Pages

Jumat, 03 November 2017

[Cerita Sex] Tua Tua Keladi [05] [18+]

Ilustrasi Nina
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Milf, Pemerkosaan,
Para Tokoh:
  • Karenina Savitri
    • Karyawan Bank
    • IRT  [Ibu Rumah Tangga]
    • Istri Candra Wijaya
    • 24 Tahun
  • Candra Wijaya
    • Pelayar
    • Suami Karenina Savitri
  • Yanto 
    • Tukang Kebun Nia Krisna Haryanto
    • 60 Tahun





Chapter 05

 Meski ketakutan karena ancaman Yanto, namun Nina tetap berusaha mencari celah untuk bisa meloloskan diri dari Yanto. Saat posisi jarak agak terpisah dan memungkinkan untuk lari, wanita cantik itu pun lari menuju ke pintu depan.

 Yanto yang menyadari tawanannya berusaha untuk kabur segera mengejar wanita itu, meski usianya sudah lanjut namun gerakan Yanto masih terbilang gesit dan lebih cepat dari Nina, dengan gerakan seperti pemain bola yang menyleding lawannya, Yanto berhasil membuat Nina jatuh tersungkur. Mengetahui korbannya telah jatuh, Yanto pun mengunci tubuh Nina, membuat wanita itu tak bisa bergerak, tapi tetap saja Ia berusah meronta.

Nina : "Dasar lelaki tua busuk!Bajingan!lepaskan saya atau saya akan.."

PLAKKK..

Tamparan keras mendarat dipipi Nina.

Sakit sekali tamparan itu dirasakan oleh Nina.

Yanto : “"Sudah aku bilang tadi....jangan melawan Lonte....."

Yanto : "Atau kamu memang sudah bosan hidup..."

Yanto : "Aku ingatkan sekali lagi dan untuk terakhir kali...."

Yanto : "Kalau kamu melawan,aku akan memperkosamu,..."

Yanto : "Setelah puas memperkosa kamu.."

Yanto : " Tubuhmu akan aku cincang dan akan aku jadikan makanan Anjing......"

Yanto : "Mau seperti itu?" bentaknya dengan mata melotot tajam.

Kali ini nyali Nina benar benar telah ciut.

Sudah tak ada lagi keberanian dalam dirinya.

Ia sadar ia hanya wanita lemah.

Yanto : "Ayo jawab...maukah kamu seperti yang aku bilang tadi?"

Bentakan Yanto terdengar lebih keras.

Nina : "Ti-tidak Pak.....ampuni saya...ja-jangan sakiti saya" 

Yanto : "Nah begitu....aku lebih suka kamu begitu....."

Yanto : "Asal kamu tahu....aku sakit hati banget saat kemarin lusa kamu kata katain."

Yanto : "Aku tidak akan menyakitimu asal kamu bisa bekerja sama denganku"

Yanto : "Menuruti semua perintahku..... malah aku akan menyenangkan mu,...."

Yanto : "Apa kamu setuju!?" Sekali lagi lagi Yanto membentak Nina.

Nina : "I-iya Pak....sa-saya akan menuruti semua perintah Pak Yanto"

Nina : "Hiks..hikss..hikss.." 

Nina meneteskan air mata.

Ia sudah tahu bencana apa yang sedang dihadapinya saat ini.

Yanto : "Baiklah kalau kamu setuju,..."

Yanto : "Mulai sekarang jangan panggil aku Pak Yanto...."

Yanto : "Kamu harus memanggilku Tuan Yanto..karena kamu sekarang adalah budakku"

Nina : "Ba-baik Tuan Yanto,....saya akan turuti semua perintah Tuan"

Nina dengan mata masih berkaca kaca.

Yanto : "Nah, Aku senang mendengarnya,....hahaha...."

Yanto : "Siapa yang menyangka akan seperti ini, Kamu yang tadinya galak sama Aku,.."

Yanto : "Sekarang harus tunduk dibawah perintahku...hahaha"

Yanto : "Sekarang berdiri" 

Wanita itu pun mengikuti perintah orang tua itu.

Lalu keduanya sudah sama sama berdiri berhadapan.

 Yanto meraih tengkuk Nina dan menundukkan kepala wanita cantik itu, karena secara postur tubuhnya hanya sepundak Nina. 

Yanto mendekatkan bibirnya ke bibir Nina yang ranum, lalu melumatnya. 

Nina masih pasif, perutnya seperti mual, mencium aroma tak sedap dari mulut Yanto dan bau keringat Yanto. 

 Tangan orang tua itu menarik tangan Nina dan memasukannya kedalam celana kolornya memaksanya memegangi kemaluannya yang mulai mengeras.

 Nina terperanjat saat memegang kemaluan lelaki tua itu, dirasakannya kontol Yanto begitu besar, milik suaminya Candra sungguh tidak ada apa apanya.

 Sementara tangan Yanto mulai melucuti semua pakaian bagian atas pada tubuh Nina, baru kali ini Ia bisa menjamah tubuh seorang wanita cantik dan berkelas seperti Nina, Ia merasa sungguh sangat beruntung bisa memperbudak Nina, dari yang sebelumnya ia hanya bisa menikmati para pelacur murahan tapi sekarang Ia bisa menikmati tubuh molek Nina.

 Yanto menjilati kedua payudara montok Nina secara bergantian, terlihat air liurnya membasahi kulit Nina, tangannya juga tak tinggal diam, terkadang tangannya meremasi kedua payudara Nina, tak hanya itu tangan kanan Yanto juga menelusup masuk ke bawah bagian selangkangan Nina yang masih mengenakan rok panjang, meraba raba daerah sensitif pada tubuh Nina.

Nina : "Oughhhh,....aaakkkhhhh...." 

Erangan sensual keluar dari mulut Nina saat lidah Yanto dengan lihainya memainkan putingnya.

Bagi Nina baru pertama kali ini ada pria yang berhasil membangkitkan gairahnya.



Flash Back.... 
Cerita kehidupan rumah tangga Nina bersama Candra Wijaya..

 Dua bulan yang lalu Nina baru melangsungkan pernikahannya dangan Candra Wijaya, seorang keturunan tionghoa, saat malam pertama adalah saat yang paling mendebarkan dan membuat Nina penasaran, seperti apa rasanya saat malam pertama, karena sebelumnya saat pacaran dengan Candra Nina tak pernah melakukan hubungan diluar batas norma norma agama. 

 Jadi Nina begitu berdebar debar saat malam pertama waktu itu, namun malam pertama Nina sungguh tak seindah dalam bayangannya, karena batang kemaluan Candra tak mampu berdiri saat malam pertama itu dan Candra juga terbilang lelaki yang kudet, tak tahu sama sekali seni bercinta dimalam pertama.

 Saat berkonsultasi dengan Dokter memang Candra dinyatakan menderita impoten, karena ada beberapa saraf dikemaluannya yang tak berfungsi sebagaimana mestinya. 

 Nina merasa terpukul dengan apa yang dialaminya, itu artinya impiannya selama ini untuk bisa membina keluarga bahagia, memiliki anak yang lucu lucu telah sirna, karena Candra tak mungkin bisa memberinya keturunan dengan kondisinya seperti itu. Hari harinya selalu murung. 

 Suaminya meminta maaf padanya karena tak bisa memberikannya kebahagiaan batin. Sampai sampai Ia memohon mohon pada Nina untuk tidak meminta cerai, karena itu berarti aib bagi keluarganya. Sebagai solusinya Nina diperbolehkannya untuk berhubungan selayaknya suami istri kepada pria siapa saja yang disukai Nina. 

 Namun Nina ternyata bisa berpikir bijaksana, Ia tidak mungkin melakukan seperti yang dikatakan suaminya, dalam pikirannya berumah tangga itu tidak melulu tentang berhubungan badan, yang penting saling mengerti, soal keturunan, Nina bisa mengadopsi anak jika nanti waktunya tiba dan hal itu Ia utarakan pada Candra.

 Suaminya begitu bahagia dengan kedewasaan Nina, akhirnya kedua pasangan itu pun tidak lagi mengungkit ungkit kehidupan ranjang mereka. 

 Nina pun menikmati kehidupannya bersama suaminya, jadi meski Ia sekarang sudah berstatus suami namun sebenarnya Nina masih perawan dan hal itu hanya Nina dan suaminya yang tahu.



Now...
Kembali pada Yanto dan Nina..

 Sekarang posisi Nina telah terlentang diatas sofanya, wanita cantik berpayudara montok itu sudah dalam keadaan telanjang bulat. Begitu juga dengan Yanto, kulit tubuhnya terlihat kontras jika dibandingkan Nina, Nina yang berkulit putih bersih dan masih kencang karena usianya memang masih muda, berbeda dengan Yanto, dengan rambut dan jenggot yang mulai memutih, kulit tubuh yang berwarna hitam legam dan mengeriput.

Yanto : "Benar benar bidadari turun dari langit"

Yanto sambil memposisikan dirinya diantara kedua kaki Nina.

 Nampak didepannya kini liang vagina Nina yang ditumbuhi bulu bulu tipis yang tidak begitu lebat disekitar liang vagina. Terlihat sangat bersih dan terawat, berbeda jauh dengan apa yang dilihatnya selama ini selama jajan dengan para pelacur dipinggir jalan. 

 Lelaki tua itu memposisikan kepalanya tepat didepan selangkangan Nina, tanpa membuang waktu, direntangkannya kedua kaki Nina hingga selangkangannya terbuka, lalu kemudian melumat liang vagina Nina dengan rakusnya, bibir dan lidah Yanto mengulum, menjilati liang vagina wanita itu hingga mengenai bagian paling sensitif wanita yaitu bagian klitorisnya, dengan rakunya Yanto menyedot liang vagina Nina.

 Membuat tubuh Nina menggeliat, belum pernah sekalipun Ia merasakan kenikmatan yang sungguh tiada tara sebelum ini, kalau mau berterus terang Nina sangat menikmatinya saat itu. Matanya terpejam, keringat mulai membasahi tubuhnya, rintihan kenikmatan keluar dari mulutnya akibat dari ganasnya serangan rangsangan yang diberikan orang tua itu.

Nina : "Iiiihhh,.....iiihhhh...ouuuhhh,..hmmmm" 

 Yanto adalah orang tua yang sudah banyak makan asam garamnya kehidupan, ia sangat berpengalaman dalam hal bercinta, Ia tahu Nina sedang didera gelombang birahi, orang tua itupun berniat untuk mengabadikannya dalam bentuk rekaman video.

Yanto menghentikan aksinya.

Lalu menyalakan kamera video di smartphonenya dalam posisi ON.

Setelah itu ia kembali melancarkan serangannya ke liang vagina Nina.

 Wanita itu kembali merasakan serangan Yanto semakin mengganas, hingga akhirnya wanita itu pun tak dapat menahan serangan itu, Nina pun menjerit saat memasuki orgasmenya,

Nina : "Aaaaaaaaaaaakkhhhhhhhhhhhh"

Serrrr....Serrrr...Seeerrrrr...

Dari liang vagina Nina mengucur deras cairan berwarna bening.

Yanto sangat bangga bisa membuat mangsanya takluk.

Yanto : "Sekarang waktunya....kita ngejos Lonteku..."

Yanto : "Tenang saja, setelah ini kamu pasti ketagihan dengan kontolku ini,"

Yanto : "Dan akan selalu merengek rengek, meminta untuk terus dientotin" 

Nina : "Tuan..,saya mohon pelan-pelan Tuan,..."

Nina : "Karena sebenarnya saya ini masih perawan"

Yanto kaget setengah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Yanto : "Apa,....kamu masih perawan,...bagaimana bisa?" 

Nina : "Iya,...Tuan ,...Suami saya impoten...anunya tidak bisa berdiri Tuan"

Yanto : "Anunya apanya?" 

Yanto : "Yang jelas kalau ngomong,...Kontolnya maksudnya?"

Nina : "Iya Tuan,..Kontol Suami Saya tidak bisa berdiri"

Yanto : "Huahahaha,....ternyata Aku orang yang sangat beruntung,...."

Yanto : "Jarang jarang aku mendapatkan seperti ini,"

Yanto : "Baiklah kalau begitu,....nikmatilah kontolku ini lonteku,..."

Yanto : "Sekarang katakan kepadaku,"

Yanto : "Silahkan Tuan menikmati memek Saya dan buat Saya hamil Tuanku"

Nina : "Silahkan Tuan menikmati memek Saya dan buat Saya hamil Tuanku"

Yanto : "Baiklah Lonteku,...bersiaplah menerima benih dariku"

 Yanto kemudian merentangkan kedua kaki Nina dan menekuknya hinga kebagian pahanya menempel didada Nina sendiri. Tak ayal liang vagina Nina yang merah merekah nampak sangat menggoda bagi pria normal yang melihatnya.

 Yanto menggesek gesekan sebentar batang kontolnya di bibir vagina Nina, lalu perlahan mulai menerobos liang vagina itu, mulai dari kepalanya ia masukan, lalu Ia tarik keluar lagi, kemudian dimasukannya lagi kedalam, begitu seterusnya dilakukannya berulang ulang dengan perlahan, hingga akhirnya merobek selaput dara Nina, tak ayal darah segar keluar dari liang vagina Nina.

Wanita itupun menjerit menahan sakit yang tiada tara.

Nina : "Auuuwwwwwww,....sakit Tuaaaaannnnnn"

Nina merasakan kontol besar dan panjang milik Yanto itu memenuhi rongga vaginanya.

Sementara Yanto hanya mendengus merasakan sempitnya vagina Nina.

Yanto : "Ouugghh...Nikmat sekali memekmu ini Lonteku"

 Yanto mendiamkan sejenak kontolnya berada didalam liang vagina Nina, menikmati pijatan dinding rongga vagina Nina, terasa hangat dan sungguh nikmat sekali, tak lama setelah itu, Ia mulai menggerakan pinggulnya maju mundur secara perlahan, gerakannya meningkat dan mulai stabil, cairan vagina Nina yang keluar memperlancar gerakan maju mundur Yanto, hingga kemudian terdengarlah desah kenikmatan keluar dari mulut Nina.

Nina : "Akh,akh,akh,akh,akh,akh,akh,akh,akh,akh,..akhhh"

 Nina merasakan lagi gelombang kenikmatan yang luar biasa melanda dirinya, rasanya ia ingin selalu seperti sekarang ini, sungguh terasa nikmat sekali, persetubuhan keduanya sungguh tak terlihat seperti pemerkosaan, karena keduanya sama sama menikmati dalamnya samudera birahi. 

Kedua kaki Nina melingkar dipinggang lelaki tua itu.

 Sementara Yanto masih terus memompa vaginanya sambil meremasi payudara montok Nina dan terkadang pula melumat bibir wanita itu, hingga saat orgasme itu datang tubuh Nina melengkung ke atas.

Nina : "Aaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhh,.....nikmat sekali Tuaaaan"

Seerrrr...Seeerrrr....Seeerrrrr...

Yanto juga merasakan dirinya sebentar lagi akan mencapai puncak,

Yanto : "Ooooooouggghhhhhhhhh"

Yanto menggeram saat orgasmenya datang, tubuhnya terlihat mengejang.

Cret,cret,cret,cret,cret,cre,cret,cret

 Berkali kali Yanto menembakkan pejuhnya kedalam vagina Nina, mengisi rahim wanita itu yang sedang dalam masa subur. Banyak sekali cairan pejuh yang dikeuarkan Yanto, sebagian ada yang keluar melalui celah celah vagina Nina, tubuh Yanto ambruk menindih tubuh Nina, sementara batang kontolnya masih menancap di liang vagina wanita itu yang kini sudah menjadi budaknya. 

Nafas keduanya terdengar memburu, untuk beberapa saat pertarungan mencapai kenikmatan terhenti, suasana menjadi hening, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20.30. 

 Hari yang sangat berkesan bagi Nina, meski awalnya ia merasa dipaksa, namun sejujurnya Ia akui menikmati persetubuhan itu, Ia tahu bahwa saat ini ia sedang dalam masa masa subur dan Ia pun tahu resikonya, tapi semua sudah terjadi. 

Nina : "Hikss..hikss..hikss.." Air matanya kembali menetes.

Nina sendiri tak tahu apakah itu air mata bahagia ataukah air mata kesedihan,...

Kehidupan selanjutnya ia sudah bisa membayangkan...

Nina : "Sudahlah jalani saja semuanya" ucapnya hati

Yanto masih menindih tubuh Nina.



[Bersambung...]







  Tua Tua Keladi Chapter 06












Sumber: 
Semprot by rexiola

0 komentar:

Posting Komentar