 |
Ilustrasi Fatimah |
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Jilbab, Milf, Pemerkosaan
Para Tokoh:
- Aisyah
- IRT [Ibu Rumah Tangga]
- Istri Rofiq
- 32 Tahun
- Rofiq
- Fatimah
- Ibu Rofiq
- Mertua Aisyah
- 46 Tahun
- Viktor Umbuwenge
Chapter 03
Bangkitnya Kenikmatan Itu
Usatazah, Hajjah, semua gelar terhormat itu seakan sirna begitu saja, semua itu hanya menjadi sebuah kata saja, bagaimana tidak aku yang seharusnya menjaga kehormatan dari gelar ku itu sedang dilecehkan dan dihinakan oleh seorang pria berkulit hitam yang kontolnya kini berada diatas wajahku yang berlumuran sperma nya dan yang lebih ironis lagi sperma itu bercampur dengan cairan cinta anak menantuku Aisyah.
Entah benarkah diawali dengan perkosaan atau memang dia berselingkuh dengan nya dari awal, tapi yang kutahu dia sangat menikmati perzinahan nya dengan pria hitam ini bahkan suami nya dihina dalam teriakan birahinya. menantu macam apa dia, mertua macam apa aku.
Sepeninggal suamiku yang meninggal karena komplikasi diabetes 2 tahun lalu, jujur aku sangat kesepian tapi itu semua sedikit terobati dengan semua kegiatan yang aku lakukan, entah itu pengajian, bakti sosial dan lainnya oleh karena bisa di bilang aku seorang ustazah yang cukup terkenal.
Aku : "Suamiikkuu.. maafkan aku, aku tak bisa menjaga kehormatanku"
Itu terbersit dalam lamunanku lamunan yang terjadi dalam keadaan aku sedang dilecehkan oleh pria berkulit hitam, yang kutahu dari teriakan kenikmatan menantuku namanya adalah Viktor.
Aku tersadar dari lamunanku karena terkaget tiba tiba tubuh menantuku Aisyah terguling ke samping ku mungkin lututnya sudah tak kuasa menahan berat tubuhnya karena saking lelahnya setelah dia dipacu birahinya oleh pria ini.
Viktor : "Kalau saya lihat lihat kamu sudah tua, tapi masih lumayan cantik"
Viktor : "Dan ini you have big busty tits here.. hahahaha"
Pria itu dengan kerasnya meremas payudaraku yang tertutup jilbab dan gamisku. dengan mulutku yang masih disumpal dengan kain dan tanganku yang diikat kebelakang dengan kuat. Aku hanya bisa pasrah diperlakukan seperti ini.
Dalam hatiku aku tetap berdoa semoga anaku Rofik segera datang dan menolong kami dan ada sesuatu yang baru kusadari,
Aku : "Kemana suara tangisan cucuku?"
Tadi dia masih menangis dengan cukup kencang sebelum aku di tampar oleh pria besar nan hitam ini sampai aku tak sadarkan diri tapi aku tak bisa apa apa dengan keadaanku sekarang. Semoga tak terjadi apa apa pada cucuku.
Tiba tiba terdengar suara dering hp milik menantuku, mataku terbelalak dan tiba tiba Aisyah terbangun mencari hp nya. Semoga ini dari Rofik dan Aisyah segera berteriak meminta tolong pada Rofik. tapi semua itu tak terjadi karena pria bernama Viktor itu sudah duluan bangkit dari atas wajahku dan mengambil hp Aisyah.
Tuuuutttt....Tuuuuutttt...Tuuuutttt...
Viktor : "Hubby..??, sepertinya ini dari suami kamu."
Dia memperlihatkan layar hp nya pada Aisyah dan saat Aisyah sudah membacanya.
Aisyah : "Iya ini suami saya, biar saya angkat telpon nya Viktor"
Viktor : "Ingat perjanjian kita,"
Viktor : "Kalau kamu coba coba melanggarnya dan try to got help from him,"
Viktor : "Anak dan Ibu mertuamu taruhan nya"
Aku : "Perjanjian?, perjanjian apa yang telah mereka buat?"
Aku : "Perjanjian yang mereka buat saat aku pingsan? apa isi perjanjian nya?" batinku.
Aisyah : "Iya Viktor, saya ingat"
Viktor : "Good, here pick it up, loudspeaker"
Aisyah : "Assallamualaikum Mas Rofik, ada apa Mas?"
Rofik : "Waallaikumsallam, Dek kayanya aku ngga pulang malam ini,"
Rofik : "Ada tugas dinas, Mas harus keluar kota malam ini juga,"
Rofik : "Mungkin Mas pulang 3 hari lagi, kamu hati2 ya di rumah,"
Rofik : "Kalau kamu takut kamu bisa nginap di rumah Ibu"
Aisyah : "O begitu Mas, ya sudah kalau begitu Mas,"
Aisyah : "Hati hati ya Mas nanti kalau ada apa apa aku kabarin Mas"
Rofik : "Oke, Asallamualaikum"
Aisyah : "Waalaikumsallam Mas"
Aku yang mendengar percakapan dari percakapan yang di loudspeaker itu serasa ingin menangis dan berteriak, ternyata penderitaan ini belum akan berakhir.
Beda halnya dengan Viktor yang tersenyum sangat lebar sampai gigi putihnya itu terlihat dengan jelas dan kontras dengan warna kulit di tubuhnya yang hitam legam.
Dan yang membuatku miris lagi raut wajah menantuku Aisyah yang saat itu sedang sangat vulgarnya memakai jilbab lebar yang sampai menutup perutnya dalam posisi duduknya tidak memakai apa2 selain jilbab yang menempel di kepalanya itu tersenyum simpul antara malu, senang, dan entahlah apa yang sebenarnya menantu laknat itu rasakan.
Aisyah : "Viktor, saya akan buat makan malam dulu"
Aisyah : "Kasihan anaku dia harus makan malam sebentar lagi dia mungkin akan bangun tidur"
Viktor : "Oke, masak yang enak ya,"
Viktor : "Biar saya semakin bertenaga nanti, tapi kamu tetap seperti itu saja ya., hahahhahs"
Aisyah :"Baik Viktor"
Sambil dengan langkah gontai kulihat Aisyah meninggalkan kami.
Lalu Viktor menatapku tajam sambil senyum jahatnya mengembang.
Viktor : "Dan sekarang, giliran kamu pelacur muslimah tua,"
Viktor : "Saya akan bermain main denganmu.. hahahahahah"
Tanpa bisa berbuat apa apa aku hanya bisa pasrah dengan apa yang akan dia lakukan dan yang aku tau sekarang Aisyah sangat menurut kepada pria ini entah perjanjian apa yang telah mereka buat.
Akupun di angkat tubuh besar Viktor ke sofa di ruang keluarga anaku, tempat dimana ada sofa yang cukup panjang dan didepan nya ada televisi, setelah itu aku didudukannya disana masih dalam keadaan terikat dan mulut tersumpal, setelah mendudukan ku Viktor pergi ke arah toilet dan saat dia keluar dia membawa handuk dari sana rupanya handuk itu untuk mengelap wajahku yang belepotan penuh sperma dan cairan cinta menantuku.
Viktor : "Waaahhh... kamu cantik sekali ya pelacur tua"
Mendengar pujian sekaligus hinaan itu aku tak bisa berbuat apa apa. Setelah wajahku bersih dan pria hitam ini membersihkan kontolnya dengan handuk yang sama dan saat dia membersihkan nya aku sangat terkesima dengan ukuran barang itu, benda panjang nan hitam itu terjuntai dan panjangnya sampai ke paha dekat lututnya. Sungguh pemandangan pertama yang sensasional untuk ustazah berusia 46 tahun sepertiku.
Aisyah : "Viktor, ini air putih yang kamu minta"
Kulihat Aisyah membawakannya segelas air putih tapi sedikit berwarna.
Aku : "Apakah ada campuran di minuman ini?" batinku.
Viktor : "Oh oke, sekarang kamu pergi saja"
Aisyah : "Baik Viktor saya akan ada di kamar anak saya"
Sambil berbalik Aisayah pergi ke kamar anaknya yang mana juga cucuku tersayang.
Viktor : "Ini kamu minum ini ya, kamu kan sudah capek, saya akan lepas sumpal kami,"
Viktor : "Tapi kalau kamu teriak menantu dan cucu kamu akan saya habisi"
Aku hanya bisa mengangguk mendengar perintahnya tanda setuju.
Lalu aku meminum minuman itu.
Aku : "Kurasa minuman ini sudah dicampur sesuatu, tapi apa?." batinku.
Tidak lama setelah itu Viktor menyumpal mulutku lagi dan dia langsung meraba payudaraku dari luar jilbab dan gamisku. terus dia memijat dan menzinahiku dengan cara itu.
Entah kenapa badanku tiba tiba terasa panas dan bergertar tak karuan, dalam keadaan terikat dan disumpal, payudaraku dengan kasar di remas2 oleh Viktor dan lama lama aku seperti terangsang dengan perlakuan nya lalu sekitar 20 menit dia melakukan itu diapun menyampirkan jilbabku ke belakang jadilah sekarang hanya gamisku yang melindungi bagian dalamku dan hal yang terjadi setelah itu yang membuatku kian terhina.
Pria hitam ini memegang ujung atas gamis ku di atas leherku, lalu dia pun menarik kedua ujung gamisku.
Breeekkk...
Dengan mudah gamisku pun robek sampai ke perutku perut yang begitu putih walaupun terlihat ada sedikit ada timbunan lemak disana.
Viktor : "Wooowwww.. nice busty tits we got here nigaa"
Vikor : "Damn old whore, you must be expensive for this"
Aku tidak mengerti apa yang dia katakan.
Viktor pun melanjutkan aksinya di payudaraku yang sekarang hanya tertutup bh berwarna hitam kesukaanku. diremas, di pilin, kadang sedikit di tampar tampar nya payudaraku yang membuatku menjerit tertahan karena mulutku yang masih tersumpal.
Terus dan terus dia meremas payudaraku dari balik bh hitamku dan dengan satu gerakan dia menarik bh ku di bagian tengah nya hingga bh itu terputus dan menyembulah kedua payudaraku yang bentuk nya sudah mengendur seperti pepaya menggantung walaupun mungkin sudah lembek tapi cukup besar ukurannya.
Viktor pun mulai menjilati puting payudaraku menyedot, bahkan terkadang puting ku digigit secara bergantian. Lama kelamaan aku yang hanya bisa pasrah mulai terangsang dan menikmati perlakuan nya,
Ya, sensasi ini sensasi yang sudah cukup lama aku tidak rasakan dan sensasi ini kurasakan kembali saat ini bukan dari suamiku, tapi oleh seorang pria hitam berbadan dan berotot besar yang tidak aku kenal sama sekali.
Aku hanya bisa menutup mataku saat dia mulai meraba bagian selangkangan ku dengan salah satu tangan nya.
Aku : "Emmmhh...emmhhhhmm..." hanya itu yang itu yang bisa keluar dari mulutku.
Rasa nikmat yang tiba tiba menguasai diriku yang seharusnya hal ini tidak terjadi pada seorang Ustazah Hajjah solehah sepertiku.
Viktor : "Kamu sudah mulai suka ya?..hahahhaha"
Aku hanya diam saja mendengar ucapan nya, tidak lama dari dia mengatakan hal itu diapun menarik CD ku dan ketika terlepas dia melemparkan nya entah kemana. tiba tiba dia berpindah posisi turun dari sofa dan berjongkok di lantai tepat di depan selangkangan ku. Kakiku diangkat dan dilebarkan olehnya lalu sejurus kemudian viktor mulai menjilati vagina ku.
Slruuuppp...Slruuppp... Slruuuppp...
Aku : "Aeemmmhhh....emmmhh..emmhhhh...emmhh"
Aku yang tak bisa berbuat apa apa hanya melenguh tertahan menikmati jilatan di vagina ku tempat dari mana Rofik dilahirkan.
Viktor : "Damn, this pussy still good, this old muslimah pussy still good"
Viktor : "Fuck im gonna fuck you now"
Entah apa yang membuat pria hitam besar ini bernafsu padaku, dia bangkit berdiri dan mengarahkan kontolnya yang hitam legan dan panjang itu kearah vaginaku.
Ketika kepala kontolnya menyentuh bibir vaginaku dan mencoba masuk kedalam vaginaku, dia mengalami kesulitan karena mungkin vagina ku yang sedikit kering dan sempit untuk ukuran kontolmya, diapun meludahi vaginaku dan juga mengolesi ludah di kontolnya. dia mencobanya kembali dan.
Aku : "Aaaeemmhh...emmhhhh...emmmhg.."
Hanya rintihan itu yang keluar dari mulutku, tubuhku yang mulai bergoyang karena setengah kontol Viktor sudah masuk kedalam vagina ku dan dia mulai memaju mundurkan tubuhnya.
Viktor : "Aahhh..pelacur tua memekmu enak juga ya,"
Viktor : "Kering, sempit, its fucking...aauuhh..aahhh,"
Akupun mulai menikmati goyangan nya dan kurasakan setiap dia mamajukan tubuhnya, kontolnya terasa mentok dan menyentuh dinding rahimku padahal masih tersisa setengah lagi kontolnya yang belum masuk ke vagina ku.
Viktor pun membuka sumpal mulutku sambil terus menggenjot ku.
Aku yang sudah menikmati permainan nya dan terbakar birahi yang sudah lama tak kurasakan mulai melenguh dan menjerit menikmatinya.
Aku : "Aaahhh..tolong...aaah..hentikannn..ini dosaaahh...aaahhh euuhhh"
Ploookkk...Ploookkk...Plookkk...
Viktor : "Kamu merasa ini dosa tapi kamu menikmati, you stupid muslimah whore"
Aku : "Aahhhh...ampouuunn..aahhh..aaauuhh"
Plookkk...Ploookkk...Plookkk...
Sekitar 20 menit dia menggenjotku dengan kasar akhirnya ada perasaan sensasional dari dalam diriku, tubuhku menegang, menjerit tertahan, kuraih orgasme ku, orgasme yang kurasakan dan kudapat dari seorang pria negro.
Aku : "Aaauuhhh..aaaaaaaaaaaaaaa...aaaaaaahhhh"
Seeeerrrrr....Seeeerrrr...Seeeerrrrr...
Viktor : "Hahahahah... now shes cumming.. enjoy it bitch"
Aku tak mengerti apa artinya yang dia katakan dan aku hanya bisa merasakan kenikmatan ini aku orgasme lagi setelah sekian lama.
Hajjah Fatimah seorang ustazah yang solehah kini terjerat dalam lautan birahi haram.
[Bersambung...]
Selingkuh?? Cuma Ketagihan Ko Chapter 04