Pages

Kamis, 20 Juli 2017

[Cerita Sex] Ibu Budak Nafsu [13] [18+]

Ilustrasi Ambar
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Gangbang, Hamil, Karyawan, MILF, Perselingkuhan
Para Tokoh:
  • Ambar
    • Karyawan Perusahaan Farmasi [Kepala Devisi Riset]
    • IRT [Ibu Rumah Tangga]
    • Istri Arifin
    • Ibu Andi
    • 37 Tahun 
  • Arifin
    • Karyawan Perusahaan BUMN Kontruksi [Manajer]
    • Suami Ambar
    • Ayah Andi
    • 40 Tahun
  • Andi
    • Siswa Kelas 6 SD Swasta
    • Anak Arifin dan Ambar
    • 12 Tahun
  • Siswanto
    • Kepala Sekolah [Guru Matematika] 
    • Adik Heri
  • Heri
    • General Manager Farmasi
    • Kakak Siswanto
  • Manager Pemasaran
  • Manager Keuangan
  • Manager Produksi
  • Sopir Truk 





Chapter 13



Saat di Perjalanan... 

Mobil mpv mewah berwarna hitam melaju menyusuri jalanan berdebu jaur pantura menuju ke arah timur ke perbatasan propinsi.

Mobil mpv berukuran besar berkapasitas hingga 7 orang itu melaju seakan tidak peduli dengan yang terjadi di dalam kabinnya. Kaca mobil yang berlapiskan film gelap membuat pengendara di sekitar mobil itu juga tidak menyadari yang sedang terjadi di dalamnya.

Ambar : "Aaahhhhhhhh"

Ambar : "Haaaahhhh"

Ambar : "Ahhhh"

Ambar terduduk lemas dalam mobil bersama 5 orang penumpang lain dalam mobil yang semuanya adalah laki laki. Tubuh Ambar tidak ditutupi sehelai benangpun dan hanya memakai stocking berwarna senada meskipun ada laki laki dalam mobil itu.

Penumpang laki laki yang bersama Ambar siang itu tidak lain adalah jajaran manager di pabrik tempat Ambar bekerja. Mereka baru saja selesai dioral secara bergiliran oleh wanita yang memimpin divisi riset di pabrik mereka itu.

Tubuh Ambar penuh dengan sperma, semnetara dia mengumpulkan sperma bapak bapak itu yang disemprotkan ke seluruh tubuhnya.

Ambar nampak kesusahan mengumpulkan sperma itu dalam gelas kaca bening yang dipakai sebagai penampung sperma.

Ambar : "Akh akh"

Ambar : "Mnnnhh ahhh"

Semua lelehan sperma di tubuh Ambar memenuhi hampir 2/3 volume gelas yang berukuran besar itu.

Ambar : "Hnnnnhh"

Ambar : "Akh Pak tolong beri aku pejuh lagi"

"Hah kamu bercanda kan masa belum puas kamu"

Ambar : "Saya perlu mengisi gelas ini Pak"

"Nanti lagi kita sudah capek"

Ambar : "Akh tolong Pak"

Namun para jajaran manager itu terlalu capek untuk menuruti permintaan Ambar yang ingin memenuhi gelasnya dengan sperma.

Pak Heri : "Sudah begini saja sebentar lagi kita mampir spbu" kata Pak Heri yang rela menyetir mobil itu

Ambar : "Akh ngapain Pak?"

Pak Heri : "Ya isi bensin tho Bu, nanti disana Ibu bisa cari pejuh dari kontol lain buat ngisi gelas Ibu itu'

Ambar : "Akh tapi Pak..."

Pak Heri : "Kalo ndak mau ya sudah, tapi disana pasti banyak sopir sopir truk yang pasti mau ngasih kamu pejuh gratis Bu"

Ambar : "Akh baik Pak"



Saat Sampai di SPBU..

Mobil itu berbelok ke sebuah spbu yang besar dengan truk yang terparkir di sebagian besar areanya.

Pak Heri : "Ayo keluar sana Bu"

Ambar : "Akh tapi pak saya pakai pakaian dulu"

Pak Heri : "Udah pakai ini saja, nanti ndak kelamaan"

Pak Heri mengambilkan dress ketat yang sebelumnya dipakai oleh Ambar sebelum berangkat naik mobil tadi. Dress dengan potongan dada rendah dengan bahan wol itu panjangnya hanya sampai 15 cm di atas lutut Ambar.

Ambar memakai pakaian yang diberikan Pak Heri itu dengan terburu buru tanpa memperhatikan cara memakainya.

Pak Heri : "Ayo turun"

Ambar : "Iya Pak"

Pak Heri : "Nanti ditunggu di dekat pintu keluar ya, mobil tak parkir disana"

Ambar : "Baik Pak"

Ambar segera turun dari mobil dengan pakaian yang super mini itu dengan perasaan tidak karuan.

Pakaian yang sebenarnya sudah kekecilan untuk tubuh Ambar itu semakin terlihat kecil karen payudara dan perut Ambar yang semakin besar. Orang orang yang ada di spbu itu terlihat memperhatikan Ambar yang berpakaian begitu seksi di tempat ramai seperti ini. Apalagi Ambar yang sedang hamil besar membawa gelas yang hampir penuh di siang hari yang begitu terik seperti ini.



Seminggu Yang Lalu..

Ambar : "Jadi sekian laporan proyek obat baru yang sekarang sudah mulai diproduksi"

Plok plok plok

Pak Heri : "Bagus bagus" kata Pak Heri

Pak Heri : "Bagaimana bapak bapak ada yang perlu ditanyakan"

Semua jajaran manager tampak puas dengan hasil proyek yang membawa keuntungan cukup besar di perusahaan itu.

Pak Heri : "Kalo tidak ada, sebelum kita akhiri saya punya sesuatu untuk dibagikan pada bapak bapak'

Pak Heri tampak tersenyum penuh arti ketika melihat manager manager di perusahaannya tampak kebingungan.

Pak Heri : "Bu Ambar silakan dibagikan"

Ambar : "Baik Pak"

Ambar mengambil tas berukuran besar yang dia bawa sebelumnya dari meja di dekat pintu keluar ruangan.

Ambar mengambil satu persatu dari dalam tas itu botol botol berisi cairan putih dan membagikannya ke setiap manager. Sementara itu para menager semakin kebingungan melihat dihadapan mereka ada botol berisi cairan putih.

Pak Heri : "Bapak bapak semua ini adalah sample susu dari pengujian obat kita"

Mendengar kata kata Pak Heri semua peserta rapat terlihat terkejut menyadari benda di depan mereka adalah air susu.

Pak Heri : "Air susu ini diperas langsung dari objek pengujian kita"

Pak Heri mulai bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mengitari meja besar tempat diadakannya rapat.

"Maksud bapak ini asi"

Pak Heri : "Ya benar sekali"

"Bagaimana bapak bisa mendapatkannya"

Pak Heri menghentikan langkahnya di belakang Ambar dan tiba tiba menarik paksa sweater yang dipakai Ambar.

Peserta rapat begitu terkejut melihat buah dada Ambar yang begitu besar membusung dengan puting coklat gelap.

Pak Heri : "Dari sini saya memerasnya"

"Jadi..."

Pak Heri : "Benar, Ibu Ambar mengetes obatnya pada dirinya sendiri, dan ini hasilnya"

Peserta rapat mulai duduk dengan gelisah sambil sesekali membetulkan posisi penis mereka yang mengeras.

Pak Heri : "Bagus bukan"

Mereka masih dengan lekat menatap payudara Ambar yang kini mulai meneteskan air susu dari ujung putingnya.

Pak Heri : "Dan produksi susu Bu Ambar semakin banyak dengan anak saya di dalam perutnya"



Kembali Ke SPBU..

"Ini kontolku akhhhh Lonte ini benar benar nekad'

Iya mau maunya dientot sopir sopir kaya kita"


Padahal lagihamil besar begini'

Ambar : ""Akkkkkhhhh'

Salah satu dari sopir truk yang tengah menggangbang Ambar menjejalkan penis mereka ke dalam mulutnya.

Ambar : "Mmmmmmnnnnnnhh"

"Akhh terus sedot akhhh"

Ambar : "Mmmnnnnnnnnn"

Sementara sopir yang lain bersiap memasukkan batang penisnya yang hitam ke dalam vagina Ambar yang merekah.

Ambar : "Hhnnnnhhhhh'

"Wah benar benar Lonte Ibu ini'

Ambar : "Ammnnhhhhhhhh'

"Sedotannya ennnak juga akhhhh'

"Anak dalam perutnya pasti malu sekali punya Ibu seperti ini"

"Hahah iya bayangin kalo pas lahir nanti dia tahu waktu Ibunya hamil pernah diganbang sopir"

"Hahaha benar benar Lonte"

Ambar : "Akh akhhhh"

Ambar : "Mnnnnnnhhhh sshhhhhhhhh"

"Oooohhhh aku ndak kuat aku mau ngecrot dalam memek Lonte hamil ini"

Ambar : "Akhhhhhhhhhhhhhhhh"

"Ah ah ah"

"Ah aha ah"

Hampir satu jam Ambar dipakai secara bergantian oleh sopir sopir yang ada disana di samping salah satu truk.

Ambar : "Aahhh"

Ambar : "Haaaaaahhhh"

Ambar : "Aaaaaahhhh ah"

Kini gelas yang dibawa Ambar sudah penuh dengan sperma dari sopi sopir itu hingga meluber keluar. Setelah membetulkan pakaiannya yang acak acakan karena perbuatan sopir tadi Ambar segera berjalan ke mobil.

Ambar kembali menarik perhatian pembeli dan petugas di spbu itu, sehingga dia berjalan terburu buru ke mobil. Sesampainya di mobil, pintu samping dibuka sementara para jajaran manager dari dalamnya sudah menunggu Ambar.

"Lama sekali'

"Habis ngentot ya'

"Dasar Lonte'

"Ndak malu sama bayi dalam perutmu itu hah'

Begitulah kata kata kasar dari atasan Ambar yang melecehkan dirinya sebagai wanita teucap begitu saja. Dia begitu malu dengan yang dilakukannya barusan namun entah kenapa hal itu membangkitkan gairahnya kembali.

Pak Heri : "Bagus Bu Ambar"

Ambar : "Ya Pak"

Pak Heri : "Sekarang kamu tahu kan yang harus Ibu lakukan"

Ambar : "Baik Pak"

Pak Heri mengambil smartphone dari sakunya dan mulai merekam apa yang akan dilakukan Ambar.

Ambar mendekatkan gelas itu kemulutnya dan meminum semua sperma di dalamnya sampai habis tidak tersisa.

Ambar : "Sudah habis Pak, saya minum semua"

Pak Heri : "Bagus, sudah saya rekam, kamu benar benar Lonte Bu"

Ambar : "Terima kasih Pak, saya memang Lonte"

Pak Heri : "Kalo begitu ayo kita lanjutkan perjalanan"



Perjalanan Kembali Berlanjut ke Pantai.. 

Pak Heri masih memegang kemudi mobil itu sementara Ambar kambali digerayangi di belakang.

Laju mobil mulai meninggalkan jalan utama penghubung antar propinsi dan masuk ke dalam jalan kecil berliku liku. Dengan bantuan gps, Pak Heri dengan lincah membawa mobilnya ke arah utara ke pesisir pantai di tepi laut jawa.

Tidak butuh waktu lama sebelum akhirnya bibir pantai mulai terlihat dari kejauhan karena kontur tanah yang rata. Pohon pohon kelapa tampak mulai tumbuh menghiasi pnggir jalan yang tampak jarang dilewati orang tersebut.

Mendekati kawasan pantai Pak Heri mulai menurunkan kecepatan mobil itu dan mulai mencari tempat parkir. Karena tidak ada orang lain di pantai itu maka Pak Heri asal memarkirkan mobilnya dibawah pohon kelapa yang cukup rindang.

Pak Heri : "Ayo turun sudah sampai ini"

Ambar yang masih digerayangi oleh tangan tangan atasannya itu mulai memakai bajunya lagi yang tadi dilepas.

"Ndak usah Bu"

Ambar : "Saya malu Pak'

"Malu sama siapa, wong ndak ada orang"

Ambar : "Tapi nanti kalau sewaktu waktu ada orang gimana Pak"

"Ya sudah kamu pakai pakaian dalam kamu saja gimana"

Ambar : "Baik kalo begitu Pak"

Ambar menuruti perkataan salah satu atasannya itu dan mulai memakai pakaian dalam yang dia pakai tadi.

Sebenarnya percuma juga ambar memakai pakaian dalam itu karena tidak mampu menutupi tubuhnya juga. Celana dalam model g string itu hanya berupa tali dengan kain segitiga kecil yang hanya mampi menutupi belahan vaginanya. Bokongnya yang begitu semok terpampang bebas karena tali itu masuk diantara bongkahan pantatnya.

Sementara bra yang dia pakai bahkan lebih parah lagi, bh itu begitu kecil sampai cup hanya berupa kain seadanya. Areola Ambar yang berukuran besar tidak tertutupi oleh kain kecil yang hanya membungkus puting payudaranya itu. Namun tanpa berpikir panjang Ambar memakainya dan segera turun dari mobil mengikuti atasannya yang sudah turun.

"Ayo kita jalan jalan"

"Iya kan enak refreshing begini"

"Apalagi dengan Bu Ambar yang seksi ini"

Ambar hanya tersipu malu ketika atasannya itu menggoda dirinya dan berjalan mengikuti alur pantai yang sepi itu. Namun tangan atasan Ambar tidak berhenti meremas remas tubuhnya yang memang begitu menggoda birahi mereka setipa saat.

Akhirnya pakaian dalam yang dipakai Ambar ternggut dari tubuhnya dan terjatuh di atas putihnya pasir pantai.

"Akh aku sudah ndak kuat"

"Akh akh"

"Bu ayo kontolku diemut lagi"

Akhirnya Ambar kembali takluk oleh atasannya itu namun kali ini berada di tengah tengah pantai yang luas.

Ambar : "Mmnnnnnnnn"

"Akh iya"

Ambar mengulum penis manager produksi yang selama ini menjadi atasan langsung dirinya di kantor.

Ambar : "Hnnnnnhhhh"

Sementara itu dari belakang manajer keuangan mulai bersiap menyetubuhi Ambar yang sedang hamil dengan penisnya.

"Akh kontolku akh masuk"

Ambar : "Mnnnhh ahhh"

"Pejuh di memekmu banyak sekali Bu"

Ambar : "Akhhhhhhmmmn...mmngggg"

Sementara manajer pemasaran ikut menyodok lubang anus Ambar dengan kasar sementara tangannya meremas payudaranya.

Ambar : "Akh iya Pak lagi"

"Hyaaaahhh lagi apanya Bu"

"Ku mau kontol lagi"

"Akh benar benar Lonte Ibu Ambar ini"

Ambar : "Ah ah ah"

Ambar : "Mmnhhhhhhhhh"

"Ayo goyangkan pantatmu akh"

Ambar : "Mnnnggghhhhh"

"Kamu mau pejuh kan?'

Ambar : "Mmmnnnnnn ohhhhh"

Ambar : "Mmnnhhhh"

Ambar : "Lagi kontol lagi akh"

Ambar pasrah saja ketika dia digangbang bergantain di atas pasir pantai yang begitu bersih itu.

"Akh memekmu sempit sekali akh"

Ambar : "Mmnhhhh"

Ambar : "Ngggghhhh"

"Ayo emut yang bener kontolku"

"Akh aku ndak kuat lagi aku mau keluar di memekmu bu"

Ambar : "Akh ya sirami bayi dalam perutku akh"

Ambar : "Akhhhhhhhhhhhhhhhhhh"

Ambar : "Haaaaaaaaaaahhh"

Ambar : "Akh keluar banyak sekali akh"

Ambar : "Aha"

Penis dari vagina dan anus Ambar dicabut keluar dan segera diarahkan kemulut Ambar untuk dibersihkan.

Ambar : "Ahhhhh"

"Ayo cepet dibersihin"

Ambar : "Ahaaaaaaa"

Sperma mulai meleleh keluar darilubang vagina dan anus Ambar yang menganga setelah dimasuki oleh penis penis itu.

"Lihat pejuhnya keluar hahaha"

Ambar : "Mmnhhhhhhhh"

Ambar : "Lagi Pak berikan aku kontol lagi"

Ambar terus mengocok vaginanya meskipun sperma masih mengalir keluar dari lubang vagina dan anusnya. Sementara mulutnya sibuk membersihkan satu persatu penis yang baru saja mennyodok kedua lubangnya secara bersamaan itu.

"Ayo dibersihin"

"Iya katanya kamu suka pejuh"

Ambar : "Ahhhhhh"

"Ini ayo pejuhku masih netes ini"

Ambar : "Akhhhhh'

Ambar melayani penis atasannya selama di pantai itu tanpa henti, mereka bergantian memakai seluruh lubang milik Ambar.

Ambar : "Ahhhhhh haaaaaa"

"Akh enak sekali"

Ambar : "Hnnnnhhhh ahnhhh"

"Akh terus ya pejuhku jangan sampai terbuang akh"

Ambar : "Haaaaahh ahhhh"

Pak Heri juga tidak lupa mengabadikan momen dimana Ambar sedang diganbang di tempat terbuka di tengah pantai.

"Ohhhhhh yah jilat kontolku"

Ambar : "Akh slrepppp"

"Akh yah begitu"

"Anda tidak pernah puas ya Bu akh"

Ambar : "Akh lagi kontol lagi"

Ambar : "Akh akh"

Ambar : "Genjot yang kuat Pak akh"

"Aku keluar Bu akhhhhhhhhhhhhhhhhh"

Ambar : "Akh yah pejuhi aku Pak terus akh"

Ambar : "Akh akh akh"

Hari itu diakhiri dengan menumpahkan pejuh diseluruh permukaan tubuh Ambar yang begitu mulus dan seksi.

Setelah itu mereka kembali ke dalam mobil untuk pulang ke rumah dengan perasaan puas di hati mereka. Dalam perjalanan pulang mereka hanya diam tertidur meskipun sesekali ada yang ingin mengisengi Ambar lagi.

Ambar pun dengan senag hati menerima perlakuan iseng atasan atasannya itu dan kembali menerima cairan sperma di dalam vaginanya.



(Bersambung..)

0 komentar:

Posting Komentar