Pages

Sabtu, 04 November 2017

[Cerita Sex] Tua Tua Keladi [07] [18+]

Ilustrasi Nia
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Jilbab, Milf, Selingkuh
Para Tokoh:
  • Nia Krisna Haryanto [Nia]
    • IRT [Ibu Rumah Tangga]
    • Istri Krisna Harnyanto
    • 28 Tahun
  • Karenina Savitri
    • Karyawan Bank
    • IRT  [Ibu Rumah Tangga]
    • Istri Candra Wijaya
    • 24 Tahun
  • Putri Krisna Haryanto
    • Anak Krisna dan Nia
    • 1,5 Tahun
  • Anna
    • Guru Madrasah 
    • IRT [Ibu Rumah Tangga]
    • Istri Afandi
  • Krisna Haryanto
    • Lurah
    • Suami Nia
  • Afandi 
    • Guru Madrasah
    • Suami Anna
  • Yanto 
    • Tukang Kebun Nia Krisna Haryanto
    • 60 Tahun
  • Sudarsono [Darso]
    • Pensiunan Polisi
    • Duda anak 1
    • 60 Tahun
  • Parjo
    • Pemilik Warung Kopi






Chapter 07

 Yanto begitu takjub dengan apa yang dilihatnya saat itu, didepannya nampak seorang wanita cantik sedang tidur terlelap di atas ranjang tidurnya tanpa sehelai benang yang melekat ditubuhnya. 

 Sementara anaknya yang masih berusia kurang dari 2 tahun juga masih tidur di tempat terpisah dengan ibunya, masih dalam satu ruangan itu.

 Pada bagian selangkangan wanita cantik yang tak lain adalah Nia itu nampak bekas cairan sperma yang telah mengering, nampak bulu bulu jembutnya yang halus menghiasi disekitar vaginanya.

Sambil bersungut sungut dan menyeringai, Yanto berjalan pelan pelan mendekat ke arah ranjang. 

 Posisi tidur Nia yang terlentang dengan selangkangannya yang agak terbuka tentu akan membuat mata para lelaki yang melihatnya saat itu pasti akan menelan ludah, vagina Nia yang nampak merah merekah terlihat begitu menggoda. 

 Yanto mengeluarkan handphone dari dalam saku celananya, lalu kemudian Ia mulai memfoto Nia yang yang sedang tidur dalam keadaan bugil. Setelah dirasanya cukup untuk buat koleksi pribadinya, orang tua itu naik ke atas ranjang. 

 Nafsunya sudah terasa di ubun ubun melihat hidangan lezat yang ada di didepan matanya, apalagi yang ada didepannya itu adalah sosok wanita cantik yang selalu di idam idamkannya, sungguh sebuah keberuntungan baginya, sebentar lagi Ia akan menikmati tubuh molek wanita cantik itu, wanita high class, seorang wanita terhormat dari keluarga terpandang di desa itu.

  Orang tua mesum itu berniat menjadikan Nia sebagai budak seksnya, setelah semalaman Ia mengerjain adiknya, kini Ia juga akan menikmati hangatnya tubuh Nia, istri Pak Lurah.

Yanto : "Hehehe,...Aku seperti dapet durian runtuh pagi ini"

Yanto : "Tadi malam adiknya abis aku kerjain, sekarang giliran kakaknya,...."

Yanto : "Mantap...biarpun sisanya Darso....yang penting bisa ngejos" gumamnya dalam hati.

 Yanto sudah tak sabar ingin menikmati tubuh molek Nia, lalu kemudian Ia melepas semua pakaiannya, orang tua itu kini telah bugil, nampak batang kontolnya yang besar dan panjang dan juga hitam berurat itu mengacung dengan tegak laksana tugu daging yang kokoh.

 Yanto memposisikan dirinya diantara selangkangan Nia, Yanto benar benar sudah tak dapat menahan nafsunya, Ia berniat ingin langsung menyetubuhi Nia.

 Orang tua itu membasahi batang kontolnya dengan sedikit ludahnya, Ia gesek gesekan sebentar batang kontolnya dibibir vagina Nia dan Nia masih lelap dalam tidurnya, kemudian pelan pelan Yanto mulai memasukkan batang kontolnya kedalam vagina Nia.

Yanto : "Uuugggghhhhh"

Yanto melenguh saat batang kontolnya membelah liang vagina Nia.

 Dirasakannya liang vagina itu sudah agak sedikit longgar, mungkin karena habis dipakai Darso, namun begitu Yanto masih merasakan nikmatnya liang vagina Nia, terlihat dari matanya yang merem melek menahan kenikmatan itu. Dinding vagina Nia seperti memijat batang kontolnya yang besar.

 Sementara itu tubuh Nia terlihat menggeliat, wanita cantik itu terbangun dari tidurnya, dirasakannya seperti ada sebuah benda tumpul yang terasa sesak memenuhi liang vaginanya, saat membuka mata, betapa kagetnya Ia melihat sosok laki laki tua yang ternyata adalah tukang kebunnya sendiri, Yanto.

 Nia berusaha meronta, namun Yanto sudah menindih tubuhnya, disamping itu tubuhnya masih terasa lemah.

Nia : "Pak,...apa yang sudah Pak Yanto lakukan kepada saya?"

 Mengetahui majikannya akan melakukan perlawanan, dengan sigapnya orang tua itu membekap mulut majikannya itu dan mengunci tubuh majikannya itu.

Yanto : "Ssssstttt,...diam, jangan bertindak macam macam"

Yanto : "Aku bisa menghabisimu.. sekarang bersama anakmu yang masih bayi itu.."

 Mendengar ancaman Yanto, membuat nyali wanita cantik itu menjadi ciut, Nia yang tadinya meronta, kini terlihat mengendur, Nia tak ingin sesuatu terjadi pada dirinya dan bayinya, perlawanannya melemah, melihat hal itu Yanto melepas bekapan tangannya pada mulut Nia.

Yanto : "Nah begini kan lebih enak, kita berdua sama sama enak bukan,?"

Yanto sambil menyeringai.

Nia : "Tapi saya mohon jangan apa apain anak saya,.."

Nia : "Saya rela melakukannya asal Pak Yanto tidak menyakiti anak saya.."

Yanto : "Tenang saja Bu Lurah.."

Yanto : "Saya tidak akan pernah menyakiti Bu Lurah dan anak Bu Lurah.."

Yanto : "Selama kita bisa bekerja sama,hehehe.."

Yanto : "Lagi pula saya sudah tahu tentang perselingkuhan Bu Lurah dengan Darso"

Yanto : "Jadi untuk apa juga Bu Lurah menolak saya,"

Yanto : "Toh saya juga bisa memuaskan Bu Lurah sama seperti Darso memuaskan Bu Lurah"

Yanto : "Hehehe,...tak kusangka Bu Lurah yang terlihat terhormat dan juga alim"

Yanto : "Ternyata tak ubahnya seperti Lonte yang suka menjajakan tubuhnya,..."

Yanto : "Hmm....apa baiknya Bu Lurah aku panggil Lonte saja ya"

Yanto : "Yah,..memang baiknya aku panggil Lonte,...hehehe Lonte"

Yanto dengan seringai penuh kemenangan.

Nia : "Terserah Pak Yanto, tapi semua itu saya lakukan karena terpaksa" 

Nia berusaha membela diri, karena meski terpepet Ia tak mau begitu saja direndahkan.

Yanto : "Terpaksa namun menikmati kan Bu Lurah,,hehehe...."

Yanto : "Tenang saja saya bisa memberikan kepuasan itu pada Bu Lurah,..."

Yanto : "Sekarang nikmati saja permainan saya,..."

Yanto : "Saya jamin Bu Lurah akan selalu merindukan kejantanan saya setelah ini,..hehehe"

Yanto sambil mulai menggenjot vagina Nia kembali.

Yanto : "Sekarang ayo kita buatkan adik baru buat Putri..Bu Lurah,..huuughhh"

 Dalam posisi misionaris, tubuh Yanto yang kurus tapi berotot menindih tubuh montok Nia, Yanto terus memompa vagina Nia dengan kecepatan yang mulai stabil. Terlihat tidak pelan namun juga tidak terlalu cepat.

 Meski usianya sudah mulai lanjut, namun Yanto punya stamina yang luar biasa, setelah semalaman bercinta dengan Nina, adiknya Bu Lurah, pagi ini orang tua itu masih sanggup mengerjain kakaknya dan terlihat masih garang.

 Sungguh pemandangan yang kontras sekali melihat kedua anak manusia berlainan jenis dan terpaut usia yang sangat jauh sedang mereguk kenikmatan itu, kulit tubuh Yanto yang berwarna hitam legam sedang menindih tubuh Nia yang putih bersih tanpa cacat sedikitpun.

Plok,plok,plok,....

Nia : "Ah,ah,ah,ah....aaarrrgghhhh"

Suara desahan Nia menggema di seisi ruangan kamarnya.

 Sambil terus menggenjot vagina Nia, Yanto juga memberi rangsangan di tubuh bagian atas Nia, mulai dari menciumi serta mencupangi tengkuk wanita itu, kemudian turun ke arah ketiak sebelah kanan Nia.

 Nia merasakan sensasi geli geli tapi nikmat, tak disangkanya ternyata Yanto yang sudah lanjut usia itu bisa membuatnya kewalahan melawan gejolak birahi yang terasa sangat hebat menyerangnya, akhirnya ia menyerah dan mengikuti saja permainan Yanto.

 Wanita itu sudah berada dalam puncak birahi, kedua tangannya yang lembut mengusap dan membelai punggung orang tua itu. 

 Yanto merasa Nia sudah takluk karena permainannya, orang tua itu semakin bersemangat menyetubuhi wanita idamannya itu, tak hanya itu Yanto juga mengenyoti kedua payudara montok Nia secara bergantian disertai dengan gigitan kecil di puting payudara wanita itu.

 Yanto terlihat gemas memainkan kedua payudara yang montok wanita itu, air susu keluar dari putingnya, dengan suka hati Yanto menyedotnya.

 Mendapat rangsangan dari pria tua mesum itu, Nia semakin tak karuan menahan sensasi nikmat yang luar biasa melanda dirinya, nampak kedua tangannya meremasi sprei. Hingga akhirnya ia merasakan mencapai puncak kenimatan,..

Nia : "Aaaaaaaaaaaakkkhhhhhhhh,....Paaaaaakkkkkk," 

Seerrr.....Seeerrrrrr...Seeerrrr...

Yanto : "Aku juga Bu luraaaahhhh,.......terimalah pejuhku ini sayaaaaang"

Crt,crt,crt,crt,crt,crt,crt

Ada tujuh kali tembakan sperma Yanto mengisi rahim Nia. 

 Banyak sekali cairan pejuh yang dikeluarkan orang tua itu, hingga vagina Nia tak mampu menampung semua cairan putih kental itu, sebagian ada yang keluar melalui celah vagina wanita itu.

Ruangan kembali menjadi hening,hanya terdengar deru nafas kedua insan berlainan jenis itu.

Tubuh Yanto ambruk menindih tubuh Nia.

Sementara kedua tangan Nia merangkul dan memeluk tubuh tua itu.



Sementara Itu...

Ilustrasi Anna
Setelah dari rumah Pak Lurah, Darso mampir ke warung Parjo. 

 Orang tua itu sedang menikmati secangkir kopi hitam dan gorengan, makanan kesukaannya, namun situasi pagi di desa itu mendadak menjadi gaduh saat suara raung sirine mobil Polisi memasuki desa itu, Darso menjadi bertanya tanya, ada apakah gerangan ini..

 Iring iringan mobil densus 88 memasuki desa Plosowangi, masyarakat di desa itu bertanya tanya siapakah teroris yang akan digrebek oleh densus 88. Sudah bukan rahasia lagi dimana densus 88 beraksi pasti selalu ada kaitannya dengan teroris yang sangat meresahkan itu.

 Termasuk Darso juga menjadi bertanya tanya, mungkinkah di desanya ada teroris? lalu siapa?.

 Mobil densus 88 berhenti di rumah yang dikontrak oleh Ustadz Afandi bersama istrinya, para personel densus 88 turun dari mobil dan dengan penuh kesiagaan mereka mengepung rumah yang di kontrak oleh Ustadz Afandi.

 Ustadz Afandi, penghuni rumah kontrakan itu pun keluar dari rumah karena kaget mendengar suara sirine mobil polisi, dibelakangnya Ustadzah Anna mengikutinya, betapa kagetnya mereka berdua saat melihat para personel densus 88 seperti sedang menyergap rumahnya.

Afandi : "Ada apa ini?" 

"Apakah anda Ustadz Afandi ?"

"Kalau iya....lekas angkat tanganmu dan jangan melakukan perlawanan"

"Karena kami tak segan segan untuk menembak kalau anda melakukan perlawanan"

Kata salah seorang personel densus 88 yang ternyata adalah komandan densus 88.

Afandi : "Iya, saya Ustadz Afandi,...."

Afandi : "Tapi ada apa ini, apa salah saya hingga saya mau ditembak?"

"Anda diduga sebagai orang yang ikut bertanggung jawab"

"Dalam aksi pengeboman di Mall xxx"

Afandi : "Apa buktinya kalau saya ikut bertanggung jawab dalam aksi pengeboman itu?"

"Itu anda bisa menjelaskan nanti dikantor Polisi.."

"Sekarang angkat tanganmu..!!" 

 Ustadz Afandi mengikuti perintah komandan Densus 88, lalu salah satu personel densus 88 segera memborgol tangannya. 

Melihat hal itu Ustadzah Anna tak kuasa menahan tangisnya, Ia pun menghambur ke suaminya itu.

Anna : "Abi,..jangan diam saja....lakukan pembelaan Abi"

Afandi : "Percuma saja, Umi...."

Afandi : "Umi yang sabar ya,...do’a kan semoga Abi bisa segera lepas dari masalah ini."

Anna : "Tidak Abi, tidaaaak,......"

Anna : "Suami saya tidak bersalah....jangan tangkap suami saya,..hhhnnnhhgghhh"

 Ustadzah Anna tak dapat menahan tangisnya,wanita cantik dan solehah itu berusaha menghalang halangi para personel densus 88 yang akan membawa suaminya ke kantor polisi, namun apalah daya, Ia hanya seorang wanita.

Anna : "Hikss...hikkss..hikss...Abiii.."

 Ustadzah Anna masih bersimpuh didepan rumahnya sambil menangis menatap kepergian suaminya yang telah dimasukan kedalam mobil densus 88. 

Melihat hal itu Darso mendekati wanita itu,


Darso : "Bu Ustadz,...Bu Ustadz yang sabar ya....mungkin ini ujian buat Bu Ustadz...."

Darso : "Kalau diijinkan saya bisa membantu Pak Ustadz keluar dari masalah ini...."

Darso : "Jelek jelek begini saya pernah jadi Polisi" 

 Darso berusaha menenangkan hati Ustadzah Anna, meski dalam hatinya berkata ini adalah kesempatan baginya untuk bisa mendekati wanita cantik itu.

Darso : "Saya punya banyak kenalan di kepolisian"

Darso : "Dan mereka orang yang sangat berpengaruh"

 Mendengar hal itu, tangisan Ustadzah Anna berhenti, Ia merasa sedikit lebih tenang mendengar kata kata Darso yang mengaku punya banyak kenalan di tubuh kepolisian. Paling tidak itulah jalan untuk membebaskan suaminya dari penjara.

Anna : "Kalau begitu tolonglah suami saya Pak,..."

Anna : "Saya bersedia melakukan apa saja asal suami saya bisa bebas"

 Darso menyeringai, kata kata Ustadzah Anna barusan adalah satu peluangnya untuk bisa mewujudkan keinginannya, yaitu meniduri wanita cantik dan solehah itu.

Darso : "Tenang saja Bu Ustadz,..."

Darso : "Sudah menjadi kewajiban saya menolong Pak Ustdaz,.."

Darso : "Saya yakin Pak Ustadz tidak bersalah..."

Darso : "Kalau perlu saya bersedia menjadi jaminannya,"

 Mendengar kata kata Darso, hati Ustadzah Anna menjadi lebih tenang, harapan suaminya untuk bebas sangat terbuka. 

 Lalu Ustadzah Anna berpamitan pada Darso untuk masuk kedalam rumahnya, setelah sebelumnya berjanjian akan ketemu di kantor polisi esok hari dan Darso mempersilahkan wanita cantik itu masuk kedalam rumah kontrakannya.

Setelah itu Darso meninggalkan rumah Ustadz Afandi.



Sementara itu dirumah Pak Lurah...

Ilustrasi Nia 
Plopsss...

 Keduanya bangkit dari ranjang setelah mendengar tangisan anak Nia yang terbangun, Nia menghampiri anaknya dan segera menggendong dan menyusuinya, kemudian duduk dipinggiran ranjang tidurnya sambil menyusui anaknya.

 Melihat Nia sedang menyusui anaknya timbul ide gila dalam diri Yanto, Ia ingin menyetubuhi wanita itu sambil menyusui anaknya dalam posisi tidur miring ke kanan, Yanto pun memberi isyarat pada Nia untuk meletakkan anaknya diatas ranjang,dan menyetubuhinya dalam posisi miring.

 Nia mengikuti saja permintaan Yanto, Ia mulai menyusui anaknya dalam posisi miring dan Yanto juga tengah bersiap menyetubuhinya. Kembali kontol besar Yanto menyeruak masuk kedalam liang vagina wanita cantik yang sedang menyusui anaknya itu.

Nia : "Huuugghhhhh,...pelan pelan Pak"

Yanto : "Wis tenang wae.." 

 Perlahan Yanto mulai menggerakan pinggulnya menyamping dengan gerakan maju mundur, gerakan semakin lama semakin stabil, membuat Nia merem melek menahan nikmat, desah kenikmatan pun keluar pelan dari mulutnya, seiring gerakan maju mundur Yanto.

Nia : "Ah,ah,ah,ah...."

 Yanto terus memompa liang vagina Nia, tangan kanannya menyelinap dibawah leher jenjang Nia, sedang tangan kirinya menyelinap di ketiak Nia.

 Tangan kiri Yanto meremasi payudara Nia yang tidak dipakai menyusui oleh anaknya, meremas dengan lembut dan menoel noel puting payudara Nia, tak hanya itu saja, Ia palingkan wajah cantik Nia kearahnya, langsung saja Ia menyambar bibir Nia yang ranum dan melumatnya.

 Yanto begitu garang mencumbui Nia, membuat libido Nia naik ke puncak, sementara anaknya yang sebelumnya masih asyik mengenyot payudara ibunya, kini sudah tertidur kembali.

 Saat sedang asyik bercumbu, keduanya dikagetkan dengan dering suara handphone milik Nia, seperti ada telepon masuk. 

Tuuutttt...Tuuutttt...Tuuutttt....

 Nia melihat ke layar HP miliknya, rupanya panggilan dari suaminya, Yanto memberi isyarat untuk mengangkat telepon itu.

Nia : "Iya Pah" 

Krisna : "Mah, sudah dengar kabar belum kalau dikampung kita ada teroris?"

Nia : "Belum Pah,...ah" 

Jawab Nia disertai desahan karena merasakan batang kontol Yanto menusuk terlalu dalam.

Krisna : "Mah,...Mamah gak apa apakan....?"

Krisna : "Itu mah Ustadz Afandi tadi ditangkap densus 88,"

Krisna : "Karena diduga ikut terlibat dalam aksi pengeboman di Mall xxx"

Nia : "Iya Pah, Mamah sehat sehat aja,...aaahhh"

Krisna : "Itu mamah kenapa, kok seperti menahan sakit"

Nia : "Ini Pah, perut Mamah rasanya melilit, sakit banget rasanya,...aaaaakkkkhhh"

Yanto tersenyum geli dengan aksi gokilnya.

Krisna : "Ini Papah lagi perjalanan pulang, kira kira satu jam lagi nyampe rumah,...."

Krisna : "Udah dulu aja ya Mah,..."

Krisna : "Kalau masih sakit lekas minum obat Mah...dah Mamaah"

Nia : "Dah Papah...aaahhhh"

Nia meletakan HP nya.

Kembali Ia merasakan tusukan batang kontol Yanto semakin cepat.

Nia : "Satu jam lagi suami saya nyampe rumah Pak.."

Nia : "Kita harus segera menyudahi ini semua" 

Yanto : "Tenang aja Bu Lurah" 

Yanto semakin mempercepat gerakannya menusuk vagina Nia.

Nia merasakan sebentar lagi akan mencapai puncak.

Nia : "Aaaaaaaaaaaaakkkhhhhhhh,....Paaaakkk"

Seeeerrrr...Seeerrrr...Seerrrrr....

 Tapi Yanto masih menghunjamkan kontolnya ke dalam memeknya, tempo gerakannya semakin lama semakin menurun dan kemudian menghentikan gerakannya.

 Yanto mencabut kontolnya dari vagina Nia, orang tua itu minta Nia terlentang, kemudian Yanto menjepitkan batang kontolnya diantara belahan payudara montok Nia, lalu Yanto mulai menggerakannya maju mundur.

Kontol Yanto yang panjang itu mengenai wajah Nia tiap kali digerakan maju.

Tak lama kemudian tubuh Yanto terlihat mengejang,rupanya Ia diambang puncak kenikmatan.

Yanto : "Haaaaaaaarrrrrrgggggggghhhhhh" 

Crt,crt,crt,crt,crt,crt,crt,crt

Sama seperti sebelumnya ada tujuh kali tembakan sperma Yanto mengenai wajah cantik Nia.

Wanita itu mencium bau anyir juga amis yang pekat sekali.

 Setelah selesai Yanto memukul mukulkan batang kontolnya ke wajah Nia, menampari pipi Nia dengan batang kontolnya. Orang tua itu juga meratakan cairan spermanya yang mengenai wajah cantik Nia ke seluruh wajah wanita cantik itu dengan menggunakan batang kontolnya.

Yanto : "Huh,...Mantap sekali jepitan susunya Bu Lurah"

Yanto kemudian memunguti pakaiannya dan mengenakan kembali.

Yanto : "Jangan sampai Bu Lurah melaporkan kejadian ini ke suami atau ke polisi.."

Yanto : "Saya bisa melakukan hal nekat kalau Bu Lurah melakukannya.."

Yanto pergi meninggalkan Nia.

 Nia segera bangkit dan kemudian bergegas merapikan tempat tidur dan membersihkan tubuhnya agar tak diketahui suaminya saat ia pulang.



[Bersambung...]







  Tua Tua Keladi Chapter 08












Sumber: 
Semprot by rexiola

0 komentar:

Posting Komentar