![]() |
Ilustrasi Bu Rida |
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan
nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun
ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Akhwat, Dosen, Gangbang, Jilbab, Pemerkosaan,
Para Tokoh:- Ari
- Mahasiswa
- Rida
- Dosen
- Kakak Sony
- Sony
- Adik Rida
- Mas Kenek
- Mas Supir
Chapter 01
Pemerkosaan Dosen
Ari
Namaku Ari (nama fiktif), aku adalah seorang mahasiswa di salah satu
perguruan tinggi tempatku tinggal, aku terkenal sebagai seorang nerd
yang tak pernah memperdulikan perempuan alias gak pernah mau menjelimet
dengan yang namanya pacaran. Namun gairah seksku yang tak tersalurkan
ini kian menggebu-gebu setiap aku melihat mahasiswi sekelasku yang
memiliki tubuh-tubuh menggoda, akhirnya setiap hal itu terjadi aku hanya
bisa coli di rumahku sambil membayangkan bisa ngentot dengan mereka.
Aku memiliki kontol yang mungkin cukup membanggakan bagiku yaitu
sepanjang 17 cm, gemuk dan berurat.
Pagi ini aku kuliah dengan salah seorang dosen perempuan muda, kutaksir
umurnya kira-kira 26 tahun, ia adalah Bu Rida, akhwat jilbab lebar,
belum menikah karena belum ada yang cocok katanya, Awal ia mengajar di
kelasku, ia tidak terlalu menarik perhatianku karena tubuhnya yang
selalu tertutupi jilbab dan gamis panjangnya, namun makin kesini aku
memiliki fantasi tersendiri yaitu bisa nikmatin tubuhnya.
Aku berpikir bagaiman caranya ya supaya bisa nikmatin tubuh beliau ini,
aku mendapatkan ide untuk memasang kamera pengintai yang menyorot meja
beliau, walaupun ndak dapat bukti aneh-aneh tapi setidaknya dapat
melihat wajahnya yang selalu ndak mau kalau difoto, siang ini aku lalu
melancarkan rencana tersebut, keesokan harinya aku mengambil rekaman
tersebut dan aku melihat dosen yang kumaksud sedang masturbasi
menggunakan sebuah dildo dengan berpakaian lengkap di meja kerjanya.
Melihat hasil rekaman tersebut. Aku menunggu hingga sore hari dengan
maksud untuk menggrebek beliau, saat ruang dosen telah sepi. Aku masuk
diam-diam tanpa suara dan benar saja terdengar desahan kecil.
Bu Rida : "Uhh..sshh"
Kudekati meja beliau, saat akan mendekat, kuberkata.
Aku : "Masih
ada orang?"
Bu Rida : "Hhmm..masih" ucapnya sedikit gelagapan.
Aku : "Oh Bu Rida, belum
pulang bu?" tanyaku.
Bu Rida : "Hhmm belum nih Ri" jawabnya.
Mendesah kecil, kulihat dari raut wajahnya terlihat bahwa ia sedang
horny berat, kedua tangannya tetap di bawah meja.
Aku : "Ibu kok keringatan?
Ini ruangan AC loh" tanyaku.
Bu Rida : "Eee...tadi...anu..." dia terlihat panik.
Aku : "Anu apa Bu?" tanyaku.
Bu Rida : "Itu...saya lagi beresin buku-buku disini"
ucapnya, kulihat rapi saja meja beliau.
Kudekati beliau.
Bu Rida : "Mau ngapain kamu?" Ucapnya sedikit kaget.
Kuperlihatkan video yang telah kurekam ke beliau, beliau terlihat pucat
pasi.
Bu Rida : "Kamu merekam saya?! Mau apa kamu!"
Aku : "Jangan marah-marah
ah Bu,"
Aku : "Diam-diam akhwat kayak Ibu gini punya nafsu besar juga ya"
jawabku santai.
Bu Rida : "Jangan kurang ajar ya kamu!" Amuknya lagi.
Aku : "Ibu puasin
saya atau video ini saya sebar"
Aku : "Supaya banyak mahasiswa lain bisa perkosa Ibu?" tanyaku dengan santai.
Dia kaget dan tersandar lemas di kursi
kerjanya.
Bu Rida : "Ibu mohon jangan begitu Ri, tolong yaa" pintanyaa
Aku : "Boleh ndak
saya sebar tapi Ibu harus turutin saya"
Ucapku seraya membuka celana
panjang dan cdku, terpampang kontolku yang sudah setengah tegang, ia
memalingkan wajahnya dan berteriak kecil.
Bu Rida : "Aih!"
Aku : "Eleh..sok sok buang muka,"
Aku : "ini lebih gede loh dari kontol-kontolan yang
ibu pakai di video itu" ucapku dengan santai.
Terdengar tangisan kecil.
Aku : "Sudah jangan nangis" ucapku.
Kutarik tangannya yang selama ini belum
disentuh lelaki pikirku karena sangat lembut ke arah kontolku, kupinta ia
menggenggam kontolku dan mengocok pelan, tangannya menggigil. Namun
nurut mengocok.
Aku : "Sudah jangan nangis sini liat aja"
Ucapku sambil
memegang kepalanya untuk menoleh melihat kontolku.
Terlihat matanya
berkaca-kaca, kudorong kontolku ke bibir kecilnya yang seksi itu.
Aku : "Buka
dan sepong kontol Ari, Bu" ucapku.
Dia tetap menutup mulutnya.
Aku
menjepit keras hidungnya sehingga ia kesulitan bernafas dan membuka
mulutnya, dengan sigap ku masukkan kontolku ke mulutnya dan kuhentakkan
dengan kasar.
Bu Rida : "Ohok...ohok" Bu Rida terbatuk-batuk.
Aku : "Kalau saya gak mau kasar, nih
hisap aja!" Bentakku.
Melihat aku membentak,ia mulai mencoba
menyedot-nyedot palkonku dan memaju mundurkan kepalanya, aku lekas
mengambil kamera yang tergeletak di meja beliau dan merekam aktifitas
beliau nyepongin kontolku.
Aku : "Bu Rida, cheese!" Ucapku.
Ia menatapku dan
hendak marah karena ia sadar aku merekamnya, namun kutahan kepalanya
dengan tanganku.
Bu Rida : "Hhmm..ehhmm.." suaranya tertahan.
Kuletakkan kamera
tersebut di meja beliau lagi, kuraba toketnya dari luar gamis biru tua
yang ia gunakan hari ini, ia kembali memelototiku, aku mengabaikannya
dan mulai meremas toketnya.
Bu Rida : "Hhmm..hhmm.." desah kecilnya.
Karena kurasa cukup sesi sepongnya, kutarik keluar kontolku dan
kuberdirikan tubuhnya.
Bu Rida : "Mau ngapain lagi kamu!" Bentaknya.
Kududukkan
beliau di meja kerjanya, dan kunaikkan rok biru tuanya hingga kepinggang
terlihat kaki dan paha mulusnya.
Ia tak menggunakan legging selayaknya akhwat lain, ia hanya menggunakan
cd bermotif bunga, kuremas pelan memeknya dari luar cdnya.
Bu Rida : "Ri...cukup...ssh" ucapnya.
Kutarik cdnya dan kubuang entah kemana,
kumelihat memeknya yang berjembut lebat itu dan bibir memek yang masih
sangat rapat, kupermainkan jariku di bibir mekinya untuk mencari
itilnya, setelah kudapatkan, kupijit-pijit itilnya.
Bu Rida : "Sshh...stop Ari"
pintanya dengan mendesah.
Aku lalu memasukkan tanganku yang satunya ke
gamisnya, mencari toketnya, setelah kudapatkan langsung kuremas-remas
lagi, ia terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya seolah menolak
permainan tanganku namun ia tetap menikmatinya.
Bu Rida : "Ssshh..udah yaa..Ari..."
desahnya.
Kumerasakan memeknya mulai becek.
Aku : "Sok sok nolak! Ini memek Ibu dah becek" ucapku.
Kuhentikan segala
rangsangan, kuarahkan kameraku ke memeknya agar dapat merekam aktifitas
eksekusiku, kudekatkan dan kugesek palkonku ke bibir memek beliau.
Bu Rida : "Sshh...jangan perawanin Ibu Ri...Ibu mohon..sshh" ucapnya seraya
mendesis.
Kumasukkan palkonku terasa ada yang mengganjal kontolku,
kupijit-pijit lagi itilnya dengan maksud untuk merangsangnya, lalu
kuhentakkan keras kontolku ke mekinya.
Bu Rida : "Akkhh! Sakit Ari!" Teriaknya
dengan kepalanya yang mendongak keatas.
Kudiamkan beberapa saat kontolku
di memek Bu Rida, terasa pijatan memeknya yang sangat nikmat, kumulai
mengeluar masukkan kontolku di memek beliau.
Bu Rida : "Kamu jahat Ari! Kamu
perawanin Ibu!" Bentaknya.
Melihat ia membentakku dengan keras aku menggenjot memeknya dengan keras pula mengekspresikan kemarahanku
karena beliau bentak.
Bu Rida : "Uhh..sshh...perih Ari, hentikaaaaann..." desahnya
menolak perbuatanku.
Melihatnya semakin mendesah kuhentakkan lebih
keras kontolku hingga terasa menyentuh bibir rahimnya.
Bu Rida : "Akhh..jangan
dalam banget Ri" desahnya.
Perlahan teriakan perihnya berubah menjadi
desahan manja.
Bu Rida : "Ahh..kurang ajar kamu..sshh...ohh..."
Bu Rida : "Ari...sshh...Ibu
mau keluar...sshh" desahnya.
Terasa mekinya berkedut-kedut, aku semakin
menggenjotnya keras hingga menggoyangkan meja kerja beliau ini.
Bu Rida : "Ohh Ibu sampai...sshh"
SERRR...SERRR..SERRR..
Desahnya diikuti dengan semburan hangat cairan cintanya mengenai palkonku, terasa semburan kecil di perutku dari mekinya.
Kudiamkan kontolku membiarkan ia menikmati orgasmenya, lalu kugendong beliau
dengan kontolku yang masih menancap di mekinya. Kubawa ia dan kamera
yang sedari tadi merekam aktifitas kami ke meja kerja dosen lain,
kulepaskan kontolku. Terlihat darah segar menempel di batang kontolku. Lalu kuposisikan tubuhnya membungkuk dan bertumpu di meja tersebut,
kukembali menyodoknya dari belakang.
Bu Rida : "Uhh.." desahnya saat kontolku
masuk memeknya.
Kugenjot dengan sedikit kasar, kuremas toketnya dari
belakang, kutegakkan tubuhnya sehingga ia berdiri tegak dengan kontolku
masih menggenjot memeknya. Jilbab lebarnya mulai kusut begitu juga
dengan gamisnya lembab karena keringat kami.
Tiiitttt....Tiiittttt..Titttt...
Terdengar suara telpon yang
kutebak itu adalah hp miliknya.
Bu Rida : "Ari stop Ri...itu ada telpon..ssh"
pintanya.
Aku merasa bahwa aku punya sebuah ide gila.
Aku : "Ibu jalan ke meja Ibu,
sekarang dengan kontol saya masih di memek Ibu, cepat!"
Terlihat ia berjalan membungkuk bertumpu pada lututnya, aku masih terus
menggenjot memeknya tanpa ampun.
Bu Rida : "Ari, Ibu letih...udah dong"
Pintanya
sambil mendorong pahaku agar aku menghentikan genjotanku.
Aku menarik
bahunya untuk kembali tegak, kupegang dagunya dan berkata.
Aku : "Jalan aja lah
kau lonte! Kau itu lonte aku sekarang! Haha"
Sambil terus memaksanya
berjalan, setibanya di meja kerja beliau, ia langsung menggapai
handphonenya dengan posisi menungging bertumpu pada meja kerjanya. Kulepaskan kontolku untuk mengambil kamera yang tadi tertinggal di meja
dosen lain.
Kulihat ia lekas mengangkat telpon.
Bu Rida : "Ya Sony?" tanyanya.
Aku : "Oh dari adiknya
rupanya," pikirku.
Kulangsung mempercepat jalanku menuju beliau. Kuposisikan
kamera untuk terus merekam kami dan kembali kugenjot memeknya dengan
lembut untuk memberi kenikmatan baginya.
Bu Rida : "Mau jemput Mbak yaah..ssh?"
Tanyanya.
Kuperintahkan Bu Rida untuk aktifkan loudspeaker hpnya.
Sony : "Mbak
sakit ya? Jam berapa sony jemput?" Tanya adikknya panik.
Bu Rida : "Eeenng enggak
kok Son, kakak hhmm baik-baik aja...,ssh"
Bu Rida : "Kakak pulang naik angkot ajaahh
nanti"
Ucap Bu Rida dengan mendesah karena aku tak menghentikan
genjotanku di memeknya.
Sony : "Oh baiklah Mbak, hati-hati ya" ucap adiknya di
telepon.
Bu Rida : "Hhmm iya Dek" ucapnya.
Mengetahui telepon tersebut telah
berakhir, kugenjot keras lagi memek beliau.
Bu Rida : "Ohh..ohh..sshh..."
desahnya.
Bu Rida : "Ibu mau keluar lagi Ri...sshh" desahnya.
Aku : "Ah cepet amat Bu,hhmm" desahku.
Kutarik keluar kontolku dan kuarahkan kontolku ke
anusnya.
Bu Rida : "Eh!eh!eh! Mau ngapain kamu disitu?!" Ucapnya panik.
Karena
kontolku sudah cukup basah dengan cairan mekinya langsung saja
kumasukkan sedikit kontolku ke anusnya.
Bu Rida : "Akkhh! Pedih Ari, jangan disitu!" Teriaknya.
Kuhentakkan sekali lagi
kontolku hingga kontolku masuk semua di anusnya.
Bu Rida : "Ohh hentikan Ari,
sakit..." pintanya.
Kugenjot pelan sambil kumainkan jemariku di memeknya
yang membuatnya kembali mendesah walaupun kesakitan.
Bu Rida : "Aduh...sshh...ahh Ari..."
Aku merasa bahwa aku segera muncrat, kutarik kontolku dari
anusnya dan kumasukkan ke memeknya yang rapat tersebut sekali lagi untuk
memberikan orgasme kedua bagi beliau.
Bu Rida : "Ohh...Ibu sampai"
SERRRRR...SERRRRRR..SERRRRR...
Desahnya
diikuti semburan cairan cintanya lebih banyak daripada yang pertama. Sehingga membasahi lantai. Kutarik keluar kontolku keluar memeknya. Lalu
kuhentakkan sekali lagi kontolku ke anusnya.
Bu Rida : "Akhh sakit itu Ari!"
Teriaknya yang baru saja menerima orgasme kedua.
Kupercepat genjotanku.
Aku : "Aahh ahh Bu saya sampai"
CROOOTTT CROOOTTT CROOOTTT CROOOTTT
Desahku diiringi dengan 4 kali muncratan
pejuku di dalam anus beliau.
Bu Rida : "Ohh perih...sshh" desahnya merasakan
semburan pejuku di anusnya.
Setelah puas aku menyemprotkan pejuku. Aku tarik kontolku dan tubuh
beliau terjatuh ke lantai yang basah dengan cairan beliau, kucari cd
beliau dan kubersihkan kontolku dengan cd beliau. Kurekam tubuh beliau
yang terduduk lemas menyender di meja tempat kami memacu nafsu tadi. Jilbab panjang dan gamisnya basah dipenuhi keringat. Sementara roknya
dibasahi cairan cinta, darah segar dan pejuku yang keluar dari anusnya.
Kulekas memakai pakaianku, mengambil bra beliau.
Aku : "Saya minta bh Ibu ya,
buat bahan coli,"
Aku : "Oke sayang, jangan kadu siapa-siapa kalau tidak mau
rekaman ini saya sebar,"
Aku : "Kamu jadi lonte sekarang Bu, haha" ucapku di
depan wajahnya sambil kukecup dahinya.
Terdengar tangisan menjadi-jadi
dari beliau, kutinggalkan beliau sendiri di ruang dosen tersebut dengan
rasa bangga.
Hari ini adalah 4 hari setelah kejadian pemerkosaan Bu Rida yang Ari lakukan di ruang dosen.
Bu Rida
Namaku Rida (nama fiktif), aku adalah salah seorang dosen baru di perguruan tinggi yang ada di kota ini, aku biasa dipanggil "Mbak-mbak akhwat" karena aku selalu mengenakan jilbab panjang disertai gamis dan rok panjang untuk menutupi tubuhku dari tatapan genit para lelaki, tubuhku kurus tinggi, dadaku tidak terlalu besar hanya seukuran 34B.
Hari ini adalah beberapa hari setelah aku mengalami tragedi pemerkosaan
yang dilakukan oleh Ari, mahasiswaku. Sore ini aku harus pulang agak
malam sekitar jam 9 malam karena banyak tugas yang perlu kuselesaikan
hari ini. Karena sudah tergolong larut malam, jadi bus yang mengangkut
dosen sudah tidak beroperasi lagi, maka aku memutuskan untuk pulang
menggunakan bus transkota.
Kumenunggu sekitar 10 menit di halte depan
kampus dan akhirnya datang sebuah bus transkota yang akan kutumpangi,
kutidak memperhatikan bahwa bus itu dipenuhi oleh laki-laki dan hanya
ada sedikit perempuan. Namun karena aku takut jika naik angkot jadinya
aku beranikan diri untuk menaiki bus tersebut.
Aku tidak mendapat kursi
untuk duduk, jadi kumemutuskan untuk berdiri, saat ku asyik berkutat
dengan smartphoneku, kumerasakan ada benda tegang yang menggesek-gesek
pantatku yang terbalut rok panjang warna krem ini.
Kumelihat kebelakang dan kupelototkan mataku, ternyata seorang pria
namun ia memalingkan wajahnya, aku cukup kesal dengan perbuatannya,
setelah berhenti disalah satu terminal dan bus ini melanjutkan
perjalanan.
Suasana di dalam bus semakin sesak dan aku baru menyadari
bahwa aku dihimpit oleh 4 laki-laki dari 4 sisi tubuhku, karena kondisi
mendukung, pria yang dibelakangku semakin berani menggesek penisnya di
pantatku dan pria yang berada di kanan dan kiriku merapatkan tubuhnya. Mereka mulai meraba dadaku kanan dan kiri dari balik jilbab panjangku.
Aku hanya bisa melototin mereka dan lagi-lagi mereka memalingkan muka
dengan tetap meneruskan aktifitasnya, pria yang berada di depanku meraba
vaginaku dari luar rok panjangku, ia menyelipkan jarinya di belahan
vaginaku dan perbuatan mereka membuatku sangat terangsang, semenjak
tragedi pemerkosaan oleh Ari, Aku jauh lebih mudah terangsang.
Namun aku harus tetap menjaga harga diriku. Aku majukan tubuhku hendak
menghindari mereka. Namun pria yang dibelakangku dengan sigap menarik
pinggulku sehingga aku kembali keposisi awal. Melihatku seolah melawan,
ia lekas membuka resleting celananya dan mengeluarkan penisnya yang dari
tadi ia gesekkan.
Kumenoleh ke belakang dan bergidik ngeri apa yang akan terjadi
selanjutnya namun aku semakin terangsang, pria yang berada di depanku
mulai menarik rok panjangku ke atas lalu ia menurunkan cdku dan
menggelitik itilku.
Ia lalu berkata ke pria yang berada dibelakangku.
"Udah becek bro, sikat aja! Akhwat sekarang gampang horny"
"Eh kamu
lonte syar'i ya? Rasakan nih kontol abang."
Ucap pria yang berada di
belakangku ke telingaku sambil ia menarik rokku hingga sepinggang,
terasa penisnya mulai membelah pantatku mencari bibir vaginaku. Saat
penisnya tepat di bibir vaginaku. Ia hentakkan sedikit penisnya hingga
masuk setengah, aku yang masih berdiri tegak menunduk sedikit karena
pria yang dibelakangku ini memegang erat pinggulku dan ia mulai
menggenjotku.
Aku : "Hhmm..ssh" desahku.
"Peret amat nih memek! Baru diperawanin ya Mbak?" Bisik
pria dibelakangku.
[....] ku tak menjawab.
Melihat temannya sudah berhasil
menjebolku, pria yang di depan,kanan dan kiriku mulai membuka resleting
celananya dan mengeluarkan penisnya, penis mereka rata-rata berukuran
kecil dibandingkan milik Ari yang perawanin vagina dan anusku beberapa
hari lalu itu.
Namun dari ketiga penis itu, penis pria yang berada di
kananku sedikit berurat dan membuatku semakin terangsang. Mereka
mengocok penisnya masing-masing. Pria yang dibelakangku mendorong
tubuhku agar aku membungkuk dan bertumpu di lututku, saat aku telah
membungkuk, pria yang berada di depanku memajukan penisnya dan ia
tampar pipiku dengan penisnya itu. Aku tetap harus jual mahal.
"Eh
sepong ini punyaku" ucap pria tersebut.
Aku merasakan bahwa pria yang
sedang menyodok vaginaku mempercepat genjotannya mengikuti guncangan bus
ini, dan hal itu membuat mulutku terbuka mendesah.
Aku : "Aakh..ahh..ohh"
Pria yang didepanku lekas memasukkan penisnya kemulutku, dan langsung
saja kuhisap.
"Wah bener lonte nih akhwat, dikasih kontol langsung dihisap..hhm"
Ucap
pria yang penisnya sedang kuhisap.
Pria yang berada di kanan dan kiriku
tidak tinggal diam. Mereka masih asik meremas dadaku dan tangan mereka
yang lain menuntun satu tanganku untuk mengocok penis mereka bergantian.
"Kocokannya juga mantep, mahal nih tarifnya,hehe" ucap mereka berdua.
Ucapan lancang mereka terus mengundang birahiku.
Hingga aku tidak tahan
ingin segera orgasme. Namun sialnya pria yang dibelakangku menyadari hal
itu ia lekas menghentikan genjotannya. Aku yang sudah horny berat
menggerak-gerakkan pinggulku agar tetap terasa penis pria itu menggerus
dinding vaginaku.
"Bener lonte deh ini akhwat" ucap pria yang
dibelakangku.
"Kenapa bro?" Tanya pria yang penisnya sedang kuhisap.
"Nih liat, pinggulnya gerak sendiri minta dientot, haha" ucap pria yang
dibelakangku.
Aku yang sudah tidak peduli dilecehkan oleh ucapan mereka, terus saja menggoyangkan pinggulku dengan harapan pria
ini menggenjot lagi penisnya di vaginaku, untungnya dia paham dan
langsung menggenjotku sedikit lebih keras tidak seirama guncangan bus,
jika penumpang lain jeli. Maka mereka tau apa yang kualami.
Aku : "Uhh..uhh..hhmm" desahku.
Penis yang sedang kuhisap tiba-tiba terlepas.
"Eh santai bro"
Ucap pria
yang baru kuhisap penisnya kepada pria yang berada disamping kananku.
"Enak aja dihisap sendiri,gantian dong" ucap pria yang berada di kananku ini.
Ia lalu memasukkan penisnya ke mulutku lalu aku dengan sigap
menghisapnya, aku sudah tidak tahan ingin orgasme dan.
Aku : "Uhhmm..ehhmm..sshh"
SEERRRR SERRRR SERRRR
Desahku tertahan dan cairan cintaku menyembur deras
dari dalam vaginaku.
"Buset bro, sekali orgasme deras banget ni akhwat,
makin licin dah, gak tahan ane"
Ucap pria yang sedari tadi menggenjotku.
"Ane semprot sekarang ahh.."
Ucapnya lagi, namun pria yang berada di kiriku menahannya dan berkata.
"Sabar bro, ane kasih pil KB dulu nih akhwat, berabe kalau dia hamil terus lapor polisi"
Pria tersebut lalu melepaskan kulumanku dan mencekokiku dengan 2 butir pil.
Aku langsung telan dan kembali menghisap bergantian penis yang nganggur itu.
"Terima nih pejuku..ssh" desah pria yang berada dibelakangku.
CROOOOTTT CROOOTTTT CROOOTTTT
Terasa ada sekitar 3 semprotan sperma dalam jumlah besar di dalam
vaginaku, sensasi hangat luar biasa kurasakan, saat ia puas memuntahkan
spermanya di vaginaku, ia mencabut penisnya, terasa cairan hangat
tersebut mengalir dari vaginaku lalu membasahi pahaku.
Pria yang berada di kananku segera mengambil posisi dibelakangku, dengan sekali hentakkan ia memasukkan penis beruratnya itu yang memberikan sensasi berbeda dari penis sebelumnya, ia menggenjotku dengan keras, ia menarik tubuhku sehingga mendongak keatas sejajar dengan tubuhnya. Dan ia mulai meremas dadaku dari luar gamisku, kedua pria yang tadi lagi asik kuhisap protes.
"Eh enakan di elu, bareng-bareng dong"
"Santai,sabar, ntar lu dapat yang jos deh, bentar aja ni" ucapnya.
Jadinya mereka berdua hanya mengocok penis mereka sendiri melihat aku
dinikmatin sama temannya ini, memang hanya sebentar.
"Neng, abang
nyampai Neng...sshh..ohh"
Desahnya diikuti dengan semburan spermanya di
dalam vaginaku.
Kumerasa kecewa karena tak dapat menggapai orgasme
keduaku, tubuhku yang letih hendak terjatuh. Namun segera ditopang oleh
kedua pria yang berada di depanku yang sedari tadi asik mengocok
penisnya.
Kondisi bus yang mulai sepi, hanya tersisa kami berlima ditambah 1 kenek
dan sang supir, membuat kedua pria itu mengangkat tubuhku ke salah satu
kursi penumpang, ia duduk, lalu ia memposisikanku untuk menduduki
penisnya dengan menghadapnya, kuturuti saja demi mendapatkan orgasmeku.
Aku : "Uhh" desahku saat penisnya masuk ke vaginaku.
Ia menggoyangkan pahanya
untuk membuatku menggenjot penisnya, tangannya tidak menganggur, kedua
tangannya menarik keatas gamis dan jilbabku dan ia dengan sigap melumat
dadaku bergantian.
Saat aku sedang menikmati permainan pria ini, pria yang sedang mengantri
di belakang, mendekatiku, dan mengelus anusku.
"Bro, dah jebol boolnya
rupanya nih, ngapa ndak bilang dari tadi" ucapnya.
Aku sadar bahwa ia
akan menggenjot anusku juga, aku tak mampu melawan karena aku sudah
dikuasai nafsu, pria yang menggenjot vaginaku mengatur duduknya agar
tubuhku semakin membungkuk. Lalu pria yang sedari tadi mengelus anusku
mulai memaksakan penisnya untuk masuk ke anusku.
Ia hentakkan sekali
penisnya dengan kuat ke anusku, penisnya masuk semua. Aku merasakan
perih karena terdapat dua penis yang mengisi dua lubangku, pria yang
menggenjot vaginaku menghentikan genjotannya dengan maksud memberikan
kesempatan pria yang menyodomiku untuk menggenjot anusku.
Aku : "Uhh..pedih…ssshh..jangan dua-duanya dong.." desahku dengan sedikit
berteriak.
Kedua pria yang sudah puas menikmati tubuhku sedang sibuk
merapikan pakaiannya dikejutkan dengan datangnya mas kenek bus ini.
"Lagi apa kalian hah!" bentak Mas kenek tersebut.
"Jangan marah-marah Mas, sini nikmatin akhwat lonte gratis"
Ucap pria yang sedang menggenjot
vaginaku, kutatap mas kenek tersebut dengan tatapan memohon
pertolongan. Namun tersungging senyum jahat di bibirnya.
Ia lalu berkata
ke supir.
"Bang, ada rezeki nomplok nih, putar ke desa bentar"
Supir
berkata.
"Sip!"
Kumelirik ke jendela, bus ini seperti mengambil jalur
keluar ke kota, karena memang sudah jam setengah 11 malam jadinya bus
transkota sudah bebas dari trayeknya.
Pria yang menyodomiku menghentakkan penisnya dengan keras sementara pria
yang penisnya berada di dalam vaginaku hanya diam dan sibuk meremas dan
mencupang dadaku, ini sensasi yang luar biasa bagiku.
Aku : "Ohh…aahh..akkh..sshh" desahku.
Hanya sekitar beberapa menit, pria yang
menyodomiku langsung melepaskan penisnya dan berkata.
"Oi bro, gentian
dong, gue mau memeknya juga"
Mereka lalu bertukar posisi, pria yang
menyodomiku tadi sekarang sedang menggenjot vaginaku.
"Uhh..memeknya
rapet banget" desahnya.
Anusku kembali disodomi, selang beberapa menit,
pria yang menggenjot vaginaku berkata.
“Ohh..ohh..gue muncrat.." diikuti
dengan beberapa semprotan sperma di vaginaku.
Ia terduduk lemah di
bawahku tanpa melepaskan penisnya dari vaginaku. Lalu pria yang menyodomikuImulai menggenjotku dengan sedikit keras, tak perlu waktu lama ia
berkata.
“Okhh..ohh..rapet banget nih anus..muncrat nih Neng"
CROOOTTT CROOOTTT CROOTTT
Diikuti
dengan muncratan sperma yang cukup deras di lubang anusku.
Aku yang belum mendapatkan orgasme keduaku merasa sedikit kecewa, lalu
mereka berdua melepaskan penis mereka dan membiarkan aku terduduk
mengangkang di kursi penumpang tersebut, kurasakan sperma dari anusku
keluar dan membasahi rok kremku, dan sperma pada vaginaku meleleh
membasahi pahaku dan jok kursi penumpang ini. Sayup-sayup kumelihat
masing-masing mereka memfoto dan memvideo tubuhku, sambil berkata.
"Kami
gak bakal perkosa kamu lagi, tapi siap-siap lah kamu bakal dapat banyak
orderan, hahah"
Seraya mereka turun dari bus, sekitar 10 menit aku
terlelap.
Aku merasakan bahwa seperti ada jari kasar yang
mengocok-ngocok vaginaku. Kubuka mataku dan ternyata itu Mas kenek bus
ini, dan disampingnya ada Pak supir yang sedang mengocok penisnya.
Aku : "Pak,
tolong pulangkan saya Pak, saya letih"
"Boleh aja Neng, tapi puasin kami dulu"
Ucap Mas kenek yang masih asik
mengocok vaginaku dan hal itu membuat gairahku naik lagi.
"Pak, mekinya
dah becek nih, kita garap aja deh cepat, keburu tengah malem" ucap Mas
kenek.
Ia baring di lantai bus beralaskan kardus lalu ia mengarahkanku
untuk merangkak di lantai bus dan menduduki penisnya yang sedari sudah
tegang. Sementara kurasakan Pak Supir sedang perlahan memasukkan
penisnya ke anusku.
Mas kenek mulai memompa penisnya di vaginaku begitu
juga dengan Pak supir, ketika penis mas kenek keluar maka penis pak
supir masuk begitu seterusnya hingga akhirnya aku tak tahan lagi ingin
melepaskan orgasmeku yang kedua.
Aku : "Ohh…puasin saya Pak…sshh" desahku.
"Siap Neng, bener-bener lonte nih akhwat ya Pak" ucap sang kenek.
Ia lalu
menggenjot keras penisnya yang membuat aku merem melek.
Aku : "Uhh..saya
sampai Mas,"
SEEEERRRRRR....SEEEERRRRR
Desahku diiringi dengan semburan cairan cintaku yang sangat
banyak melicinkan pergerakan penis sang mas kenek, aku yang lemas
langsung menimpa tubuh sang kenek, melihat itu ia langsung meraba dadaku
dan menghisap-hisap dadaku yang menganggur.
“Ukkhh..akkhh…saya keluar"
teriak pak supir.
CROOOOTTT CROOOTTTT
Terasa semburan sperma deras di anusku.
Lalu kuberkata.
Aku : "Gak mau coba vagina saya Pak..sshh"
"Pak Supir sukanya anus Neng, gak
main dia sama meki"
Ucap Mas kenek yang masih asik menggenjotku
Ia
lalu memutar tubuh kami, sehingga aku berada di bawah dan ia berada
diatasku kembali menggenjotku,
"Mas sampai nih Neng..uhh" desahnya.
Ia
mencabut penisnya dan ia arahkan ke depan wajahku. Ia mengocok penisnya dan terasa 4 semburan spermanya di wajahku, spermanya membasahi wajahku
dan jilbab panjangku.
"Makasih yah Neng, sudah puasin kami:" Ucapnya
seraya mereka mengenakan kembali pakaiannya.
Dalam perjalanan mereka
mengantarkanku pulang. Aku mencari cd dan braku. Namun tak kutemukan,
kulihat jilbabku sudah dipenuhi sperma kering, rokku begitu juga. Aku benar-benar hina namun aku menikmati permainan ini.
(Bersambung...)
Sumber :
semprot by RadiksNgaceng
0 komentar:
Posting Komentar