![]() |
Ilustrasi Defi Wahyuni |
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan
nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun
ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Jilbab, Karyawan, MILF, Perselingkuhan
Para tokoh:
- Defi Wahyuni
- Karyawan Kantor
- Jauwana
- IRT
- Mama Defi Wahyuni
- Maznan
- Suami Jauwana
- Ayah Defi Wahyuni
- Surya
- Pimpinan Kantor
- Broto
- Ketua RT
Chapter 08
Mamaku Ternyata Lebih Binal
Lemas tak bertenaga sangat kurasakan betul setelah mengalami pergumulan
hebat dengan atasanku, pak Surya dan dua cleaning service di toilet
kantorku. Kondisi itupun membuatku menjadi tidak bersemangat, apalagi
pakaian kerjaku juga terlihat kusut sehingga membuatku kurang nyaman
memakainya. Ditambah lagi suasana di kantor juga masih pagi, sedangkan
jam pulang masih lama. Ingin rasanya melihat jarum jam bisa berputar
cepat agar aku bisa pulang untuk beristirahat di rumah. Di depan
komputer meja kerjaku, aku hanya melamun memikirkan hal tersebut
sehingga membuyarkan konsentrasiku terhadap semua pekerjaanku. Sampai
akhirnya pak Surya pun tiba-tiba datang menegurku.
Surya : "Phut, kamu kenapa. Kamu sakit ya, atau jangan-jangan kamu masih kepikiran kejadian di toilet tadi" tanyanya pelan agar tak terdengar oleh pegawai dan honorer yang lain.
Aku : "Mmhhh Dephut lemas banget tuan, rasanya pengen tidur, istirahat di
rumah. Baju Phut juga kusut, nggak nyaman makainya" jelasku.
Surya : "Ya udah gini aja, hari ini kamu pulang aja. Istirahat. Nanti biar saya buat surat izinnya. Tapi jangan lupa kapan-kapan kamu harus tetap layani saya lagi. Hehehe.." gumamnya cengengesan.
Aku : "Dasar cabul, pikirannya pasti selangkangan terus" gerutuku dalam hati.
Surya: "Phut, gimana kamu jadi izin pulang nggak...kok ngelamun lagi" tanyanya lagi.
Aku : "Eh maaf ttuan. Iya ttuan jadi, Phut beneran pengen pulang, istirahat. Terima kasih tuan ssudah mengizinkan Phut nggak ngantor untuk hari ini" jawabku kaget.
Surya : "Tapi besok kamu mesti kerja lagi" tegasnya.
Aku : "Baik tuan" singkatku.
Aku : "Huftd..." lega rasanya bisa dapat izin pulang untuk hari ini. Tak kusangka
pak Surya mau mengizinkanku pulang. Tanpa membuang-buang waktu, aku
kemudian langsung bergegas merapikan kembali meja kerjaku dan mengambil
tas bawaanku. Berpamitan dengan pak Surya, lalu melangkah ke parkiran
mengambil sepeda motor.
Aku : "Untung nggak ada pegawai lain yang curiga dan nanyain kenapa aku cepat pulang hari ini" batinku. Sesampainya di parkiran, dengan mantap kunyalakan mesin motorku dan berangkat menuju rumah.
Menyusuri setiap keramaian dan kemacetan kota. Kurang lebih 30 menit lamanya di perjalanan, aku akhirnya sampai ke rumah. Kuperhatikan keadaan sekeliling dan pandanganku tiba-tiba mengarah pada satu unit motor matic yang sedang terparkir di depan teras rumahku. Motor yang pemiliknya sangat kukenal.
Aku : "Itu kan motor mama. Hmmm, mama kok nggak
bilang-bilang ya kalau mau datang" tanyaku dalam hati. Penasaran dengan
kedatangan mama, aku selanjutnya bergegas menemuinya dan mencarinya ke
dalam rumah.
Aku : "Mama kebiasaan, datang nggak ngasih tahu dulu" batinku
lagi. Namun ketika baru saja menginjakkan kaki masuk ke rumah,
sayup-sayup kudengar percakapan dua insan berlainan jenis disertai tawa
dan rintihan dari arah ruang tengah rumahku.
Aku : "Mama lagi sama siapa ya,
kok ada suara laki-laki" gumamku semakin penasaran. Secara diam-diam
kudekati ke arah suara tersebut dan mendadak mataku seakan tak ingin
berkedip menyaksikan apa yang kulihat. Mamaku, wanita yang selama ini
kuketahui sangat alim luar dalam ternyata sedang memacu birahi dengan
pak Broto, ketua RT di tempat tinggalku yang juga pernah menggauliku.
Aku : "Astaga, mama....apa yang mama lakukan dengan pak Broto. Apakah mamaku selingkuh..!" pikirku berkecamuk saat menonton secara live pergumulan mamaku dengan pak Broto.
Broto : "Jauwana, aaaaahHh terima kontolkuuu...ploookk..Pplookk...memekmuUu bikin aku ketagihaNnn...Ouugh.." racau pak Broto saat memaju mundurkan penisnya menindih tubuh mamaku.
Tak henti-hentinya pak Broto
menyebut-nyebut nama mamaku, Jauwana, sambil dengan kasar
menyetubuhinya. Bisa kulihat pula mama justru menerima semua perlakuan
kasar pak Broto tanpa melawan sedikit pun.
Ingin sekali aku melabrak mama dan pak Broto, tapi tubuhku rasanya kaku tak bisa bergerak sama sekali. Aku hanya bisa bersembunyi dan melihat mamaku dicumbui pak Broto.
Juawana : "Paaakkk, tusukkan lagi kontolmuuu...memekku masih gataal. Puasin aku Ppaaak aarghh..." desah mama.
Gila, mama meminta pak Broto agar mau memompa vaginanya.
Aku : "Apa aku tidak
salah dengar, apa aku tidak bermimpi. Mama dizinahi sama pak Broto di
rumah kak Memi. Mama juga masih pakai jilbab, kenapa mama bisa sebinal
ini. Kenapa mama selingkuh dari papa" kataku membuatku bertanya-tanya.
Broto : "Nungging Jau, aku pengen entot memekmu dari belakang. Cepat nungging
kayak anjing. Plaaaakh.." perintah pak Broto disertai tamparan di pantat
mamaku. Permintaan pak Broto pun langsung dituruti oleh mama.
Broto : "JJLEeeebhhh...uUughhhh hangat lubang memekmu Jau...ini yang kau mau kan
Jau, kau mau kontolku kan...plaaaaak...kau suka kuentot kan??" geramnya
menghujami vagina mama.
Jauwana : "Aaaaghhh Ppeelaaan pakk..iiyaaa pak, Jauwana
Ssukaa...lagiii...aaaaahHhh...goyangin llaaagi kontolmuu paaak.
Ppunyaamu bbesaaar...Eghhh aaaah.." jawab mama.
Erangan pak Broto dan mama pun terasa memenuhi rumahku saat keduanya saling meraih kenikmatan syahwat. Entah apa yang terjadi jika papa sampai mengetahui hal ini, melihat istrinya selingkuh dan mengkhianatinya. Belum lagi kalau kak Memi juga tahu atau datang memergoki mama dan pak RT lagi bersetubuh di rumahnya. Kak Memi pasti akan marah dan melaporkan perbuatan mama ke papaku. Sejuta pertanyaan kembali muncul di dalam benakku, tapi yang bisa kulakukan hanya melihat tanpa bisa berbuat apa-apa.
Broto : "Jau, kau memang istri
jalang...aaargh...plookk..ploooKkk...plaaaak...pelaCcuuurr...kau lebih
panntaass jadi pelacuUur, jau. Aaahh..." rintih pak Broto memaki-maki
mamaku.
Jauwana : "SssHhh...ooUugh ppaaak Brotoo, kontolmu nyentuh rahimkuUuu...aaaaahHh...tterruUuss pak..TerrUss entot akuU..lakukan apapun yyang kamuU maUu paak Aaaghhh..aaah.." ujar mamaku keenakan.
Broto : "Lihaaat dirimu JaaaU, berjilbab tapi suka berzinaaaa..PelaccUur..aaaaHh..Kau memang sama dengan Dephut, pelacur berjilbab. Ibu dan anak sama aja, sama-sama pelacUur...anakMuu juga sudah pernah kuentot. Hahaha...plooghh..Plookhh..HeeghH.." sebutnya menghinaku dan mama.
Jauwana : "Ppaaaak Brooto ssUdaah pernah entot anaak sayaa aaaaahHh...?" selidik mama sedikit terkejut.
Broto : "Iyaaa Jau, anakmu Sudah pernah kuentot. Dia sSsudaah tidak perawan
lagi. Kau tanya saja sama anakmu langsung. Uuughh...plok..plok..plok..."
tegasnya pada mama.
Aku : "Oooh..tidak, pak Broto sudah membeberkan kelakuanku pada mama dan mama sekarang sudah tahu kalau aku tidak perawan lagi."
Tanpa sempat
memikirkan apa yang akan mama lakukan padaku setelah mengetahui
ketidak perawananku, di hadapanku permainan mama dan pak Broto kian
menjadi panas dan liar. Tak terasa vaginaku ikut berdenyut dan basah
karena terangsang menyaksikan adegan perselingkuhan mama kandungku.
Masih dalam posisi menungging, setelah puas merasakan vagina mama, pak
Broto kemudian mengajak mama melakukan anal seks.
Broto : "AaaaHhh...... JaaU...aku Mau.. cobain.. anusmu..pastiii.. maSsih semPiitt..."
Broto : "Uuuuughhh...SsLeeeebhh...lubang anusmu memang sempit
Jau...aaaah..sellbh..." erangnya merasakan jepitan anus mama.
Jauwana : "Paaaak, Ssaaakiit, Jauwana belum ppernaaah maain di anus..aaaahh ammpuun paakK..saaKiitt, ccabut kontolmu Paak" pinta mama mengiba merasakan pedih di anusnya karena baru pertama kali melakukan anal.
Broto : "Diaaam lontee..nanti kau juga keenakan...Uugmphh...pOogh...Ploogh..." hardiknya tanpa memperdulikan mamaku.
Jauwana : "PpaaaakK, aaaHhh perih aNuusku..oooohhHh..." teriak mama.
Broto : "Perih apa enaaak Jau...plaakkk.." bentaknya.
Jauwana : "Dduaa-duanyaa paaaKk...aaarghhh...aaaaah....Ssshh..." lirih mama.
Broto : "Dasaar istri murahan, lontEe kau Jau..plaaaaK..kau lebih suka kontolku
apa kontol suamimUu...kau aaaah suka jadi istri untuk suamimU apa jadi
Lontee..aaaaaarggHhh..." tanyanya bernafsu mempermainkan birahi mama.
Jauwana : "Akuu Ssukaa kontolMuu ppaak...akuUu sukaaa jadii lonteee paaaaaak...aku rela cerai sama suamikuuU...jadikan aku lonteee, paaak...Jauwana mau jadi LONTEE..." jawab mamaku yang semakin tak terkendali terbuai kenikmatan.
Broto : "Jadilah lontekuu Jau...kau lonteKu...Aaaakuu mau keluaaaar" sambung pak Broto sambil mengeluarkan kontolnya dari dalam anus mama dan mengarahkannya ke mulut mama.
Broto : "Keluariin dimulutku Pak, keluarin pejumu" pinta mama menggoda.
Broto : "Minuuum pejuku Jau...aaaaghh..CcrrOothh..Sssrhh CrrOott...." pekiknya memuntahkan sperma ke mulut dan wajah mama.
sesekali dikuluminya juga penis Broto hingga tak ada sperma yang
tersisa. Benar-benar liar mamaku sekarang. Bersamaan dengan muncratnya
sperma pak Broto, aku pun ikut terbawa suasana dan vaginaku muncrat di
dalam celana dalamku.
Aku : "UuughHh..." desahku pelan. Sialnya, saat hendak
beranjak dari tempat persembunyianku, kakiku tak sengaja menyenggol
guci.
"Praaang...".
Broto : "Hai siapa itu" panggil pak Broto dengan suara lantang.
Chapter 09
Meraih Kepuasan Bersama Mama
Gara-gara kecerobohanku menyenggol guci, keberadaanku akhirnya dipergoki
oleh pak Broto. Begitu mGendengar suara pecahan guci tersebut, pak Broto
pun langsung melangkah cepat ke tempat persembunyianku. Tak butuh waktu
lama bagi pak Broto untuk menemukanku. Raut wajahnya juga langsung
kaget ketika melihat diriku sedang mengendap-endap di ruang tamu.
Broto : "Dephut...! Ternyata kamu..kamu ngapain di sini, bukannya kamu lagi kerja" tanyanya.
Aku : (Dengan perasaan bingung dan campur aduk, aku hanya bisa gugup menjawabnya) "Mmm..iitttu pak...ttadi Phut izin di kantor karena kurang enak
badan..tapii..mmh.." kataku terputus karena pak Broto mendadak memegang
tanganku dan membawaku menemui mama.
Broto : "Kamu nggak usah bohong Phut. Saya tahu, kamu tadi ngintipin saya sama mamaku kan. Mendingan kamu ikut saya sekarang..." gumamnya yang semakin membuatku salah tingkah. Bagaimana kalau mama tahu perselingkuhannya sekarang sudah diketahui olehku, anaknya. Apa yang mesti kuperbuat di depan mama.
Akankah mama marah, akankah mama melarangku buka mulut
dengan siapapun. Beragam pertanyaan kembali muncul dalam pikiranku,
namun apalah daya, pertanyaan dipikiranku itu lagi-lagi tak bisa
terjawab olehku. Ditambah pula kondisiku yang masih canggung untuk
bertemu dengan mama di saat situasi yang tidak tepat seperti ini.
Broto : "Jau, lihat siapa ini...ternyata anakmu inilah yang daritadi ngintip kita berdua" sebutnya saat aku sudah berada di depan mama.
Kehadiranku tentu membuat mama terkejut dan bengong. Apalagi mama juga
masih setengah telanjang usai berhubungan intim dengan pak Broto.
Jauwana : "Phut,
kamu...? Jadi tadi kamu melihat semuanya nak. Kamu lihat mama sama pak
Broto gituan" kata mama pelan.
Broto : "Jau sepertinya anakmu terangsang melihat kita ngentot. Mungkin dia juga pengen ngentot bareng mamanya, hahahaha..." tawa pak Broto kurang ajar merendahkanku dan mamaku.
Jauwana : "Paak...jangan ngomong kotor gitu pak. Di sini ada anakku" tegas mama.
Bukannya memperdulikan kata-kata mama, pak Broto justru mengambil kesempatan mengulangi kelakuan cabulnya kepada mama sambil disaksikan olehku yang kini sudah tidak bersembunyi lagi. Dipeluknya mama, lalu diciuminya bibir mama. Lidah mereka kemudian beradu dan saling membelit, anehnya mama ikut terbuai dengan perlakuan tidak senonoh yang dirasakannya itu. Bahkan mama juga tak merasa malu dihadapanku. Sekejap saja, mama pun dengan mudahnya ditelanjangi oleh pak Broto. Sambil terus menciumi bibir mama, secara bersamaan tangan jahil pak Broto juga meremas payudara mama dan mengobel-ngobel vagina mama.
Akibat diserang dengan rangsangan bertubi-tubi, mama juga semakin liar
dan tak terkendali. Dikulumnya lidah pak Broto dan dirabainya penis
besar milik Broto. Sesekali terdengar pula desahan vulgar dari bibir tipis mama.
Juawana: "Paaaak, mmmmh entot Jau sekarang. Jau udah nggak tahan. Jauwana pengen kontolmu" ceracau mamaku. Mama benar-benar sudah berubah 180 derajat dari sosok mama yang selama ini kukenal. Sosok mama yang alim sekarang tak ubahnya seperti pelacur pemuas birahi.
Broto : "Keraskan suaramu Jau, bilang ke Dephut anakmu, siapa kamu sekarang dan apa yang kamu mau sekarang...tunjukkan pada anakmu siapa dirimu Jau...!" perintah pak Broto.
Jauwana :"Mmmhh pak...uuughh...lihat mama nak, mama aaaah lagi pengen dientot sama pak Broto. Mama pengen dizinahi pak Broto, pengen kontol pak Broto. Uuughhh Dephut anakku, mamaaa mmm udah jadi PELACUR..." teriak mama dengan mata sayu melirik ke arahku.
Broto : "Hahaha, kamu dengar kan Phut, mamamu ini pelacurr. Kalian ibu dan anak sama-sama pelacuur. Terima kontolku ini Jauwana, rasakaaan sundal...SssLEebbhhh..." maki pak Broto menusukkan batang penisnya ke dalam vagina mama. Desahan demi desahan yang membahana di rumahku pun seolah menjadi irama penyemangat pertempuran birahi antara mama dan pak Broto.
Jauwana : "Teruuuus pakk, beenamkan semua kontolmu. Genjot memekku, genjooott...aaaaaah" racau mama menjadi-jadi.
Meski sedang menikmati hujaman penis pak Broto, tapi dapat kulihat pula mama juga mengarahkan pandangannya menatapku. Tak bisa kupingkiri, pergumulan panas mamaku dengan pak Broto ikut membuat libidoku naik. Entah keberanian darimana, tubuhku seakan bergerak sendiri melepaskan semua pakaianku, termasuk cd dan bhku. Seketika itu juga, aku pun sudah bugil di depan mamaku yang sedang digenjoti pak Broto. Kudekati mama perlahan, semakin dekat hingga akhirnya aku sudah berada di samping wajah mama.
Meski sedang menikmati hujaman penis pak Broto, tapi dapat kulihat pula mama juga mengarahkan pandangannya menatapku. Tak bisa kupingkiri, pergumulan panas mamaku dengan pak Broto ikut membuat libidoku naik. Entah keberanian darimana, tubuhku seakan bergerak sendiri melepaskan semua pakaianku, termasuk cd dan bhku. Seketika itu juga, aku pun sudah bugil di depan mamaku yang sedang digenjoti pak Broto. Kudekati mama perlahan, semakin dekat hingga akhirnya aku sudah berada di samping wajah mama.
Broto : "Phut, memek mamamu enak. Jepitannya sama seperti memekmu..aaaaaahh...Jau, anakmu liatin kita ngentot..oouugh, plok...PlOokkk..JLeebbh..." desah pak Broto yang terus bersemangat menggenjoti vagina mama. Disela penglihatanku yang masih terpukau sekaligus deg-degan menyaksikan keintiman mama dan pak Broto, tiba-tiba mama menarikku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Bahkan jarak wajahku dan wajah mama hanya hitungan sentimeter.
Jauwana : "Phut.." bisiknya pelan. Sedetik
kemudian,
"CcUuupth..." bibir mama lalu mendarat di bibirku.
Jauwana : "SssLLhhh....Uuucccmpthh...Mmmhh...SLhHh...MmmuuuaChh...aaahhh..maafin mama Phut, tapi mmm mama benar-benar nggak bisa menolak perbuatan pak Broto. Mama...mmmmhhh" tuturnya yang langsung kupotong dengan mengulum lidahnya. Birahiku benar-benar terbakar, tak hanya suka dengan lawan jenis, saat ini bahkan aku sudah menyukai sesama jenis yang tak lain adalah mama kandungku sendiri.
Aku : "Mamaa..nikmati aja ya...Phut juga Ssukaaa...aaaaah...Uuummpth..SsrrUuupthhh..SUurph..." balasku kepada mama.
Sementara itu, pak Broto yang menyaksikan hubungan sedarah terlarangku
dengan mama disambutnya dengan senyum puas. Dibalikkan tubuh mama sampai
menungging dan digenjotnya lagi vagina mama secara kasar.
Broto : "Plaaaak...lonteee, kuentot kau di depan anakmu. Maznan, istri dan
anakmu sudah kujadikan lonte. Aaaaah, aaaah..plokKk..Plookh...." maki
pak Broto kepada mama dan aku.
Diperlakukan sekasar itu, mama hanya merem melek dan mulutnya cuma mendesah keenakan. Tak ada penolakan dari mama.
Jauwana : "Aaaaah iya pak, aku lontemu, pelacurmu..Phut, mama sudah jadi lonte..mamaaaaa Ssukaaa aaah enaaak..aaaaaah..." teriak mama di depan wajahku.
Aku pun semakin berani karena terbawa keadaan, vaginaku ikut
berdenyut dan basah. Kupalingkan wajahku ke arah penis pak Broto yang
sedang memompa vagina mama, selanjutnya kujilat-jilati penis yang masih
maju mundur di lubang peranakan tempat aku dilahirkan tersebut.
Broto : "Plop...bagus pelacuur kecilku, hisap kontolku, jilaaaaat...heeeeghhh..anakmu ngemut kontolku Jau, aaaaahHh Dephut jalaaaaaang" geramnya usai mencabut penis besar itu dan menghentakkannya ke tenggorokanku.
Aku : "Gggglllokkh...Ggghhhhh...Uuhuk..GgLOokkghh..." hanya
suara tertahan yang keluar dari mulutku sambil memainkan penis Broto.
Kini giliran mama yang melihat kejalanganku. Kusedot penis pak Broto
dalam-dalam sampai mulutku mengeluarkan air ludah yang sangat banyak.
Tak berapa lama kemudian, tubuhku ditunggingkannya di sofa. Mengangkang
dan siap untuk disetubuhi di samping mama.
Broto : "SLeeebh...uuughhHh...Phuuutt, plaaaaak..lonteeeee... anakmuuu.. Jau, aaaaaaah, Ppookhh..Pookhh...sleeebh..jleebh.." hinanya memakiku seperti sebelum-sebelumnya. Menggoyangkan penisnya di lubang vaginaku, menampar pantatku, menjambak rambutku
Aku : "Oooughh..."
Jauwana : "Phut, ternyata kamu memang udah nggak perawan nak..kamu juga suka
seperti ini di luaran sana ya. Kamu lebih nakal dari mama. Kamuuu
mmmh...." kata mama mengocok vaginanya pakai jari.
Aku : "Iyaaa maaa. Phut diperawani sama pak Surya di kantor, Phut dientot pak Broto di rumah. Phut jugaaa aaaahh ppernaaah digilir sama teman-teman pak Surya. Phut memang nakaaaal, Phut pelacuurrr yang lahir dari rahim mama. Mama Jauwana,, induknya pelacuuuuurr aaaah" jawabku sambil mengatai mamaku pelacur.
Broto : "Kaliaaaan.. bikiiin.. saya... nafssuuu..dasar keluargaaaa... pelacuuur, lonteeee..."
Broto : "Plaaaaaak..plaaaaak..Jleeeebh...saya keluaaaaaaar Phuutttt
aaarrrghh...." teriaknya lebih kuat, mencabut penisnya lalu
mengarahkannya ke mulut serta wajahku dan wajah mama.
Broto : "Terimaa pejuku PelacUurr murahaaaan...Aaahhhhh..Ccroooothh..CrooooooooOooth...." pekiknya disertai
semburan sperma ke wajahku dan mama.
Belepotan sudah wajah kami berdua
menerima tumpahan sperma hangat pak Broto. Gilanya, karena masih
sama-sama bernafsu, mama dan akupun berganti-gantian saling mengecupi
dan menjilati wajah kami masing-masing. Kadang mama juga meludahi
wajahku dan kubalas dengan tindakan yang sama.
Jauwana : "Plaaaak, bilang sama mama, siapa kamu nak. Kamu anak siapa" bentak mama namun sambil mengedipkan matanya.
Aku : "Aku Defi Wahyuni ma, anakmu. Anak Jauwana pelacur betina...cuuuihhh" jelasku tak kalah binal.
Setelah itu kami berciuman kembali dengan
ganas, saling meraba dan menggesekkan vagina satu sama lain sampai
akhirnya tertidur karena kelelahan. Di sisi lain, pak Broto sendiri
sudah tumbang di sofa sesaat setelah selesai menuntaskan hasrat
birahinya denganku dan mama. (Bersambung..)
Sumber:
Semprot by Miss Anna
0 komentar:
Posting Komentar