![]() |
Ilustrasi Ibu Sam |
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan
nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun
ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Jilbab, Milf, Perawat
Para tokoh:
- Sam : Siswa [18 Tahun]
- Ibu Sam : Ibu Sam, Perawat [47 Tahun]
- Roni : Siswa, Teman Sam
- Romlah: Ibu Roni
- Suti : Pemabantu Roni [43 Tahun]
- Rizal : Siswa, Teman Sam
- Tiwi : Ibu Kantin Sekolah
Chapter 01
“Telepon yang anda tuju tidak dapat dihubungi Silahkan ulangi beberapa
menit lagi” Begitu yang kudengar setiap kupencet namanya pada memori
HPku Lagi ada di mana si penjahat sex itu sampai HP nya dimatikan?. Aku sampai lupa meminum es jus dan menyantap pisang keju yang terhidang
di mejaku karena terus mencoba menghubungi Roni, temanku.
“Tumben sendirian Biasanya sama Roni,” kata Bu Tiwi, pemilik kantin.
“Iya ni Bu, HPnya dimatikan Nggak bisa dihubungi dari tadi,” ujarku
setelah menghirup es juice yang terhidang dan mengunyah pisang keju
Sebenarnya telah hilang selera makanku pada makananan dan minuman
favoritku itu karena tak berhasil menghubungi Roni.
“Kalau mau datang ke pesantren kilat bareng mestinya janjian dulu Jadi
nggak manyun begitu,” ujar Bu Tiwi lagi sambil melayani pembeli yang
lain.
Bener juga omongan Bu Tiwi Ini emang salahku Semestinya, semalam atau
tadi sebelum berangkat kontak Roni dulu hingga bisa janjian Kalau sudah
begini, aku yang repot mau ngikut pesantren udah kesiangan dan pasti
pintu pagar udah ditutup sementara Roni tidak bisa dihubungi Atau bisa
jadi ia berangkat tanpa bawa HP.
Gagasan untuk ngikut pesantren kilat ini memang murni ide kita daripada
nganggur mendingan ngikut and bisa kenalan ma cewe-cewe pengajar yang
katanya dari universitas muslim, katanya kakak-kakak pengajarnya banyak
yang cantik-cantik Lagian ada juga yang ngikut dari sekolah laen Sewaktu
mau berangkat, Rizal, temanku yang lain datang ke rumah dan meminjamkan
sejumlah VCD porno yang pernah ia janjikan dahulu.
Lalu muncul gagasan untuk membolos dan nonton bareng Roni di rumahnya
Aku yakin Roni pasti tak menolak Karena seperti kata Rizal diantara
film-film yang dipinjamkan, ada yang bercerita tentang hubungan seks
antara seorang anak laki-laki dengan ibunya.
Thema seperti itu, atau setidaknya yang menggambarkan hubungan seks
antara pria muda dengan wanita yang lebih dewasa bahkan yang lebih
pantas menjadi ibunya, adalah yang sangat digemari Roni Bahkan dalam
pengalaman nyata, seperti pengakuan dan cerita Roni, ia sering
menyetubuhi pembantunya, wanita yang telah berusia 43 tahun.
Roni juga mengaku sering terangsang saat mengintip ibunya sendiri yang
tengah telanjang Itulah kenapa aku sering menyebutnya sebagai penjahat
seks.
Di luar itu Roni juga yang mengajari dan memperkenalkanku pada kebiasaan
onani Menurutnya, aku tergolong pria puritan karena hingga berumur 18
tahun belum tahu dan tidak pernah melakukan onani dan ketika ia
menggagas untuk membuat lubang rahasia untuk mengintip aktivitas ibuku
dari kamarku yang memang bersebelahan dengan kamar ibu, aku tak kuasa
menolaknya.
Sedangkan aku, anak tunggal dan hanya hidup berdua dengan ibu sejak
kecil Bahkan konon, sebenarnya aku bukan anak ayahku yang meninggal saat
usiaku masih balita Tapi buah perselingkuhan ibu dengan pemuda
tetangganya setelah menikah cukup lama dan tidak punya anak.
Aku gak terlalu percaya ma omongan itu karena keluargaku adalah keluarga
muslim yang taat, ibuku saja sudah lama memakai jilbab begitu juga
dengan ibunya Roni, kita jadi dekat dari kecil karena ibuku dan ibunya
Roni sama-sama ngikut pengajian di tempat yang sama, buat ngisi
kesibukan dan nambah kenalan juga kekayaan batin gitu alasan ibuku.
Tapi
memang si Roni lebih nekat dariku, kita sama-sama penasaran ama body
perempuan-perempuan berjilbab, sapa tahu korengan kali,ha ha.
“Sam memek ibumu besar dan membusung banget. Mau deh aku menjilati lubangnya Ah, pasti enak banget kalau dientotin,” ujar Roni berbisik.
Ketika ia menginap di kamarku suatu malam dan mengintip ke kamar ibu
dari lubang rahasia yang kami buat Saat itu, ibu tidur mengangkang tanpa
mengenakan celana dalam dan dasternya tersingkap.
Malam itu Roni memuaskan diri beronani sambil sambil mengintip dan
membayangkan menyetubuhi ibuku daan lucunya, aku juga melakukan yang sama hanya aku melakukan secara diam-diam setelah Roni tertidur pulas. Benar
seperti kata Roni, wanita seusia ibu memang lebih matang dan merangsang.
Sejak itu, aku sering mengintip ke kamar ibu di saat terangsang dan
hendak beronani Aku juga ingin merasakan nikmatnya bersetubuh dengan ibu
kendati sejauh ini belum pernah melakukan sekali pun dengan wanita lain.
Satu jam lebih duduk termenung sendiri di kantin Bu Tiwi akhirnya
membuatku jenuh Setelah sekali lagi mencoba menghubungi HP Roni tak
tersambung, akhirnya kuputuskan untuk pulang.
Paling ibu sudah berangkat
ke Puskesmas tempatnya bekerja hingga nggak bakalan tahu kalau aku gak
jadi ngikut, pikirku Setelah membayar makanan, aku langsung keluar dan
menyetop angkutan kota yang rutenya melewati jalur jalan dekat rumah.
Motor memang sengaja tak kubawa karena tadinya berniat membolos dengan
Roni
Sampai di rumah, seperti biasa aku masuk lewat pintu belakang Kunci
rumah bagian depan memang selalu dibawa oleh ibu karena dia yang
berangkat belakangan setiap hari Aku membawa kunci pintu belakang agar
tak repot mampir ke kantor ibu untuk mengambil kunci saat pulang sekolah
Namun di dalam, saat masuk ke ruang tengah, aku dibuat kaget sepeda
motor Roni ada di sana terparkir di dekat motorku Sementara tas hitam
yang biasa dibawa ibu ke kantor teronggok di atas meja makan.
Jadi ibu
belum berangkat? Dan kenapa motor Roni ada di sini? Aku jadi curiga.
Jangan-jangan Roni juga ada di sini dan lagi berdua dengan ibuku di
kamarnya Memikirkan kemungkinan itu, kuperlambat jalanku Dengan
berjingkat kumasuki kamarku sendiri Setelah mengunci pintu kamar dari
dalam, langsung kutuju lubang rahasia yang biasa kugunakan untuk
mengintip ke kamar ibu.
Dugaanku tidak meleset Roni ada di kamar itu berdua dengan ibuku di atas
ranjang besar tempat tidur ibu, keduanya tengah melakukan perbuatan
yang selayaknya tidak pantas dilakukan. Kulihat Ibu sudah tidak
berpakaian, tapi masih mengenakan jilbabnya, seragam putih panjang khas
puskesmas sudah teronggok di lantai dan satu-satunya penutup tubuh yang
dikenakan hanya celana dalam warna merah, duduk menyandar di dinding
kamar
Ia terlihat sangat menikmati apa yang tengah dilakukan Roni pada dirinya.
Ya Roni menghisapi salah satu pentil susu ibu di bagian kiri dengan
mulutnya Sementara payudaranya yang sebelah kanan, sesekali dibelai dan
diremas gemas oleh pemuda teman akrab dan kawan sekolahku itu.
Seperti bayi yang kehausan, Roni menetek dengan lahap di payudara ibu
yang besar, 36B, kutahu waktu kulihat di jemuran dulu Pasti hisapannya
sangat kuat pada puting susu ibu yang coklat kehitaman hingga ibu tampak
menggelinjang menahan nikmat.
Terlebih tangan Roni juga tak mau berhenti meremasi buah dadanya yang lain sambil sesekali memilin putingnya. “Ah… ah terus hisap Ron, ah enak banget Tetek tante enak banget kamu
begitukan Ron, ah sshh…ahh …aaahhh,” suara ibu terdengar mengerang dan
melenguh menahan nikmat.
Mungkin seharusnya aku merasa jengah atau setidaknya memprotes atas apa
yang tengah dilakukan Roni pada ibuku akan tetapi tidak, aku malah menikmati
permainan mereka bahkan ingin rasanya aku menggantikan peran Roni karena
sudah cukup lama aku ingin menyentuh dan menghisap tetek ibu bahkan
sekaligus menyetubuhinya.
Aku memang sangat terangsang setiap mengintip
dan mendapati ibu tengah telanjang hanya selama ini aku hanya bisa
menyetubuhi dalam angan-angan yakni beronani sambil membayangkan
menyetubuhinya.
Aku makin terangsang ketika Roni mulai menciumi kemaluan ibu dari luar
CD merah yang dikenakannya. Kulihat ujung hidung Roni disentuhkan di
bagian tengah memek ibu yang masih tertutup CD. Sesekali Roni juga
menggunakan mulutnya untuk mengecup.
"Ah..." kenapa Roni tidak segera melepas saja CD merah itu. Terus terang aku jadi tidak sabar untuk melihat bentuk sejelasnya vagina ibu Selama ini, setiap mengintip, aku hanya bisa melihatnya sepintas. Kini, dengan posisi duduk mengangkang seperti itu, kalau CD nya dibuka pasti memek ibu bisa terlihat detilnya. Ternyata harapanku tidak sia-sia hanya, bukan Roni yang mengambil insiatif tetapi malah ibuku.
"Ah..." kenapa Roni tidak segera melepas saja CD merah itu. Terus terang aku jadi tidak sabar untuk melihat bentuk sejelasnya vagina ibu Selama ini, setiap mengintip, aku hanya bisa melihatnya sepintas. Kini, dengan posisi duduk mengangkang seperti itu, kalau CD nya dibuka pasti memek ibu bisa terlihat detilnya. Ternyata harapanku tidak sia-sia hanya, bukan Roni yang mengambil insiatif tetapi malah ibuku.
“Kamu sudah kangen sama memek tante ya Ron?" Tante buka deh celana
dalamnya biar kamu bisa melihat sepuasnya atau melakukan apa saja sesuka
kamu. Tetapi baju dan celana kamu dibuka juga dong,” kata ibu sambil
memelorotkan dan melepas celana dalamnya.
Saat ibuku mau melepas
jilbabnya ditahan sama Roni, “Jangan dilepas tante, tante lebih cantik
kalo pake jilbab, sumpah”, rayu Roni.
Dan ibuku senyum-senyum saja mendengar kata-kata Roni, kini ibuku
benar-benar telanjang tanpa sehelai benang yang menutupinya setelah CD
warna hitamnya dilepas dan dilemparkan sekenanya, hanya jilbab yang
masih menutupi kepalanya dan itu membuatku lebih terangsang karena Roni
pernah bilang pengen ngentotin cewe yang masih pake jilbab, lebih bikin
nafsu katanya dan bener banget karena kurasakan ada sensasi yang luar
binasa kalo bisa ngentotin cewek yang masih pake jilbab.
Dan yang membuatku kaget, memek ibu yang biasanya terlihat lebat
ditumbuhi rambut hitam, telah dicukur gundul padahal tiga hari lalu,
saat aku mengintipnya dari kamar seusai mandi, vagina ibu masih tertutup
oleh kerimbunan rambut hitam keritingnya.
Tetapi memek yang telah tercukur kelimis itu lebih merangsang karena
seluruh detilnya jadi terlihat jelas Dalam posisi duduknya yang
mengangkang, kemaluan ibuku membentuk busungan besar yang terbelah di
bagian tengahnya. Hanya, bibir bagian luarnya yang berwarna coklat
kehitaman terlihat tebal dan berkerut.
Kontras dengan warna di bagian dalam yang agak kemerahan, sedangkan
kelentitnya yang berada di ujung celah bagian atas, terlihat cukup besar
ukurannya. Mungkin sebesar biji jagung dan tampak mencuat "ahhh.." merangsang
banget.
Bibir bagian luar memek ibu yang berwarna coklat kehitaman, tebal dan
berkerut itu, kemungkinan terbentuk akibat seringnya tergesek kejantanan
milik laki-laki baik milik almarhum suaminya semasa hidup atau milik
ayah kandungku yang menjadi teman selingkuh ibu.
Bahkan mungkin kontol beberapa pria lain yang pernah singgah dalam
hidupnya karena beberapa tahun lalu sempat pula kudengar kabar ibu ada
main dengan salah seorang atasannya hingga sebagai PNS ia sempat
dipindah tugaskan ke daerah terpencil selama beberapa waktu.
Roni menghampiri ibuku setelah melepas baju kokonya dan semua yang
dikenakannya kontolnya tampak tegak mengacung dan keras. Hanya, soal
ukuran, kuyakin setingkat di bawah punyaku yang lebih panjang dan
besar,palingan cuma 13 cm an dibanding punyaku yang kalo ngaceng banget
bisa sampai 17 cm an tadinya kukira Roni akan langsung menindih dan
menancapkan rudalnya di memek ibu yang memang telah menunggu untuk
disogok.
Namun dengan santai, bak lelaki dewasa yang sudah berpengalaman dengan
perempuan, direbahkannya tubuhnya dekat tubuh ibu mengangkang Posisi
kepalanya persis berada diantara kedua paha ibu yang terbuka lebar atau
persis berhadapan dengan memek ibuku posisi itu dipilihnya, nampaknya
agar ia dapat dengan mudah menatapi memek ibuku dari jarak sangat dekat
dan sekaligus menyentuhnya.
Ibuku kian membuka lebar kangkangan pahanya ketika tangan Roni mulai
menjamah bagian paling sensitif miliknya Diusap-usapnya bibir luar memek
ibu yang tebal dan berkerut dengan telapak tangannya dan sesekali
diselipkannya ujung jari tengah tangan Roni ke lubang di antara celahnya disentuh sedemikian rupa oleh tangan Roni, terlebih ketika jari tengah
teman sekolahku itu menyentuh kelentitnya, mulut ibu mulai mendesis dan
melenguh.
Roni tak hanya menggunakan tangan untuk menyentuhnya tetapi mulai
menggunakan lidahnya untuk menjilat dan mengkilik lubang kenikmatannya,
maka desahan yang keluar berubah menjadi erangan Bahkan tubuh ibuku
terlihat menggelinjang dan tergetar ketika Roni mengecupi dan menghisapi
kelentit ibuku.
“Aauuw oh oh Ron kamu apakan memek tante Ssshh sshh oh enak banget Ron
Ya ya ahh enak banget Ron, terus sayang ya terus aahhh ,” erangnya
menahan nikmat.
Suara yang keluar dari mulut ibuku, bukannya membuat Roni menghentikan
aksinya tetapi malah memberinya semangat untuk membuat aksi jilatan dan
hisapan dengan mulutnya lebih efektif. Lidahnya makin dalam dijulurkan ke
dalam lubang kemaluan itu dan hisapannya pada kelentit ibu dilakukannya
dengan lebih keras dan gemas hingga tubuh ibuku berkali-kali meronta
dan menggeliat namun terlihat sangat menikmatinya sambil meremas sendiri
ujung jilbabnya.
Puncaknya, Roni tak hanya menjilati lubang memek ibuku. Lidahnya yang
kuyakin telah terlatih untuk menjilati lubang kemaluan Bik Suti, wanita
yang bekerja sebagai pembantu di rumahnya yang sering diceritakannya,
mulai mencari sasaran lain.
Itu kuketahui karena setelah ia meremas-remas pantat besar ibuku dan
membukanya hingga lubang anusnya terlihat, lidahnya kembali dijulurkan
dan diarahkan ke sana dan tanpa rasa jijik sedikitpun ia mulai
menyapu-nyapukan lidahnya di lubang anus yang berwarna senada dengan
memek ibu yang coklat kehitaman.
Tidak hanya menyapu dan menjilat, lidah Roni pun dicolokkan bagian
ujungnya seolah berusaha menerobos ke bagian dalam lubang anus itu diperlakukan seperti itu ibu memekik keras menahan nikmat.
“Iiiihhhh diapakan lagi tante Ron Okh okh sshh… aahh enak banget Ron
Kamu pintar banget sayang Tante nggak pernah merasakan yang seperti
ini,” ungkapnya terbata di sela-sela rintihan dan lenguhan yang keluar
dari mulut ibuku.
Mungkin karena sudah tak tahan menahan gairah yang kian memuncak, ibu
akhirnya menggeser tubuh. Ingin melepaskan pantatnya dari mulut Roni yang terus
mencengkeram menyerang anusnya dengan jilatan lidahnya tadinya ibu
bermaksud melakukan serangan balik yakni mengerjai kontol Roni dengan
mulutnya.
Namun Roni memaksa ingin tetap dapat mengerjai bagian bawah tubuh ibu
Hingga akhirnya disepakati untuk melakukan posisi 69 yang memungkinkan
keduanya dapat menjilat dan menghisap bagian paling peka milik keduanya.
Dengan posisi merangkak di atas tubuh Roni yang telentang, ibu memulai
aksinya dengan melakukan sapuan dan jilatan pada kepala penis Roni yang
tegak mengacung lalu, dikulum dan dimasukkannya batang penis Roni ke
dalam mulutnya sambil dihisap-hisapnya. Merangsang banget, melihat ibuku
yang masih berjilbab mengeluar masukkan kontol Roni.
Perlakuan serupa dilakukan ibu pada kedua biji pelir kemaluan Roni. Maka
kini Roni dibuatnya seperti cacing kepanasan. Tubuh Roni terlihat
mengejang Ia juga mengerang melampiaskan rasa nikmat yang diterimanya
dengan meremasi bongkahan pantat besar ibuku.
Menikmati adegan panas yang dilakukan ibu dan Roni dari tempatku
mengintip, tanpa sadar aku mengeluarkan sendiri kontolku yang juga telah
tegak mengacung dan mulai meremasinya sendiri Nafasku memburu menahan
gairah yang kian membakar.
Ah, kapan aku bisa menyentuh dan menikmati keindahan tubuh ibu seperti
yang tengah dilakukan Roni saat ini, keluhku membatin. Bahkan sempat pula
menyelinap dalam anganku untuk menikmati kehangatan tubuh Tante Romlah,
ibunya Roni.
Kocokan pada penisku makin kupercepat ketika adegan di kamar ibu
mendekati klimaks. Kulihat ibu telah dalam posisi berjongkok di atas
pinggul Roni dan mengarahkan lubang memeknya ke tonggak kontol Roni yang
tegak mengacung.
Maka ketika pantat ibu diturunkan perlahan, masuk dan amblaslah batang
kontol itu ke dalam kehangatan kemaluan ibuku “Kamu diam saja Ron, kini
giliran tante yang memberi kenikmatan,” kata ibu sambil mulai
menaik-turunkan pinggulnya.
Tidak hanya gerakan naik turun yang dilakukan ibu di atas tubuh Roni sesekali, sambil membenamkan lebih dalam kontol Roni di dalam lubang
memeknya, pinggul ibu memutar-mutar sambil meremas-remas rambutnya yang
berjilbab sehingga agak longgar juga jilbab ibu dan tangan Roni kadang
ikut meremas tetek ibu yang besar itu, hingga keduanya merasakan
kenikmatan yang ditimbulkan.
“Ah sshhh oh oh memek tante enak banget seperti menghisap Oh oh enak
banget tante, ah ah punya Roni mau keluar tan, akkhhhh… oouugghhh,”
“Tahan dulu Ron jangan dikeluarkan dulu Kita ganti posisi ya? Biar keluarnya sama-sama enak,” ujar ibu sambil merubah posisi.
Tanpa menunggu lama, setelah ibu kembali dalam posisi mengangkang, Roni
yang terlihat sudah tidak mampu lagi mengontrol gairahnya langsung
mengarahkan ujung kontolnya ke lubang memek ibuku dan entah disengaja
atau karena tak mampu menahan gairah yang menggebu, Roni menurunkan
pinggulnya dengan sentakan yang cukup kuat. Akibatnya, di samping batang
kemaluan Roni langsung amblas terbenam, ibu jadi memekik tertahan.
“Auw pelan-pelan dong sayang,”
“Maaf tente Habis Roni gemes sih sama memek tante,” kata Roni sambil terus menaik turunkan tubuhnya di atas tubuh ibuku.
Awalnya hanya perlahan. Namun ketika ibu mulai meningkati dengan
menggoyang-goyang memutar pinggulnya, hunjaman kontol Roni di memek
ibuku semakin cepat. Akibatnya peluh nampak berleleran pada pasangan
berlainan jenis sekaligus berbeda usia cukup jauh yang tengah
melampiaskan hasratnya itu. Sesekali tangan Roni kulihat ikut menarik,
meremas kuat jilbab ibu, menjamah dan meremasi tetek ibuku yang
terguncang-guncang memilin-milin putingnya dan juga menghisap dengan
mulutnya.
Tanda-tanda keduanya hendak mencapai klimaks terlihat ketika gerakan
Roni terlihat kian tidak terkontrol. Begitu pun ibu, goyangan pinggulnya
tidak berirama lagi puncaknya, keduanya sama-sama memekik dan mengerang
dengan tubuh mengejang.
“Hhaakh akkhhh mmm ssssstt… nnhhikkhhmmaaat…… bbhhaannggeetthh… Rrrhhonn” Erang ibuku.
“Tante Mmmhhoo ssshhaammmppp… oouugggghhh……” Teriak ibuku sambil meremas
kuat jilbabnya yang sudah mulai terlepas.
“Iiiyyyaahhh… tttthhaannn…
ssshhhaaamm…mmaa…aaahhhh……” Teriak Roni sambil ngeremes tetek ibu
kuat-kuat.
Maka jebolah pertahanan Roni, maninya tercurah menyembur di
lubang nikmat memek ibuku.
“Nnnikkhmatt… banget tantee haakh hakh aaaarrrggghhhh……cccrooottt…
crrrooott……sssssttttt… hhhooookhhhhh… ” Ceracau Roni.
Sedangkan ibuku,
puncak orgasmenya ditunjukkan dengan belitan kakinya ke pinggang Roni
dibarengi tubuh yang mengejang hebat.
“Oookkhhhhh……yyyyaaahhhhh……eemmmmhh……ssssttthhhh…… “
Pagi itu, setelah ibu kembali ke kamar seusai membersihkan diri di
kamar mandi, sebenarnya Roni mencoba melakukan pemanasan kembali saat
ibu berdiri di depan meja rias dan hendak memakai celana dalam, Roni
mencegahnya ia berjongkok di depannya dan mulai mengecupi memek ibu.
Bahkan salah satu kaki ibu diangkatnya dan ditempatkannya di kursi meja rias hingga memudahkannya menjilati memek ibu. Namun kendati ibu terlihat kembali terangsang oleh hisapan mulut Roni pada kelentitnya, ia menolak melanjutkannya lebih jauh.
Menurut ibu, hari ini ada rapat penting di kantornya yang tidak dapat ditinggalkan. Maka Roni terpaksa harus menahan diri untuk kembali melampiaskan gairah mudanya yang masih menggebu. Akhirnya keduanya meninggalkan rumah setelah berdandan rapi.
Sedangkan aku, terpaksa harus meneruskan onaniku yang belum sampai tuntas sambil membayangkan hangatnya tubuh ibuku.
Bahkan salah satu kaki ibu diangkatnya dan ditempatkannya di kursi meja rias hingga memudahkannya menjilati memek ibu. Namun kendati ibu terlihat kembali terangsang oleh hisapan mulut Roni pada kelentitnya, ia menolak melanjutkannya lebih jauh.
Menurut ibu, hari ini ada rapat penting di kantornya yang tidak dapat ditinggalkan. Maka Roni terpaksa harus menahan diri untuk kembali melampiaskan gairah mudanya yang masih menggebu. Akhirnya keduanya meninggalkan rumah setelah berdandan rapi.
Sedangkan aku, terpaksa harus meneruskan onaniku yang belum sampai tuntas sambil membayangkan hangatnya tubuh ibuku.
END
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar