![]() |
Ilustrasi Ambar |
Categori: Hamil, Karyawan, MILF, Perselingkuhan
Para Tokoh:
- Ambar
- Karyawan Perusahaan Farmasi [Kepala Devisi Riset]
- IRT [Ibu Rumah Tangga]
- Istri Arifin
- Ibu Andi
- 37 Tahun
- Arifin
- Karyawan Perusahaan BUMN Kontruksi [Manajer]
- Suami Ambar
- Ayah Andi
- 40 Tahun
- Andi
- Siswa Kelas 6 SD Swasta
- Anak Arifin dan Ambar
- 12 Tahun
- Siswanto
- Kepala Sekolah [Guru Matematika]
- Adik Heri
- Heri
- General Manager Farmasi
- Kakak Siswanto
Chapter 14
Hari itu rumah Ambar begitu ramai dengan tamu yang memenuhi setiap sudut ruangan di rumah itu. Berbagai hiasan terpasang di depan rumah menyambut kedatangan tamu yang datang silih berganti.
Hari itu adalah acara tujuh bulanan dalam tradisi jawa yang biasa disebut mitoni untuk Ambar dan bayi yang dikandungnya. Sementara Arifin suami Ambar menyambut dan menyalami satu persatu tamu yang hadir untuk memberi selamat.
Hari itu adalah acara tujuh bulanan dalam tradisi jawa yang biasa disebut mitoni untuk Ambar dan bayi yang dikandungnya. Sementara Arifin suami Ambar menyambut dan menyalami satu persatu tamu yang hadir untuk memberi selamat.
Sementara itu Ambar dengan pakaian kemben kain batik terlihat cantik diantara ibu ibu yang memberinya selamat. Namun dimata laki laki penampilan Ambar saat itu begitu menggoda hingga membangkitkan gairah seksual mereka.
Ambar yang hamil besar di usia 7 bulan itu tampak seksi karena kemben yang dipakainya itu. Belum lagi buah dadanya yang begitu besar membuat belahan dadanya terlihat bebas dari atas kemben yang tidak bisa menutupinya. Beberpa tamu laki laki tampak beberapa kali membetulkan posisi penis mereka karena melihat Ibu hamil yang seksi itu.
Satu persatu rangkaian acara mitoni dilalui, mulai dari siraman, brojolan dan pantes sudah dilaksanakan. Suami Ambar masih sibuk berbincang dengan tamu ketika Ambar didatangi oleh Pak Siswanto yang turut datang sebagai undangan.
Ambar yang hamil besar di usia 7 bulan itu tampak seksi karena kemben yang dipakainya itu. Belum lagi buah dadanya yang begitu besar membuat belahan dadanya terlihat bebas dari atas kemben yang tidak bisa menutupinya. Beberpa tamu laki laki tampak beberapa kali membetulkan posisi penis mereka karena melihat Ibu hamil yang seksi itu.
Satu persatu rangkaian acara mitoni dilalui, mulai dari siraman, brojolan dan pantes sudah dilaksanakan. Suami Ambar masih sibuk berbincang dengan tamu ketika Ambar didatangi oleh Pak Siswanto yang turut datang sebagai undangan.
Pak Siswanto : "Bu Ambar"
Ambar : "Akh Pak Siswanto"
Ambar : "Akh Pak Siswanto"
Pak Siswanto : "Tidak terasa ya Bu sudah 7 bulan?'
Ambar : "Akh iya Pak"
Ambar : "Akh iya Pak"
Pak Siswanto : "Mumpung suami ibu masih di depan saya mau kasih hadiah buat calon bayi Ibu"
Ambar : "Akh Pak Siswanto bayi ini kan bayi anda juga"
Pak Siswanto mendekati Ambar dan segera mencium bibirnya yang begitu mengkilap karena baerlapiskan lipgloss itu.
Pak Siswanto : "Hhnnnnnhhh"
Ambar : "Mffffffffhhhhhh"
Ambar : "Akh Pak Siswanto bayi ini kan bayi anda juga"
Pak Siswanto mendekati Ambar dan segera mencium bibirnya yang begitu mengkilap karena baerlapiskan lipgloss itu.
Pak Siswanto : "Hhnnnnnhhh"
Ambar : "Mffffffffhhhhhh"
Wajah Ambar terasa terbakar dan berubah menjadi merah saat Pak Siswanto memeluk erat dirinya dari depan. Dia merasakan perutnya yang membuncit besar bergesekan dengan selangkangan Pak Siswanto yang bertubuh tinggi.
Ambar : "Haaaaaaahhhhhhh akhhhhh"
Ambar : "Hyaaaaaaannhhhh"
Lidah mereka saling membelit satu sama lain sementara nafas mereka mulai memburu akibat ciuman yang begitu panas.
Ambar : "Mmmmmnnnnnnhhhhhhh haaaahhh"
Ambar : "Akh mfffhhhhhhh"
Ambar : "Akh Pak Siswanto mmmmmmhhhh"
Ambar : "Haaaaaaahhhhhhh akhhhhh"
Ambar : "Hyaaaaaaannhhhh"
Lidah mereka saling membelit satu sama lain sementara nafas mereka mulai memburu akibat ciuman yang begitu panas.
Ambar : "Mmmmmnnnnnnhhhhhhh haaaahhh"
Ambar : "Akh mfffhhhhhhh"
Ambar : "Akh Pak Siswanto mmmmmmhhhh"
Pak Siswanto : "Bu Ambar akhhhhhh"
Pak Siswanto : "Mnnnnnnaaaahhhhhhh"
Air liur bercampur dalam mulut mereka sementara mereka masih sibuk berciuman dengan memagut bibir masing masing. Tangan Pak Siswanto menyibak kemben batik yang dikenakan Ambar dan mulai mengelus elus vaginanya dengan jarinya.
Ambar : "Ahhhhhhhhhh"
Pak Siswanto : "Gimana Bu enak"
Ambar : "Akhhhhh ehnnnnak Pakhhhhhh"
Ambar : "Ahhhhhhhhhh"
Pak Siswanto : "Gimana Bu enak"
Ambar : "Akhhhhh ehnnnnak Pakhhhhhh"
Kemben yang dipakai Ambar semakin longgar sehingga melorot di bagian
dadanya menampakkan gundukan payudara yang semakin besar dari
sebelumnya.
Clekkkkk clekkkk cleeeekkkk
Clekkkkk clekkkk cleeeekkkk
Pak Siswanto mengocok lubang vagina Ambar dengan tiga jarinya membuatnya mendesah nikmat dan terangsang hebat.
Akhhhhh Pak"
Pak Siswanto : "Gimana Bu"
Ambar : "Memekku Pak akhhhh kocok teruuusssss"
Pak Siswanto : "Ibu benar benar sudah basah"
Ambar : "Akhhhhhh"
Ambar : "Aaaaaahhhh"
Akhhhhh Pak"
Pak Siswanto : "Gimana Bu"
Ambar : "Memekku Pak akhhhh kocok teruuusssss"
Pak Siswanto : "Ibu benar benar sudah basah"
Ambar : "Akhhhhhh"
Ambar : "Aaaaaahhhh"
Pak Siswanto : "Bu jangan keras keras kalo kedengaran tamu lain dan suami anda bagaimana?"
Akh jangan ngomong begitu Pak akhhhhh"
Pak Siswanto : "Kenapa tidak Bu"
Ambar : "Akh akhhhhhh"
Pak Siswanto : "Ibu memang suka kan dientot waktu ada keluarga Ibu di rumah"
Ambar : "Akkhhh ahhhhhhhh'"
Ambar : "Akhhhhh"
Ambar : "Ahhhhhhhhhh"
Akh jangan ngomong begitu Pak akhhhhh"
Pak Siswanto : "Kenapa tidak Bu"
Ambar : "Akh akhhhhhh"
Pak Siswanto : "Ibu memang suka kan dientot waktu ada keluarga Ibu di rumah"
Ambar : "Akkhhh ahhhhhhhh'"
Ambar : "Akhhhhh"
Ambar : "Ahhhhhhhhhh"
Pak Siswanto juga meremas remas payudara Ambar hingga air susu memancar dari puting payudaranya dan muncrat kemana mana.
Ambar : "Akhhhhhhh Pakkkkk"
Pak Siswanto : "Saya akan beri kenikmatan yang lebih Bu"
Pak Siswanto menundukkan tubuh ambar dan menyuruhnya bersandar pada kusen jendela kamarnya yang menghadapa kehalaman belakang.
Pak Siswanto : "Ayo Bu nungging di sini"
Ambar : "Akh cepat Pak sodok memekku dengan kontolmu"
Pak Siswanto : "Siap ya Bu"
Ambar : "Aaaahhhhhh"
Ambar : "Akhhhhhhh Pakkkkk"
Pak Siswanto : "Saya akan beri kenikmatan yang lebih Bu"
Pak Siswanto menundukkan tubuh ambar dan menyuruhnya bersandar pada kusen jendela kamarnya yang menghadapa kehalaman belakang.
Pak Siswanto : "Ayo Bu nungging di sini"
Ambar : "Akh cepat Pak sodok memekku dengan kontolmu"
Pak Siswanto : "Siap ya Bu"
Ambar : "Aaaahhhhhh"
Pak Siswanto melesakkkan penisnya dalam vagina Ambar dan mulai menggerakkan penisnya dalam liang vagina Ambar yang sudah basah.
Ambar : "Aaaahhhhh"
Ambar merasakan tidak bisa hidup tanpa kenikmatan yang dia rasakan ketika penis Pak Siswanto menyodok vaginanya.
Ambar : "Ihhhhhggggggggggnnnn"
Ambar benar benar sudah kecanduan dengan penis penis kasar dari laki laki yang jelas jelas bukan suaminya itu.
Ambar : "Akhhhh enaaak sekali akhhh"
Ambar : "Aahhhhhhh"
Ambar : "Akhyaaaaaaahhhh"
Ambar : "Aaaahhhhh"
Ambar merasakan tidak bisa hidup tanpa kenikmatan yang dia rasakan ketika penis Pak Siswanto menyodok vaginanya.
Ambar : "Ihhhhhggggggggggnnnn"
Ambar benar benar sudah kecanduan dengan penis penis kasar dari laki laki yang jelas jelas bukan suaminya itu.
Ambar : "Akhhhh enaaak sekali akhhh"
Ambar : "Aahhhhhhh"
Ambar : "Akhyaaaaaaahhhh"
Dia tidak bisa menolak ajakan berhubungan seks dari setiap laki laki yang dia temui dari waktu ke waktu.
Ambar : "Aaahhhyaaahhhh"
Meskipun begitu dia masih tidak juga merasakan cukup meskipun hampir setiap hari dimasuki penis yang berbeda beda.
Ambar : "Iggghhhhh ya"
Ambar : "Ayo pak sodok terus memekku akhhhhhh lebih keras"
Pak Siswanto : "Akh Bu ennnnak sekali"
Pak Siswanto terus menggenjot Ambar yang pasrah dientot dalam keadaan hamil besar setelah acara mitoni untuk dirinya itu.
Ambar : "Aaahhhyaaahhhh"
Meskipun begitu dia masih tidak juga merasakan cukup meskipun hampir setiap hari dimasuki penis yang berbeda beda.
Ambar : "Iggghhhhh ya"
Ambar : "Ayo pak sodok terus memekku akhhhhhh lebih keras"
Pak Siswanto : "Akh Bu ennnnak sekali"
Pak Siswanto terus menggenjot Ambar yang pasrah dientot dalam keadaan hamil besar setelah acara mitoni untuk dirinya itu.
Ambar : "Aaahhhhhh"
Pak Siswanto : "Bu Ambaaarrrr akh"
Ambar : "Aaahhhhh"
Ambar : "Aaakhhhhhhhhh"
Ambar semakin bergoyang tak menentu ketika penis dalam vaginanya bergerak keluar masuk semakin cepat dan kuat. Sementara Pak Siswanto memegangi kedua buah dadanya yang bersusu dan memeras air susu itu kelaur dari belakang.
Ambar : "Akkkhhhhh"
Ambar : "Ahhhhhhhhhhhyyyy"
Pak Siswanto : "Bu Ambaaarrrr akh"
Ambar : "Aaahhhhh"
Ambar : "Aaakhhhhhhhhh"
Ambar semakin bergoyang tak menentu ketika penis dalam vaginanya bergerak keluar masuk semakin cepat dan kuat. Sementara Pak Siswanto memegangi kedua buah dadanya yang bersusu dan memeras air susu itu kelaur dari belakang.
Ambar : "Akkkhhhhh"
Ambar : "Ahhhhhhhhhhhyyyy"
Ambar : "Lagi terus Pakkkk akhhh"
Ambar : "Aaahhhhh"
Suara desahan Ambar semakin lama semakin keras seakan tidak peduli dengan keberadaan orang lain di rumahnya.
Pak Siswanto : "Ibu benar benar Lonte ndak tahu malu"
Ambar : "Akh iya Pak saya Lonte yang suka digenjot kontol setiap laki laki"
Ambar : "Aaahhhhhh"
Ambar : "Akh akh akh'"
Ambar : "Aaahhhhh"
Suara desahan Ambar semakin lama semakin keras seakan tidak peduli dengan keberadaan orang lain di rumahnya.
Pak Siswanto : "Ibu benar benar Lonte ndak tahu malu"
Ambar : "Akh iya Pak saya Lonte yang suka digenjot kontol setiap laki laki"
Ambar : "Aaahhhhhh"
Ambar : "Akh akh akh'"
Pak Siswanto : "Akh memek Ibu semakin ennnak saja akhhhh"
Ambar : "Akhhhh hyaaaahhh"
Ambar : "Akhhhh akhhh"
Ambar : "Genjot terus Pak genjot memek Lontemu ini"
Ambar : "Ahhhnnnnnnnnn"
Ambar : "Ahhhhhhhhhhhaa"
Ambar : "Aaaahhh"
Pak Siswanto : "Saya mau keluar Bu akh akh"
Keluarkan di dalam Pak akhhh"
Ambar : "Akhhhh hyaaaahhh"
Ambar : "Akhhhh akhhh"
Ambar : "Genjot terus Pak genjot memek Lontemu ini"
Ambar : "Ahhhnnnnnnnnn"
Ambar : "Ahhhhhhhhhhhaa"
Ambar : "Aaaahhh"
Pak Siswanto : "Saya mau keluar Bu akh akh"
Keluarkan di dalam Pak akhhh"
Pak Siswanto : "Saya keluar Bu hyaaaaaaaaaaaaaaaaaah"
Ambar : "Saya juga keluar Pak akhhhhhhhhhhhh"
Sperma Pak Siswanto menyemprot deras dalam vagina Ambar dan membanjiri setiap relung di dalam vagina wanita hamil itu.
Ambar : "Akh pejuhmu panas sekali Pak, vagina ku akh hangat'
Ambar : "Ahhh ahh"
Ambar : "Ah ah"
Penis Pak Siswanto terus berkedut kedut dalam vagina Ambar yang penuh dengan cairan sperma yang kental miliknya.
Ambar : "Ahhhhhh nikmta sekali Pak"
Pak Siswanto : "Kamu keluar juga kan Bu"
Ambar : "Akh iya Pak"
Ambar : "Saya juga keluar Pak akhhhhhhhhhhhh"
Sperma Pak Siswanto menyemprot deras dalam vagina Ambar dan membanjiri setiap relung di dalam vagina wanita hamil itu.
Ambar : "Akh pejuhmu panas sekali Pak, vagina ku akh hangat'
Ambar : "Ahhh ahh"
Ambar : "Ah ah"
Penis Pak Siswanto terus berkedut kedut dalam vagina Ambar yang penuh dengan cairan sperma yang kental miliknya.
Ambar : "Ahhhhhh nikmta sekali Pak"
Pak Siswanto : "Kamu keluar juga kan Bu"
Ambar : "Akh iya Pak"
Pak Siswanto : "Luar biasa kan Bu?"
Ambar : "Akh iya luar biasa"
Ambar : "Akh iya luar biasa"
Beberapa Hari Kemudian..
Ambar tengah berkeliling rumahnya sendiri dengan tubuh telanjangnya yang tidak tertutupi sehelai benang pun. Dia baru saja berhubungan seks dengan Pak Heri yang kini tengah berbaring istirahat di dalam kamarnya.
Ambar mencoba mengingat ingat apa yang telah terjadi di rumah ini dalam beberapa bulan terakhir ini. berbagai perubahan terjadi dengan dirinya, hingga Ambar sendiri merasa dia tidak lagi mengenal dirinya yang dulu.
Ambar mencoba mengingat ingat apa yang telah terjadi di rumah ini dalam beberapa bulan terakhir ini. berbagai perubahan terjadi dengan dirinya, hingga Ambar sendiri merasa dia tidak lagi mengenal dirinya yang dulu.
Dia yang dulu adalah seorang istri dan Ibu rumah tangga kini sudah berubah menjadi budak seks dari atasannya dan guru anaknya. Begitu juga secara fisik, kini di dalam perutnya tumbuh calon bayi yang berasal dari hubungan gelapnya itu.
Ambar mengambil foto keluarganya yang terpasang dia atas meja kabinet kayu yang berada di ruang tengah. Dia memandangi figura berisi foto dirinya bersama Arifin dan Andi, keluarganya, bukan dia buka lagi keluarga mereka.
Ambar merasa dia sudah menjadi bagian dari keluarga yang lain, keluarga bagi para lelaki yang telah membuatnya begini. Dan keluarga bagi calon bayi yang kini tumbuh dalam perutnya sejak delapan bulan yang lalu itu.
Ambar mengambil foto keluarganya yang terpasang dia atas meja kabinet kayu yang berada di ruang tengah. Dia memandangi figura berisi foto dirinya bersama Arifin dan Andi, keluarganya, bukan dia buka lagi keluarga mereka.
Ambar merasa dia sudah menjadi bagian dari keluarga yang lain, keluarga bagi para lelaki yang telah membuatnya begini. Dan keluarga bagi calon bayi yang kini tumbuh dalam perutnya sejak delapan bulan yang lalu itu.
Ambar mengambil sebuah dvd dari atas lemari dan memsukkannya dalam pemutar optik lalu menghidupkan tv. Layar datar tv dengan teknologi led itu menampilkan bagaimana dirinya
sedang mengulum penis dan tangannya memegang dua penis bersamaan.
"Akh ayo cepat dijilat"
Ambar : "Akh sudah entot aku entot aku"
"Akh belum saatnya"
"Akh ayo cepat dijilat"
Ambar : "Akh sudah entot aku entot aku"
"Akh belum saatnya"
Dalam video itu ditampilkan bagaimana Ambar dipaksa mengulum penis lelaki yang baru saja dikenalnya. Namun Ambar justru memohon mohon pada mereka untuk segera memasukkan penis mereka dalam vaginanya yang sudah basah.
"Ayo katakan diamana kamu pengen digenjot"
Ambar : "Akh tolong entot memekku"
Ambar menungggingkan pantatnya ketika seseorang dengan penis tegak mengacung bersiap untuk menyetubuhinya.
"Ayo buka memekmu lebar lebar Bu"
"Biar kurekam untuk kenang kenangan'
Ambar : "Akh masuk Pak masukkkkkkkk"
Ambar : "Akhh akhh akh"
"Ayo katakan diamana kamu pengen digenjot"
Ambar : "Akh tolong entot memekku"
Ambar menungggingkan pantatnya ketika seseorang dengan penis tegak mengacung bersiap untuk menyetubuhinya.
"Ayo buka memekmu lebar lebar Bu"
"Biar kurekam untuk kenang kenangan'
Ambar : "Akh masuk Pak masukkkkkkkk"
Ambar : "Akhh akhh akh"
"Wahhhhhhhhh"
"Ayo Bu mulutmu juga harus kerja, emut kontolku ini"
Ambar : "Akh iya"
Pak Heri yang sudah bangun keluar dari kamar dan melihat Ambar yang sedang menonton video dia layar tv itu. Pak Heri berjalan mendekati Ambar yang masih terpaku ke layar kaca tidak menyadari kedatangannya.
Pak Heri : "Anda menyesal Bu?"
Ambar begitu terkejut dengan suara Pak Heri yang tiba tiba dia sadari sudah berada di dekatnya duduk.
Pak Heri : "Anda menyesali semua ini"
Ambar : "Tidak Pak tidak sama sekali"
Pak Heri : "Lalu kenapa anda terlihat murung seperti ini"
"Ayo Bu mulutmu juga harus kerja, emut kontolku ini"
Ambar : "Akh iya"
Pak Heri yang sudah bangun keluar dari kamar dan melihat Ambar yang sedang menonton video dia layar tv itu. Pak Heri berjalan mendekati Ambar yang masih terpaku ke layar kaca tidak menyadari kedatangannya.
Pak Heri : "Anda menyesal Bu?"
Ambar begitu terkejut dengan suara Pak Heri yang tiba tiba dia sadari sudah berada di dekatnya duduk.
Pak Heri : "Anda menyesali semua ini"
Ambar : "Tidak Pak tidak sama sekali"
Pak Heri : "Lalu kenapa anda terlihat murung seperti ini"
Ambar : "Saya hanya mengingat ingat waktu dulu ketika bersama keluarga saya"
Pak Heri : "Anda bahagia bersama mereka?"
Ambar : "Ya saya bahagia"
Pak Heri : "Oh..jadi begitu"
Ambar mulai bangkit dari duduknya dan berdiri di hadapan Pak Heri yang sedari tadi berdiri di samping sofa.
Ambar : "Tapi sekarang saya lebih bahagia"
Pak Heri : "Maksud anda"
Ambar : "Saya sudah punya keluarga baru"
Ambar mengelus elus perutnya yang membuncit besar dengan calon anaknya dihadapan Pak Heri yang sejak tadi memandanginya.
Ambar : "Dan saya punya laki laki yang bisa memuaskan saya"
Ambar dengan sengaja memegang penis Pak Heri yang sejak tadi sudah berdiri lagi setelah behurbungan seks dengannya.
Ambar : "Saya dilahirkan untuk ini, sebagai lonte anda Pak"
Ambar berjongkok di depan Pak Heri dan mulutnya bersiap mengulum batang penis itu untuk memuaskannya.
Pak Heri : "Akh Bu akhhhhhh"
Ambar : "Slreppppppp slreppppppp"
Pak Heri : "Akkhhhhh"
Ambar : "Mnfffhhhhhhhh akhhh"
Pak Heri : "Enghhhhhhhh akhhhh bu"
Ambar : "Fuahhhhhh ahhhhh'
Ambar mendorong Pak Heri hingga terduduk di sofa dan segera mengangkangi penisnya yang sudah tegak berdiri.
Ambar : "Akh ini Pak masukkan kontolmu akh'
Pak Heri : "Akh baik Bu"
Ambar : "Haaaahhhh'
Ambar : "Hnnnnnnhhhh ahhhhhhhh"
Ambar : "Kontolmu benar benar besar Pak akh"
Ambar : "Akh hyahhhh"
Ambar : "Pelan pelan ya Pak ingat anak kita ini"
Pak Heri : "Baik Bu"
Ambar : "Ahhhhhhhh"
Pak Heri : "Memekmu hangat sekali akhhh"
Ambar : "Ahhhhhhhhh"
Pak Heri : "Bu Ambar akhhhhhhh"
Ambar : "Pak Heri mmmmmmnhhhhhhh"
Pak Heri mulai mempercepat gerakan penis keluar masuk dalam liang vagina Ambar yang begitu basah.
Ambar : "Hnnnnnnnhhh akhhhhhhh'
Ambar : "Pak akhhhhhh'
Ambar : "Haaaaahhhh'
Ambar duduk di atas Pak Heri sementara Pak Heri menyodokkan penisnya dari bawah layaknya posisi woman on top.
Ambar : "Ahhhh'
Ambar : "Ukhhh ukhh enak sekali Pak akhhh"
Ambar : "Ah ah ah"
Ambar : "Kontolmu Pak masuk dalam sekali akhhhh"
Pak Heri : "Rasanya nikmat sekali Bu Akh'
Ambar : "Ah"
Ambar : "Akh lebih dalam Pak'
Ambar : "Hnnnnnnnnhhh'
Ambar : "Uhnnnnnnnnnnn'
Ambar : "Ahhhhhhh'
Pak Heri : "Bu saya mau keluar akhhhhh'
Ambar : "Yah.....isi memekku dengan pejuhmu Pak"
Pak Heri : "Akh iya"
Ambar : "Sirami calon bayiku dengan lahar panasmu"
Pak Heri : "Akhhhhhhhhhhhhhh aku keluarrrrrrrrrrr arggghhhhhhhhhhhhhhhh"
Ambar : "Ahaaaaaaaaaaaaaaaa"
Ambar : "Aaahhhh"
Ambar : "Akh pejuhmu pak banyak sekali akh"
Pak Heri : "Aku cinta kamu Bu"
Ambar : "Aku juga Pak, aku Lontemu"
Matahari sudah mulai condong ke arah barat ketika Ambar sedang memasukkan pakaiannya dalam tas.
Rumahnya masih sepi karena anak dan suaminya belum pulang, dan karena itu dia harus cepat cepat membereskan bawaannya. Selesai dengan bawaannya dia segera keluar kamar, lalu berhenti di dekat meja makan untuk melepaskan cincin pernikahannya. Dia meletakkan cincin itu bersama sebuah surat dan setumpuk dvd yang di letakkan dia atas meja makan.
Ambar : "Selamat tinggal . . ."
(Bersambung..)
Sumber:
Pak Heri : "Anda bahagia bersama mereka?"
Ambar : "Ya saya bahagia"
Pak Heri : "Oh..jadi begitu"
Ambar mulai bangkit dari duduknya dan berdiri di hadapan Pak Heri yang sedari tadi berdiri di samping sofa.
Ambar : "Tapi sekarang saya lebih bahagia"
Pak Heri : "Maksud anda"
Ambar : "Saya sudah punya keluarga baru"
Ambar mengelus elus perutnya yang membuncit besar dengan calon anaknya dihadapan Pak Heri yang sejak tadi memandanginya.
Ambar : "Dan saya punya laki laki yang bisa memuaskan saya"
Ambar dengan sengaja memegang penis Pak Heri yang sejak tadi sudah berdiri lagi setelah behurbungan seks dengannya.
Ambar : "Saya dilahirkan untuk ini, sebagai lonte anda Pak"
Ambar berjongkok di depan Pak Heri dan mulutnya bersiap mengulum batang penis itu untuk memuaskannya.
Pak Heri : "Akh Bu akhhhhhh"
Ambar : "Slreppppppp slreppppppp"
Pak Heri : "Akkhhhhh"
Ambar : "Mnfffhhhhhhhh akhhh"
Pak Heri : "Enghhhhhhhh akhhhh bu"
Ambar : "Fuahhhhhh ahhhhh'
Ambar mendorong Pak Heri hingga terduduk di sofa dan segera mengangkangi penisnya yang sudah tegak berdiri.
Ambar : "Akh ini Pak masukkan kontolmu akh'
Pak Heri : "Akh baik Bu"
Ambar : "Haaaahhhh'
Ambar : "Hnnnnnnhhhh ahhhhhhhh"
Ambar : "Kontolmu benar benar besar Pak akh"
Ambar : "Akh hyahhhh"
Ambar : "Pelan pelan ya Pak ingat anak kita ini"
Pak Heri : "Baik Bu"
Ambar : "Ahhhhhhhh"
Pak Heri : "Memekmu hangat sekali akhhh"
Ambar : "Ahhhhhhhhh"
Pak Heri : "Bu Ambar akhhhhhhh"
Ambar : "Pak Heri mmmmmmnhhhhhhh"
Pak Heri mulai mempercepat gerakan penis keluar masuk dalam liang vagina Ambar yang begitu basah.
Ambar : "Hnnnnnnnhhh akhhhhhhh'
Ambar : "Pak akhhhhhh'
Ambar : "Haaaaahhhh'
Ambar duduk di atas Pak Heri sementara Pak Heri menyodokkan penisnya dari bawah layaknya posisi woman on top.
Ambar : "Ahhhh'
Ambar : "Ukhhh ukhh enak sekali Pak akhhh"
Ambar : "Ah ah ah"
Ambar : "Kontolmu Pak masuk dalam sekali akhhhh"
Pak Heri : "Rasanya nikmat sekali Bu Akh'
Ambar : "Ah"
Ambar : "Akh lebih dalam Pak'
Ambar : "Hnnnnnnnnhhh'
Ambar : "Uhnnnnnnnnnnn'
Ambar : "Ahhhhhhh'
Pak Heri : "Bu saya mau keluar akhhhhh'
Ambar : "Yah.....isi memekku dengan pejuhmu Pak"
Pak Heri : "Akh iya"
Ambar : "Sirami calon bayiku dengan lahar panasmu"
Pak Heri : "Akhhhhhhhhhhhhhh aku keluarrrrrrrrrrr arggghhhhhhhhhhhhhhhh"
Ambar : "Ahaaaaaaaaaaaaaaaa"
Ambar : "Aaahhhh"
Ambar : "Akh pejuhmu pak banyak sekali akh"
Pak Heri : "Aku cinta kamu Bu"
Ambar : "Aku juga Pak, aku Lontemu"
Matahari sudah mulai condong ke arah barat ketika Ambar sedang memasukkan pakaiannya dalam tas.
Rumahnya masih sepi karena anak dan suaminya belum pulang, dan karena itu dia harus cepat cepat membereskan bawaannya. Selesai dengan bawaannya dia segera keluar kamar, lalu berhenti di dekat meja makan untuk melepaskan cincin pernikahannya. Dia meletakkan cincin itu bersama sebuah surat dan setumpuk dvd yang di letakkan dia atas meja makan.
Ambar : "Selamat tinggal . . ."
(Bersambung..)
Sumber:
Semprot by haryhidayat9
0 komentar:
Posting Komentar