![]() |
Ilustrasi Nani |
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan
nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun
ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Pemerkosaan, MILF
Para Tokoh:
- Rahmat
- Kepala Jawatan
- Suami Nani
- 45 Tahun
- Nani
- IRT (Ibu Rumah Tangga)
- Istri Rahmat
- 35 Tahun
- Riki
- Anak Rahmat dan Nani
- 10 Tahun
- Riko
- Anak Rahmat dan Nani
- 10 Tahun
- Salman
- Petugas Hotel
- 40 Tahun
- Rudi
- Petugas Hotel
- 28 Tahun
Chapter 01
Beban pekerjaan dan dan pikiran yang sumpek membuat Rahmat (45),
yang menjabat sebagai kepala jawatan di sebuah daerah Kabupaten yang
cukup maju, memutuskan untuk mengajak Nani (35), istrinya bersama dua
anak mereka Riki dan Riko, kembar berusia 10 tahun, berlibur ke daerah
wisata di luar kota selama sepekan.
Dua hari menginap di hotel N di kawasan wisata pantai membuat
keluarga Rahmat sejenak melupakan hiruk pikuk kota. Di sana setiap hari
mereka menghabiskan waktu bersama, berenang, latihan diving, dan
mengabadikan kegembiraan mereka sekeluarga menggunakan kamera foto dan
handycam.
Tapi di hari ketiga, Nani merasa kecapaian dan tidak ikut suami
dan dua anaknya bepergian. Ia memilih diam di kamar hotel untuk
istirahat.
Pagi-pagi benar, Rahmat, dan Riko-Riki berangkat untuk menikmati
indahnya pulau-pulau kecil di sekitar kawasan wisata itu yang harus
ditempuh dengan menyeberang perahu boat selama setengah hari.
Rahmad : “Ya sudah Mama tinggal saja di hotel, istirahat.. paling besok
kita sudah balik,”
Saat hendak berangkat. Ia mengerti benar
stamina istrinya kurang fit kalau harus menyeberang menggunakan boat.
Riko dan Riki mencium pipi mamanya sebelum pergi.
Hotel N tempat mereka menginap jauh dari pemukiman penduduk.
Tempatnya memang sangat nyaman untuk berlibur menghilangkan suntuk,
dengan rindang pepohonan di sekitar hotel dan panorama pantai yang
berpasir putih.
Hanya saja, keluarga Rahmat datang ke sana saat bukan musim libur,
dan suasana hotel memang sedang sepi tamu. Ini juga yang membuat
pengelola hotel memperlakukan keluarga Rahmat secara spesial agar mau
menginap lebih lama di sana. Sebab mereka menyewa dua kamar, satu untuk
mereka dan satunya untuk anak-anak.
Nani bangun sekitar pukul 11 siang, badannya sudah lebih segar
dengan istirahat yang cukup. Ia lalu mandi dan menyantap sarapan yang
diantar sedari pagi.
Nani tergolong wanita cantik yang di usia ke 35 tubuhnya semakin
menggairahkan dari segi seksual. Payudaranya 36d dan tubuh tinggi montok
berisi dengan pantat yang seksi dibalut kulit putih bersih. Banyak yang
bilang wajah dan perawakan Nani mirip artis Mona Ratuliu.
Setelah menikmati sarapannya, Nani mencoba rileks di sofa menonton
televisi. Nani mengenakan kaos oblong putih dan celana pendek longgar
agar lebih nyaman.Tayangan kuliner di televisi hampir membuat Nani yang berbaring di sofa terlelap lagi, tapi ketukan pintu kamar menyadarkannya.
Tookk Tookk Tookk
Salman (40) dan Rudi (28), dua orang petugas Hotel itu berdiri di muka pintu saat Nani membukanya.
Salman : “Maaf mengganggu Bu,” kata Salman ramah. Rudi berdiri di belakang Salman.
Nani “Oh nggak apa.. ada apa ya?,” tanya Nani.
Salaman : “Tadi pagi kami dipesan Pak Rahmat, disuruh memeriksa kemari,"
Salaman : "Katanya ada gangguan kerusakan di shower dan saluran pembuangannya?,”
jawab Salman.
Salman lalu mengenalkan diri kalau ia dan Rudi adalah petugas
Hotel yang bertanggungjawab jika ada keluhan kerusakan fasilitas hotel.
Nani : “Ehm.., oh iya. Tadi sempat ke
sini ya?"
Nani : "Maaf ya saya bangunnya siangan.. ayo silahkan masuk Pak,”
Nani
baru ingat tadi pagi sempat ngomel-ngomel karena kerusakan di kamar
mandi hotel.
Nani
menyilakan dua petugas hotel itu masuk. Tak disangka saat itulah niat
bejad dua petugas Hotel dan kesempatan yang tersedia di saat Nani
seorang diri, membuat Nani diperkosa di kamar sewaan keluarganya.
Pengakuan Nani:
Rahmat, suami Nani bersama anak mereka, Riko dan Riki kembali ke Hotel N dua hari kemudian setelah menikmati keindahan pulau-pulau kecil di seberang kawasan pariwisata itu.
Malam hari setelah Riko dan Riki masuk ke kamar mereka dan tidur,
Rahmat mencari tahu apa penyebab istrinya bermuram muka sejak mereka
kembali ke Hotel.
Rahmat : “Mama masih sakit ya?, kok diam terus dari tadi,” tanyanya pada Nani.
Nani : “Nggak Papa, Mama sudah sehat. Tapi selama papa dan anak-anak pergi….,”
Nani
tak melanjutkan ceritanya. Ia tengkurap di ranjang dengan raut sedih,
sementara Rahmat dengan sabar menunggu jawaban istrinya itu.
Rahmat : “Ayo teruskan Mama, ada apa sebenarnya?,” Rahmat penasaran.
Nani “Mama diperkosa Pa.. Mama diperkosa oleh dua petugas hotel ini…"
Nani : "Dan sekarang mereka sudah kabur,” isak Nani menjadi-jadi.
Nani pun bercerita bagaimana dua petugas hotel itu datang ke kamar
untuk memperbaiki shower. Namun saat kamar tertutup, mereka meringkus
Nani dan mengikatnya. Mulutnya disumpal kain dan matanya juga ditutup
ikatan saputangan. Lalu, mereka memperkosa Nani berkali-kali.
Rahmat : “Apa..??,”
Rahmat terkejut bukan main mendengar istri tercintanya
digauli secara paksa oleh dua petugas hotel. Ia berusaha menghibur Nani
agar tidak trauma, dan berjanji segera melaporkan kejadian itu ke kantor
polisi esok harinya.
Rekaman Handycam
Rahmat sangat terpukul mendengar cerita istrinya. Setelah
menenangkan Nani dan membiarkan ia terlelap, Rahmat kemudian keluar
kamar hotel menuju tepian pantai untuk menyepi sambil merencanakan
melaporkan masalah tersebut esok paginya.
Tapi, sebelum keluar kamar Rahmat menemukan handycam milik Riko,
anaknya tergeletak di dekat pintu kamar hotel. Handycam itu tidak dibawa
ketika Rahmat bersama dua anaknya melancong ke pulau–pulau kecil dua
hari lalu. Ia lalu memungut handycam itu dan membawanya keluar.
Tangannya iseng menghidupkan handycam untuk mengambil gambar
bintang di langit malam itu. Namun niat ia urungkan karena pita kaset
ternyata penuh. Penasaran, Rahmat kemudian merewind kaset dan memutarnya
untuk melihat isinya.
Mata Rahmat terbelalak saat rekaman handycam tertayang di LCD
handycam. Ternyata isinya adalah adegan pemerkosaan yang menimpa Nani,
istrinya.
Nani dalam keadaan terikat, masing-masing tangannya diikat di
pojok sisi ranjang membuat posisi Nani terlentang dengan kaki terbuka.
Ia hanya mengenakan CD dan Bra berwarna biru muda, sementara mata dan
mulutnya tertutup erat dengan ikatan sapu tangan.
Tubuh Nani yang putih mulus meronta-ronta di atas ranjang seolah menuntut dilepaskan. Suaranya hanya ehmmm…ehmmm… seperti berteriak, tapi tak bisa lepas karena mulutnya tersumbat.
“Ha.. ha.. ha.. ini dia.. tante girang yang sudah nggak tahan di atas ranjang,"
Suara seorang pria terdengar dalam rekaman itu. Rahmat mengenal suara itu, itu suara Rudi, bujangan petugas hotel. Nampaknya Rudi yang memegang handycam dan mengambil gambar Nani di ranjang.
Rudi : “Eng.. ing.. eng… ini dia gigolonya…,”
Di saat yang sama muncul gambar Salman petugas hotel lainnya. Salman hanya menggunakan kolor putih, di baliknya nampa penisnya yang mulai menonjol tegang. Salman menyeringai di kamera sambil lidahnya menjilati bibir sendiri seakan hendak menyantap makanan lezat.
Salman naik ke ranjang di mana Nani terikat. Ia berlutut di antara kaki Nani sambil tanganya mulai mengusapi kaki mulus Nani. Nani memberontak meronta-ronta, teriakan tertahan terdengar keras.
Salman : “Eit.. eit… percuma tante… lebih baik tante nikmati saja,"
Salman : "Ketimbang melawan ntar malah sakit lho.. he..he..he..,”
Salman terus meraba Nani. Mulai dari kaki, paha, perut, dan kini tangannya mulai menjalar ke payudara Nani yang masih terbungkus Bra.
Nani terus meronta berusaha melawan, tetapi percuma karena ikatan di tangan dan kakinya sangat kuat menggunakan tali plastik jemuran.
Kurang ajar, pikir Rahmat saat menyaksikan adegan itu di handycam. Rasanya ia ingin sekali menemukan petugas hotel itu dan menghajarnya. Rahmat melanjutkan menyaksikan adegan di LCD handycam, kini tangan Salman mencabik paksa Bra Nani hinga tanggal. Payudara montok Nani sampai tergoncang-goncang.
Pemandangan itu membuat Salman makin bernafsu dan seketika bibirnya mulai menjelajahi payudara Nani, bergantian, satu dihisap satu diremas-remas.
Nani : “Ehmmhhkk… ehmhkkk…,”
Nani terus meronta berusaha melawan, tapi Salman tak peduli dan terus melakukan aksinya menikmati payudara Nani.
Salman : “Eihh.. tenang aja tante.. nanti juga wenak..,”
Kata Salman sambil tanganya memberi kode ke kamera agar mendekat.
Rudi : “Waduh.. ini bayi tua lagi netek nih…, cucu Mamah gede sih,”
Suara Rudi terdengar dalam rekaman, sementara adegan itu diclose-up. Nampak jelas bagaimana lidah Salman bermain di putting susu Nani, sesekali dihisap dengan keras, lalu dijilati lagi pelan perlahan.
Handycam di tangan Rudi juga merekam jelas bagaimana putting susu Nani perlahan-lahan mengeras setelah menerima jilatan dan hisapan Salman.
Handycam kemudian diarahkan Rudi ke bagian bawah, merekam tangan kiri Salman yang mulai menggerayangi CD Nani. Gambar kembali diclose-up, pinggul Nani bergerak kencang berusaha menghindari sentuhan Salman, namun percuma. Jemari-jemari kekar Salman mulai menyusup ke balik CD dan menggelitik klitoris Nani, sementara di bagian atas yang tak terekam kamera bisa dipastikan Salman makin bergairah menghisapi susu Nani.
Rudi menjauh dan mengambil gambar utuh. Salman bergerak membuka penutup mata Nani, lalu ia mencabik CD Nani dan menjilatinya beberapa kali.
Salaman : “Ha.. ha.. ha.. sudah kubilang, tante pasti suka,"
Salman : " Ini buktinya air memeknya sudah mulai netes. Makanya jangan melawan ya,”
Salman menghisap CD Nani lalu menghempasnya ke arah kamera.
Rudi mengclose-up wajah Nani. Mata Nani melotot marah dan mulutnya yang masih tertutup ikatan sapu tangan mengeluarkan suara tertahan seperti membentak protes.
Tubuh Nani yang putih mulus meronta-ronta di atas ranjang seolah menuntut dilepaskan. Suaranya hanya ehmmm…ehmmm… seperti berteriak, tapi tak bisa lepas karena mulutnya tersumbat.
“Ha.. ha.. ha.. ini dia.. tante girang yang sudah nggak tahan di atas ranjang,"
Suara seorang pria terdengar dalam rekaman itu. Rahmat mengenal suara itu, itu suara Rudi, bujangan petugas hotel. Nampaknya Rudi yang memegang handycam dan mengambil gambar Nani di ranjang.
Rudi : “Eng.. ing.. eng… ini dia gigolonya…,”
Di saat yang sama muncul gambar Salman petugas hotel lainnya. Salman hanya menggunakan kolor putih, di baliknya nampa penisnya yang mulai menonjol tegang. Salman menyeringai di kamera sambil lidahnya menjilati bibir sendiri seakan hendak menyantap makanan lezat.
Salman naik ke ranjang di mana Nani terikat. Ia berlutut di antara kaki Nani sambil tanganya mulai mengusapi kaki mulus Nani. Nani memberontak meronta-ronta, teriakan tertahan terdengar keras.
Salman : “Eit.. eit… percuma tante… lebih baik tante nikmati saja,"
Salman : "Ketimbang melawan ntar malah sakit lho.. he..he..he..,”
Salman terus meraba Nani. Mulai dari kaki, paha, perut, dan kini tangannya mulai menjalar ke payudara Nani yang masih terbungkus Bra.
Nani terus meronta berusaha melawan, tetapi percuma karena ikatan di tangan dan kakinya sangat kuat menggunakan tali plastik jemuran.
Kurang ajar, pikir Rahmat saat menyaksikan adegan itu di handycam. Rasanya ia ingin sekali menemukan petugas hotel itu dan menghajarnya. Rahmat melanjutkan menyaksikan adegan di LCD handycam, kini tangan Salman mencabik paksa Bra Nani hinga tanggal. Payudara montok Nani sampai tergoncang-goncang.
Pemandangan itu membuat Salman makin bernafsu dan seketika bibirnya mulai menjelajahi payudara Nani, bergantian, satu dihisap satu diremas-remas.
Nani : “Ehmmhhkk… ehmhkkk…,”
Nani terus meronta berusaha melawan, tapi Salman tak peduli dan terus melakukan aksinya menikmati payudara Nani.
Salman : “Eihh.. tenang aja tante.. nanti juga wenak..,”
Kata Salman sambil tanganya memberi kode ke kamera agar mendekat.
Rudi : “Waduh.. ini bayi tua lagi netek nih…, cucu Mamah gede sih,”
Suara Rudi terdengar dalam rekaman, sementara adegan itu diclose-up. Nampak jelas bagaimana lidah Salman bermain di putting susu Nani, sesekali dihisap dengan keras, lalu dijilati lagi pelan perlahan.
Handycam di tangan Rudi juga merekam jelas bagaimana putting susu Nani perlahan-lahan mengeras setelah menerima jilatan dan hisapan Salman.
Handycam kemudian diarahkan Rudi ke bagian bawah, merekam tangan kiri Salman yang mulai menggerayangi CD Nani. Gambar kembali diclose-up, pinggul Nani bergerak kencang berusaha menghindari sentuhan Salman, namun percuma. Jemari-jemari kekar Salman mulai menyusup ke balik CD dan menggelitik klitoris Nani, sementara di bagian atas yang tak terekam kamera bisa dipastikan Salman makin bergairah menghisapi susu Nani.
Rudi menjauh dan mengambil gambar utuh. Salman bergerak membuka penutup mata Nani, lalu ia mencabik CD Nani dan menjilatinya beberapa kali.
Salaman : “Ha.. ha.. ha.. sudah kubilang, tante pasti suka,"
Salman : " Ini buktinya air memeknya sudah mulai netes. Makanya jangan melawan ya,”
Salman menghisap CD Nani lalu menghempasnya ke arah kamera.
Rudi mengclose-up wajah Nani. Mata Nani melotot marah dan mulutnya yang masih tertutup ikatan sapu tangan mengeluarkan suara tertahan seperti membentak protes.
Rudi : “Waduh.. si tante makin galak makin seksi nih.."
Rudi : "Ayo embat aja Kang.., ntar gantian kita.., ” suara Rudi menyemangati Salman.
Salman : “Santai
aja Rud.. makin galak makin asyik rasanya."
Salman : "Sekarang kita lihat masih
galak nggak kalau itilnya diisapin…. "
Salman : "Ayo ke siniin kameranya biar lebih
jelas gambarnya,”
Salman meremas susu Nani dan menjawil dagunya, Nani
semakin marah, lalu Salam mengarahkan kepalanya ke selangkangan Nani.
Handycam di tangan Rudi mendekat ke selangkangan Nani. Jemari
Salman membelai-belai vagina Nani yang sudah telanjang penuh, sementara
Nani tetap berusaha melawan dan meronta-ronta.
Bibir vagina Nani direngkah dua jemari Salman hingga terbuka,
warnanya merah muda dan mulai basah lantaran klitorisnya dimainkan
jemari Salman.
Salman : “Ini itil namanya frend.. makin digosok, tante makin kenimatan…"
Salamn : "Nggak tahan.. ha ha ha…,”
Suara Salman bergairah, sementara gambar di LCD
menunjukkan jempolnya menekan dan menguyak klitoris Nani.
Bibir Salman kemudian mendekat ke vagina Nani, lidahnya mulai
menjulur menjilati klitoris Nani. Telapak tangannya menekan bagian atas
vagina Nani yang ditumbuhi bulu halus tercukur rapi.
Salman : “Hmmm.. sedep bener nih tante,"
Salman : "Nggak ada bau terasinya memeknya
nih…he he."
Salman : "Rud kau suting mukanya tante pas aku mainin itilnya ya..,”
Salman kembali menjilati vagina Nani, kali ini sambil dihisap-hisap.
Rudi mereka ekspresi Nani. Matanya kini terpejam dan mulutnya yang
tersumpal masih berusaha teriak, namun tubuhnya sudah lemah tak mampu
meronta lagi. Tenaga Nani sudah terkuras karena berusaha melawan ikatan
di tangan dan kaki.
Nani : “Ehmmhh.. ehmmmhhpp.,"
Suara Nani melemas juga, rontanya justru
menjadi gemulai membuat Salam makin nafsu menghisap vaginanya.
Jilatan-jilatan lidah Salman di vagina Nani membuat pikirannya
bercabang. Ia mulai merasakan kenikmatan yang tak mungkin dihindari.
Rudi : “Ehmm.. kenapa tante? Nikmat ya?,” suara Rudi bertanya sambil
wajah Nani di close-up.
Nani melotot sambil berusaha mengangkat
kepalanya, ia berusaha berteriak lagi, memprotes gambarnya direkam Rudi.
Rahmat semakin marah melihat adegan itu. Dalam hatinya ia menaruh
dendam kesumat pada Salman dan Rudi yang mengerjai istrinya. Tapi adegan
demi adegan yang dilihatnya di layar LCD handycam membuat Rahmat semakin
penasaran.
Rudi tiba-tiba menghempas sapu tangan penutup bibir Nani. Tapi
Nani justru terpejam dan tak mengeluarkan sepatah kata pun, apalagi
teriakan.
Rudi : “Ayo tante.. mau marah apa? Mau ngomong apa.. ayo teriak lagi?,” suara Rudi meledek Nani.
Nani : “Ehmm.. jangan… amphuunnn.. jangan disuting… amphunnn,”
Suara Nani memelas dengan nafas yang mulai berat dan mulai terangsang.
Rudi : “Ampun kenapa tante..?,” suara Rudi kembali menggoda.
Nani :“Akhhss.. amphuunnnn… oughhh… mmpphh..,”
Mata Nani kembali
terpejam, tubuhnya bergetar seperti menahan birahi yang memuncak. Dari
LCD handycam, Rahmat bisa menandai ciri-ciri wajah istrinya mulai
dilanda gairah seksual.
Di bagian bawah Salman terus menjilati vagina Nani, Rudi
mengarahkan kameranya di bawah. Kepala Salman seakan terbenam di
selangkangan Nani, saat di close-up nampak vagina Nani sudah sangat
basah dan cairannya terus dijilati dan dihisap Salman. Pinggulnya
bergoyang mengikuti irama jilatan Salman.
Nani : “Oughh.. ampphhhuuunnn… akhhsss..,” suara Nani terdengar.
Salman : “Nih suting nih.. nah lihat
nih.. tante udah nggak tahan mau dientotin nih..,”
Kata Salman sambil
jemarinya membuka bibir vagina Nani. Handycam Rudi mengclose-up vagina
Nani yang terkuak oleh jemari Salman. Terlihat jelas dinding vagina Nani
berkedut-kedut dan nampak dibaluri lendir birahinya sendiri.
Salman masih menahan vagina Nani dengan jarinya, lalu penis Salman
terekam di kamera sudah tegang mengacung dan mulai mendekati bibir
vagina Nani.
Salman : “Eh Rud.. kau rekam yang lengkap ya.. aku entotin dulu nih tante,"
Salman : "Ntar kalau aku cabut kontolku.. kau coles-up lagi pepeknya ya…"
Salman : "Biar kau
lihat bagaimana kalau tante puas.. ha ha..,” Salman menyeringai.
Salman mengambil posisi tepat ditengah kaki Nani, dan perlahan menuntut penisnya ke bibir vagina Nani.
Nani : “Amphhuunn.. tolong lepaskan
saya.. jangan.. tolong jangan…,”
Nani memelas pasrah, seolah sadar sesaat
lagi ia akan disetubuhi pria lain yang bukan suaminya.
Salman : “Nah..
begitu dong.. yang halus.. jangan marah marah kayak tadi hah..!!
Salman "Ayo
sekarang mau apa, mau dilepas?. Rud turuti tante ini, lepas ikatan
kakinya Rud, cepat…,"
Salman tetap pada posisi siap menindih Nani, ujung
penisnya sudah menyentuh bibir vagina Nani yang merekah.
Nani : “Akhhss.. jangan Pak.. amphun.. jangan..,”
Nani memelas
sejadi-jadinya dengan suara parau saat merasakan benda hangat menempel
di bibir vaginanya. Rudi merekam semuanya sambil melepas ikatan di kaki
Nani. Dari posisi itu nampak jelas penis Salman sudah menempel di bibir
vagina Nani.
Salman : “Sudah siap tanthee.. ouh.. sudah siap kubawa ke alam nikmathhh..
ahh..,"
Salman menindih tubuh Nani dan memegang kedua pipi Nani agar
wajah Nani menghadap ke wajahnya. Pinggulnya mulai ditekan membuat
kepala penisnya menembus bibir vagina Nani.
Nani : “Ngghhh… amphuunnn.. jangahhnnn…tolong janganhhh…"
Nani : "Engghhhmmm…
ouuhhhhggghhh… akhhhssss,”
Suara Nani yang memelas berubah menjadi
desahan tak tertahan saat Salman mulai memasukkan penis ke vaginanya dan
mulai memompa keluar masuk.
Rahmat melihat bagaimana tubuh mulus istrinya menggelinjang setiap
sentakan pinggul Salman terjadi. Nani mendesah tak karuan ditindih
tubuh Salman yang kekar. Perawakan Salman agak pendek, penisnya juga
lebih pendek dari milik Rahmat. Tapi penis hitam Salman jauh lebih gemuk
dan lebih tegar dari milik Rahmat.
Rudi mengclose-up bagian yang sedang intim itu. Bibir vagina Nani
sampai monyong-monyong didera penis Salman. Salman menghentak pinggulnya
semakin cepat semakin keras.
Nani : “Akhhss… ouhhh.. ahhhh… sssttt…ughhh…,”
Nani terpejam sambil
mendesah menahan nikmat, ia tak sadar wajahnya diclose-up oleh Rudi.
Rudi kemudian menjauh mengambil gambar lengkap. LCD handycam yang
dilihat Rahmat menampakkan bagaimana kaki mulus Nina kini justru
merangkul pinggul Salman yang semakin cepat memacunya, nafasnya
terdengar keras memburu. Desahan Nina juga makin keras, dan kepalanya
bergerak ke kanan-kiri.
Salman : “Ougghhh… argghhh… huh… nikmat sekalih tubuhmuuhh tannteehhh…"
Salman "Oouhhh.. aaahhhhhkkkk…ouhhh nikhhhmmaaathhhh….,”
Salman mencabut
penisnya dan berlutut di hadapan Nani dengan kepala menengadah dan tubuh
bergetar, sesaat kemudian penisnya menyemburkan sperma sampai ke perut
Nani. Salman mencapai puncaknya.
Rudi : “Waduh.. Akang ini belum apa-apa tuh udah ngecrot kemana-mana
maninya..,"
Rudi : "Sini gantian.. biar saya ambil alih memuskan tante..,”
Rudi
bergegas naik ranjang menggantikan posisi Salman. Rekaman di handycam
sempat goyang menampilkan gambar lantai, cermin rias, dan langit-langit
kamar.
Kini Salman yang merekam gambar, sementara Rudi sudah bugil
menindih tubuh Nani. Penis Rudi sangat kekar, panjang dan besar.
Kotak-kotak kekar di perut Rudi menggambarkan keperkasaan, ia memang
perenang tangguh di kawasan wisata itu.
Nani : “Sudahhh… amphuunnn… jangan lagihh.. amphunnnhhh…,”
Pinggul Nina
bergerak ingin menghindari penis Rudi yang sudah mengarah ke vaginanya,
tapi percuma karena kedua tangannya masih terikat membuat posisinya
tertahan terlentang.
Rudi : “Tenang tante sayang.. kan masih tanggung tadi.. sekarang saya
kasih biar tante puas..,”
Rudi tiba-tiba menindih Nani, ia melumat bibir
ranum Nani, meremas susunya, dan mulai menggenjot penisnya keluar masuk
ke vagina Nani.
Nani mulai mendesah, gerakan Rudi membuat ia kembali terangsang
hebat setelah puncak klimaksnya hampir sampai bersama Salman tadi.
Rahmat melihat dari layar LCD bagaimana istrinya mulai hilang
kontrol dan tak menyadari sedang berhubungan intim dengan lelaki lain
yang memperkosanya. Nani terpejam dengan bibir terus dilumat Rudi, malah
Nani nampak membalas lumatan-lumatan Rudi, nafas mereka sama-sama
memburu bercampur desahan.
Salman : “Goyang yang keras Rud.. si tante dah mau sampai puncak tuh…,”
Suara Salman terdengar, sementara gambar di close-up ke wajah Nani dan
Rudi yang berpagutan bibir. Rudi menggocok semakin kencang, kaki Nani
merangkul pinggul Rudi seolah ingin hantaman yang lebih sempurna di
vaginanya.
Rudi : “Oughh… ghimmana tanntehhh… enakkhhhss…??,”
Rudi melepas
pagutannya dan terus menggenjot Nani sambil mengeluarkan obrolan nakal.
Nani semakin lepas kendali di saat puncak kenikmatan nyaris dirasakannya
di bawah himpitan tubuh Rudi yang kekar.
Rudi : “Gimana tanthee… jawabbbhhh aghhh…,”
Nani : “Ngghhhmm ahhsss….,”
Nani mendesis. Rudi menggenjotnya lebih keras, dan terus meluncurkan tanya pada Nani.
Nani : “Akhhss.. amphunnn… ahhhsss enakhhhmaaass.. sssttt..,”
Rudi : “Apa tanthe??? Yang keras bilang…,”
Nani : “Ughhh… ssstnnikkhhmmmaatt… ssshhh aaahhh… ihhh…,”
Rudi : “Enakh
digoyanghhh… ayo bilang…,” Rudi terus memancing Nani.
Nani
menggelinjang kenikmatan dengan nafas semakin berat memburu. Peluh
mereka bercampur menetes.
Rudi : “Apanya yang nikmat tantehh…,”
Nani : “Ssttt.. ahhgg.. konthhh… tholll… assttt oughhh…,” Nani menjawab tanpa sadar.
Rudi : “Yahhkk begithuu tannthee… akhhhsss… nihhhh.. ouh.. memekmu juga
enakhh tannte…,”
Rudi semakin liar menggenjot Nani. Kini kaki kanan Nani
diangkat ke bahunya lalu dengan posisi itu Nani kembali dihajarnya.
Rudi : “Tanhtee enakhh diapainnn hahh..??,”
Rudi memacu penisnya semakin
cepat, ia mulai merasakan kedutan dari dinding vagina Nani menandakan
Nani hampir klimaks.
Salman mengclose up lagi wajah Nani yang terpejam, sementara Rudi
menggenjot Nani sambil terus bertanya nakal. Salman berusaha melepaskan
ikatan tangan Nani sambil terus merekam pertempuran ranjang itu.
Nani : “Aghh.. dihennntoothhinnhh aaakhhsss… ahhh."
Nani : "Amphunnnn uhhh enthooottt… akhhhsss ouhhh.. sssttt enghhhmmm,” desah Nani.
Rudi : “Diperkosa ini tanthee.. enakhss diperkosaaa..??,”
Nani “Yeahhh…
akhhsss eeehhhnnn…naaakkhhh.. perkohhssaa…aahhhsss…,”
Nani menceracau
mengukuti pertanyaan Rudi. Tangan Nani yang sudah lepas dari ikatan
bukannya mendorong tubuh Rudi tapi justru merangkul leher Rudi dan
meremasi rambut Rudi dari belakang.
Dari LCD handycam di tangannya, Rahmat melihat istrinya sudah
mencapai klimaksnya, suara Nani terdengar sangat menggairahkan saat itu.
Tanpa sadar penis Rahmat mulai tegang.
Rudi : “Ayooo.. tante.. ahhh.. ayohh…,”
Rudi juga hampir mencapai
klimaks, secara masksimal tenaganya dipacu menggoyang Nani. Tubuh Nani
mulai bergetar hebat dan kakinya seperti kejang merangkul pinggul Rudi
yang terus bergoyang di atas tubuhnya.
Nani : “Akkhsss.. ahhhh… ammphuuunnnnhhhh…"
Nani : "Ssttttt akkhhhsssss….
Mmmmphhhmmmm… emmphhhhpppp,”
Pertahanan Nani akhirnya bobol, tubuhnya
seakan kejang, tangannya menarik rambut Rudi, dan kepalanya terangkat
meraih wajah Rudi. Saat klimaksnya membludak, Nani justru melumat bibir
Rudi, memeluk Rudi kuat-kuat, melepaskan kedutan-kedutan nikmatnya.
Rudi : “Akhhh… ouhh.. yeahhh.. yeahhhh… ouhhh… yeaaahhhhh…,”
Rudi
melenguh kejang melepas lumatan Nani. Rudi juga mencapai klimaksnya
sambil memeluk erat tubuh Nani, mereka berpelukan erat dan saling
menekan kenikmatan di vital mereka secara bersamaan, lalu lemas beberapa
saat kemudian.
Salman mengclose-up bagian vital itu, perlahan Rudi mencabut
penisnya. Air sperma Rudi terhujam di dalam vagina Nani perlahan
menembus keluar meleles di bibir vagina Nani. Rudi berbaring di sisi
Nani, sementara Salman mengangkangkan kaki Nani dan menguak vagina Nani
dengan tangan kirinya, tangan kanannya mereka close up vagina Nani.
Rahmat melihat vagina Nani masih berkedut-kedut. Tiap kedutannya mendorong keluar sperma Rudi meleleh di bibir vaginanya.
Gambar di handycam kemudian terputus dan menampakkan Nani yang tertidur pulas di ranjang, bugil tanpa ikatan.
Salman : “Ya beginilah kondisi nyonya sombong yang sudah kami perkosa
sampai puas.."
Salman : "Diperkosa malah kenikmatan dia sampe tidur ngorok ha..
ha.. ha..,” suara Salman terdengar.
Rudi dan Salman terus mengeksplore tubuh
telanjang Nani sambil berkomentar. Dari sana Rahmat tahu kalau mereka
nekad memperkosa Nani karena Nani menyinggung perasaan mereka. Waktu
hendak membenahi shower dan kamar mandi, Nani sempat melontarkan
kata-kata menyuruh mereka berdua cepat selesaikan pekerjaannya karena
Nani tak tahan bau badan mereka.
Tangan Rahmat luruh dan handycam hampir jatuh. Pikirannya kacau
setelah melihat rekaman pemerkosaan itu.
Rahmat : "Bukankah Nani akhirnya
menikmati juga?, bagaimana mungkin ini dilaporkan ke polisi?,"
Rahmat : "Akan lebih
menjadi aib jika nantinya dua pelakunya membeberkan ini suka sama
suka.."
Rahmat berteriak sejadi-jadinya, lalu kembali ke kamar hotel dan
menggauli Nani secara brutal membayangkan memperkosa istrinya sendiri.
END
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar