![]() |
Ilustrasi Ambar |
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan
nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun
ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Karyawan, MILF, Perselingkuhan
Para Tokoh:
- Ambar
- Karyawan Perusahaan Farmasi [Kepala Devisi Riset]
- IRT [Ibu Rumah Tangga]
- Istri Arifin
- Ibu Andi
- 37 Tahun
- Arifin
- Karyawan Perusahaan BUMN Kontruksi [Manajer]
- Suami Ambar
- Ayah Andi
- 40 Tahun
- Andi
- Siswa Kelas 6 SD Swasta
- Anak Arifin dan Ambar
- 12 Tahun
- Siswanto
- Kepala Sekolah [Guru Matematika]
- Heri
- General Manager Farmasi
Chapter 09
Sore itu setelah pulang kantor Ambar tidak langsung menuju rumahnya, dia ingin pergi menemui Pak Siswanto di rumahnya. Dia ingin bertemu dengan Pak Siswanto membicarakan soal dvd video gangbang dirinya tempo hari yang dimiliki oleh Andi.
Dia Mengarahkan mobilnya ke daerah perumahan kediaman Pak Siswanto yang terletak di pinggiran kota sebelah barat. Mobil Ambar dengan lincah menyusuri jalanan naik turun yang sangat dia hafal setelah datang kesana beberapa kali.
Ambar tiba di depan rumah itu dan memarkirkan mobilnya sebelum membuka pintu gerbang setinggi 2 meter di depannya. Ternyata di dalamnya ada 2 mobil terparkir, salah satunya adalah suv milik Pak Siswanto sedangkan yang lain sedan abu abu yang tidak dia ketahui pemiliknya.
Ambar menuju pintu depan dan membunyikan bel dengan ragu, dia tidak yakin dengan langkah yang diambilnya ini.
Ambar : "Ini semuanya akibat kesalahanku sendiri..."
Ambar : "Aku harus benar benar memutuskan hubunganku dengan Pak Sis"
Ambar : "'Aku tidak mau keluargaku mengetahui tentang kebenaran ini..."
Ambar : "Aku sudah memutuskan untuk kembali ke kehidupan normalku"
Pintu berwarna coklat di depan Ambar terbuka dan munculah sosok yang tidak asing baginya selama ini.
Pak Siswanto : "Saya sudah menunggu anda Bu Ambar hehehe"
Pak Siswanto membuka pintu masuk lebar lebar dan mempersilakan Ambar masuk ke dalam ruang tamu.
Pak Siswanto : "Ayo masuk"
Ambar : "Terima kasih Pak"
Pak Siswanto : "Mau minum apa?"
Ambar : "Tidak usah Pak"
Ambar : "Oh...langsung saja"
Pak Siswanto : "Saya sudah menunggu anda Bu Ambar hehehe"
Pak Siswanto membuka pintu masuk lebar lebar dan mempersilakan Ambar masuk ke dalam ruang tamu.
Pak Siswanto : "Ayo masuk"
Ambar : "Terima kasih Pak"
Pak Siswanto : "Mau minum apa?"
Ambar : "Tidak usah Pak"
Ambar : "Oh...langsung saja"
Ambar : "Uhm..."
Pak Siswanto : "Anda ingin memebicarakan soal dvd itu kan Bu?"
Ambar : "Eh....."
Pak Siswanto : "Itukan yang ingin Ibu bicarakan?"
Ambar : "I..iya Pak benar"
Ambar menjadi salah tingkah ketika Pak Siswanto memandangi dirinya dengan tatapan mata yang aneh.
Pak Siswanto : "Kenapa anda disini Bu?'
Ambar : "Huh?'
Pak Siswanto : "Tidak masuk akal"
Pak Siswanto kembali menggerayangi tubuh Ambar, jari jarinya bermain dari dagunya turun melewati leher hingga dadanya.
Ambar : "Aaah"
Pak Siswanto : Sebagai seorang Ibu, anda bisa saja langsung membuangnya"
Pak Siswanto : "Kenapa anda disini Bu?'
Ambar : "Huh?'
Pak Siswanto : "Tidak masuk akal"
Pak Siswanto kembali menggerayangi tubuh Ambar, jari jarinya bermain dari dagunya turun melewati leher hingga dadanya.
Ambar : "Aaah"
Pak Siswanto : Sebagai seorang Ibu, anda bisa saja langsung membuangnya"
Ambar : "Hah"
Pak Siswanto : "Dan anda dapat menelepon saya atau mengirim pesan"
Ambar : "Hyahhhhh"
Pak Siswanto : "Tidak perlu datang jauh jauh kesini jika hanya ingin membicarakan itu"
Ambar : "Jangan sentuh saya Pak"
Ambar : "Aaahhh"
Pak Siswanto mulai menarik puting payudara Ambar dari luar kemeja yang dipakainya dan dilanjutkan dengan meremas remas bongkahan daging itu.
Ambar : "Aaah"
Pak Siswanto : "Tapi anda tidak dapat melupakan semuanya kan?'
Pak Siswanto : "Dan anda dapat menelepon saya atau mengirim pesan"
Ambar : "Hyahhhhh"
Pak Siswanto : "Tidak perlu datang jauh jauh kesini jika hanya ingin membicarakan itu"
Ambar : "Jangan sentuh saya Pak"
Ambar : "Aaahhh"
Pak Siswanto mulai menarik puting payudara Ambar dari luar kemeja yang dipakainya dan dilanjutkan dengan meremas remas bongkahan daging itu.
Ambar : "Aaah"
Pak Siswanto : "Tapi anda tidak dapat melupakan semuanya kan?'
Ambar : "Aahhh"
Pak Siswanto : "Setelah melihat diri anda dalam rekaman itu..."
Ambar : "Aghhhh'
Pak Siswanto : "Anda ingin jadi budak lagi kan Bu?"
Ambar : "Tidak....tidaaakkkk"
Pak Siswanto menghentikan remasan tangannya pada Ambar dan berjalan ke arah pintu menuju ruang tengah.
Pak Siswanto : "Ayo akan kutunjukkan sesuatu"
Ambar : "Apa maksud anda Pak?"
Pak Siswanto : "Kalau ingin tahu ayo ikut aku"
Pak Siswanto : "Setelah melihat diri anda dalam rekaman itu..."
Ambar : "Aghhhh'
Pak Siswanto : "Anda ingin jadi budak lagi kan Bu?"
Ambar : "Tidak....tidaaakkkk"
Pak Siswanto menghentikan remasan tangannya pada Ambar dan berjalan ke arah pintu menuju ruang tengah.
Pak Siswanto : "Ayo akan kutunjukkan sesuatu"
Ambar : "Apa maksud anda Pak?"
Pak Siswanto : "Kalau ingin tahu ayo ikut aku"
Karena penasaran Ambar pun mengikuti Pak Siswanto menuju ruang tengah,
ketika disana dia melihat sosok lain yang juga tidak asing baginya.
Pak Heri : "Selamat datang Bu Ambar:"
Ambar begitu terkejut melihat Pak Heri, general menager yang selama ini juga menikmati tubuhnya berada disana. Dia nampak sedang duduk santai sambil menonton tv seakan akan sudah mengetahui kalau Ambar akan datang.
Pak Heri : "Selamat datang Bu Ambar:"
Ambar begitu terkejut melihat Pak Heri, general menager yang selama ini juga menikmati tubuhnya berada disana. Dia nampak sedang duduk santai sambil menonton tv seakan akan sudah mengetahui kalau Ambar akan datang.
Ambar : "Pak Heri?...bagaimana bisa?"
Pak Heri : "Udah jangan bingung"
Ambar : "Kenapa bapak bisa disini?"
Pak Heri : "Ah tentu bisa ini kan rumah adik saya"
DEGGGGGGGG
Ambar begitu terkejut mengetahui bahwa Pak Siswanto merupakan adik dari general menager di perusahaannya.
Ambar : "Adik bapak..."
Ambar : "Ya kami memang merencanakan semua ini hahaha"
Pak Heri : "Dan asal kamu tahu, kamu tidak bisa dengan mudah lepas dari kami"
Ambar : "Akh Pak tolong Pak maafkan saya"
Pak Heri : "Oiya ngomong ngomong selamat ya katanya kamu hamil"
Ambar begitu terkejut mengetahui bahwa Pak Siswanto merupakan adik dari general menager di perusahaannya.
Ambar : "Adik bapak..."
Ambar : "Ya kami memang merencanakan semua ini hahaha"
Pak Heri : "Dan asal kamu tahu, kamu tidak bisa dengan mudah lepas dari kami"
Ambar : "Akh Pak tolong Pak maafkan saya"
Pak Heri : "Oiya ngomong ngomong selamat ya katanya kamu hamil"
Ambar : "Ah...i...iya Pak"
Pak Heri : "Siapa bapaknya? saya atau adik saya hahaha?"
'.....'
Pak Siswanto : "Tentu saja anda tidak tahu, dasar lonte murahan"
Pak Siswanto mulai melucuti pakaian yang dipakai Ambar satu persatu tanpa ada perlawanan dari Ambar.
Pak Siswanto : "Malam ini Ibu harus memuaskan kami berdua"
Ambar : "Akh saya mohon Pak akhh"
Pak Heri pun ikut beranjak dari duduknya dan menggerayangi tubuh Ambar yang semakin montok.
Pak Heri : "Siapa bapaknya? saya atau adik saya hahaha?"
'.....'
Pak Siswanto : "Tentu saja anda tidak tahu, dasar lonte murahan"
Pak Siswanto mulai melucuti pakaian yang dipakai Ambar satu persatu tanpa ada perlawanan dari Ambar.
Pak Siswanto : "Malam ini Ibu harus memuaskan kami berdua"
Ambar : "Akh saya mohon Pak akhh"
Pak Heri pun ikut beranjak dari duduknya dan menggerayangi tubuh Ambar yang semakin montok.
Ambar : "Aaaahhhh Pak"
Segera setelah melucuti pakaian Ambar dan pakaian mereka sendiri, mereka segera mengarahkan penis mereka ke tubuh Ambar. Pak Heri di depan mengarahkan penisnya ke vagina Ambar sedangkan Pak Siswanto dari belakang siap menyodok lubang anusnya.
Ambar : "Hyahhhhh Pakkkk"
Kedua lelaki itu memasukkan penis mereka dalam vagina dan anus Ambar secara bersama sama.
Ambar : "Ah....ahhhgmmnnnnn"
Pak Siswanto : "Wow anus Ibu semakin mudah saja dimasuki kontol haha"
Pak Siswanto : "Pasti Ibu Ambar ini suka sekali main anal"
Ambar : "Oooohhh"
Segera setelah melucuti pakaian Ambar dan pakaian mereka sendiri, mereka segera mengarahkan penis mereka ke tubuh Ambar. Pak Heri di depan mengarahkan penisnya ke vagina Ambar sedangkan Pak Siswanto dari belakang siap menyodok lubang anusnya.
Ambar : "Hyahhhhh Pakkkk"
Kedua lelaki itu memasukkan penis mereka dalam vagina dan anus Ambar secara bersama sama.
Ambar : "Ah....ahhhgmmnnnnn"
Pak Siswanto : "Wow anus Ibu semakin mudah saja dimasuki kontol haha"
Pak Siswanto : "Pasti Ibu Ambar ini suka sekali main anal"
Ambar : "Oooohhh"
Mereka mulai menyodok penis mereka bersama sama, kedua penis itu
bergerak keluar masuk secara harmonis mengisi kedua lubang Ambar.
Ambar : "Aaaahhhhh'
Pak Siswanto : "Gimana Bu Ambar enak?"
Ambar : "Akhhh ennnnak Pak"
Pak Siswanto : "Suka dientot dua kontol bareng seperti ini?"
Ambar : "Aaaaahhhh suka sekali Pak sukaaaaaa"
Ambar : "Aaaahhhhh'
Pak Siswanto : "Gimana Bu Ambar enak?"
Ambar : "Akhhh ennnnak Pak"
Pak Siswanto : "Suka dientot dua kontol bareng seperti ini?"
Ambar : "Aaaaahhhh suka sekali Pak sukaaaaaa"
Ambar sampai pada orgasme nya yang pertama tidak lama setelah dia mulai digenjot oleh kedua batang penis itu.
Pak Heri : "Ahhhh Ibu sudah keluar rupanya, tapi ini baru dimulai"
Ambar : "Akkkhhhhh"
Ambar : "Enak sekali Pak akhhhhh enaak"
Ambar : "Akh akh akh"
Ambar : "Terus Pak yang cepat entot saya akhhhhhhh"
Ambar : "Akh akh akh"
Ambar : "Kontol terus Pak entot saya terus lebih cepat"
Ambar : "Hyaaaahhhh"
Pak Heri : "Ahhhh Ibu sudah keluar rupanya, tapi ini baru dimulai"
Ambar : "Akkkhhhhh"
Ambar : "Enak sekali Pak akhhhhh enaak"
Ambar : "Akh akh akh"
Ambar : "Terus Pak yang cepat entot saya akhhhhhhh"
Ambar : "Akh akh akh"
Ambar : "Kontol terus Pak entot saya terus lebih cepat"
Ambar : "Hyaaaahhhh"
Ambar : "Akh saya mau keluar akh akh"
Pak Heri : "Terima ini Bu pejuh saya"
Ambar : "Uuuuuh....Mmmnnnn"
Pak Heri dan Pak Siswanto menarik penis mereka dan mengarahkannya ke tubuh Ambar sambil terus mengocoknya.
Creettttttt cretttttttt cretttttttt
Sperma kedua lelaki itu menyembur dari penis mereka dan mengenai tubuh Ambar yang tergeletak tak berdaya. Mereka mengarahkan semburan sperma mereka agar bisa mengenai seluruh permukaan tubuh Ambar yang seksi itu.
Pak Heri : "Terima ini Bu pejuh saya"
Ambar : "Uuuuuh....Mmmnnnn"
Pak Heri dan Pak Siswanto menarik penis mereka dan mengarahkannya ke tubuh Ambar sambil terus mengocoknya.
Creettttttt cretttttttt cretttttttt
Sperma kedua lelaki itu menyembur dari penis mereka dan mengenai tubuh Ambar yang tergeletak tak berdaya. Mereka mengarahkan semburan sperma mereka agar bisa mengenai seluruh permukaan tubuh Ambar yang seksi itu.
Ambar : "Aahhhhhh hyaaahaahhhh pejuh......akh beri aku pejuh......pejuhi seluruh tubuhku Pak akhhhhh"
Beberapa Menit Kemudian..
Ambar : "Akhhh tidak...saya ingin lagi.."
Pak Siswanto : "Ingin apa Bu?'
Ambar : "Saya ingin bapak bapak semua menyirami calon janin dalam rahim saya dengan pejuh"
Pak Siswanto : "Hahahahah benar benar Lonte"
Ambar : "Iya Pak tolong berimu Lontemu pejuh yang banyak"
Hari Ulang Tahun...
Minggu pagi, rumah Ambar terlihat begitu ramai dengan orang yang bertamu, sebagian besar adalah anak anak seusia Andi. Hari ini adalah perayaan ulang tahun Andi yang ke 13, dan banyak teman teman Andi yang diundang datang untuk merayakan.
Ambar sendiri tampak sibuk mengatur semua keperluan acara yang tidak sedikit, dia kesana kemari memeriksa kesiapan acara. Ambar mengurusi semuanya sendiri karena suaminya sudah tidak ada di rumah, seminggu yang lalu suaminya kembali berangkat mengurusi proyek. Kali ini Sang Suami mendapat jatah proyek pembangunan kawasan industri di pulau sumatera tepatnya di propinsi Riau.
Saat mengantar suaminya bersama andi di bandara minggu lalu, suaminya berpesan kepada ambar untuk menjaga kehamilannya. Suaminya menyuruhnya agar tidak bekerja terlalu keras dan menjaga asupan gizi pada makanan yang dia konsumsi untuk bayi di perut Ambar. Namun berbeda dengan saat ditinggal suaminya untuk mengerjakan proyek di kalimantan, ambar justru tidak terlihat murung saat ini.
Bukan apa apa, selain karena dengan kepergian suaminya berarti dia bebas untuk menikmati penis penis perkasa milik selingkuhannya. Mengingat kemarin sewaktu suaminya berada di rumah, Ambar kurang leluasa untuk bisa memuaskan hasrat seksualnya dengan Pak Siswanto dan Pak Heri. Bahkan ketika suaminya menjanjikan untuk pulang setidaknya sebulan sekali, Ambar justru melarangnya dengan alasan yang di buat buat.
Kembali ke acara ulang tahun Andi, undangan sudah mulai banyak yang hadir sementara Ambar masih sibuk kesana kemari dengan perutnya yang mulai membesar. Usia kehamilan yang menginjak tiga bulan cukup membuat gerakannya menjadi sedikit tidak terlalu bebas dan gesit.
Ambar sendiri tampak sibuk mengatur semua keperluan acara yang tidak sedikit, dia kesana kemari memeriksa kesiapan acara. Ambar mengurusi semuanya sendiri karena suaminya sudah tidak ada di rumah, seminggu yang lalu suaminya kembali berangkat mengurusi proyek. Kali ini Sang Suami mendapat jatah proyek pembangunan kawasan industri di pulau sumatera tepatnya di propinsi Riau.
Saat mengantar suaminya bersama andi di bandara minggu lalu, suaminya berpesan kepada ambar untuk menjaga kehamilannya. Suaminya menyuruhnya agar tidak bekerja terlalu keras dan menjaga asupan gizi pada makanan yang dia konsumsi untuk bayi di perut Ambar. Namun berbeda dengan saat ditinggal suaminya untuk mengerjakan proyek di kalimantan, ambar justru tidak terlihat murung saat ini.
Bukan apa apa, selain karena dengan kepergian suaminya berarti dia bebas untuk menikmati penis penis perkasa milik selingkuhannya. Mengingat kemarin sewaktu suaminya berada di rumah, Ambar kurang leluasa untuk bisa memuaskan hasrat seksualnya dengan Pak Siswanto dan Pak Heri. Bahkan ketika suaminya menjanjikan untuk pulang setidaknya sebulan sekali, Ambar justru melarangnya dengan alasan yang di buat buat.
Kembali ke acara ulang tahun Andi, undangan sudah mulai banyak yang hadir sementara Ambar masih sibuk kesana kemari dengan perutnya yang mulai membesar. Usia kehamilan yang menginjak tiga bulan cukup membuat gerakannya menjadi sedikit tidak terlalu bebas dan gesit.
Ambar : "Mas ini tolong kadonya ditaruh di atas meja itu saja"
"Baik Bu"
Ambar : "Mbak nanti kuenya jangan di keluarin dulu kalo belum waktunya tiup lilin"
"Iya Bu"
Ambar : "Mas itu makanan dan minuman yang buat undangan sering sering di cek ya jangan sampai kehabisan"
Begitulah Ambar dengan cekatan mengatur segala sesuatunya sendiri, sebagai kepala divisi di sebuah perusahaan bukan hal sulit untuk melakukannya. Setelah semuanya sudah berjalan sesuai rencana, Ambar berpindah ke depan untuk ikut menyambut tamu yang datang.
Ambar dengan senyum khasnya menyalami satu persatu undangan yang kebanyakan teman andi itu dengan ramah. Mendekati waktu acara di mulai, Ambar melihat tamu yang berdatangan sudah mulai berkurang jumlahnya. Baru saja dia akan bergabung dengan undangan yang berada di halaman belakang tempat acara di gelar. Tiba tiba munculah sesosok laki laki yang sudah tidak asing bagi ambar, tamu itu tidak lain adalah Pak Heri.
Pak Heri datang dengan pakaian santai berbeda dengan penampilannya yang selama ini Ambar lihat di kantor.
Pak Heri : "Selamat pagi Ambar"
Ambar : "Ah selamat pagi Pak"
Pak Heri : "Wah Ibu cantik sekali hari ini" kata Pak Heri basa basi"
Ambar : "Ah bapak ini bisa saja"
"Iya Bu"
Ambar : "Mas itu makanan dan minuman yang buat undangan sering sering di cek ya jangan sampai kehabisan"
Begitulah Ambar dengan cekatan mengatur segala sesuatunya sendiri, sebagai kepala divisi di sebuah perusahaan bukan hal sulit untuk melakukannya. Setelah semuanya sudah berjalan sesuai rencana, Ambar berpindah ke depan untuk ikut menyambut tamu yang datang.
Ambar dengan senyum khasnya menyalami satu persatu undangan yang kebanyakan teman andi itu dengan ramah. Mendekati waktu acara di mulai, Ambar melihat tamu yang berdatangan sudah mulai berkurang jumlahnya. Baru saja dia akan bergabung dengan undangan yang berada di halaman belakang tempat acara di gelar. Tiba tiba munculah sesosok laki laki yang sudah tidak asing bagi ambar, tamu itu tidak lain adalah Pak Heri.
Pak Heri datang dengan pakaian santai berbeda dengan penampilannya yang selama ini Ambar lihat di kantor.
Pak Heri : "Selamat pagi Ambar"
Ambar : "Ah selamat pagi Pak"
Pak Heri : "Wah Ibu cantik sekali hari ini" kata Pak Heri basa basi"
Ambar : "Ah bapak ini bisa saja"
Ambar lalu memanggil andi yang sibuk berbaur dengan teman temannya yang datang sebagai undangan di acara ulang tahunnya.
Ambar : "Dik...Adik sini dulu Dik"
Andi : "Iya Bu'
Andi pun segera berlari menghampiri Ambar yang berdiri di samping Pak Heri, yang masih asing baginya.
Ambar : "Iya Dik kenalin ini atasan Ibu, namanya Pak Heri"
Ambar : "Ini anak saya Pak, Andi namanya"
Ambar : "Ayo salim dulu"
Andi pun segera bersalaman dengan Pak Heri dan tidak lupa mencium tangannnya seperti yang Ambar ajarkan selama ini.
Pak Heri : "Ini tho yang namanya Andi"
Ambar : "Dik...Adik sini dulu Dik"
Andi : "Iya Bu'
Andi pun segera berlari menghampiri Ambar yang berdiri di samping Pak Heri, yang masih asing baginya.
Ambar : "Iya Dik kenalin ini atasan Ibu, namanya Pak Heri"
Ambar : "Ini anak saya Pak, Andi namanya"
Ambar : "Ayo salim dulu"
Andi pun segera bersalaman dengan Pak Heri dan tidak lupa mencium tangannnya seperti yang Ambar ajarkan selama ini.
Pak Heri : "Ini tho yang namanya Andi"
Andi : "Iya pak hehe'
Pak Heri : "Sudah gede ya, ulang tahun yang ke berapa ini"
Andi : "Tiga belas Pak"
Pak Heri : "Ooohhh...yasudah ini kado dari saya"
Andi : "Terima kasih"
Pak Heri : "Katanya Andi sebentar lagi mau punya adik ya?"
Entah darimana Pak Heri tiba tiba berpura pura menanyakan soal kehamilan Ambar yang sedikit membuat Ambar sedikit terusik.
Andi : "Iya'
Pak Heri : "Ibunya dijaga baik baik ya, jangan sampai kecapekan"
Andi : "Baik Pak, Bu Andi kesana dulu ya"
Pak Heri : "Sudah gede ya, ulang tahun yang ke berapa ini"
Andi : "Tiga belas Pak"
Pak Heri : "Ooohhh...yasudah ini kado dari saya"
Andi : "Terima kasih"
Pak Heri : "Katanya Andi sebentar lagi mau punya adik ya?"
Entah darimana Pak Heri tiba tiba berpura pura menanyakan soal kehamilan Ambar yang sedikit membuat Ambar sedikit terusik.
Andi : "Iya'
Pak Heri : "Ibunya dijaga baik baik ya, jangan sampai kecapekan"
Andi : "Baik Pak, Bu Andi kesana dulu ya"
Ambar : "Iya, ati ati ya Dik'
Andi berjalan meninggalkan Ambar dan Pak Heri tanpa mengetahui kenyataan tentang hubungan antara Ibunya dan atasan Ibunya itu.
Ambar : "Akh bapak ini kok pake tanya tanya begitu sih"
Pak Heri : "Lah kan benar kan kamu harus jaga diri, jangan sampai kecapekan"
Ambar : "Bapak ini yang suka bikin saya jadi capek"
Pak Heri : "Capek tapi seneng kan hehe?"
Ambar : "Akh bapak ini...oiya Pak, Pak Siswanto mana kok ndak ikut kesini?"
Pak Heri : "Itu Siswanto ndak mau dateng malu katanya"
Ambar : "Malu kenapa?'
Andi berjalan meninggalkan Ambar dan Pak Heri tanpa mengetahui kenyataan tentang hubungan antara Ibunya dan atasan Ibunya itu.
Ambar : "Akh bapak ini kok pake tanya tanya begitu sih"
Pak Heri : "Lah kan benar kan kamu harus jaga diri, jangan sampai kecapekan"
Ambar : "Bapak ini yang suka bikin saya jadi capek"
Pak Heri : "Capek tapi seneng kan hehe?"
Ambar : "Akh bapak ini...oiya Pak, Pak Siswanto mana kok ndak ikut kesini?"
Pak Heri : "Itu Siswanto ndak mau dateng malu katanya"
Ambar : "Malu kenapa?'
Pak Heri : "Kan sebagian besar yang dateng kesini kan temen anakmu di sekolah, iya tho?"
Ambar : "Iya ya Pak, yuk Pak kita kesana acaranya sudah mau mulai"
Pak Heri : "Eh iya, tapi nanti jangan lupa"
Ambar : "Iya Pak hihihi"
Acara di Mulai..
Acara hari itu sampai pada pucaknya yaitu peniupan lilin dan pemotongan kue tar yang berukuran cukup besar itu.
"Ya silakan kue nya dibawa keluar"
Pembawa acara memberi aba aba agar kue ulang tahun yang sudah dihias sedemikian rupa itu dibawa keluar ke tengah tengah acara.
"Tiup lilinnya tiup lilinnya sekarang juga sekarang juga"
"Panjang umurnya panjang umurnya ~ ~ ~"
Semua undangan ikut bernyanyi menirukan suara pembawa acara yang menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Andi. Setelah lilin lilin di atas kue yang berjumlah 13 belas itu ditiup semua sampai mati, waktunya pemotongan kue. Lagi lagi suara nyanyian pembawa acara mengiringi acara potong kue yang akan dilakukan oleh andi itu sendiri.
"Potong kuenya potong kuenya ~ ~ ~"
Selesai Andi memotong kue para undangan bertepuk tangan riuh dan mengucapkan selamat pada Andi yang berulang tahun.
"Ini potongan kuenya mau dikasih siapa?"
Andi : "Ini buat Ibu"
Andi pun menyerahkan potongan kue pertama yang diletakkan diatas piring kertas itu pada Ibunya. Ambar pun menerimanya dengan sumringah dan segera memberinya ciuman di dahi serta membarinya nasihat.
Ambar : "Adik udah gede, udah mau punya adik ndak boleh nakal ya"
Andi : "Iiya bu"
Acara pemotongan kue ulang tahun anak Ambar sudah selesai, dan dilanjutkan dengan game dan hiburan untuk semua undangan.
Ambar diam diam meninggalkan kerumunan undangan di halaman rumahnya dan berjalan masuk ke dalam rumah. Dia melanjutkan menuju ke arah tangga dan melangkah menaiki tiap anak tangganya menuju ke lantai dua rumahnya. Setelah memastikan sekali lagi bahwa tidak ada orang lain yang melihatnya, Ambar segera masuk ke dalam kamarnya.
Pak heri sedang berbaring di atas ranjang dengan santai tanpa sehelaipun pakaian menutupi tubuhnya.
Pak Heri : "Hnnnnnhh....hnnnnnnh....hnnnnh"
Nafas Ambar mulai terdengar berat dan cepat karena nafsu birahinya yang semakin memuncak melihat penis pak heri.
Ambar : "Hhhhaaahhh....hahhhh....hah"
Meskipun hampir setiap hari mereka selalu berhubungan seks di kantor, Ambar selalu merasa terangsang ketika bersama Pak Heri.
Ambar : "Haaaahhhh...hhhhaaaaahhhh"
Pak Heri bangkit dari kasur busa empuk tempatnya berbaring dan menyambut Ambar yang terlihat semakin bernafsu.
Ambar : "Akhhh entot memekku yang basah ini"
Pak Heri : "Akh Bu Ambar"
Ambar : "Pak Heri hnnnnnnhh"
Pak Heri : "Ibu sudah ndak sabar ya?"
Ambar : "Aku sudah kangen dengan kontolmu Pak akh entot aku"
Pak Heri : "Aku juga sudah ndak sabar ngentot Ibu"
Pak Heri dan Ambar berpelukan erat, tangan mereka saling meremas bagian tubuh mereka satu sama lain. Mereka berciuman mesra dan panas, mulut mereka saling menghisap sementara lidah mereka membelit satu dengan yang lain. Air liur mereka bercampur dan mereka pindahkan dari mulut ke mulut sehingga sebagian ada yang menetes dari tepi bibirnya.
Pak Heri : "Akh....ayo kontolku diemut dulu Bu"
Ambar : "Akh iya Pak kontol akh"
Ambar mulai menurunkan tubuhnya hingga kepalanya kini sejajar dengan selangkangan Pak Heri dengan penis tegaknya. Penis Pak Heri mengacung tegak di depan wajah Ambar dan terus berdenyut denyut seakan akan segera menyemburkan sperma.
Ambar dengan hati berdebar debar mulai menggenggam penis Pak Heri dengan tangan kanannya dan mulai mengocoknya pelan.
Ambar : "Akh....kontolmu Pak besar"
Pak Heri : "Akh....shhhh Bu Ambar"
Ambar mengulum penis itu tanpa kesulitan sambil menghisapnya dan sesekali memainkan lidahnya pada buah zakar Pak Heri.
Ambar : "Mmnnnnhhh....sreeeeepppp"
Pak Heri : "Akh bagaimana rasanya kontolku Bu"
Ambar : "Ennnak sekali Pak besarrrrr sreepppppp"
Ambar : "Mmmmnnnnnnnnnn...haah"
Pak Heri menjambak rambut Ambar yang sebelumnya sudah tertata rapi hingga berantakan tidak beraturan.
Pak Heri : "Akhhh terus Bu hisap yang kuat"
Ambar : "Ahhh bbbhhhahikkkkk phhhakkkk slrepppp"
Ambar : "aaaaaaaahhhh'
Pak Heri menahan kepala Ambar sehingga gerakan mengulum penisnya berhenti dan mengeluarkan penisnya dari mulut Ambar.
Pak Heri : "Akhhh sekarang siap siap ku entot Bu"
Pak Heri menarik tubuh Ambar dan membalikannya sehingga posisi Ambar sekarang menungging membelakangi Pak Heri. Rok berwarna putih bermotif bunga yang dipakai Ambar disibakkan hingga ke atas pinggulnya menampakkan bongkahan pantat montok Ambar.
Ambar : "khhhh berikan kontol besarmu Pak"
Pak Heri : "Akhhhh terima kontolku di memek Bu"
Ambar : "Hnnnnnnnnnnhhh"
Ambar mendesah pelan ketika kepala penis Pak heri mulai memebelah bibir vaginanya yang berwarna merah merekah.
Ambar : "Hhnnnnnnnaaaaaaaaahh"
Ambar : "Engggghhhhhh"
Ambar : "Masuk Pak akh memekku penuh sekali akh"
Pak Heri melesakkan penisnya dalam dalam di vagina Ambar dan setelah itu mulai menggenjot vagina Ambar yang sudah basah itu.
Ambar : "Hhhhhaaaahhhh hyahhhh terus gejot terus Pakkkkk"
Pak Heri : "Akh Bu Ambar hnnnnnnnnnnh"
Ambar : "Entot terus Pak memekku akhhhhhh"
Ambar : "Akhhhh....akh....akh"
Ambar : "Hyaaahhhh hyaaah"
Tangan Pak Heri membuka paksa baju yang dipakai Ambar lalu merenggut bh yang ada dibaliknya keatas payudara Ambar. Buah dada Ambar yang berukuran besar tersembul menantang setelah terbebas dari kungkungan bh berwarna putih itu.
Ambar : "Aaaaahhhhhhhh"
Ambar : "Mmmmnnnnnhhhhh"
Ambar : "Akh Pak terus Pak lebih dalem sampai mentok akhhhhh"
Pak Heri meremas remas buah dada sebesar melon itu sembari jari jarinya sesekali memilin puting Ambar sehingga menyebabkan susunya keluar.
Ambar : "Akkkhhhhhhhhh....akhhhh"
Ambar : "Lagi Pak terus entot memekku lebih cepat akh akh"
Pak Heri : "Akh Bu Ambar memekmu sempit dan enak akh"
Ambar : "Fuah lagi Pak terus terus genjot terus"
Pak Heri menyosorkan mulutnya ke arah puting Ambar dan mulai menghisapnya kuat kuat agar keluar air susunya.
Ambar : "Aaaaahhhhhhh"
Pak Heri : "Hnnnnnnnnnhhhhh.....creeeppp"
Ambar : "Hyaaah Pak terus hisap susuku Pak akh terus yang kuat"
Pak Heri : "Hnnnnnnnhhhh creeeeeepp"
Ambar : "Haaaaaaaaaaaahhhhh"
Sambil terus menyusu pada payudara Ambar, Pak Heri semakin mempercepat genjotannya pada liang vagina Ambar.
Ambar : "Akhhh hyyaaahh terus Pakkkkk"
Pak Heri : "Mmmnnnnnnnnhhh crepppp"
Ambar : "Trus genjot memekku teruuussssss"
Pak Heri : "Aku mau keluar Bu aku mau keluar"
Ambar : "Ttumpahkan pejuhmu dalam memekku Pak"
Pak Heri : "Akh terima pejuhku Bu aku sebentar lagi keluar"
Ambar : "Akh keluarkan pejumu Pak sirami janin dalam perutku ini akhhh"
Pak Heri : "Aaaaakhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh"
Pak Heri menumpahkan spermanya yang kental nan panas dalam vagina Ambar sampai meluber hingga menetes keluar.
Ambar : "Hhhnnnnnggghhhhh"
Pak Heri : "Anda benar benar Lonte Bu akh"
Ambar : "Iyah saya adalah Lonte bapak akh"
Pak Heri : "Akh semoga calon bayi dalam perut Ibu tumbuh sehat dengan pejuhku Bu"
Ambar : "Iya Pak semoga akhhhh"
(Bersambung..)
Ambar : "Iya ya Pak, yuk Pak kita kesana acaranya sudah mau mulai"
Pak Heri : "Eh iya, tapi nanti jangan lupa"
Ambar : "Iya Pak hihihi"
Acara di Mulai..
Acara hari itu sampai pada pucaknya yaitu peniupan lilin dan pemotongan kue tar yang berukuran cukup besar itu.
"Ya silakan kue nya dibawa keluar"
Pembawa acara memberi aba aba agar kue ulang tahun yang sudah dihias sedemikian rupa itu dibawa keluar ke tengah tengah acara.
"Tiup lilinnya tiup lilinnya sekarang juga sekarang juga"
"Panjang umurnya panjang umurnya ~ ~ ~"
Semua undangan ikut bernyanyi menirukan suara pembawa acara yang menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Andi. Setelah lilin lilin di atas kue yang berjumlah 13 belas itu ditiup semua sampai mati, waktunya pemotongan kue. Lagi lagi suara nyanyian pembawa acara mengiringi acara potong kue yang akan dilakukan oleh andi itu sendiri.
"Potong kuenya potong kuenya ~ ~ ~"
Selesai Andi memotong kue para undangan bertepuk tangan riuh dan mengucapkan selamat pada Andi yang berulang tahun.
"Ini potongan kuenya mau dikasih siapa?"
Andi : "Ini buat Ibu"
Andi pun menyerahkan potongan kue pertama yang diletakkan diatas piring kertas itu pada Ibunya. Ambar pun menerimanya dengan sumringah dan segera memberinya ciuman di dahi serta membarinya nasihat.
Ambar : "Adik udah gede, udah mau punya adik ndak boleh nakal ya"
Andi : "Iiya bu"
Acara pemotongan kue ulang tahun anak Ambar sudah selesai, dan dilanjutkan dengan game dan hiburan untuk semua undangan.
Ambar diam diam meninggalkan kerumunan undangan di halaman rumahnya dan berjalan masuk ke dalam rumah. Dia melanjutkan menuju ke arah tangga dan melangkah menaiki tiap anak tangganya menuju ke lantai dua rumahnya. Setelah memastikan sekali lagi bahwa tidak ada orang lain yang melihatnya, Ambar segera masuk ke dalam kamarnya.
Pak heri sedang berbaring di atas ranjang dengan santai tanpa sehelaipun pakaian menutupi tubuhnya.
Pak Heri : "Hnnnnnhh....hnnnnnnh....hnnnnh"
Nafas Ambar mulai terdengar berat dan cepat karena nafsu birahinya yang semakin memuncak melihat penis pak heri.
Ambar : "Hhhhaaahhh....hahhhh....hah"
Meskipun hampir setiap hari mereka selalu berhubungan seks di kantor, Ambar selalu merasa terangsang ketika bersama Pak Heri.
Ambar : "Haaaahhhh...hhhhaaaaahhhh"
Pak Heri bangkit dari kasur busa empuk tempatnya berbaring dan menyambut Ambar yang terlihat semakin bernafsu.
Ambar : "Akhhh entot memekku yang basah ini"
Pak Heri : "Akh Bu Ambar"
Ambar : "Pak Heri hnnnnnnhh"
Pak Heri : "Ibu sudah ndak sabar ya?"
Ambar : "Aku sudah kangen dengan kontolmu Pak akh entot aku"
Pak Heri : "Aku juga sudah ndak sabar ngentot Ibu"
Pak Heri dan Ambar berpelukan erat, tangan mereka saling meremas bagian tubuh mereka satu sama lain. Mereka berciuman mesra dan panas, mulut mereka saling menghisap sementara lidah mereka membelit satu dengan yang lain. Air liur mereka bercampur dan mereka pindahkan dari mulut ke mulut sehingga sebagian ada yang menetes dari tepi bibirnya.
Pak Heri : "Akh....ayo kontolku diemut dulu Bu"
Ambar : "Akh iya Pak kontol akh"
Ambar mulai menurunkan tubuhnya hingga kepalanya kini sejajar dengan selangkangan Pak Heri dengan penis tegaknya. Penis Pak Heri mengacung tegak di depan wajah Ambar dan terus berdenyut denyut seakan akan segera menyemburkan sperma.
Ambar dengan hati berdebar debar mulai menggenggam penis Pak Heri dengan tangan kanannya dan mulai mengocoknya pelan.
Ambar : "Akh....kontolmu Pak besar"
Pak Heri : "Akh....shhhh Bu Ambar"
Ambar mengulum penis itu tanpa kesulitan sambil menghisapnya dan sesekali memainkan lidahnya pada buah zakar Pak Heri.
Ambar : "Mmnnnnhhh....sreeeeepppp"
Pak Heri : "Akh bagaimana rasanya kontolku Bu"
Ambar : "Ennnak sekali Pak besarrrrr sreepppppp"
Ambar : "Mmmmnnnnnnnnnn...haah"
Pak Heri menjambak rambut Ambar yang sebelumnya sudah tertata rapi hingga berantakan tidak beraturan.
Pak Heri : "Akhhh terus Bu hisap yang kuat"
Ambar : "Ahhh bbbhhhahikkkkk phhhakkkk slrepppp"
Ambar : "aaaaaaaahhhh'
Pak Heri menahan kepala Ambar sehingga gerakan mengulum penisnya berhenti dan mengeluarkan penisnya dari mulut Ambar.
Pak Heri : "Akhhh sekarang siap siap ku entot Bu"
Pak Heri menarik tubuh Ambar dan membalikannya sehingga posisi Ambar sekarang menungging membelakangi Pak Heri. Rok berwarna putih bermotif bunga yang dipakai Ambar disibakkan hingga ke atas pinggulnya menampakkan bongkahan pantat montok Ambar.
Ambar : "khhhh berikan kontol besarmu Pak"
Pak Heri : "Akhhhh terima kontolku di memek Bu"
Ambar : "Hnnnnnnnnnnhhh"
Ambar mendesah pelan ketika kepala penis Pak heri mulai memebelah bibir vaginanya yang berwarna merah merekah.
Ambar : "Hhnnnnnnnaaaaaaaaahh"
Ambar : "Engggghhhhhh"
Ambar : "Masuk Pak akh memekku penuh sekali akh"
Pak Heri melesakkan penisnya dalam dalam di vagina Ambar dan setelah itu mulai menggenjot vagina Ambar yang sudah basah itu.
Ambar : "Hhhhhaaaahhhh hyahhhh terus gejot terus Pakkkkk"
Pak Heri : "Akh Bu Ambar hnnnnnnnnnnh"
Ambar : "Entot terus Pak memekku akhhhhhh"
Ambar : "Akhhhh....akh....akh"
Ambar : "Hyaaahhhh hyaaah"
Tangan Pak Heri membuka paksa baju yang dipakai Ambar lalu merenggut bh yang ada dibaliknya keatas payudara Ambar. Buah dada Ambar yang berukuran besar tersembul menantang setelah terbebas dari kungkungan bh berwarna putih itu.
Ambar : "Aaaaahhhhhhhh"
Ambar : "Mmmmnnnnnhhhhh"
Ambar : "Akh Pak terus Pak lebih dalem sampai mentok akhhhhh"
Pak Heri meremas remas buah dada sebesar melon itu sembari jari jarinya sesekali memilin puting Ambar sehingga menyebabkan susunya keluar.
Ambar : "Akkkhhhhhhhhh....akhhhh"
Ambar : "Lagi Pak terus entot memekku lebih cepat akh akh"
Pak Heri : "Akh Bu Ambar memekmu sempit dan enak akh"
Ambar : "Fuah lagi Pak terus terus genjot terus"
Pak Heri menyosorkan mulutnya ke arah puting Ambar dan mulai menghisapnya kuat kuat agar keluar air susunya.
Ambar : "Aaaaahhhhhhh"
Pak Heri : "Hnnnnnnnnnhhhhh.....creeeppp"
Ambar : "Hyaaah Pak terus hisap susuku Pak akh terus yang kuat"
Pak Heri : "Hnnnnnnnhhhh creeeeeepp"
Ambar : "Haaaaaaaaaaaahhhhh"
Sambil terus menyusu pada payudara Ambar, Pak Heri semakin mempercepat genjotannya pada liang vagina Ambar.
Ambar : "Akhhh hyyaaahh terus Pakkkkk"
Pak Heri : "Mmmnnnnnnnnhhh crepppp"
Ambar : "Trus genjot memekku teruuussssss"
Pak Heri : "Aku mau keluar Bu aku mau keluar"
Ambar : "Ttumpahkan pejuhmu dalam memekku Pak"
Pak Heri : "Akh terima pejuhku Bu aku sebentar lagi keluar"
Ambar : "Akh keluarkan pejumu Pak sirami janin dalam perutku ini akhhh"
Pak Heri : "Aaaaakhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh"
Pak Heri menumpahkan spermanya yang kental nan panas dalam vagina Ambar sampai meluber hingga menetes keluar.
Ambar : "Hhhnnnnnggghhhhh"
Pak Heri : "Anda benar benar Lonte Bu akh"
Ambar : "Iyah saya adalah Lonte bapak akh"
Pak Heri : "Akh semoga calon bayi dalam perut Ibu tumbuh sehat dengan pejuhku Bu"
Ambar : "Iya Pak semoga akhhhh"
(Bersambung..)
Sumber:
Semprot by haryhidayat9
0 komentar:
Posting Komentar