Pages

Senin, 04 Desember 2017

[Cerita Sex] Seksinya Para Mama [06] [18+]

Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Jilbab, Milf, Selingkuh
Para Tokoh:
    • Ida
      • Guru Pengajian
      • IRT [Ibu Rumah Tangga]
      • Mama Rendy
      • 35 Tahun
      • Dewi 
        • IRT [Ibu Rumah Tangga]
        • Mama Dodi
        • 35 Tahun
        • Wilda
          • IRT [Ibu Rumah Tangga]
          • Mama Aldi dan Riki
          • 34 Tahun
        • Vivi
          • IRT [Ibu Rumah Tangga] [Janda]
          • Mama Jaki
          • 38 Tahun 
        • Winda
          • Guru Agama
          • IRT [Ibu Rumah Tangga] 
          • Mama Fikri dan Rafi
        • Rendi
          • Siswa SD
          • Anak Arman dan Ida
          • 10 Tahun
        • Jaki
          • Siswa SD
          • Anak Pertama Vivi
          • 12 Tahun
        • Aldi
          • Siswa SD
          • Anak Wilda
          • 10 Tahun
        • Dodi
          • Siswa SD
          • Anak Dewi
          • 10 Tahun
        • Riki
          • Anak kedua Vivi
          • 5 Tahun
        • Arman
          • Pegawai Kantor
          • Suami Ida
          • Ayah Rendi
          • 58 Tahun
        • Ishak
          • Sopir Pribadi Kelurga Arman [Khusus Ida]
        • Ujang
          • Tukang Kebun Keluarga Arman
        • Tohir
          • Tukang Sayur
        • Barik
          • Keponakan Rendi









        Chapter 06

        Aku :  “Apa yg terjadi dirumahku..??”

         Setelah selesai menelpon aku melihat kiri kanan kemana perginya Aldi dan Dodi. Saat aku mencari mereka aku melihat Ibu Vivi sedang menggendong Riki yg sedang tidur.

        Ibu Vivi memakai daster yg sangat ketat dengan jilbab merahnya.

        Setelah aku meperhatikan lekuk tubuh Ibu Vivi aku juga penasaran dengan perkataan si Jaki, tentang yg asli bukan di film aja..

        Aku memperhatikan tubuh Ibunya Jaki yg sangat semok..

        Aku : "Wah.. Semok juga badan Ibunya Jaki..” pikirku dalam hati.

        Disinilah aku mulai penasaran dengan tubuh wanita.

        Aldi : "Eh.. Ren, ngapain kamu disini?"

        DEGH...

        Aku : "Aku tadi nyariin kalian berdua, kalian dari mana?"

        Dodi : "Tadi kami kekamar si jaki dulu,”

        Dodi : “Karena kami penasaran dia sedang ngapain...”

        Dodi : “Kamu juga nelponnya lama"

        Aku : "Terus si jaki lagi ngapain?

        Aldi : "Ehhh.. malik nanya lagi,kamu disini lagi ngapain,lagi ngintiip yaah..?"

        Aku : "Eh.. Sembarangan aja kamu.."

        Aldi : "Gak usah boong kamu Ren.”

        Aldi : “Orang udah ketangkep basah juga..”

        Aku : "Iya maaf, aku gak sengaja ngeliat Tante Vivi.."

        Aldi : "Emang kenapa Tante Vivi..?”

        Aldi : “Orang lagi gendong si Riki juga.."

        Aku : "Liat tuh pakaian Tante Vivi..!!"

        Aldi dan Dodi ikut mengintip.

        Mereka terdiam dan tak berkedip.

        Aku : "Udah..udah ayo kalian cepet telpon mama kalian”

        Aku : “Nanti si Jaki curiga kita lama amat di ruang tengah..Ayo”

        Merekapun langsung bergegas menghubungi telpon rumah..

         Sedangkan aku langsung menuju kamar si Jaki, saat aku mau masuk, aku melihat Jaki sedang menonton sesuatu di hpnya sambil bergurau.

        Jaki : "Oohh... Mama kamu seksi amat sih"

        Setelah aku sedikit mendekat aku sangat kaget..

        DEGH...

        Aku : “Astaga dia sedang menonton ibunya yg sedang mandi..” pikirku.

        Aku mengagetkan dia yg sedang serius menonton.

        Aku : "Hayyoo.. lagi ngapain kamu Jak"

        Jaki : "Ehh.. Kampret lu ngagetin gua aja..”

        Aku mendekat.

        Jaki : "Sini lu mau liat gak..?"

        Dia mengajakku untuk nonton bareng.

         Saat aku mulai menonton. Aku kaget bukan main.. Aku pikir dia hanya bercanda tentang koleksi videonya itu, ternyata di hpnya dia mempuyai banyak koleksi ibu-ibu di komplek ini..

        Yang paling aku kaget adalah Dua Ibu Guru yg ada di dalam koleksinya itu.

        Jaki : "Gimana keren gak gua..?"

        Aku : "Gila kamu Jaki..”

        Aku : “Masa Ibu Winda lu juga vidioin..”

        Aku : “Udah cukup Ibu Mumun kamu videoin”

        Aku : “Ini malah Ibu Winda juga”

        Aku : “Gimana kalo ketauan bisa ancur hidup kamu Jak..”

        Aku : “Mama kamu juga bakal malu Jak, kasian tau.."

        Jaki : "Ehh.. Malah nyeramahin gua lu cunguk.."

        Dia berkata dengan nada tinggi..

        Aku langsung takut melihat reaksinya.

        Aku : "Maaf Jak, tapi kan emang bener"

        Jaki : "Diem lu, mentang-mentang Mamalu suka ngajar pengajian”

        Jaki : “Berani-beraninya lu nyeramahin gua..”

        Jaki dengan mata merah yg tajam kepadaku.

        Aku tidak berani melihatnya..

        Aku : "Maafin aku Jak.."

        Jaki : "Udah lu diem, sekarang mau di terusin gak nih rencana?"

        Aku : "Terusin aja"

        Jaki : "Kalo terbukti Mamalu selingkuh”

        Jaki :  “Sampe ngentot-ngentotan lu bakal tahu apa yg terjadi..”

        Jaki : “Seorang Pemimpin Pengajian suka ngentot..”

        Jaki : “Sama orang yang bukan suaminya..”

        Jaki : “Mama lu nggak jauh sama kaya Lonteee.."

        Aku marah dan ingin menjawabnya tapi aku takut.

        Saat sedang panas-panasnya di dalam kamar Jaki.

        Aldi dan Dodi datang.


        "Gimana ni selanjutnya..?"

        Sambil mereka melirik ke arahku yg diam ketakutan..

        Dodi : "Kamu kenapa Ren?"

        Aku : "Gak apa-apa, aku cuma penasaran aja.."

        Dodi : "Penasaran kenapa?"

        Aku : "Tadi pas aku menelepon Mamaku.”

        Aku : “Dia kaya sedang kepedesan gitu ngomongnya”

        Aku : “Dan aku mendengar suara Pak Ishak sama Pak Ujang..”

        Aku : “Katanya sih.. Mereka sedang mijitin Mama"

         Aku mengalihkannya dengan ceritaku. Karena aku tidak ingin mereka tahu kalo Jaki sedang marah padaku..

        Dodi : "Mungkin emang lagi mijitin kali"

        Jaki : "Itu bukan kepedesan..”

        Jaki : “Mungkin mereka sedang menindih Mama lu Ren.."

        Aldi : "Jak.. Jaga atuh omongannya, kasian si Rendy”

        Aldi : “Masa kamu jelekin Mamanya Rendy di depan Rendy sendiri..”

        Aldi : “Kalo gak terbukti gimana..?"

        Jaki : "Ehh.. Kampret malah nyeramahin gua lu"

        Aldi : "Aku gak nyeramahin kamu kok”

        Aldi : “Aku cuma kasian aja sama si Rendy, Mamanya di jelekin"

        Jaki : "Udah diem lu..”

        Jaki : “Kalo kalian mau bukti”

        Jaki : “Ayo lu pada kudu ikut gua kerumah elu-elu pada”

        Jaki : “Biar anaknya aja yang ngebuktiin..”

        Jaki :  “Kalo Mamanya gak jauh kaya Lonteee.."

        Kami yang ketakutan langsung berhadapan..

        Dodi yang sangat ketakutan dia memberanikan diri berbicara sambil badannya gemeteran..

        Dodi : "Ja..ja..jaki aku boleh di rumah kamu aja gak..?”

        Dodi : “Mamaku kan gak terlibat"

        Jaki : "Gak ada kata diem disini, lu semua kudu ikut gua..Ayo..!!"

        Kami yang ketakutan mengikuti perintahnya.

        Jaki sambil mengambil hpnya dia bergerak keluar.

        Kami yang ketakutan mengikutinya dari belakang.

        Jaki : "Gua bakal buktiin kalo Mama kalian emang Lonteee.."

        Dia masih saja menjelekan Mama kami.

        Kami tidak bisa apa-apa selain diam.

         Saat kami keluar rumahnya, dia tidak menuju jalan umum, melainkan jalan gang yg sempit dan kami hanya mengikutinya dari belakang tanpa mengatakan sepatah katapun sambil menulusuri gang sempit ini.sampai dia berhenti di pagar rumahku dan dia langsung memanjat pagar rumahku, memang pagar rumahku hanya tinggi 1 setengah meter.

        Setelah dia berhasil masuk, dia langsung bersembunyi di balik bunga-bunga kesayangan Mama.

        Dan berbisik kepada kami.

        Jaki : "Cepat lu pada manjat kampret.."

        Dia masih marah dengan kami.

        Kamipun satu persatu memanjat pagar rumahku dan bersembunyi di balik bunga-bunga Mama.

        Setelah berada di dalam jaki langsung mengintruksikan kepada kami supaya diam..

        Jaki : "Lu.. semua jangan berisik”

        Jaki : “Gua mau ngecek dulu apakah ada orang di halaman rumah lu"

        Dia berbicara kepadaku dengan mata yg masih merah menyala.

        Aku hanya mengangguk.

        Dia langsung menuju halaman rumahku mengendap-ngendap seperti tentara melewati bunga-bunga Mama...


        Sambil menunggu Jaki, kami hanya terdiam, karena kami takut membuat suara..

        Tidak lama Jaki datang dan menyuruh kami untuk mengikutinya tapi tidak dengan cara mengendap-ngendap.

        Kami langsung melewati halaman rumahku.

        Sepertinya tidak ada Pak Ujang di halaman rumahku..

        Saat kami mau masuk ke rumahku melewati pintu belakang..

        Kami mendengar suara laki-laki di dalam dapur.

        Kami langsung bersembunyi di balik tong sampah karena tong sampahku sangat besar, kami tidak akan kelihatan oleh siapapun.

        Saat kami bersembunyi, suara laki-laki tadi tidak menuju keluar rumah melainkan hilang.

         Jaki pun memberanikan diri mendengarkan apakah mereka masih ada di dapur atau sudah masuk kedalam.

         Setelah beberapa saat, dia langsung melambaikan tangannya kepada kami supaya berdiri dan mengikutinya, kamipun langsung berdiri dan mengikutinya dari belakang.

         Setelah suara laki-laki tadi benar-benar tidak ada, Jaki pun membuka pintu dengan sangat pelan dan setelah terbuka Jaki pun masuk dan kami pun mengikutinya.

         Saat kami menuju ruang tengah rumahku, kami melihat Pak Ishak dan Pak Ujang berjalan keatas menaiki tangga dan mereka tidak memakai baju, hanya beralaskan sarung saja sambil membawa minuman...

         Setelah mereka menaiki tangga, Jaki mengendap-ngendap dan meperhatikan kekamar siapa mereka masuk dan kami hanya diam menunggu intruksi si Jaki

        Dan Jaki pun kembali dan bertanya kepadaku.

        Jaki : " Pintu yang dekat tangga, kamar siapa?"

        Aku : "Orang tuaku.."

        Karena kamarku berdekatan dengan pintu kamar mandi dan jauh dari tangga.

        Jaki : "Ayoo.. Ikuti aku"

         Saat kami menuju ruang tengah bau yang sangat menyengat membuat kami bertanya-tanya..

        Jaki : "Ini bau pejuh campur keringat"

         Jaki pun menaiki tangga dengan sangat pelan dan kamipun mengikuti pergerakannya..

         Setelah sampai di atas kamipun langsung mendengarkan pembicaraan mereka di balik pintu kamar orang tuaku, yang membuat aku kaget setenganh mati. Suara Mama.

        DEGHHH...
        Ilustrasi Ibu Ida
        Ibu Ida : "Ah capek banget aku, haus..”

        Ibu Ida : “Tadi kalian ngentotnya kasar amat sih"

        "Yahh.. Kita kan belum pernah ngerasain memek Ibu Ustadzah sebelumnya”

        “Apalgi Ibu Ustadzahnya kaya Ibu”

        “Cantik, bahenol dan memeknya bikin kita gemes terus”

        “Iya gak Pak Ujang..?"

        Ternyata yang ngomong adalah Pak Ishak.

        Pak Ujang : "Iya...Ibu kok mau aja sih dientot sama orang lain??”

        Pak Ujang : “Kan Ibu Pemimpin Pengajian di komplek ini?”

        Pak Ujang : “Terus.. Ibukan tahu hukumnya apa tentang hubungan ini"

        Ibu Ida : "Pak Ujang kan tahu suami saya selalu sibuk bekerja”

        Ibu Ida : “Dan saya hanya disini menunggu kedatanggannya”

        Ibu Ida : “Setelah dia datang dia lngsung istirahat dan berangkat lagi”

        Ibu Ida : “Gitu aja setiap kali datang dan jarang sekali ngegenjot saya”

        Ibu Ida : “Setiap hari saya menunggunya Pak...”

        Ibu Ida : “Padahal kan saya masih pengen memiliki anak lagi”

        Ibu Ida : “Masa rumah sebesar gini di isi cuma tigak orang”

        Ibu Ida : “Kan sayang..”

        Ibu Ida : “Dan saya juga merasa kesepian”

        Ibu Ida : “Jika si Rendy sedang keluar main dengan teman-temannya.”

        Ibu Ida : “Saya selalu kesepian...Iya gak Pak Ishak..?"

        Pak Ishak : "Kan ada saya sama Pak Ujang, Bu..”

        Pak Ishak : “Ngapain juga kesepian, iya kan Pak Ujang...”

        Ibu Ida : "Hahaha.. Kalo kalian gak bisa di ajak main”

        Ibu Ida : “Malah saya yang di mainin sama kalian"

        Jaki berusaha supaya bisa melihat apa yang mereka lakukan di dalam.

        Sedangkan aku merenung dan bertanya-tanya.

        Aku : "Mama kenapa Mama ngelakuin ini?” pikirku.

        Aku : “Kenapa Mama ngehianatin Papa?” pikirku.

        Jaki mengintip di lubang kunci, namun masih kurang puas.

        Jaki : "Ada gak tempat yang pas..?”

        Jaki : “Supaya kita bisa ngintip lebih bebas"

        Aku : "Gak ada.."

        Jaki : "Gimana kalo di jendela..?"

        Aku : "Jendela kamar Mama sama Bapaku gede”

        Aku : “Dan selalu terbuka, aku gak mau nanti ketauan"

        Jaki : "Ahhh..Payah lu gimana mau mastiin Mamalu selingkuh..?"

         Karena terlanjur kecawa dan marah sama Mama, aku menginginkan Mama di marahin sama Papa. 
        Aku ingat,kamarku mempunyai ruangan rahasia.

        Aku langsung mengajak mereka..

        Aku : "Ohhh.. Iya aku ingat, Ayo ikut aku kekamar.."

        Mereka mengikutiku dengan berjalan perlahan-lahan.

         Setelah sampai di kamarku, kamipun langsung masuk dan aku kunci pintu kamarku..

        Jaki : "Kita mau ngapain di sini..?"

        Aku langsung tarik tali yang berada di belakang lemari bajuku.

        Dan....

        Krekeeeett...

        Tangga menuju ke atap rumahkupun terbuka.

        Merekapun langsung tidak percaya apa yang mereka lihat.

        Jaki : "Ini siapa yang buat Ren?”

        Jaki : “Gila keren banget kamarlu ada ruangan rahasia segala..”

        Aku : "Ini yang buat adalah keponakanku dari kampung namanya Barik”

        Aku : “Dia bilang jika aku lagi jengkel sama orang tua”

        Aku : “Aku bisa sembunyi disini.."

        Jaki pun langsung naik ke atas.

        Jaki : "Terus gimana kita bisa ngintipin Mamalu Ren?"

        Akupun naik menyusul Jaki dan menyuruh kedua temanku untuk mengikutiku.

        Aldi dan Dodi pun mengikutiku dari belakang.

        Setelah sampai di atap kamarku, aku langsung menutupnya lagi.

        Merekapun kagum dengan kamarku.

        Aldi : “Kamar kamu kaya di film2 aja Ren, kereen.."

        Jaki : "Dimana Ren kita bisa ngintipnya?"

         Akupun menunjukan kepada Jaki sambil merangkak perlahan, karena di atap kamarku ini hanya bisa duduk, tidak bisa berdiri sangat sempit, karena aku hanya tiduran disini kalo aku lagi marah sama Mama ataupun Papa.

        Aku menunjukan kardus yg berbentuk segitiga kepada Jaki.

        Saat Jaki membuka kardus itu, terpampanglah kamar Mama sama Papa.

        DEGH...

        Aku sangat kaget dengan apa yang kulihat.

        Jaki sangat antusias dan langsung meletakan hpenya dan merekamnya..

        Sedangkan Aku dan Jaki sambil menonton Mamaku dari atas.

        Aku masih tidak percaya yang di bawah adalah Mamaku.





        [Bersambung...]







          Seksinya Para Mama Chapter 07













        Sumber: 
        Semprot by koga49

        0 komentar:

        Posting Komentar