Pages

Sabtu, 15 Juli 2017

[Cerita Sex] Jilbabku Tidak Mampu Menutupi Kebinalanku [06] [07] [18+]

Defi Wahyuni
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Jilbab, Karyawan, Perselingkuhan
Para tokoh:
  •  Defi Wahyuni : 
    •  Karyawan Kantor
  •  Surya :
    • Pimpinan Kantor
  •  Darsiman :
    • CS Kantor
  •  Ranto :
    • CS Kantor






    Chapter 06
    Toilet Kantor Selalu Jadi Saksi Biksu Perbuatanku 


    Senin pagi, rutinitasku bekerja akhirnya kembali kujalani setelah melewati dua hari weekend saat kejadian pemerkosaan sekaligus perbudakan diriku. Seperti hari-hari biasanya akupun tetap menjaga penampilanku dengan jilbab yang menutup kepalaku, lengkap dengan kemeja kerja warna coklat, rok panjang serta heels yang biasa kupakai. Meski saat ini aku bukan lagi gadis perawan, tapi sebisa mungkin aku terus berusaha menutup aib tersebut. Begitu menyelesaikan dandananku, aku kemudian menstarter sepeda motorku dan berangkat ke kantor. Tepat pukul 06.00 WIB akupun sampai di kantor.

    Aku : "Sepertinya aku datang terlalu pagi, tapi ya sudahlah" pikirku karena melihat situasi parkiran di kantor masih sangat sepi.

    Hanya beberapa mobil milik pegawai eselon yang tampak sudah terparkir di beberapa tempat, sedangkan parkir sepeda motor banyak yang masih kosong. Sempat kulihat pula mobil milik atasanku, ya siapa lagi kalau bukan pak Surya. Lelaki yang sudah merenggut keperawananku. 

    Aku : "Hmmmm, huftd..mudah-mudahan hari ini pak Surya gak berbuat macam-macam lagi" gumamku menghela nafas saat melihat mobilnya diparkiran.

    Selesai memarkirkan motorku, aku lalu melangkahkan kakiku ke ruangan humas untuk meletakkan tas yang kubawa. Kubuka pintu masuknya pelan-pelan, namun anehnya tak seorangpun pegawai maupun honorer yang ada di ruangan tersebut. Bahkan aku juga tak menemukan keberadaan pak Surya. 

    Aku : "Tumben pak Surya nggak ada, kemana dia ya. Padahal mobilnya ada. Apa ada urusan sama pegawai di ruangan lain.

    Aku : "Tapi biar ajalah, ngapain juga mikirin dia" tanyaku dalam hati bercampur sesalku pada atasanku yang cabul itu.

    Beranjak dari ruangan humas, aku selanjutnya bergegas ingin sarapan menuju kantin sambil menunggu teman-temanku datang sekalian menunggu jam kerja dimulai. Namun sama halnya seperti di ruangan humas dan parkiran, pagi saat aku datang suasana kantin kantorku juga masih kelihatan sepi. Tak banyak pegawai yang terlihat duduk menikmati hidangan kopi serta sarapan pagi. Tanpa terasa dinginnya suasana pagi membuatku jadi kebelet sehingga kutunda sebentar sarapanku yang hampir saja kupesan.

    Sempat terbesit di otakku agar aku buang air kecil di toilet humas yang jaraknya paling dekat, tapi niat itu langsung kubatalkan karena kalau aku bertemu pak Surya aku bisa saja dicabulinya lagi. Agak kupercepat langkahku dan aku akhirnya memilih tempat yang menurutku aman, toilet lantai III bidang keuangan. Kuperhatikan sekitar ruangan bid keuangan tersebut juga agak ramai dibandingkan ruangan pegawai lain di lantai I, II ataupun lantai dasar.

    Aku : "Kayaknya aman" senyumku ketika memasuki toilet. Kuangkat rokku sambil duduk di closet dan langsung kutuntaskan hajatku. Tak lupa kusiram closet toilet itu lalu kubersihkan vaginaku.

    Aku : "Sekarang lanjutin sarapan lagi" legaku. Dengan girang kutinggalkan toilet tersebut agar bisa melanjutkan sarapanku yang tertunda tadi. Namun baru saja sampai di pintu keluar, tiba-tiba saja kurasakan mulutku dibekap oleh tangan seseorang. Sontak akupun menjadi panik dan meronta-meronta karena ketakutan.

    Aku : "Ughhhm..mmpthh..Mmmpthh" teriakku pelan karena suaraku tertahan.

    Disela kepanikanku, tubuhku yang masih dalam posisi berdiri dengan mulut dibekap tersebut kemudian digiring masuk kembali ke dalam toilet. Pintu pun langsung ditutupnya. Dibalikkannya badanku dan disandarkan ke dinding.

    Surya : "SsssStt jangan ribut manis. Saya lagi pengen mencicipimu sekarang" kata pria itu yang ternyata adalah pak Surya.

    Aku : "Ppaak Sssuryaa ngapain di sini pak. Ini toilet perempuan. Ntar kalau ketahuan orang lain gimana pak" tanyaku kaget bercampur heran karena kemunculannya.

    Surya : "PlaaaakK...plaak.." bukannya dijawab, wajahku justru ditamparnya dengan agak kuat.

    Surya : "Apa kmu lupa Phut harus memanggilku tuan?" hardiknya.

    Aku : "Iyaa maaf ttuan...tuaan lepasin Dephut, Dephut takut ketahuan" cemasku meminta pengertiannya.

    Surya : "Kalau kamu nggak mau ketahuan, kamu harus layani saya dulu. Saya tadi sengaja mengikutimu diam-diam sampai ke sini...Mmmuuuachh...Mmmuaahh" ujarnya yang langsung menciumi bibirku secara bernafsu.

    Bukannya menolak, aku yang masih dilanda kecemasan pelan-pelan ikut terbawa arus permainan pak Surya. Kini sejak sering disentuh laki-laki tubuhku pun selalu mudah terangsang. Meski aku tahu ini adalah hari kerja dan kantor pasti akan ramai, tapi lama-lama hal itu seolah tak memberikan pengaruh padaku. Untuk kesekian kalinya, aku kembali ditaklukkan nafsuku. Tak cuma menciumi bibir merahku, tangan pak Surya juga mulai aktif menggerayangi dadaku. Dibukanya kancing kemejaku, dilepasnya pengait braku lalu terpampanglah payudaraku dengan seketika.

    Surya : "Kita quick seks aja ya manis.. saya sudah tidak tahan. Kamu benar-benar menggoda Phut.

    "SLhhh...Uuccmpthh...Mmuaach..SSsLppthhhh..." tawarnya disertai ciuman dan kuluman di bibirku.

    Puas melumati air ludahku, lidah pak Surya lalu melanjutkan kulumannya di payudaraku. Dihisapnya payudaraku dan dicupangnya sampai kemerah-merahan. Sesekali digigitnya pelan-pelan putingku. Perlakuannya itupun semakin menaikkan gairahku.

    Aku  : "Ttuuuaaan, aaaaarhh ennaak.. isap susu Phut ttuaan, aaagh" desahku. Tak kupedulikan lagi resiko atas perbuatanku ini, yang kupikirkan saat ini hanyalah kepuasan.

    Surya : "Cepat nungging jalang" perintahnya yang langsung kuturuti. Kubalikkan badanku menghadap dinding, kusingkap rokku dan kulepaskan celana dalamku.

    Surya : "Plaaaak..kenapa diaam Phut. Kamu ngapain sekarang nungging kayak anjing betina gini" tanya pak Surya diiringi tamparan di pantatku.

    Aku : "Aaaargh ttuaan, Phut juga udah nggak tahan. Cepat masukin ttuann" jawabku. "Plaaaak..plaaak, nggak tahan apa, masukin apa. Saya belum mengerti" tanyanya lagi mempermainkanku sambil menampar pantatku untuk kedua kalinya.

    Aku : "Uuuughhh, siaaaal" gerutuku menghadapi kelakuannya tersebut.

    Aku :"Phut nggak tahan pengen dientot sama ttuaaan. Cepat masukin kontolmu tuan, masukin kontolmu ke lubang memekku" teriakku agak kuat tanpa bisa kubendung lagi.

    Surya : "SLEeebhh....ouughh...memekmu sudah banjir Phut, enak banget rasanya jepitan memekmu jalang..Eeeghhh...Ploook...Pploghh..Plokkkhh...." ceracau pak Surya memompa vaginaku.

    Aku : "Aaaargh...genjott teruss ttuaan...genjotin memek Phut.

    Aku : "Heegh...lagiii aaaaaargh...tuaaan aaah... kkontolmuu... bbesaar...enaaak..mentok ddirahimkuu...ooohhhh" balasku mengikuti ritme goyangannya.

    Surya : "Ploook...poookkh...Jleebbh...memekmu bikiiin ketagihaaan Phut...aargh...memek lontee. Kamu berjilbab tapi lontee, pelacuurrrr kamu Phut..aaaaaah" hinanya diikuti hentakan keras penisnya di dalam vaginaku.

    Aku : "SssssHhh...aaaaahh akkuu aaah memang lontemu tuaan...Aku PelacUurr. Lebiih cepaaat ttuaaan, lebih cepaaat goyangin kontolmuuu...zinahii aku..aaaahh" erangku tak kalah liar.

    Bunyi benturan selangkangan pak Surya dan selangkanganku ditambah desahan serta kata-kata kotor kami berdua terus menggema di toilet yang menjadi tempat kami bersetubuh. Hinaan dan cacian yang dilontarkan pak Surya terhadapku bahkan telah menjadi bumbu kenikmatan bagi persetubuhan yang kami lakukan. Bisa kurasakan vaginaku pun saat ini semakin basah dan gatal menerima tusukan penis pak Surya.

    Surya : "Ploookk...Gghhhh...pPlokkk...memekmuuu tetap sempitt Phut. Aaaarhh Jleeeebh...padahal ssudah dientot berkali-kaliiii...aaaaah aaaaahHh..." tuturnya ngos-ngosan.

    "Lebiiiih dalaaaam ttuaaaaaaan, Phut maaau nyampai..Phut mau kkeeluaar" mohonku merasakan orgasme yang sudah terujung.

    Surya : "Keluarin dimana Phut, keluarin dimana spermaku" katanya.

    Aku : "Jangaaan ccaabut kontolmu ttuaaan, keluariin spermamu di dalam memekmu, di rahimkuuuu...aaaaah...Phut keluaaar ttuaaan...lontemuu ini mauu Kkeeluaaaar aarghhh..Ccrrotth...Sssrrhh..Ccroothhhhhhhhh" jeritkuu mengejang merasakan ledakan orgasmeku.

    Surya : "Saya juga keluaaaar Phut.. saya sampaiiiii...JjEeeeeeebbhhh....rrasakaan spermakuu lonteee. Kuhamili kamu lonte, Defi Wahyuni lonteee murahaaaan aaaaaah CrroOothh...Ccrrooooothhhh...." teriak pak Surya mengikuti orgasmeku.

    Bersamaan pula dengan semburan spermanya mengisi rahimku. Ketika orgasme, penis pak Surya tak langsung mengecil. Penisnya pasti berkedut cukup lama mengimbangi denyutan vaginaku. Mungkin itulah salah satu kehebatan pak Surya sehingga aku jadi ketagihan dengan penisnya. Seluruh liang senggamaku pun penuh oleh penisnya saat kami bersetubuh. Usai meneguk kenikmatan bersama, aku dan pak Surya selanjutnya buru-buru membersihkan diri serta merapikan pakaian kami yang sudah acak-acakan. Tapi baru saja akan mengenakan celana dalam dan braku, pintu toilet mendadak terbuka dari luar. Dan..

    "Braaaak...." hempasan pintu tersebut langsung membuatku gemetaran.

    Pak Surya pun tak kalah kaget, wajahnya terlihat melongo menatap kedatangan dua orang dibalik pintu itu.



    Chapter 07
     Dipergoki Dua Cleaning Service



    "Braaaak," pintu toilet yang menjadi saksi bisu perzinahanku dengan pak Surya tiba-tiba terhempas.

    Sontak kami berdua pun kaget, apalagi aku dan pak Surya baru saja selesai menuntaskan hasrat liar kami masing-masing. Tubuhku gemetaran, sedangkan pak Surya langsung melongo begitu melihat dua laki-laki masuk ke dalam toilet untuk menghampiri kami berdua. Mereka adalah Ranto dan Darsiman, cleaning service yang sudah belasan tahun bekerja di kantorku. Dengan tubuh yang masih sama-sama telanjang, aku maupun pak Surya tak dapat berbuat apa-apa. Bahkan aku tak jadi memasang bra dan cd ku karena masih shock akibat dipergoki oleh mereka berdua. 

    Darsiman : "Wah...wah..wah..Nto, coba lihat ternyata ada skandal di kantor ini. Bakal jadi berita bagus ini Nto, apalagi kalau orang sekantor di sini pada tahu semua" kata Darsiman memecah keheningan.

    Ranto : "Iya Man, kayaknya seru banget skandalnya. Hahahaha..." tawa Ranto mengiyakan.

    Seketika aku langsung bergidik ngeri membayangkan apa yang dikatakan oleh Darsiman. Apa jadinya jika mereka berdua membocorkan kemesumanku bersama pak Surya kepada semua pegawai di kantorku. Bukan hanya menanggung malu, aku bahkan pasti bisa dipecat dari pekerjaanku.

    Surya : "Apa maksud kalian, sedang apa kalian di sini" tanya pak Surya kepada mereka berdua.

    Darsiman : "Kami yang seharusnya bertanya sama anda pak Surya. Ngapain bapak sama Dephut telanjang di WC berdua. Pasti kalian habis mesum, habis ngentot kan" sergah Darsiman yang bertanya balik kepada pak Surya.

    Surya : "Mmmm bukan..bukan Man..tadi saya sebenarnya berdua di sini karena itu..anu.." jawab pak Surya tergagap-gagap tanpa menyelesaikan perkataannya. 

    Darsiman : "Anu..anu apa pak. Sudahlah pak, anda tidak usah berbohong. Lagian saya dan Ranto punya bukti rekaman kalian berdua mesum di WC ini. Apa anda mau pegawai di sini atau istri anda tahu perbuatan kalian berdua" bentak Darsiman.

    Surya : "Jangan Man, ok kalian mau minta apa. Uang? bilang saja berapa angkanya, pasti saya kasih" tawar pak Surya.

    Darsiman : "Hahahahaha...kami tidak tertarik dengan uangmu pak Surya. Kami bisa saja tutup mulut, tapi ada syaratnya" sambung Darsiman. 

    Surya : "Apa..apa syaratnya?? " tanya pak Surya lagi dengan penasaran.

    Darsiman : "Kami berdua juga mau nyicipin tuh lonte, ya gak Nto. Hahahaha..." sebut Darsiman sambil menunjuk ke arahku yang masih telanjang dan hanya mengenakan jilbab.

    Surya : "Baiklah, tapi ingat kejadian ini cukup kalian saja yang tahu. Awas kalau kalian buka mulut sama orang lain" tegas pak Surya.

    Drasiman : "Eits, anda mau mengancam kami berdua. Coba saja kalau berani, hahaha...Oh ya, mulai detik ini dia jadi milik kami berdua, terserah mau kami apain aja" tantang Darsiman tak mau kalah.

    Ranto : "Anda tunggu apa lagi pak Surya. Sana jagain di luar, kami mau bersenang-senang dulu. Hehehe.." perintah Ranto tersenyum licik.

    Lemas sudah rasanya badanku mendengar percakapan mereka bertiga. Akibat kecerobohanku dengan pak Surya, kini aku harus menjadi pelampiasan untuk ke dua cleaning service di kantorku. Berat rasanya bagiku, apalagi penampilan mereka sangat amburadul, Darsiman dengan perawakan tinggi besar dan kulit hitam sangat dikenal dengan kebiasaan bau badannya. Ditambah pula Ranto yang tak jauh berbeda, bibir dower dan kaki kudisan. 

    Aku : "Oh tidaaak..kenapa harus mereka" sesalku.

    Ranto : "Ayo Dephut, sini cantik layani kami..." tutur Ranto sambil mendekatiku.

    Aku : "Jjangaan paak..Dephut nggak mau. Dephut mau kerja, nanti bisa telat" tolakku dengan halus.

    Ranto : "Plaaak..kamu berani menolak Phut. Kamu mau perbuatan mesummu tadi kami laporkan" bentaknya marah diselingi tamparan di pipiku.

    Surya : "Phut, kamu turuti saja permintaan mereka. Kamu jangan melawan, ingat Phut rahasia kita berdua ada sama mereka" pesan pak Surya yang hanya bisa melihatku ditampar oleh Ranto. 

    Ingin rasanya aku teriak menghadapi situasi ini. Tapi ketidak berdayaanku mencegahku agar tak berbuat nekat. Mendengar kata-kata pak Surya, akupun menjadi pasrah, terdiam dan berharap situasi ini cepat berlalu. Melihat diriku tak lagi berontak, secara bersamaan Ranto dan Darsiman lalu mendekatiku lagi. Mereka mulai meraba-raba tubuhku, payudaraku, pantatku serta vaginaku. 

    Ranto : "Gitu dunk Phut, kan kita sama-sama enak. Kamu cantik sekali sayang..Mmmm MmmUuacChh..Mmmpthh.." rayu Ranto diiringi ciumannya di bibirku. 

    Darsiman : "CccUupthh..SsLLhhh..Eggmpth..." suara kuluman Darsiman di payudaraku juga semakin membuat tubuhku kembali panas dingin. 

    Aku : "OoUuh..Dephut mMhh nggaak kkuaat pak..aaaaah..aaaah" desahku refleks.

    Bukannya menghentikan ciumannya di bibirku, Ranto justru semakin bernafsu mengulum bibirku saat mendengar desahanku. Diemutnya lidahku dan sesekali diludahinya mulutku. Ingin muntah aku rasanya mencium bau mulut Ranto, tapi karena terus mendapat rangsangan dari tangan-tangan jahil mereka, aku pun seperti terhipnotis dan berbalik menikmati setiap sentuhan mereka di tubuhku. Sambil menggerayangi tubuhku, mereka berdua selanjutnya telanjang bulat di depanku. Dengan jelas terlihat olehku penis mereka yang sudah tegang mengeras.

    Darsiamn : "Berlutut Phut. Emut kontol kami dengan mulutmu" pinta Darsiman memaksaku berlutut dihadapan dirinya dan Ranto. Sebentar saja, mulut mungilku langsung dijejali oleh penis mereka.


    Aku : "GgLLookkghh...GgLoghh...Cggh...Uumpthhh...HhLoghh.." 

    Darsiman : "Sssshh Oooowh enaknya kulumanmu Phut. Dasar Lonteee kamu Phut aaaah...telan kontolku sampai habis, masukkan semua kontolku di mulutmu Lonteee" ceracau Darsiman menekan-nekan kepalaku dan memasukkan batang penisnya ke dalam mulutku. Sementara itu di luar pintu toilet, kuperhatikan pak Surya hanya bisa menatapku digilir dua cleaning service kurang ajar tersebut. Terkadang kulihat juga tangannya memegang penisnya dari balik celana panjangnya.

    Ranto : "Gila Man, enak banget sepongan nih cewek. Aarrghh..." pekik Ranto merem melek menikmati kulumanku. 

    Darsiman : "Iya Nto, cocok banget kalau si Dephut ini kita jadikan lonte di kantor ini. Makan kontolku lontee..rasakaaan..heeEghh..." geram Darsiman menghentakkan kuat kontolnya ke kerongkonganku. Gelagapan aku menghadapi ulah mereka berdua, tanpa rasa kasihan mereka terus menghujami mulutku dengan kasar. Setelah merasa puas membuatku sesak napas, mereka lalu memintaku nungging di lantai. Sedangkan Ranto berada persis di bawahku, bersiap memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. 

    Ranto : "SsLeeebHH...uughhh...memekmu sudah basah banget Phut..Aaaah...Pllookh..Ploookkh...ayo Man, pake anusnya. Kita entot nih lonte sama-sama..Plookhh.." gumam Ranto.

    Oh tidak, dalam kondisi threesome oleh Darsiman dan Ranto, mereka berdua kini berencana menggilir tubuhku. Tapi aku tak sanggup melawan lagi, tenagaku rasanya sudah habis merasakan rangsangan demi rangsangan cabul mereka. Apalagi tenagaku juga belum pulih setelah sebelumnya lebih dulu disetubuhi pak Surya.

    Darsiman : "Jjleeeebh..BbLeesShh...aaagh...boolmu sempittt Phut.. jarang dipakai ya..aaaaah" Pooghh..PLokh..jleeb..Jlepph.." tutur Darsiman mulai menggenjoti anusku.

    Aku : "Ssaaaakitt paak..aawwh..jangan di anusku...kontolmuu Bbeesaar..anusku bisa kkoyaaak...aah..Aaah...ampun.." jeritku merasakan perih di lubang anusku menerima paksa penis Darsiman yang berukuran besar. 

    "Ploookh...PpLoook...pPloook...CcLeePph...aaahHhh...Ssshh...Ooouuwhh..".desahan demi desahan kami bertiga pun menggema di toilet yang baru saja kugunakan saat bersetubuh dengan pak Surya. Selain itu, keringat kami bertiga juga ikut membanjiri tubuh kami masing-masing. 

    Darsiman : "Ploook...pPlokkkh...apa anusmu masih sakit jalang. Gimana rasanya kontolKkuu...aaaHhh..." selidik Darsiman melihat perubahan diriku yang ikut bergoyang menerima tusukan penisnya. 

    Aku :  "MmmHhh...nggak pak. Nggak ssAakiit lagi..aaaah..Ennak pak..lagii" jawabku mantap.
    Darsiman : "Hahahaha..anda lihat kan pak Surya. Dephut sekarang sudah menikmati kontol kami berdua" tutur Darsiman menunjukkan kepiawaiannya menaklukkan diriku. 

    Sementara itu, dibawahku Ranto dengan buasnya menggenjoti liang senggamaku, ditamparinya pantatku sampai kemerah-kemerahan. 

    Ranto : "Kamu suka kan Phut dientoti banyak kontol. Kamu itu perempuan baik-baik apa lonte murahan sih. Kamu sukka kerja di kantoran apa suka melacur di jalanan. Tarik rambutnya Man..Pplook...Ploookh..aaahH..Aargh.." tanya Ranto yang disusul jambakan Darsiman pada rambutku.

    Darsiamn : "Jawab pertanyaan Ranto tadi Phut. Jawaab..! Plaaaak..Plaaaakh.." paksa Darsiman menampari pipiku. Di lain sisi, mereka berdua sama sekali tak mengendurkan tusukannya di vagina dan anusku. Genjotan mereka bahkan terasa semakin kencang sehingga membuatku kewalahan. 

    Aku : "Ssaakiit pak..Ampuuun..hiks..hikss..Saya lontee Mmurahaaan ppaak.. Phut bukan perempuan baik-baik lagi Aaaah...Ahhh...Phut Ssukaa melacurr paaak.." ujarku yang langsung membuat mereka terbahak-bahak. 

    Ranto : "Aaaahh.. kkaamu mmaau kan kami jadikannn lonteeee.. Jadi Ppelacuur buat dientotinn setiaaap hariiiii..Ploookh...Jleeeph..." tanya Ranto lagi mencoba menghilangkan harga diriku. 

    Aku "MmaauU paak. Dephut mauu. Entot lagi pak, Dephut maaaau nyampaii aaahhhh" erangku memelas untuk orgasme.

    Darsiman : "Plaaaak....plaaak...kalau kamu mau keluar, memohonlah pada kammi berdua Phut" seru Darsiman sambil menampar pipiku kesekian kalinya. 

    Aku : "Dephut mohon pak..Dephut pengen orgasme. Phut gak tahan lagii..Mmmpth...Phut lontEemu paak...aaaaHhh..." lirihku dengan mata sayu menanti orgasme diambang pintu. 

    "Ppplookh..Ppoookkh" suara benturan selangkanganku dengan selangkangan mereka berdua semakin menggema nyaring. Nafsu Darsiman maupun Ranto juga ikut terpancing begitu mendengar permohonanku yang terdengar nakal. Keduanya pun menggebu-gebu menghentak-hentakkan penisnya menerebos liang peranakanku serta anusku. 

    "Akuu mau keluaaar Phut.." "akuuu jugaaa Phutttt, pejuku dikeluariiiin dimanaaaa aarghhhhh" sahut mereka bergantian. 

    Aku : "Di dalaaam ajjaa paaak. Keluarin pejumu di dalam memek dan anuskuuuu. Phutt nyampaaaiiii...aaarghh..Ccrrothh..Ssrr..Aaah Croootttt...." racauku tak terbendung menikmati muntahan orgasmeku. 

    "Terimaaa pejukuuu lonteEeee... argghhhhh..hamil lah lonteeee aaaaggh..CcrrOoottttth...CrOoOoooth..." "Rasakaaan spermakuuu di anusmu pelacUur..Ssrooothhh...Sssrhhh..." suara Ranto dan Darsiman serentak membahana kuat di toilet saat masing-masing dari mereka juga menumpahkan spermanya di dalam rahimku serta di liang duburku. 

    Ranto : "Gilaa Man, nih lonte berjilbab benar-benar nafsuin. Kapan-kapan kamu kami entot lagi ya Phut. Hahahaha..." hina Ranto lalu berdiri membiarkanku yang masih lemas di lantai toilet.

    Darsiman : "Iya Nto, besok-besok kita garap lagi nih cewek. Bikin ketagihan. Eh pak Surya, kami sudah siap nih, kalau kami pengen lagi, kami pinjam ya Dephut nya. Kami pergi dulu. Rahasia anda pasti aman" ejek Darsiman pada pak Surya.

    Setelah selesai melampiaskan nafsu hewannya padaku, Darsiman dan Ranto pun lalu pergi meninggalkan aku dan pak Surya. Tak terasa satu jam lebih aku bergumul ganti-gantian dengan tiga orang laki-laki di toilet kantorku, satu atasanku dan dua cleaning service. Entah bagaimana aku harus memulai pekerjaanku di hari pertama ini. Semua pakaian kerjaku bahkan sudah lusuh bercampur keringat. 

    Surya : "Ayo Phut buruan, kita sudah telat. Cepat pakai bajumu, saya tunggu di luar" celetuk pak Surya tiba-tiba yang hanya kudiamkan saja. 

    Bermodalkan sisa tenaga yang masih ada, aku pun perlahan-lahan bangkit mengenakan kembali kemeja serta rok panjangku. Termasuk semua pakaian dalamku. Entah apalagi yang harus kualami di hari-hari berikutnya. Tak hanya akan melayani pak Surya atau pak RT, Ranto maupun Darsiman pasti nantinya juga kembali meminta jatahnya padaku. (Bersambung..) 







    Sumber:
    Semprot by Miss Anna

    0 komentar:

    Posting Komentar