. Entah karena pionku yang gedhe ataukah karena vagina dewi sangat peret sehingga aku bisa merasakan vaginanya meremas-remas penisku. Otot-otot penisku menggesek-gesek dinding vaginanya, memberikan kepuasan kepadaku juga dirinya.

Dewi : "Mas...ohh...punya Mas penuh masuknya," katanya.

Aku : "Oh Wi, hmmm....oh...enak banget," kataku.

 Aku lalu mencabut penisku. Kubalik badannya. Kumasukkan pionku dari belakang sambil meremas pantatnya. Aku gerakkan maju mundur. Tak lupa aku belai punggungnya. Dewi merem melek, entah apa yang sekarang ia pikirkan. 

 Hanya keluhan ah dan uh saja yang terdengar dari mulut kami. Aku tak ingin bicara. Aku lalu membalikkan tubuhnya lagi. Kini aku pangku dia. Dewi menaik turunkan pantatnya menghantam-hantam pahaku. Gesekan-demi-gesekan dari kemaluan kami benar-benar membius. 

Dewi : "Mas, aku cinta ama Mas..." kata Dewi.

Aku : "Kenapa Wi? Apakah gara-gara ini?" tanyaku.

Dewi : "Tidak Mas, aku benar-benar suka sama Mas, cinta sama Mas sejak dulu."

Dewi : "Kalau saja Mas tidak terus terang semuanya, aku tak akan menikah dengan Sugiyono," 

Aku : "Oh Dewi...., jadi setelah ini kau akan ceraikan suamimu?" tanyaku.

Dewi : "Iya, aku akan ceraikan dia. Agar kita bisa bersama Mas."

Dewi : "Aku tak menyangka kau sangat baik sama papa," katanya.

Aku : "Wi, aku mau keluar Wi, di dalem ya?" tanyaku.

Dewi : "Tapi Mas...aku subur hari ini," katanya.

Aku : "Maaf Wi, sekali lagi maaf," 

Kataku makin mempercepat goyanganku. Dewi makin erat memelukku.

Dewi : "Mas, aku keluar Masss....hamil hamil deh Mas," katanya.

CROOTTTT!....CROOOOTTT!

 Entah berapa kali tembakan, yang jelas aku bisa melihat mata Dewi memutar, ia puas sekali sepertinya. Ia peluk aku dengan erat. Kami lalu berciuman mesra dan terkapar di atas tempat tidur. Dewi kemudian memelukku tertidur di atas dadaku, perlahan penisku keluar dari vaginanya. 

 Ketika kami bangun tampak ada dua nampan makanan di pintu. Aku bangun lalu mengambilnya. Dewi tersenyum. Entah kenapa hari itu senyumannya adalah yang paling manis. Kami makan bersama, saling menyuap. Untuk sesaat Dewi lupa kalau ia sedang disekap. Setelah makan kami mandi bersama. Kami bercinta lagi, seharian itu kami gila bercinta, seperti pengantin baru. 

 Malamnya, aku memberi isyarat kepada Ucok. Aku ambil cloroform yang ada di bawah tempat tidur. Yang tidak pernah diketahui Dewi. Lalu aku membekap mulutnya, sehingga ia tertidur. Ucok masuk ruangan. Ia melepas borgolku. 

Aku : "Kau boleh pakai dia, sama teman-temanmu. Tapi ingat, pakai kondom."

Aku "Aku tak mau rahimnya tercampuri sperma kalian. Aku ingin dia jadi anakku saja" 

Ucok : "Beres Bos," kata Ucok. 

Ia mengambil telepon dan menelpon. Aku buru-buru keluar agar tak dilihat oleh anak buah Ucok.

Aku : "Oya, kau sudah merekam semuanya bukan?" tanyaku.

Ucok : "Sudah Boss," katanya. 

 Malam itu Dewi digilir 3 orang dalam kondisi terbius. Pagi harinya, aku kembali lagi dan memakaikan ia pakaian. Aku lalu menggendong dia berjalan jauh meninggalkan rumah sekapan itu. Kasihan juga Dewi, ia secara tak sadar meladeni 4 orang semalaman. Ketika aku kembali ke sana, aku melihat Ucok dan dua anak buahnya terpampang wajah puas. 

 Mereka benar-benar mematuhiku untuk memakai kondom. Banyak kondom berceceran di lantai. Total ada 9 kondom. Berarti masing-masing menggilir Dewi 2x, tapi tampaknya lebih. Mungkin pakai oral atau onani. Karena tubuh Dewi penuh sperma. Aku sempat membersihkannya dengan tissue. Menyeka tubuhnya dengan air hangat. Lalu memakaikan baju. Ia kemudian aku gendong keluar rumah, berjalan hingga melihat jalan raya. Cukup jauh aku menggendong dia. Akhirnya Dewi pun terbangun.

Dewi : "Mass? turunin dong," katanya. 

Aku lalu menurunkannya. Ia lalu tiba-tiba terhuyung-huyung. 

Aku : "Kau tak apa-apa?" tanyaku.

Ia mengangguk.

Dewi : "Kepalaku pusing, badanku sakit semua. Anuku rasanya ngilu"

Aku : "Oh, mungkin karena kita terlalu lama bercinta," kataku. 

Dewi : "Mungkin. Koq kita sudah keluar?" tanyanya. 

Aku : "Iya, kita diberi pakaian, aku memakaikannya kepadamu dan menggendongmu sampai sini," 

Dewi : "Kita lapor polisi?" tanya Dewi.

Aku : "Gila apa? Kau ingin video rekaman kita dipublis?" tanyaku.

 Ia terdiam. 

 Tak berapa lama kemudian ada angkot lewat, kami pun naik angkot. Ia turun di rumahnya. Kami berpisah di jalan. Setelah sampai di rumah Dewi masuk, membuka pagar. Saat itu suasana rumah sepi. Ia melihat baby sitter anaknya. Ia peluk kedua anaknya. 

"Nyonya, selama ini kemana aja?" tanya babysitternya.

Dewi : "Aku pergi, suamiku selingkuh," kata Dewi.

 Ia lalu pergi ke tetangganya Lia. Saat itu memang Lia sengaja tak mengunci pintu. Dan Dewi pun langsung masuk dan masuk ke kamar Lia. Saat itulah bersamaan ketika Dewi membuka pintu Sugiyono menumpahkan spermanya ke wajah Lia. 

Sugiyono : ""De..Dewi...???" 

 Setelah itu retaklah rumah tangga Dewi. Bahkan Sugiyono pun sangat malu dengan peristiwa itu. Ia akan bilang kalau ingin menikahi Lia sekalian. Tapi Lia beralasan tidak enak dengan Dewi. Dua hari kemudian Lia pergi begitu saja. Rencanaku sukses. Aku terus menanti kabar perceraian Dewi. Akhirnya ia jadi janda untuk kedua kalinya. Selama itu pula, kami sering berhubungan. Kirim SMS mesra dan bercanda.

 Lia pun aku kabulkan permintaannya. Dengan uang sebesar 200 juta hasil dari tugasnya ia kembali ke kampung dan membuka usaha sendiri. Ia bertaubat jadi PSK. 

Namun ia berkata.

Lia : "Hanya satu lelaki yang boleh aku layani, yaitu Mr. Boss,"

Lia : "Kapanpun Mr.Boss memanggilku, aku akan datang."



 ****


Ilustrasi Dewi
 Sudah hampir setahun semenjak kejadian itu, aku belum jujur kepada Dewi bahwa akulah yang melakukan hal itu kepadanya. Tapi itu semua aku lakukan karena aku kasihan kepadanya. Apalagi sekarang aku pun mulai membuat plot agar aku bisa kawin dengannya. Dengan kekayaan sebanyak ini, istriku ndak keberatan kalau aku nikah lagi. Apalagi, selama setahun setelah kita sering berhubungan di ranjang, dia pun hamil.

 Yap, akhirnya aku pun nikah lagi. Menikahi janda beranak dua. Pernikahan kami sederhana saja, sebab aku tak ingin terlalu besar. Cukup mengundang keluarga dan para tetangga saja. Hidup bahagia? Tentu saja. Tapi petualanganku belum berakhir. Setiap hari akan ada wanita-wanita yang ketagihan permainanku selain istri-istriku.

 Dewi dan aku benar-benar tak memandang waktu ketika bercinta. Di mana saja kami kalau kepingin dan ada kesempatan, saat itu kami lakukan. Tentunya tanpa sepengetahuan anaknya. Yang jelas ia sekarang ketagihan main denganku.




(Bersambung..)



















Sumber : 
Semprot by arczre

0 komentar:

Posting Komentar