![]() |
Ilustrasi Amira |
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan
nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun
ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Akhwat, Jilbab, Mahasiswi, Pemerkosaan
Para tokoh:
- Amira : Mahasiswi [25 Tahun]
- Jarwo : Supir Truk
- Juned : Supir Truk [40 Tahun]
- Herman : Supir Truk
- Surya : Supir Truk
- Tejo : Supir Truk
- Wirman : Supir Truk
Chapter 01
Pukul 22.00 WIB sebuah mobil Honda Jazz melintas cepat di jalan antar kota. Sepanjang jalan itu dikelilingi oleh rawa rawa dan pepohonan. Tampak lampu jalan berdiri gagah memberi penerangan seadanya di sepanjang jalan itu. Di dalam mobil Honda Jazz merah tersebut tampak seorang wanita yang berjuang melawan kantuknya dibelakang kemudi.
Ia adalah Amira, wanita berusia 25 tahun yang kini sedang sibuk dalam studi S2 nya. Amira berperawakan tinggi sekitar 158 cm dan tubuh yang tak terlalu gemuk namun juga tak kurus. Kesehariannya, ia selalu memakai pakaian gamis
longgar disertai kerudung panjang hingga menutup dada serta tak lupa
kaus kaki agar tak sedikitpun auratnya dilihat oleh laki-laki yang bukan
muhrom nya. Amira kini memakai kacamata lantaran ia sangat akrab dengan buku hingga kadang lupa mengatur jarak mata dengan buku sehingga menambah wajahnya terlihat manis.
Tiba tiba Honda Jazz itu melaju pelan dan Amira menginjak pedal rem nya. Ia melihat jam tangan nya yang sudah menunjukan
pukul 22.25 itu. Walaupun besok adalah hari minggu, Amira tetap ingin
sampai ke rumah lebih cepat dan bisa istirahat karena tubuhnya telah
lelah saat menjadi pembicara di kegiatan rohis kampus nya dulu yang
diadakan diluar kota.
"Kenapa bisa macet?" Kata Amira bernada kesal.
Mobil di depan dan disamping nya dalam keadaan mati pertanda macet nya sangat parah. Amira merasa
ragu untuk mematikan mesin mobilnya karena jika mesin mobilnya mati
maka ia akan kepanasan karena AC mobil pun ikut mati dan ia tak berani
jika harus membuka kaca jendela atau keluar seperti yang dilakukan
pengemudi lain yang ternyata adalah sopir truk ekspedisi yang rata rata
memiliki tampang seram dan tubuh besar.
Khawatir jika terjadi apa apa dengan mobilnya, Amira pun terpaksa
mematikan mesin mobil nya diikuti oleh lampu depan yang padam. Amira
membuka kaca jendela dan sopir sopir itu mengarahkan wajahnya kearah wanita manis berkaca mata dan berjilbab panjang itu. Amira menyadari tatapan
itu dan mengalihkan pandangan nya ke layar smartphone nya. Sedikit
pandangan nya terganggu saat ia melihat ada seorang sopir bertubuh
gendut dan tak berbaju melintas di depan mobilnya dan pipis di tepi
jalan di bawah pohon.
Jam menunjukan pukul 23.07. suasana disitu menjadi lebih gelap dan mobil
pun tak bergerak sedikitpun. Secara samar ia mendengar seorang sopir
truk berkata bahwa ada truk muatan kayu yang panjangnya 10 meter
terbalik di tinkungan tajam sehingga menutupi keseluruhan badan jalan
dan menyebabkan jalanan lumpuh total dari kedua arah.
Dengan keadaan
macet seperti ini, ia menyesal kenapa tak mengikuti saran adik adik
tingkatnya untuk menginap di penginapan dan pulang besok pagi. Amira
kini berusaha lebih keras menahan kantuk yang mulai menghampirinya.
Mendengar cara bicara mereka, Amira mencoba memberanikan keluar dari
mobilnya untuk sedikit meluruskan pinggang dan berharap agar kantuknya
sedikit hilang.
"Capek ya neng?" tanya salah seorang sopir truk.
"Iya bang, ngantuk juga" jawab Amira dengan nada sopan.
"Tidur aja dulu neng, nanti kalo sudah jalan kami banguni." Kata salah seorang sopir truk yang lain.
"Gak apa bang, masih tahan kok" Amira menjawab sambil tersenyum.
"Gak apa bang, masih tahan kok" Amira menjawab sambil tersenyum.
Tanpa Amira sadari, senyumnya itu membuat birahi sopir sopir truk disitu
mulai bangkit. Penampilan Amira yang memakai gamis dan jilbab panjang
justru membuat nafsu para sopir yang lebih sering menikmati tubuh pelacur mulai membara. Pantat sekal nya tak mampu ia sembunyikan dari balik gamis nya begitu juga payudara nya yang memang berukuran 34c tak dapat disembunyikan dengan sempurna oleh jilbab panjangnya.
"Memangnya kenapa bisa macet bang? tanya Amira.
"Ahh itu, ehmm ada mobil terbalik neng," Jawab seorang sopir truk bernama
Jarwo dengan gugup karena baru saja disadarkan dari lamunan nya
menikmati tubuh Amira.
Bisa lama berarti ya Amira bertanya dengan ekspresi muka kecewa. "Ya sih neng, tapi sudah biasa kok kayak ini bagi kami. Palingan besok
pagi baru bisa jalan lagi jawab sopir lain nya" yang bernama Tejo.
"Ngobrol sama kami aja neng disini" Ajak Surya, salah satu sopir yang
sedang duduk diatas jalanan aspal beralaskan sandal jepit disamping ban
mobil truk hijau bermuatan barang elektronik itu.
"Terima kasih bang, saya masuk lagi saja. Gak tahan dengan udara nya.." Amira menolak ajakan dari sopir sopir itu.
Pukul 01.00 WIB, lalu lintas mulai bergerak pelan. Dari kejauhan polisi
sibuk mengatur arus agar kembali pulih. Para sopir sopir yang sedang
berceloteh tadi segera menaiki truk masing masing. Ketika Jarwo hendak
menuju truk nya yang berada dibelakang Honda Jazz milik Amira, ia
melihat Amira sedang tertidur.
Maksud hati ia ingin membangun kan nya
namun setelah melihat wajah manis nya Amira dan telapak tangan nya yang
lembut, ia mulai berpikiran aneh. Dia memberikan aba-aba kepada sopir sopir
lain yang tadi sempat membicarakan tubuh gadis berjilbab seperti Amira.
Karena pergerakan lalu lintas masih agak lambat, mereka berdiskusi untuk
menculik Amira.
Tejo mengangkat Amira dan memindahkannya ke jok belakang sambil kedua
mata dan tangan nya diikat dengan kencang serta mulutnya pun di bekap
kuat dengan kain yang mereka bawa. Tejo mengendarai mobil Amira dan truk
yang dikendarai Tejo di kendarai oleh Herman, kernet nya Tejo. Mereka telah sepakat kemana akan membawa Amira.
Mereka kembali menghidupkan mesin mobil dan mobil mobil itu berjalan
beriringan. Polisi yang bertugas mengatasi kemacetan tak mencurigai
apapun saat Honda Jazz itu lewat dikarenakan kaca film mobil itu sangat
gelap.
Lalu lintas mulai bergerak lancar. Mobil Amira melaju cepat diiringi dua
truk dibelakangnya. Sampai didepan jalanan setapak, mobil mobil itu
memasuki jalan itu dan berhenti disebuah proyek ruko yang terbengkalai
yang ditinggal pemiliknya karena kehabisan dana.
Jarwo dan Herman menggotong tubuh Amira dan membaringkannya di lantai dingin itu.
Tutup mata nya dibuka dan tubuh Amira menggeliat menambah gairah
biarahi para calon pemerkosa nya. Karena melakukan pemerkosaan dengan
korban yang tak sadar dinilai tak jantan, mereka mengambil air minum
dari mobil Amira dan menyiramkannya ke sekujur tubuhnya sehingga membuat
lekuk tubuh Amira kini tampak makin jelas. Amira terbangun dan terkejut
menyaksikan dirinya dikelilingi empat laki laki yang agaknya ia lupa
sedang berdiri dan sudah dalam keadaan telanjang bulat.
"Sudah bangun, cantik? kata Tejo.
"apa apaan ini, lepaskan aku!" teriak Amira mulai panik.
"hahaha, kau sangat cantik, cocok sekali jika menjadi pelacur." kata Herman.
"Tidak.. dimana aku? Lepaskan aku!" Amira semakin panik dan dalam
keadaan seperti itu, tubuhnya makin menggeliat saat mencoba melepaskan
ikatan tangannya sehingga membuat payudara 34c nya yang ditutupi oleh jilbab basah terlihat bergoyang goyang. Tanpa banyak bicara, Jarwo menindih tubuh Amira dan menekan kontol nya ke payudara Amira.
"Yang kayak gini yang gue demen, yang tertutup tapi bisa dipakai." kata Jarwo.
Amira menangis saat pertama kali nya tubuhnya disentuh oleh laki laki yang bukan muhrim nya. Jarwo mulai menggesek-gesekan kontolnya ke payudara bulat itu dan membuat Amira mengerang.
"Gimana rasa nya Wo? tanya Herman.
"Toket nya aja yang ketutup enak bro, gimana kalo pas udah dibuka.. gue
gak kebayang gimana memek nya.. hahahaha." jawab Jarwo yang makin membuat
telinga Amira menjadi panas.
"Udah buka aja baju nya, gak enak ngentot sambil pake baju.. tapi jilbab nya biarin aja.. Hahaha usul Tejo.
Wirman, salah satu sopir berusia mengambil pisau dan mengancam Amira. "Kalo lo coba coba melawan, baju lo bakal kita sobek dan mobil lo kami ambil dan lo mau pulang telanjang terus di perkosa orang lain lagi?"
Amira terdiam, air mata nya tak lagi menetes. "Udah lo nurut aja, kita jamin lo pasti bakal keenakan, malahan ketagihan hahahah." kata Juned, kernet berusia 40 tahun.
"Nah sekarang lo berdiri dan lepasin semua pakaian lo kecuali jilbab!" perintah Jarwo sambil melepas ikatan tangan Amira.
Amira berdiri dengan pasrah dan tangan nya meraba resleting gamis di belakang punggungnya. "Eh lo ngapain? gaya dikit buka nya lah jangan cuma tegang gitu. Lo
sekarang jadi lonte kita, kalo lo bisa bikin kita puas, mobil lo kami
balikin." kata Herman.
"Bang, tolong jangan lakukan ini.. ini dosa bang." jawab Amira merengek.
"ohh loh mau ceramahin kita ya? ya udah kita sadar nih, lo gak usah buka baju." kata Tejo
.
Amira bernafas lega akhirnya salah ada yang bisa ia sadarkan. "Tapi kita yang akan bukain baju lo pake pisau ini." lanjut Jarwo.
"Ahhh ampun bang.. jangan bang.." kata Amira kembali takut.
"Kalo gak mau lo nurut aja, lo pokoknya jadi lonte sekarang.. siapa tau lo ketagihan dan pengen jadi lonte selamanya." kata Herman.
Amira marah mendengar perkataan itu, ia tahu apa yang mereka inginkan dan terpaksa ia harus menuruti. Amira
meliuk-liukan tubuhnya sambil menurunkan resleting gamisnya. Walaupun
sebagai seorang gadis yang alim, Amira juga pernah menonton bokep dan
masturbasi untuk menghentikan syahwatnya secara diam diam. Kini ia yang
akan menjadi aktris bokep itu sendiri dan fantasi nya selama masturbasi
akan menjadi kenyataan. Ya, Amira selalu menghayal ia sedang digangbang
oleh pria pria kasar yang tak ia kenal dan dipaksa memuaskan mereka.
Setelah gamis nya terlepas dari tubuhnya, ternyata Amira masih memakai
celana panjang lagi dibalik gamisnya. Ia turunkan celana panjang itu
sambil menggoyang kan pinggulnya. Kini Amira hanya memakai jilbab yang
menutupi toketnya, celana dalam, kaus kaki dan sepatu hitam. Amira meremas toketnya yang masih tertutupi jilbab dan bra hingga ia sedikit mengerang "ahhhh..."
Jauh di balik sikap santun dan alim nya Amira juga tersimpan pribadi
binal yang hanya ia yang tahu selama ini dan hanya ia ingin tunjukan
pada suami nya kelak namun kini ia malah terbuai dan terbawa suasana
dihadapan sopir sopir mesum itu hingga ia lupa bahwa ia adalah korban
pemerkosaan dan yang terjadi kini adalah dia seperti pelacur berjilbab yang siap mempersembahkan keperawanan nya untuk pelanggan pertama nya.
Bra yang membalut toket nya juga telah terjatuh ketanah. Namun Amira masih membiarkan
jilbab panjangnya menutupi toketnya yang makin mengeras dan makin
menampakan putingnya dari luar jilbab.. terlihat sekarang ia seperti
akhwat jilboobs. Amira mendekatkan tubuhnya ke para sopir sopir itu dan
makin menggoyangkan pinngulnya. Ia berbaring dan menggeliat-geliat
sambil memasukan tangan kanan nya kedalam jilbabnya dan meremas toket
kirinya dan tangan kirinya merogoh bagian dalam celana dalam nya dan
menekan-nekan klitorisnya.
"Ahhhh.... oohhhhh..." Amira makin liar memuaskan dirinya dan membuat kontol para sopir itu bertambah keras.
Wajah Amira yang manis dan berkacamata
itu mulai berubah menunjukan birahi nya yang tak terkendali. "Ayo cepetan buka cd lo lonte!" teriak Tejo.
Masih dalam keadaan berbaring dengan kepala yang mengarah ke para sopir, Amira menurunkan celana dalam nya sambil melebarkan kaki nya dan memeknya pun terlihat jelas mengangkang dengan bulu bulu tipis terawat.
Waktu menunjukan pukul 03.00 pagi, giliran pertama adalah Jarwo sebagai pria paling tua yang mendapat pelayanan pertama. Amira berjalan merangkak kearah Jarwo sambil menyampirkan jilbabnya ke pundak hingga tampaklah toket 34c itu. Amira menciumi kaki Jarwo mulai dari jari kaki nya yang
bau hingga ke paha dan akhirnya bibir sexy nya menyentuh batang kontol Jarwo. Amira agak sedikit kaget melihat kontol secara langsung untuk
pertama kali nya. Jarwo memegang kepala Amira dan mengelus-elus nya
seperti hewan peliharaan. Amira melakukan apa yang pernah ia lihat dari film bokep, yaitu menjilati batang kontol itu.
Walaupun jijik namun dorongan hasratnya mengalahkan perasaan itu dan membuatnya bertindak lebih liar. Sangat kontras sekali, wajah putih manis berkacamata itu mengulum kontol hitam besar. Kemudian Amira merangkak naik mendekatkan memeknya ke kontol Jarwo. Sopir sopir itu tertawa terbahak bahak melihat
gadis yang tadinya alim menjadi lonte yang sangat luar biasa. Saat
memek Amira hampir menyentuh kontol Jarwo, Jarwo mendorong tubuh Amira
hingga jatuh kelantai.
Jarwo duduk dihadapan tubuh telanjang Amira dan
menggesek-gesekan kontolnya di memek Amira. Ia semakin merangsang tubuh
Amira dengan sedikit memasukan kepala kontolnya dan kemudian menariknya
kembali. Amira menggeliat liar dan memohon agar kontol Jarwo dimasukan
ke dalam memeknya.
Akhirnya Jarwo memasukan dengan pelan dan tetesan
darah segar mengalir dari liang memek akhwat itu. Amira merasa kesakitan
namun rasa sakit itu di gantikan oleh kenikmatan fantasi nya yang
selama ini menjadi kenyataan.
Jarwo menyodok dengan cepat dan membuat Amira mengerang keenakan. Amira
membalas serangan Jarwo dengan memaju mundurkan pinggulnya sehingga
kontol besar jarwo makin masuk menyentuh rahim nya. Sopir sopir lainnya
tak tahan menunggu giliran hingga mereka dengan pelan mengocok kontol
mereka masing masing. Jarwo pun mencapai klimaks dan ia mencabut
kontolnya dan menumpahkan sperma nya ke wajah Amira dan mengenai
kacamata serta jilbabnya.
Kini giliran Tejo yang mengeksekusi Amira. Amira dipaksa menungging dan
Tejo memasukan kontolnya disambut dengan erangan nikmat dari mulut
Amira. Juned menyuruh Amira mengulum kontolnya. Amira di genjot dari
depan dan belakang. Orgasme yang ia peroleh sebanyak tiga kali selama di
eksekusi oleh Jarwo belum membuatnya puas. Ia kini merasa menemukan
sebuah kesenangan dan kegembiraan yang ia bayangkan dalam khayalan nya
saja.
"Lo emang lonte Neng." kata Jarwo
Amira tak menjawab apapun karena mulutnya penuh oleh kontol Juned. Tejo makin mempercepat genjotannya hingga akhirnya Amira mencapai orgasme nya yang keempat. Sesaat badan nya lunglai dan kontol Juned terlepas dari kulumannya.
Juned membersihkan bekas liur di kontolnya menggunakan ujung
jilbab Amira dan menggunakannya untuk mengocok kontol nya sendiri. Ini
memang bukan pertama kalinya Amira orgasme namun ia benar benar merasa
orgasme yang ia alami saat ini terasa lebih nyata dibanding orgasme
yang ia alami saat masturbasi.
"Ohhh.. aku lelahh baanngg." kata Amira.
"Tapi lo belum puasin kita semua nya, jadi mau gak mau lo harus terus layani kita." kata Herman.
"Iya bang, tapi tunggu sebentar lagi bang aku capeeekkk ahhhh..." jawab Amira sambil memek nya masih di genjot pelan oleh kontol Tejo.
Tejo tak mengenal rasa kasihan, ia lebih suka memperlakukan korban nya seperti sedang diperkosa sehingga ia kembali menggenjot dengan sangat kasar dan membuat Amira mengerang..
"Ahhhh enaaakkkkkkk Amira berteriak.
"Eh lo kan tadi gak mau, kenapa malah keenakan, bilang dari tadi kalo lo suka jadi bisa kita entot pas macet semalem." ejek Tejo.
"Ahhhh enaaakkkkkkk Amira berteriak.
"Eh lo kan tadi gak mau, kenapa malah keenakan, bilang dari tadi kalo lo suka jadi bisa kita entot pas macet semalem." ejek Tejo.
"Ahhhh aku sukkaaa banggg teruusss baaanggg perkosaa aku ahhhh." erang Amira.
Tejo mempercepat sodokan nya dan akhirnya crottt crottttt sperma nya lagi lagi di semprot ke muka manis Amira bersamaan juga dengan meledaknya lahar putih Juned yang tidak sabar sehingga ia mengalami orgasme karena onani menggunakan jilbab Amira dan sperma nya pun menodai jilbab sucinya.
Terakhir Herman mendekat dan memasukan kontolnya kedalam memek Amira
yang masih basah. Herman meremas remas toket 34C Amira dan menarik
tubuhnya. Amira duduk di pangkuan menghadap Herman sehingga Herman
dengan mudah menjliati puting Amira. Amira menekan nekan kepala Herman
dan menaik turunkan pinggulnya. Benar benar berbeda dari apa yang
terlihat siang sebelumnya dimana Amira adalah seorang motivator akhwat
yang selalu mengingatkan orang lain agar selalu menjaga dirinya dari hal
hal yang dapat merusak kehormatannya namun kini Amira menjadi pelacur
yang tak memiliki kehormatan. Bukan lagi ia sebagai korban pemerkosaan
namun lebih dari pengemis kontol yang benar benar lapar akan sodokan kontol.
"Oouuuuhhh enaakkk baangg." lenguh Amira.
"Oouuuuhhh enaakkk baangg." lenguh Amira.
Herman tak memperdulikan desahan Amira, ia terus bersemangat menyedot toket Amira dan menyodok nyodok kontolnya hingga membuat Amira mengejang dan menekan pinggulnya lebih kedepan dan tumpahlah
cairan kenikmatanya untuk yang keenam kali. Herman membaringkan dirinya
dan sekarang mereka melakukan gaya woman on top. Amira menindih tubuh
Herman agar ia terus dapat mengemut toketnya.
Jarwo, Tejo dan Juned
mendekat dan merapatkan kontol mereka ke tubuh Amira. Jarwo menggesekan
kontolnya ke kepala Amira yang masih tertutup jilbab panjang, Juned
menggesekan kontolnya ke punggung putih Amira yang juga tertutup jilbab
dan Tejo menggesekan kontol nya ke pantat Amira. Cukup lama Amira
menikmati pelecehan yang terjadi terhadap dirinya dan Amira mengalami
orgasme yang kedelapan kali nya dan kali ini ia benar benar roboh kelelahan.
Tubuhnya ambruk diatas tubuh Herman yang masih menggenjot memeknya. Herman
membaringkan tubuh Amira dan mencabut kontolnya. Sperma meluncur
mengenai toket montok Amira dan sedikit mengenai wajah nya sementara
ketiga sopir lain menyusul orgasme nya dan menumpahkan sperma nya ke muka, kepala dan perut Amira.
Amira terkulai lemas, sementara para sopir itu masih tetap berstamina
untuk melanjutkan perjalanan. Jarwo meletakan kunci mobil Amira di
samping tubuhnya sementara Amira masih terpejam kelelahan. Entah
tertidur atau pingsan. Tejo mengambil gamis Amira yang terletak jauh
dari tubuh Amira dan mengelap muka dan tubuh Amira yang penuh sperma
setelah mengabadikan pemandangan itu dengan ponsel kamera mereka. Juned
menyimpan celana dalam dan bra Amira sedangkan Herman mencatat alamat
rumah Amira dan menyimpan nomor telepon nya agar dapat berguna sewaktu
waktu.
Pukul 07.25, Amira membuka mata nya dan melihat sekelilingnya tak ada
orang kecuali mobil mobil yang lalu lalang di jalan antar kota yang
jaraknya sekitar 20 meter dari tempat ia berada. Untungnya tempat ia
berada saat itu sedikit tertutup oleh seng seng bekas pembangunan
sehingga tak banyak yang menyadari keberadaan mobil Honda Jazz merah
disana.
Amira meraih gamis nya dan agak terkejut melihat gamisnya yang
penuh bekas sperma kering. Ia tak menemukan dimana bra dan celana dalam
serta celana pannjang untuk dalaman gamisnya. Amira akhirnya tetap
memakai pakaian bernoda sperma itu tanpa ada pakaian dalam lagi. Segera
ia memeriksa isi tas nya dan syukurlah tak ada satupun yang hilang.
Hanya saja dari layar smartphone nya terdapat notifikasi 6 panggilan tak
terjawab dari nomor kontak ayah nya. Amira segera menuju mobilnya yang
terparkir di halaman dengan kondisi tanah yang tandus. Amira menyalakan
mesin kendaraan nya dan saat ia hendak menurunkan rem tangan nya, ia
kembali teringat saat ia menggenggam kontol besar Jarwo.
Ada rasa ia
marah pada dirinya sendiri ada juga rasa ia ingin lagi menggenggam
kontol asli. Dan ternyata kejadian itu sedikit merubah Amira sehingga ia
tidak jadi menurunkan rem tangan itu, yang ada ia malah menaikan
gamisnya hingga kepinggang dan tampaklah lubang kenikmatan nya yang
telah dibobol oleh pria yang tak ia kenal.
Amira mulai melakukan
masturbasi di dalam mobil. Ia berteriak sekencang kencangnya
membayangkan ia sedang di perkosa kembali. Kini Amira mulai merasakan
sisi liar nya semakin membesar dari pada sebelumnya hingga ia berpikir
bagaimana jika ia berkendara tanpa memakai baju. Tapi itu tak mungkin ia
lakukan karena pasti orang orang akan melihat nya dari kaca depan yang
tak segelap kaca samping dan belakang. Namun kini Amira malah berkendara
dengan rok gamis yang masih terangkat ke pinggang dengan aroma sperma
dan cairan memek nya terasa tajam di dalam mobil. (Bersambung..)
Sumber:
Semprot by aflatun
0 komentar:
Posting Komentar