Pages

Jumat, 28 Juli 2017

Andrea Pirlo : Remehkan AC Milan di Pentas Serie A

New York - Mantan gelandang AC Milan dan Juventus, Andrea Pirlo mengeluarkan komentar kontroversial terkait persaingan di Liga Italia Serie A 2017-2018. Ia menyebut, AC Milan bakal susah merebut scudetto dari tangan Juventus.

Menurut Pirlo, butuh waktu untuk para pemain anyar AC Milan menyatu dan menjadi sebuah tim. Mantan penggawa Timnas Italia tersebut menilai perlu kerja keras Vincenzo Montella dalam meracik tim. Namun, dengan sentuhan yang tepat, Pirlo yakin AC Milan akan sukses di masa depan.

Sejauh ini, klub yang identik dengan warna merah-hitam itu telah memboyong 10 pemain baru. Pirlo berpendapat, dengan semua kualitas yang dibawa AC Milan ke San Siro, tetap tak ada yang instan untuk menjadi juara.

Musim depan, AC Milan menargetkan finis di empat besar. Hal itu demi menggenggam tiket Liga Champions pada musim berikutnya.

"Saya tidak percaya AC Milan bisa merebut scudetto musim depan. Ketika Anda mulai dari menggaet 10 pemain baru, sebagus apa pun yang Anda inginkan, itu sulit untuk menang," jelas Pirlo, seperti dilansir 101 Great Goals.








Sumber: 
bola.com

[TPA] Hesty Nur [Pict] [18+]

Title: [TPA] Hesty Nur [Pict] [18+]
Genre: Jilbab, Nude
Format: JPG
File Size: 324 KB
 Amount: 5 Images
 Encoder: TPA [Tempat Paling Asyik]
 Watch and Download 

[TPA] Jilbab Anak SMA Chubby Selfie [Pict] [18+]

Title: [TPA] Jilbab Anak SMA Chubby Selfie [Pict] [18+]
Genre: Jilbab, Nude
Format: JPG
File Size: 824 KB
 Amount: 14 Images
 Encoder: TPA [Tempat Paling Asyik]
 Watch and Download 

[TPA] Jilbab Anak SMA Sekolah Manis [Pict] [18+]

Title: [TPA] Jilbab Anak SMA Sekolah Manis [Pict] [18+]
Genre: Jilbab, Topless
Format: JPG
File Size: 352 KB
 Amount: 11 Images
 Encoder: TPA [Tempat Paling Asyik]
 Watch and Download 

[Cerita Sex] Diary Ari [02] [18+] [END]

Ilustrasi Bu Rida


Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Akhwat, Dosen, Jilbab, Mahsiswi
Para Tokoh:
  • Ari
    • Mahasiswa
  • Rida
    • Dosen
  • Ningsih
    • Mahasiswi Senior
  • Tiara
    • Ayam Kampus [Pelacur]
    • Mahasiswi Junior





Chapter 02
Mangsa Baru



Hari ini adalah beberapa bulan setelah aku memperkosa dosen alimku, yaitu Bu Rida. Kurasa kini ia sudah menjadi sedikit binal, dan hari ini ingin ku uji kebinalannya sekali lagi.

 Pagi ini aku masuk di MK Bu Rida tepat di jadwal UTS, Bu Rida mengenakan gamis biru dan jilbab panjang biru. Ujian pagi ini MK yang serba hitung-hitungan dan aku benci itu. Aku memutuskan untuk duduk di bangku paling belakang sebaris dengan seniorku yaitu Kak Ningsih.

 Saat ujian dimulai. Bu Rida mulai berkeliling membagikan kertas ujian kepada kami sekelas, kelas ini hanya berisi sekitar 8 sampai 10 mahasiswa saja, sehingga jarak antar mahasiswa sangat renggang dan tentunya aku tidak dapat menyontek. Dan sialnya lagi, Bu Rida hanya berkeliling di barisanku saja yaitu barisan paling belakang ini.

 Saat semua mahasiswa sedang sibuk mengisi kertas ujiannya, aku malah sibuk memperhatikan rok bagian belakang Bu Rida, kuperhatikan dengan jelas bahwa ia tidak mengenakan CD nya.

Aku : "Wah bener mulai binal Ibu ini" pikirku.

Bu Rida : "Heh, ngapain kamu bengong!" ucap Bu Rida.

Mengagetkanku yang masih ngayalin pantatnya.

Aku : "Eehh maaf maaf Bu"  ucapku gugup.

Ia berdiri diam disisi kiriku tak berpindah.

Aku : "Sial! Ngapa dia disini segala!" umpatku dalam hati. 
 
 Namun aku terlintas ide gila, yaitu aku ingin grepe bawahannya saat ia sedikit menyender di dinding yang tepat berada dibelakangku. Kuelus betisnya perlahan naik ke pahanya, tangan Bu Rida mendorong-mendorong bahuku seolah menolak perbuatanku. Namun kuterus nekat hingga akhirnya tanganku menyentuh bongkahan pantatnya.

Bu Rida : "Hmm.." suara tertahan dari mulut Bu Rida seraya ia memperbaiki berdirinya.

 Aku menarik tanganku dan pura-pura menyelesaikan ujianku. Lalu kembali kuulangi perbuatan itu, namun sedikit lebih dalam, kudorong-dorong rok nya dari belakang supaya nyelit di belahan pantatnya, lalu kuremas-remas pantatnya.

Bu Rida : "Hhmm..uhuk.." kembali terdengar suara tertahan disertai batuk kecil.

 Mahasiswa lain mendengar batuk beliau malah ketakutan karena dikira mencontek, padahal dosen ini hampir kubuat horny. Beliau lalu memutuskan untuk berkeliling saat ia kembali ketempatku kumelihat ada bercak sedikit di rok bagian depannya.

Aku : "Gak salah lagi dia nikmatin permainan singkatku tadi hehe" pikirku kegirangan.

Bu Rida : "Baik anak-anak, silakan kumpulkan kertas ujian kalian" ucapnya.

 Kami lekas mengumpulkan kertas ujian dan keluar kelas. Saat tidak terlalu jauh dari kelas. Kak Ningsih memanggilku.

Kak Ningsih : "Ari! Tunggu aku, bareng ke kantin yaa."

 Kak Ningsih adalah senior yang cukup akrab denganku dan ia juga berjilbab. Namun masih kelihatan body nya yang mungil tercetak jelas dari pakaiannya yang serba ketat. Dia suka mesum juga pikirannya maka dari itu aku dengan mudahnya aja cerita hal-hal porno dengannya tanpa takut ia marah. Aku belum pernah kepikiran untuk mengeksekusinya karena tubuhnya sama sekali tidak menjadi minatku.


Setibanya di kantin. 


Kak Ningsih : "Ari tadi waktu ujian,"

Kak Ningsih : "Kuliat tanganmu main-main di tembok dekat paha Bu Rida ngapain tu?"

Kepo Kak Ningsih.

Aku : "Itu aku lagi grepe dia Kak, hehe" ucapku.

Kak Ningsih : "Njir…dosen alimpun berani ya dirimu grepe, apa dia gak marah?"

Ucap Kak Ningsih penuh rasa penasaran.

Aku : "Ya kagak lah, dia aja doyan sama kontolku" ucapku santai.

Kulihat Kak Ningsih hendak berteriak kaget.

Namun langsung kubekap mulutnya.

Aku : "Jangan teriak Kak" ucapku.

Kak Ningsih : "Hhmm..lepasin deh, aku kaget tau dengar ucapanmu" ucapnya.

Langsung kulepas dekapanku.

Kak Ningsih : "Gimana ceritanya dia bisa doyan kontolmu."

Kak Ningsih : "Secara dia kan dosen tertutup banget gitu?" tanya Kak Ningsih.

Aku : "Iya tertutup, tapi birahinya tinggi,"

Aku : "Beberapa bulan lalu aku perkosa"

Aku : "Dan rekam pemerkosaan itu di hpku sebagai jaminan"

Aku : "Bahwa dia tak akan bocorkan ke orang lain"

Aku : "Kubuat ia tergila-gila pada kontolku, hehe" ucapku bangga.

Kak Ningsih : "Buset dah Ari Ari,nekat amat kamu,"

Kak Ningsih : "Seberapa gede sih kontolmu itu sampai berani perkosa dosen alim?"

Tantang Kak Ningsih.

Aku : "Jangan liat kamu Kak, nanti kamu doyan juga, haha" ledekku.

Aku : "Kak, ngomong-ngomong Kakak ni kan senior disini,"

Aku : "Ada gak Kak kira-kira ayam kampus di kampus kita ini ya?"

Aku : "Soalnya junior-junior kita banyak yang bikin kontolku ngaceng Kak" tanyaku.

Kak Ningsih : "Weleh-weleh, udah dapat memek dosen, masih belum puas juga?"

Kak Ningsih : "Oke deh, disini banyak ayam kampus sebenarnya,"

Kak Ningsih : "Cuman harganya tentu bervariasi,"

Kak Ningsih : "Dirimu coba deh salah satu junior kita yang namanya Tiara,"

Kak Ningsih : "Dia kan mainnya dengan junior-junior lain juga tuh mana tau dia ada link."

 Keesokan harinya aku janjian sama Kak Ningsih supaya aku dipertemukan dengan Tiara. Kami janjian di salah satu laboratorium kampus yang cukup jauh dari keramaian.

Kak Ningsih : "Ari, nih si Tiara" sapa Kak Ningsih.

 Tiara adalah junior angkatan 1 tahun dibawahku, tubuhnya yang kecil dipadukan dengan toketnya yang berukuran 34B lumayan menggugah selera.
Ilustrasi Tiara
Hari ini Tiara mengenakan baju kaos orange yang cukup ketat dan celana jeans biru.

Tiara : "Bang, mau main dimana nih?" ucap Tiara to the point.

Aku : "Disini aja deh Dek, biar greget" ucapku.

Seraya mendekatinya dan hendak meremas toketnya.

Namun ia tahan tanganku.

Tiara : "Sabar Bang, deal harganya 800 ribu ya!" ucapnya.

Aku : "Oke lah Dek" ucapku.

  Langsung dengan cepat mencumbu bibir mungilnya, kedua tanganku langsung meremas bongkahan pantatnya. Ia pun dengan sigap membuka resleting celanaku dan mengeluarkan kontolku dari sarangnya. Ia mulai mengocok pelan, kulepaskan cumbuanku.

Aku : "Kak Ningsih, mau nonton kagak? Kalau tidak, tolong awasin di luar gih" ucapku.

Kak Ningsih : "Dih siapa juga yang mau nonton, aku jaga luar aja" ucap Kak Ningsih.

Seraya meninggalkan kami berdua di labor ini.

Saat kontolku mulai menegang keras.

Tiara : "Wuih gede banget Bang, Tiara doyan nih" ucap Tiara.

Yang langsung jongkok di depan kontolku dan langsung mengulum kontolku dengan ganasnya.

 Cukup kewalahan aku dibuatnya. Saat ia masih asik-asiknya mengulum kontolku. Kutarik tubuhnya dan kuangkat tubuhnya ke meja praktikum, kulepaskan celananya beserta CD nya. Lalu kunaikkan baju kaos yang ia kenakan beserta branya, kuposisikan kontolku untuk segera masuk ke liang kenikmatan Tiara.

 Tiara yang sudah tidak sabaran mengapit pinggulku dengan kakinya, seolah memintaku untuk segera menggenjotnya, saat setengah kontolku masuk ke memeknya.

Tiara : "Ahhh..gede banget kontolnya…" desah Tiara.

Aku : "Nikmat gak? Uhh" tanyaku.

Tiara : "Nikhhmat banget Bang..ohh" desah Tiara.

 Seraya aku terus melesakkan kontolku masuk ke dalam memeknya. Saat kurasakan kontolku sudah mentok, lalu mulai kugenjot memeknya.

Driitt..driiitt..drriiitt

Suara deritan meja praktikum mengiringi permainan panas kami.

Tak berapa lama.

Tiara : "Bang…ahh..cepetin Bang..Tiara sampai nih.." desah Tiara.

SEEERRRR SEEERRR SEEERRRR

Terasa cairan hangat menyembur deras dari dalam memeknya.

Kuabaikan ia yang keletihan setelah menikmati orgasme pertamanya.

Brak...

Suara pintu labor terbuka. Aku menoleh melihat Kak Ningsih dengan wajah panik berkata.

Kak Ningsih : "Ari! Sial! Bu Rida kesini,"

Kak Ningsih : "Sepertinya dia mau pakai labor ini, karena seingatku dia punya penelitian pribadi"

Aku : "Shit! Aku lagi nanggung nih Kak, gimana ya?" ucapku gugup.

 Tiara yang juga panik segera menurunkan baju dan branya lalu ia hendak melepaskan kontolku dari memeknya.

Kutahan pinggulnya.

Tiara : "Kenapa Bang? lepasin Bang! Kalau ketahuan, bisa di DO kita" ucap Tiara panik.

Kuangkat tubuhnya lalu kugendong ia ke sebuah ruangan kecil yang ada di labor tersebut.

Kak Ningsih bantu membawakan pakaian kami yang tertinggal ke ruangan utama itu.

Aku : "Sstt Tiara, kita harus selesaikan ini, biar Abang ndak rugi" ucapku.

 Seraya menurunkan kaki Tiara agar ia berdiri dan menyender di dinding tepat di balik pintu ruangan kecil ini, kugenjot terus memeknya, terlihat wajahnya yang panik mulai berubah menjadi wajah horny lagi, posisi kami adalah Tiara berdiri menyender di dinding dan aku berdiri sedikit menekuk lutut untuk menggenjot memek Tiara.

Kak Ningsih lekas keluar labor hendak menghambat Bu Rida.

Namun usahanya gagal, Bu Rida tetap masuk.

Terdengar sedikit percakapan mereka.

Bu Rida : "Kamu kenapa menahan saya untuk tidak masuk ke labor ini?" ucap Bu Rida.

Kak Ningsih : "Eee..enggak apa-apa kok Bu,"

Kak Ningsih : "Cuman tumben-tumbenan aja Ibu ke labor ini,"

Kak Ningsih : "Secara kan labor ini jauh dari keramaian." Ucap Kak Ningsih.

Bu Rida : "Ya terserah saya dong" jawab Bu Rida ketus.

Kak Ningsih : "Baiklah Bu, saya tinggal ya" ucap Kak Ningsih.

Tak berapa lama, hpku bergetar, rupanya sms dari Kak Ningsih.

Kak Ningsih : "Aku menyingkir dulu ya, ngentot aja sampai puas,"

Kak Ningsih : "Kurasa Ibu itu gak bakal curiga kalau kalian gak mendesah,"

Kak Ningsih : "Nanti kabarin aku kalau dah siap ya."

 Kuubah posisi Tiara yang dari berdiri menjadi menungging di lantai karena kulihat ia mulai keletihan, kembali terasa memeknya berdenyut-denyut tanda ia akan orgasme.

Tiara : "Bang…aku mau sampai lagi" bisiknya.

Aki : Tahan sedikit Tiara…Abang juga hampir sampai" bisikku.

Kubalikkan tubuhnya sehingga ia terlentang dan kurapatkan tubuhku ke tubuhnya.

  Saat aku merasa bahwa aku akan memuntahkan spermaku, kurogoh obat anti hamil yang ada di kocek celanaku

Aku : "Tiara, minum nih, Abang mau buang di dalam biar gak belepotan" bisikku.

Tiara : "Ta..ta…tapi…glek" Tiara hendak menolak.

Namun langsung kumasukkan paksa obat anti hamil itu, kupercepat genjotanku dan.

Crott..crot…crott..

Serrr..serrr..serrr..

 Ada sekitar 3 semburan pejuku mengisi liang memek Tiara, diikuti semprotan cairan cinta Tiara yang cukup deras bercampur dengan pejuku, dengan kontol yang masih di dalam memek, kurubuhkan tubuhku diatas tubuh tiara.

Aku : "Makasih babe, udah mau ngentot segreget ini" bisikku ditelinganya.

Saat kontolku mulai mengecil, aku lekas berdiri dan membersihkan diri, begitu juga Tiara.

 Aku segera mengabarkan Kak Ningsih bahwa kami sudah selesai, di ruangan ini terdapat jendela yang tak dilengkapi tralis sehingga memungkinkan aku dan tiara kabur, namun cukup beresiko karena mudah terlihat dari kejauhan.

Aku : "Tiara, kamu kabur dulu deh, Abang disini dulu bentar, nih uangmu” ucapku.

 Tiara pun meninggalkanku, aku mulai mencoba mengendap-endap keluar dari ruangan kecil ini, kulihat Bu Rida yang hari ini mengenakan gamis putih dan jilbab biru panjang sedang fokus dengan laptopnya Namun ada sedikit hal janggal disana, kulihat Bu Rida seperti menggeliat-menggeliat kecil. Saat kuintip sedikit ke bawah terlihat ada 2 pasang kaki. Sementara Bu Rida disitu sendiri.

Aku : "Siapa itu ya?" tanyaku dalam hati.

 Aku yang tadinya hendak keluar, malah menetap mengambil posisi aman untuk melihat apa yang sebenarnya Bu Rida lakukan.

Bu Rida : "Uhh…udah ah Pak…saya mau kerja nih" terdengar desahan kecil Bu Rida.

"Ah Neng jangan menolak gitu, ayo puasin bapak lagi"

Terdengar suara berat dari seorang pria yang sepertinya sedang asyik jilmek-in Bu Rida.

 Bu rida memundurkan bangku kerja beliau, lalu berdirilah seorang pria yang sama sekali tidak kukenali, pria itu lalu menaikkan rok Bu Rida ke pinggang, lalu mengobok-obok memek Bu Rida dengan tangan kasar beliau.

Bu Rida : "Ahh..udah Pak..plis..jangan lagi ya…saya lagi kerja nih.." desah Bu Rida.

 Seraya mencoba mendorong tangan pria itu untuk segera menghentikan perlakuannya. Pria itu semakin bringas ia memaksa melumat bibir seksi Bu Rida.

Bu Rida : "Uhhmm…hmmm" desah Bu Rida.

 Lalu pria itu mengangkat tubuh bu rida dan ia letakkan di meja tempat bu rida kerja itu,

Bu Rida : "Pak..plis jangan lagi Pak…" mohon Bu Rida.

Pria itu lekas melepaskan pakaiannya dan ternyata kontol dia sedikit lebih kecil dari kontolku,

Aku : "Ah pendek, haha" pikirku meremehkan.

Pria itu menaikkan rok bu rida ke dadanya. Lalu mulai memasukkan kontolnya ke memek Bu Rida.

Bu Rida : "Uhh…hentikan Pak..cukup sekali itu saja…saya tidak mau Pak" mohon Bu Rida.

"Sok-sok nolak lu lonte! Di bus kemarin aja lu nikmatin kami gilir!"

"Sekarang karena gua sendiri lu gak mau dientot, munafik!"

Bentak Pria itu seraya meremas keras kedua toket Bu rida.

Bu Rida : "Ahh…uhhh…sshh….pelan-pelan Pak" desah Bu Rida.

"Pelan-pelan apanya Neng" ucap pria itu yang dengan kasar menggenjot memek Bu Rida.

Bu Rida : "Itunya Pak..kontolnya" ucap Bu rida sedikit malu.

"Entotnya begok! Dosen kok begok sih!"

"Dah doyan kontol lu ya ampe begok!" Haha" ucap pria itu.

Bu Rida : "Uhh Pak..saya sampai Pak.." desah Bu Rida.

"Tadi nolak, sekarang orgasme lu! Memang akhwat lonte! Haha" ucap pria itu bangga.

Terlihat Bu Rida sedikit lemas namun pinggulnya tetap bergoyang mengikuti irama permainan pria itu. Sekitar 5 menit.

"Duh Neng, bapak gak kuat, memek Neng rapet banget, bapak sembur nih!"

Ucap pria itu yang mempercepat gerakan kontolnya.

Bu Rida : "Pak jangan buang di dalam..sshh" tolak Bu Rida.

 Pria itu mencengkram tubuh bu rida dengan sangat keras sehingga bu rida tak dapat mendorong pria itu, lalu pria itu menghentak keras kontolnya ke memek Bu Rida.

"Nih hamil anak gua lu! Akkkhhh!" ucap pria itu yang tubuhnya bergetar.

Croootttt...Crooootttt

Bu Rida : "Tidak!!!" teriak Bu Rida yang lekas dibekap oleh pria itu.

Sekitar 2 menit pria itu mendiamkan kontolnya di dalam memek Bu Rida.

Bu Rida : "Hiks…hiks…kenapa bapak setega ini ke saya..hiks" terdengar tangisan Bu Rida.

Karena ia menyadari bahwa ia akan hamil dari permainan haramnya ini.

"Gak usah nangis lu! Nanti kalau lahiran, anaknya kasih gua aja,"

"Istri gua gak bisa hamil, makanya gua pinjam rahim lu, haha"

 Ucap pria itu yang lekas membereskan pakaiannya dan meninggalkan Bu Rida sendiri di ruangan itu. Terdengar suara tangisan Bu Rida memenuhi ruangan labor.

  Aku yang sedikit kasian dengan kondisinya, menghampirinya, dia yang masih terbaring terlentang di meja itu dengan memeknya yang berlumuran peju pria tadi.

Aku : "Bu jangan nangis, nih" ucapku memberikan obat anti hamil yang kupunya.

Bu Rida : "Lah Ari! Kamu ngapain disini!" ucapnya kaget yang lekas ia rapikan pakaiannya.

Aku : "Udah jangan panik, saya sudah liat semuanya,"

Aku : "Ibu lekas minum obat ini, semoga manjur" ucapku.

Ia lekas mengambil obat itu dan meminum dua butir. Ia kembali tertunduk.

Aku : "Sudah Bu, semoga obat itu bisa menggugurkan sperma pria tadi" ucapku.

Seraya mengelus kepalanya.

Tangannya langsung menyingkirkan tanganku.

Bu Rida : "Saya butuh waktu sendiri Ari."

Akupun lekas pergi dari situ.

Bu Rida : "Ari, makasih ya" ucapnya dari kejauhan dengan senyum paksa.




 *****~The END~****















Sumber : 
semprot by RadiksNgaceng 

[Cerita Sex] Diary Ari [01] [18+]

Ilustrasi Bu Rida
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Akhwat, Dosen, Gangbang, Jilbab, Pemerkosaan,
Para Tokoh:
  • Ari
    • Mahasiswa
  • Rida
    • Dosen
    • Kakak Sony
  • Sony
    • Adik Rida
  • Mas Kenek
  • Mas Supir








Chapter 01
 Pemerkosaan Dosen



Ari

 Namaku Ari (nama fiktif), aku adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi tempatku tinggal, aku terkenal sebagai seorang nerd yang tak pernah memperdulikan perempuan alias gak pernah mau menjelimet dengan yang namanya pacaran. Namun gairah seksku yang tak tersalurkan ini kian menggebu-gebu setiap aku melihat mahasiswi sekelasku yang memiliki tubuh-tubuh menggoda, akhirnya setiap hal itu terjadi aku hanya bisa coli di rumahku sambil membayangkan bisa ngentot dengan mereka. Aku memiliki kontol yang mungkin cukup membanggakan bagiku yaitu sepanjang 17 cm, gemuk dan berurat.

 Pagi ini aku kuliah dengan salah seorang dosen perempuan muda, kutaksir umurnya kira-kira 26 tahun, ia adalah Bu Rida, akhwat jilbab lebar, belum menikah karena belum ada yang cocok katanya, Awal ia mengajar di kelasku, ia tidak terlalu menarik perhatianku karena tubuhnya yang selalu tertutupi jilbab dan gamis panjangnya, namun makin kesini aku memiliki fantasi tersendiri yaitu bisa nikmatin tubuhnya.

 Aku berpikir bagaiman caranya ya supaya bisa nikmatin tubuh beliau ini, aku mendapatkan ide untuk memasang kamera pengintai yang menyorot meja beliau, walaupun ndak dapat bukti aneh-aneh tapi setidaknya dapat melihat wajahnya yang selalu ndak mau kalau difoto, siang ini aku lalu melancarkan rencana tersebut, keesokan harinya aku mengambil rekaman tersebut dan aku melihat dosen yang kumaksud sedang masturbasi menggunakan sebuah dildo dengan berpakaian lengkap di meja kerjanya.

 Melihat hasil rekaman tersebut. Aku menunggu hingga sore hari dengan maksud untuk menggrebek beliau, saat ruang dosen telah sepi. Aku masuk diam-diam tanpa suara dan benar saja terdengar desahan kecil.

Bu Rida : "Uhh..sshh"

Kudekati meja beliau, saat akan mendekat, kuberkata.

Aku : "Masih ada orang?"

Bu Rida : "Hhmm..masih" ucapnya sedikit gelagapan.

Aku : "Oh Bu Rida, belum pulang bu?" tanyaku.

Bu Rida : "Hhmm belum nih Ri" jawabnya.

 Mendesah kecil, kulihat dari raut wajahnya terlihat bahwa ia sedang horny berat, kedua tangannya tetap di bawah meja.

Aku : "Ibu kok keringatan? Ini ruangan AC loh" tanyaku.

Bu Rida : "Eee...tadi...anu..." dia terlihat panik.

Aku : "Anu apa Bu?" tanyaku.

Bu Rida : "Itu...saya lagi beresin buku-buku disini" ucapnya, kulihat rapi saja meja beliau.

Kudekati beliau.

Bu Rida : "Mau ngapain kamu?" Ucapnya sedikit kaget.

Kuperlihatkan video yang telah kurekam ke beliau, beliau terlihat pucat pasi.

Bu Rida : "Kamu merekam saya?! Mau apa kamu!"

Aku : "Jangan marah-marah ah Bu,"

Aku : "Diam-diam akhwat kayak Ibu gini punya nafsu besar juga ya" jawabku santai.

Bu Rida : "Jangan kurang ajar ya kamu!" Amuknya lagi.

Aku : "Ibu puasin saya atau video ini saya sebar"

Aku : "Supaya banyak mahasiswa lain bisa perkosa Ibu?" tanyaku dengan santai.

Dia kaget dan tersandar lemas di kursi kerjanya.

Bu Rida : "Ibu mohon jangan begitu Ri, tolong yaa" pintanyaa

Aku : "Boleh ndak saya sebar tapi Ibu harus turutin saya"

 Ucapku seraya membuka celana panjang dan cdku, terpampang kontolku yang sudah setengah tegang, ia memalingkan wajahnya dan berteriak kecil.

Bu Rida : "Aih!"

Aku : "Eleh..sok sok buang muka,"

Aku : "ini lebih gede loh dari kontol-kontolan yang ibu pakai di video itu" ucapku dengan santai.

Terdengar tangisan kecil.

Aku : "Sudah jangan nangis" ucapku.

 Kutarik tangannya yang selama ini belum disentuh lelaki pikirku karena sangat lembut ke arah kontolku, kupinta ia menggenggam kontolku dan mengocok pelan, tangannya menggigil. Namun nurut mengocok.

Aku : "Sudah jangan nangis sini liat aja"

Ucapku sambil memegang kepalanya untuk menoleh melihat kontolku.

Terlihat matanya berkaca-kaca, kudorong kontolku ke bibir kecilnya yang seksi itu.

Aku : "Buka dan sepong kontol Ari, Bu" ucapku.

Dia tetap menutup mulutnya.

 Aku menjepit keras hidungnya sehingga ia kesulitan bernafas dan membuka mulutnya, dengan sigap ku masukkan kontolku ke mulutnya dan kuhentakkan dengan kasar.

Bu Rida : "Ohok...ohok" Bu Rida terbatuk-batuk.

Aku : "Kalau saya gak mau kasar, nih hisap aja!" Bentakku.

 Melihat aku membentak,ia mulai mencoba menyedot-nyedot palkonku dan memaju mundurkan kepalanya, aku lekas mengambil kamera yang tergeletak di meja beliau dan merekam aktifitas beliau nyepongin kontolku.

Aku : "Bu Rida, cheese!" Ucapku.

 Ia menatapku dan hendak marah karena ia sadar aku merekamnya, namun kutahan kepalanya dengan tanganku.

Bu Rida : "Hhmm..ehhmm.." suaranya tertahan.

 Kuletakkan kamera tersebut di meja beliau lagi, kuraba toketnya dari luar gamis biru tua yang ia gunakan hari ini, ia kembali memelototiku, aku mengabaikannya dan mulai meremas toketnya.

Bu Rida : "Hhmm..hhmm.." desah kecilnya.

Karena kurasa cukup sesi sepongnya, kutarik keluar kontolku dan kuberdirikan tubuhnya.

Bu Rida : "Mau ngapain lagi kamu!" Bentaknya. 

 Kududukkan beliau di meja kerjanya, dan kunaikkan rok biru tuanya hingga kepinggang terlihat kaki dan paha mulusnya.

 Ia tak menggunakan legging selayaknya akhwat lain, ia hanya menggunakan cd bermotif bunga, kuremas pelan memeknya dari luar cdnya.

Bu Rida : "Ri...cukup...ssh" ucapnya.

 Kutarik cdnya dan kubuang entah kemana, kumelihat memeknya yang berjembut lebat itu dan bibir memek yang masih sangat rapat, kupermainkan jariku di bibir mekinya untuk mencari itilnya, setelah kudapatkan, kupijit-pijit itilnya.

Bu Rida : "Sshh...stop Ari" pintanya dengan mendesah.

 Aku lalu memasukkan tanganku yang satunya ke gamisnya, mencari toketnya, setelah kudapatkan langsung kuremas-remas lagi, ia terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya seolah menolak permainan tanganku namun ia tetap menikmatinya.

Bu Rida : "Ssshh..udah yaa..Ari..." desahnya.

Kumerasakan memeknya mulai becek.

Aku : "Sok sok nolak! Ini memek Ibu dah becek" ucapku.

 Kuhentikan segala rangsangan, kuarahkan kameraku ke memeknya agar dapat merekam aktifitas eksekusiku, kudekatkan dan kugesek palkonku ke bibir memek beliau.

Bu Rida : "Sshh...jangan perawanin Ibu Ri...Ibu mohon..sshh" ucapnya seraya mendesis.

 Kumasukkan palkonku terasa ada yang mengganjal kontolku, kupijit-pijit lagi itilnya dengan maksud untuk merangsangnya, lalu kuhentakkan keras kontolku ke mekinya.

Bu Rida : "Akkhh! Sakit Ari!" Teriaknya dengan kepalanya yang mendongak keatas.

Kudiamkan beberapa saat kontolku di memek Bu Rida, terasa pijatan memeknya yang sangat nikmat, kumulai mengeluar masukkan kontolku di memek beliau.

Bu Rida : "Kamu jahat Ari! Kamu perawanin Ibu!" Bentaknya.

Melihat ia membentakku dengan keras aku menggenjot memeknya dengan keras pula mengekspresikan kemarahanku karena beliau bentak.

Bu Rida : "Uhh..sshh...perih Ari, hentikaaaaann..." desahnya menolak perbuatanku.

 Melihatnya semakin mendesah kuhentakkan lebih keras kontolku hingga terasa menyentuh bibir rahimnya.

Bu Rida : "Akhh..jangan dalam banget Ri" desahnya.

Perlahan teriakan perihnya berubah menjadi desahan manja.

Bu Rida : "Ahh..kurang ajar kamu..sshh...ohh..."

Bu Rida : "Ari...sshh...Ibu mau keluar...sshh" desahnya.

 Terasa mekinya berkedut-kedut, aku semakin menggenjotnya keras hingga menggoyangkan meja kerja beliau ini.

Bu Rida : "Ohh Ibu sampai...sshh"

SERRR...SERRR..SERRR..

 Desahnya diikuti dengan semburan hangat cairan cintanya mengenai palkonku, terasa semburan kecil di perutku dari mekinya.

 Kudiamkan kontolku membiarkan ia menikmati orgasmenya, lalu kugendong beliau dengan kontolku yang masih menancap di mekinya. Kubawa ia dan kamera yang sedari tadi merekam aktifitas kami ke meja kerja dosen lain, kulepaskan kontolku. Terlihat darah segar menempel di batang kontolku. Lalu kuposisikan tubuhnya membungkuk dan bertumpu di meja tersebut, kukembali menyodoknya dari belakang.

Bu Rida : "Uhh.." desahnya saat kontolku masuk memeknya.

 Kugenjot dengan sedikit kasar, kuremas toketnya dari belakang, kutegakkan tubuhnya sehingga ia berdiri tegak dengan kontolku masih menggenjot memeknya. Jilbab lebarnya mulai kusut begitu juga dengan gamisnya lembab karena keringat kami.

Tiiitttt....Tiiittttt..Titttt...

Terdengar suara telpon yang kutebak itu adalah hp miliknya.

Bu Rida : "Ari stop Ri...itu ada telpon..ssh" pintanya.

Aku merasa bahwa aku punya sebuah ide gila.

Aku : "Ibu jalan ke meja Ibu, sekarang dengan kontol saya masih di memek Ibu, cepat!"

 Terlihat ia berjalan membungkuk bertumpu pada lututnya, aku masih terus menggenjot memeknya tanpa ampun.

Bu Rida : "Ari, Ibu letih...udah dong"

Pintanya sambil mendorong pahaku agar aku menghentikan genjotanku.

Aku menarik bahunya untuk kembali tegak, kupegang dagunya dan berkata.

Aku : "Jalan aja lah kau lonte! Kau itu lonte aku sekarang! Haha"

 Sambil terus memaksanya berjalan, setibanya di meja kerja beliau, ia langsung menggapai handphonenya dengan posisi menungging bertumpu pada meja kerjanya. Kulepaskan kontolku untuk mengambil kamera yang tadi tertinggal di meja dosen lain.

Kulihat ia lekas mengangkat telpon.

Bu Rida : "Ya Sony?" tanyanya.

Aku : "Oh dari adiknya rupanya," pikirku.

 Kulangsung mempercepat jalanku menuju beliau. Kuposisikan kamera untuk terus merekam kami dan kembali kugenjot memeknya dengan lembut untuk memberi kenikmatan baginya.

Bu Rida : "Mau jemput Mbak yaah..ssh?" Tanyanya.

Kuperintahkan Bu Rida untuk aktifkan loudspeaker hpnya.

Sony : "Mbak sakit ya? Jam berapa sony jemput?" Tanya adikknya panik.

Bu Rida : "Eeenng enggak kok Son, kakak hhmm baik-baik aja...,ssh"

Bu Rida : "Kakak pulang naik angkot ajaahh nanti"

Ucap Bu Rida dengan mendesah karena aku tak menghentikan genjotanku di memeknya.

Sony : "Oh baiklah Mbak, hati-hati ya" ucap adiknya di telepon.

Bu Rida : "Hhmm iya Dek" ucapnya. 

Mengetahui telepon tersebut telah berakhir, kugenjot keras lagi memek beliau.

Bu Rida : "Ohh..ohh..sshh..." desahnya.

Bu Rida : "Ibu mau keluar lagi Ri...sshh" desahnya.

Aku : "Ah cepet amat Bu,hhmm" desahku.

Kutarik keluar kontolku dan kuarahkan kontolku ke anusnya.

Bu Rida : "Eh!eh!eh! Mau ngapain kamu disitu?!" Ucapnya panik.

 Karena kontolku sudah cukup basah dengan cairan mekinya langsung saja kumasukkan sedikit kontolku ke anusnya.

Bu Rida : "Akkhh! Pedih Ari, jangan disitu!" Teriaknya.

Kuhentakkan sekali lagi kontolku hingga kontolku masuk semua di anusnya.

Bu Rida : "Ohh hentikan Ari, sakit..." pintanya.

 Kugenjot pelan sambil kumainkan jemariku di memeknya yang membuatnya kembali mendesah walaupun kesakitan.

Bu Rida : "Aduh...sshh...ahh Ari..."

 Aku merasa bahwa aku segera muncrat, kutarik kontolku dari anusnya dan kumasukkan ke memeknya yang rapat tersebut sekali lagi untuk memberikan orgasme kedua bagi beliau.

Bu Rida : "Ohh...Ibu sampai"

SERRRRR...SERRRRRR..SERRRRR...

 Desahnya diikuti semburan cairan cintanya lebih banyak daripada yang pertama. Sehingga membasahi lantai. Kutarik keluar kontolku keluar memeknya. Lalu kuhentakkan sekali lagi kontolku ke anusnya.

Bu Rida : "Akhh sakit itu Ari!" Teriaknya yang baru saja menerima orgasme kedua.

Kupercepat genjotanku.

Aku : "Aahh ahh Bu saya sampai"

CROOOTTT CROOOTTT CROOOTTT CROOOTTT

Desahku diiringi dengan 4 kali muncratan pejuku di dalam anus beliau.

Bu Rida : "Ohh perih...sshh" desahnya merasakan semburan pejuku di anusnya.

 Setelah puas aku menyemprotkan pejuku. Aku tarik kontolku dan tubuh beliau terjatuh ke lantai yang basah dengan cairan beliau, kucari cd beliau dan kubersihkan kontolku dengan cd beliau. Kurekam tubuh beliau yang terduduk lemas menyender di meja tempat kami memacu nafsu tadi. Jilbab panjang dan gamisnya basah dipenuhi keringat. Sementara roknya dibasahi cairan cinta, darah segar dan pejuku yang keluar dari anusnya.

Kulekas memakai pakaianku, mengambil bra beliau.

Aku : "Saya minta bh Ibu ya, buat bahan coli,"

Aku : "Oke sayang, jangan kadu siapa-siapa kalau tidak mau rekaman ini saya sebar,"

Aku : "Kamu jadi lonte sekarang Bu, haha" ucapku di depan wajahnya sambil kukecup dahinya.

 Terdengar tangisan menjadi-jadi dari beliau, kutinggalkan beliau sendiri di ruang dosen tersebut dengan rasa bangga.



Hari ini adalah 4 hari setelah kejadian pemerkosaan Bu Rida yang Ari lakukan di ruang dosen.




Ilustrasi Bu Rida

Bu Rida

 Namaku Rida (nama fiktif), aku adalah salah seorang dosen baru di perguruan tinggi yang ada di kota ini, aku biasa dipanggil "Mbak-mbak akhwat" karena aku selalu mengenakan jilbab panjang disertai gamis dan rok panjang untuk menutupi tubuhku dari tatapan genit para lelaki, tubuhku kurus tinggi, dadaku tidak terlalu besar hanya seukuran 34B.

 Hari ini adalah beberapa hari setelah aku mengalami tragedi pemerkosaan yang dilakukan oleh Ari, mahasiswaku. Sore ini aku harus pulang agak malam sekitar jam 9 malam karena banyak tugas yang perlu kuselesaikan hari ini. Karena sudah tergolong larut malam, jadi bus yang mengangkut dosen sudah tidak beroperasi lagi, maka aku memutuskan untuk pulang menggunakan bus transkota.

 Kumenunggu sekitar 10 menit di halte depan kampus dan akhirnya datang sebuah bus transkota yang akan kutumpangi, kutidak memperhatikan bahwa bus itu dipenuhi oleh laki-laki dan hanya ada sedikit perempuan. Namun karena aku takut jika naik angkot jadinya aku beranikan diri untuk menaiki bus tersebut.

 Aku tidak mendapat kursi untuk duduk, jadi kumemutuskan untuk berdiri, saat ku asyik berkutat dengan smartphoneku, kumerasakan ada benda tegang yang menggesek-gesek pantatku yang terbalut rok panjang warna krem ini.

 Kumelihat kebelakang dan kupelototkan mataku, ternyata seorang pria namun ia memalingkan wajahnya, aku cukup kesal dengan perbuatannya, setelah berhenti disalah satu terminal dan bus ini melanjutkan perjalanan.

 Suasana di dalam bus semakin sesak dan aku baru menyadari bahwa aku dihimpit oleh 4 laki-laki dari 4 sisi tubuhku, karena kondisi mendukung, pria yang dibelakangku semakin berani menggesek penisnya di pantatku dan pria yang berada di kanan dan kiriku merapatkan tubuhnya. Mereka mulai meraba dadaku kanan dan kiri dari balik jilbab panjangku.

 Aku hanya bisa melototin mereka dan lagi-lagi mereka memalingkan muka dengan tetap meneruskan aktifitasnya, pria yang berada di depanku meraba vaginaku dari luar rok panjangku, ia menyelipkan jarinya di belahan vaginaku dan perbuatan mereka membuatku sangat terangsang, semenjak tragedi pemerkosaan oleh Ari, Aku jauh lebih mudah terangsang.

  Namun aku harus tetap menjaga harga diriku. Aku majukan tubuhku hendak menghindari mereka. Namun pria yang dibelakangku dengan sigap menarik pinggulku sehingga aku kembali keposisi awal. Melihatku seolah melawan, ia lekas membuka resleting celananya dan mengeluarkan penisnya yang dari tadi ia gesekkan.

 Kumenoleh ke belakang dan bergidik ngeri apa yang akan terjadi selanjutnya namun aku semakin terangsang, pria yang berada di depanku mulai menarik rok panjangku ke atas lalu ia menurunkan cdku dan menggelitik itilku.

Ia lalu berkata ke pria yang berada dibelakangku. 

"Udah becek bro, sikat aja! Akhwat sekarang gampang horny"

"Eh kamu lonte syar'i ya? Rasakan nih kontol abang."

Ucap pria yang berada di belakangku ke telingaku sambil ia menarik rokku hingga sepinggang, terasa penisnya mulai membelah pantatku mencari bibir vaginaku. Saat penisnya tepat di bibir vaginaku. Ia hentakkan sedikit penisnya hingga masuk setengah, aku yang masih berdiri tegak menunduk sedikit karena pria yang dibelakangku ini memegang erat pinggulku dan ia mulai menggenjotku.

Aku : "Hhmm..ssh" desahku.

"Peret amat nih memek! Baru diperawanin ya Mbak?" Bisik pria dibelakangku.

[....] ku tak menjawab.

 Melihat temannya sudah berhasil menjebolku, pria yang di depan,kanan dan kiriku mulai membuka resleting celananya dan mengeluarkan penisnya, penis mereka rata-rata berukuran kecil dibandingkan milik Ari yang perawanin vagina dan anusku beberapa hari lalu itu.

 Namun dari ketiga penis itu, penis pria yang berada di kananku sedikit berurat dan membuatku semakin terangsang. Mereka mengocok penisnya masing-masing. Pria yang dibelakangku mendorong tubuhku agar aku membungkuk dan bertumpu di lututku, saat aku telah membungkuk, pria yang berada di depanku memajukan penisnya dan ia tampar pipiku dengan penisnya itu. Aku tetap harus jual mahal.

"Eh sepong ini punyaku" ucap pria tersebut.

 Aku merasakan bahwa pria yang sedang menyodok vaginaku mempercepat genjotannya mengikuti guncangan bus ini, dan hal itu membuat mulutku terbuka mendesah.

Aku : "Aakh..ahh..ohh"

Pria yang didepanku lekas memasukkan penisnya kemulutku, dan langsung saja kuhisap.

"Wah bener lonte nih akhwat, dikasih kontol langsung dihisap..hhm"

Ucap pria yang penisnya sedang kuhisap.

Pria yang berada di kanan dan kiriku tidak tinggal diam. Mereka masih asik meremas dadaku dan tangan mereka yang lain menuntun satu tanganku untuk mengocok penis mereka bergantian.

"Kocokannya juga mantep, mahal nih tarifnya,hehe" ucap mereka berdua.

Ucapan lancang mereka terus mengundang birahiku.

 Hingga aku tidak tahan ingin segera orgasme. Namun sialnya pria yang dibelakangku menyadari hal itu ia lekas menghentikan genjotannya. Aku yang sudah horny berat menggerak-gerakkan pinggulku agar tetap terasa penis pria itu menggerus dinding vaginaku.

"Bener lonte deh ini akhwat" ucap pria yang dibelakangku.

"Kenapa bro?" Tanya pria yang penisnya sedang kuhisap.

"Nih liat, pinggulnya gerak sendiri minta dientot, haha" ucap pria yang dibelakangku.

  Aku yang sudah tidak peduli dilecehkan oleh ucapan mereka, terus saja menggoyangkan pinggulku dengan harapan pria ini menggenjot lagi penisnya di vaginaku, untungnya dia paham dan langsung menggenjotku sedikit lebih keras tidak seirama guncangan bus, jika penumpang lain jeli. Maka mereka tau apa yang kualami.

Aku : "Uhh..uhh..hhmm" desahku.

Penis yang sedang kuhisap tiba-tiba terlepas.

"Eh santai bro"

Ucap pria yang baru kuhisap penisnya kepada pria yang berada disamping kananku.

"Enak aja dihisap sendiri,gantian dong" ucap pria yang berada di kananku ini.

Ia lalu memasukkan penisnya ke mulutku lalu aku dengan sigap menghisapnya, aku sudah tidak tahan ingin orgasme dan.

Aku : "Uhhmm..ehhmm..sshh"

SEERRRR SERRRR SERRRR

Desahku tertahan dan cairan cintaku menyembur deras dari dalam vaginaku.

"Buset bro, sekali orgasme deras banget ni akhwat, makin licin dah, gak tahan ane"

Ucap pria yang sedari tadi menggenjotku.

"Ane semprot sekarang ahh.." 

Ucapnya lagi, namun pria yang berada di kiriku menahannya dan berkata.

"Sabar bro, ane kasih pil KB dulu nih akhwat, berabe kalau dia hamil terus lapor polisi"

Pria tersebut lalu melepaskan kulumanku dan mencekokiku dengan 2 butir pil.

Aku langsung telan dan kembali menghisap bergantian penis yang nganggur itu. 

"Terima nih pejuku..ssh" desah pria yang berada dibelakangku.

CROOOOTTT CROOOTTTT CROOOTTTT

 Terasa ada sekitar 3 semprotan sperma dalam jumlah besar di dalam vaginaku, sensasi hangat luar biasa kurasakan, saat ia puas memuntahkan spermanya di vaginaku, ia mencabut penisnya, terasa cairan hangat tersebut mengalir dari vaginaku lalu membasahi pahaku.

  Pria yang berada di kananku segera mengambil posisi dibelakangku, dengan sekali hentakkan ia memasukkan penis beruratnya itu yang memberikan sensasi berbeda dari penis sebelumnya, ia menggenjotku dengan keras, ia menarik tubuhku sehingga mendongak keatas sejajar dengan tubuhnya. Dan ia mulai meremas dadaku dari luar gamisku, kedua pria yang tadi lagi asik kuhisap protes.

"Eh enakan di elu, bareng-bareng dong"

"Santai,sabar, ntar lu dapat yang jos deh, bentar aja ni" ucapnya.

 Jadinya mereka berdua hanya mengocok penis mereka sendiri melihat aku dinikmatin sama temannya ini, memang hanya sebentar.

"Neng, abang nyampai Neng...sshh..ohh"

Desahnya diikuti dengan semburan spermanya di dalam vaginaku.

 Kumerasa kecewa karena tak dapat menggapai orgasme keduaku, tubuhku yang letih hendak terjatuh. Namun segera ditopang oleh kedua pria yang berada di depanku yang sedari tadi asik mengocok penisnya.

 Kondisi bus yang mulai sepi, hanya tersisa kami berlima ditambah 1 kenek dan sang supir, membuat kedua pria itu mengangkat tubuhku ke salah satu kursi penumpang, ia duduk, lalu ia memposisikanku untuk menduduki penisnya dengan menghadapnya, kuturuti saja demi mendapatkan orgasmeku.

Aku : "Uhh" desahku saat penisnya masuk ke vaginaku.

 Ia menggoyangkan pahanya untuk membuatku menggenjot penisnya, tangannya tidak menganggur, kedua tangannya menarik keatas gamis dan jilbabku dan ia dengan sigap melumat dadaku bergantian.

 Saat aku sedang menikmati permainan pria ini, pria yang sedang mengantri di belakang, mendekatiku, dan mengelus anusku.

"Bro, dah jebol boolnya rupanya nih, ngapa ndak bilang dari tadi" ucapnya.

 Aku sadar bahwa ia akan menggenjot anusku juga, aku tak mampu melawan karena aku sudah dikuasai nafsu, pria yang menggenjot vaginaku mengatur duduknya agar tubuhku semakin membungkuk. Lalu pria yang sedari tadi mengelus anusku mulai memaksakan penisnya untuk masuk ke anusku.

 Ia hentakkan sekali penisnya dengan kuat ke anusku, penisnya masuk semua. Aku merasakan perih karena terdapat dua penis yang mengisi dua lubangku, pria yang menggenjot vaginaku menghentikan genjotannya dengan maksud memberikan kesempatan pria yang menyodomiku untuk menggenjot anusku.

Aku : "Uhh..pedih…ssshh..jangan dua-duanya dong.." desahku dengan sedikit berteriak.

 Kedua pria yang sudah puas menikmati tubuhku sedang sibuk merapikan pakaiannya dikejutkan dengan datangnya mas kenek bus ini.

"Lagi apa kalian hah!" bentak Mas kenek tersebut.

"Jangan marah-marah Mas, sini nikmatin akhwat lonte gratis"

 Ucap pria yang sedang menggenjot vaginaku, kutatap mas kenek tersebut dengan tatapan memohon pertolongan. Namun tersungging senyum jahat di bibirnya.

Ia lalu berkata ke supir.

"Bang, ada rezeki nomplok nih, putar ke desa bentar"

Supir berkata.

"Sip!"

 Kumelirik ke jendela, bus ini seperti mengambil jalur keluar ke kota, karena memang sudah jam setengah 11 malam jadinya bus transkota sudah bebas dari trayeknya.

 Pria yang menyodomiku menghentakkan penisnya dengan keras sementara pria yang penisnya berada di dalam vaginaku hanya diam dan sibuk meremas dan mencupang dadaku, ini sensasi yang luar biasa bagiku.

Aku : "Ohh…aahh..akkh..sshh" desahku.

Hanya sekitar beberapa menit, pria yang menyodomiku langsung melepaskan penisnya dan berkata.

"Oi bro, gentian dong, gue mau memeknya juga"

Mereka lalu bertukar posisi, pria yang menyodomiku tadi sekarang sedang menggenjot vaginaku.

"Uhh..memeknya rapet banget" desahnya.

Anusku kembali disodomi, selang beberapa menit, pria yang menggenjot vaginaku berkata.

“Ohh..ohh..gue muncrat.." diikuti dengan beberapa semprotan sperma di vaginaku.

Ia terduduk lemah di bawahku tanpa melepaskan penisnya dari vaginaku. Lalu pria yang menyodomikuImulai menggenjotku dengan sedikit keras, tak perlu waktu lama ia berkata.

“Okhh..ohh..rapet banget nih anus..muncrat nih Neng"

CROOOTTT CROOOTTT CROOTTT 

Diikuti dengan muncratan sperma yang cukup deras di lubang anusku.

 Aku yang belum mendapatkan orgasme keduaku merasa sedikit kecewa, lalu mereka berdua melepaskan penis mereka dan membiarkan aku terduduk mengangkang di kursi penumpang tersebut, kurasakan sperma dari anusku keluar dan membasahi rok kremku, dan sperma pada vaginaku meleleh membasahi pahaku dan jok kursi penumpang ini. Sayup-sayup kumelihat masing-masing mereka memfoto dan memvideo tubuhku, sambil berkata.

"Kami gak bakal perkosa kamu lagi, tapi siap-siap lah kamu bakal dapat banyak orderan, hahah"

Seraya mereka turun dari bus, sekitar 10 menit aku terlelap.

 Aku merasakan bahwa seperti ada jari kasar yang mengocok-ngocok vaginaku. Kubuka mataku dan ternyata itu Mas kenek bus ini, dan disampingnya ada Pak supir yang sedang mengocok penisnya.

Aku : "Pak, tolong pulangkan saya Pak, saya letih"

"Boleh aja Neng, tapi puasin kami dulu"

Ucap Mas kenek yang masih asik mengocok vaginaku dan hal itu membuat gairahku naik lagi.

"Pak, mekinya dah becek nih, kita garap aja deh cepat, keburu tengah malem" ucap Mas kenek.

 Ia baring di lantai bus beralaskan kardus lalu ia mengarahkanku untuk merangkak di lantai bus dan menduduki penisnya yang sedari sudah tegang. Sementara kurasakan Pak Supir sedang perlahan memasukkan penisnya ke anusku.

  Mas kenek mulai memompa penisnya di vaginaku begitu juga dengan Pak supir, ketika penis mas kenek keluar maka penis pak supir masuk begitu seterusnya hingga akhirnya aku tak tahan lagi ingin melepaskan orgasmeku yang kedua.

Aku : "Ohh…puasin saya Pak…sshh" desahku.

"Siap Neng, bener-bener lonte nih akhwat ya Pak" ucap sang kenek.

Ia lalu menggenjot keras penisnya yang membuat aku merem melek.

Aku : "Uhh..saya sampai Mas,"

SEEEERRRRRR....SEEEERRRRR

Desahku diiringi dengan semburan cairan cintaku yang sangat banyak melicinkan pergerakan penis sang mas kenek, aku yang lemas langsung menimpa tubuh sang kenek, melihat itu ia langsung meraba dadaku dan menghisap-hisap dadaku yang menganggur.

“Ukkhh..akkhh…saya keluar" teriak pak supir.

CROOOOTTT CROOOTTTT

Terasa semburan sperma deras di anusku.

Lalu kuberkata.

Aku : "Gak mau coba vagina saya Pak..sshh"

"Pak Supir sukanya anus Neng, gak main dia sama meki"

Ucap Mas kenek yang masih asik menggenjotku

 Ia lalu memutar tubuh kami, sehingga aku berada di bawah dan ia berada diatasku kembali menggenjotku,

"Mas sampai nih Neng..uhh" desahnya.

 Ia mencabut penisnya dan ia arahkan ke depan wajahku. Ia mengocok penisnya dan terasa 4 semburan spermanya di wajahku, spermanya membasahi wajahku dan jilbab panjangku.

"Makasih yah Neng, sudah puasin kami:" Ucapnya seraya mereka mengenakan kembali pakaiannya.

 Dalam perjalanan mereka mengantarkanku pulang. Aku mencari cd dan braku. Namun tak kutemukan, kulihat jilbabku sudah dipenuhi sperma kering,  rokku begitu juga. Aku benar-benar hina namun aku menikmati permainan ini.


(Bersambung...)





















Sumber : 
semprot by RadiksNgaceng 

[Cerita Sex] Diana Karyawan Pabrik Tekstil [18+]

Ilustrasi Diana Purnamasari
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Jilbab. Karyawan, Pemerkosaan
Para Tokoh:
  • Diana Purnamasari
    • Karyawan Pabrik Tekstil
  • Asep
    • Preman
  • Jajang
    • Preman
  • Joni
    • Preman
  • Saeful
    • Preman
 
 
 
 
 
 
 
 
Chapter 01
 
 Kisah ini bercerita tentang seorang gadis yang bernama Diana Purnamasari, gadis cantik, manis, ceria dan mudah sekali bergaul, tinggi kira-kira 165 cm dengan berat badan yang proposional.
 
 Tubuh gadis tersebut sangat sintal, apalagi payudaranya yang berukuran 34B. Apalagi pakaian yang digunakannya selalu ketat dan membentuk lekuk tubuhnya, meskipun dalam kesehariannya selalu menggunakan kerudung.
 
 Selepas sekolah di sekolah kejuruan di kotanya, karena keterbatasan biaya maka Diana memutuskan untuk bekerja, maklum orang tua Diana bukanlah orang yang berada.
 
 Setelah dua bulan nganggur akhirnya Diana diterima disebuah pabrik tekstil dan waktu kerjanya menggunakan sistem shift.
 
 Selama satu bulan banyak sekali pemuda di pabrik itu yang menginginkan dia sebagai pacarnya. Bahkan bapak-bapak di pabrik tersebut pun senang dengannya. Karena Diana memang supel dan mudah bergaul. Sehingga tidak heran bila dia menjadi idola baru di pabrik tersebut.
 
 Malam itu Diana baru pulang jam 10.30 malam, maklum Diana kebagian shift sore. Pulang dari pabrik Diana memang diantar menggunakan jemputan tetapi hanya sampai titik-titik tertentu. Sehingga tidak langsung menuju rumahnya dan Diana harus naik ojek lagi untuk sampai kerumahnya.
 
Diana : "Emmmhhh, ngak ada ojek satupun nih…" dalam hati Diana.

Terpaksa Diana berjalan kaki menuju rumahnya yang lumayan masih jauh.
 
Diana pulang menyusuri jalan sepi.
 
Diana : "Emmhhh enak lewat pesawahan nih, biar bisa cepet sampe rumah" 

 Tepat sebelum pesawahan ada sebuah pos hansip, disana ada empat preman desa yang sedang main kartu mereka adalah Joni, Asep, Saeful dan Jajang. Muka mereka lumayan sangar-sangar apalagi mereka berempat habis minum-minum.
 
Asep : "Eh…liat tuh ada cewe menuju kemari…" kata Asep kepada teman-temannya.

Otomatis ketiga pemuda pengangguran itu melihat kearah Diana.

Jajang : "Emh… mau kemana Neng malem-malem" ujar Jajang kepada Diana.

Diana tidak memperdulikan dan mempercepat langkahnya. 
 
Joni melompat dari pos satpam dan mendekati Diana.

Joni : "Dingin-dingin begini mendingan Neng nemenin kita…hehehe…" 
 
Joni sambil berusaha memeluk Diana.

Diana : "Ihhh… apaan sih…"
 
Plakk..
 
Tanpa sengaja Diana menampar muka Joni.
 
Muka Joni merah padam menerima tamparan dari Diana.

Joni : "Kamu jangan macam-macam.."
 
Seraya mengeluarkan pisau lipatnya dan menempelkannya dileher Diana.

Diana : "Maaf Kang, saya ngak bermaksud…"

Belum selesai Diana berucap sebuah tamparan dari Joni mendarat dipipinya 
 
Plakkk..
 
Jajang : "Sudah Jon… kita garap saja cewe ini…" teriak Jajang dari dalam Pos.
 
 Sementara Asep yang sudah berada dibelakang Diana menelikung tangan gadis berjilbab tersebut.

Saeful : "Kita garap dirumah kosong ditengah sawah saja…, biar ngak ada yang tahu" 
 
Saeful berkata sambil mendekati mereka bertiga.

Mendengar ucapan-ucapan para berandalan itu wajah Diana pucat pasi.

Diana : "Jangan…. Tolong lepaskan saya…." tampak diujung kelopak matanya setetes air mata.
 
 Keempat berandalan itu tidak menggubris ucapan Diana, mereka menyeret tubuh Diana ketengah sawah yang sudah mengering menuju sebuah rumah kosong di tengah sawah tersebut. Diana sempat menjerit meminta tolong, tetapi sebuah tamparan menghentikan teriakannya.

Plakkk..
 
Joni : "Diam kamu …., apa kamu sudah bosan hidup" hardik Joni kepada Diana.
 
 Sesampainya dirumah kosong yang terbuat dari bilik tersebut, tubuh Diana didorong hingga terjerembab diatas bale-bale. Kedua tangan Diana diikat diatas bale-bale.

Diana : "Ammppuunn, tolong lepaskan saya, jangan perkosa saya.…hik…hik"
 
Diana memohon kepada para berandalan tersebut, yang disambut oleh gelak tawa keempatnya.
 
Brreetttt...
 
Kancing baju Diana terlepas ketika Joni membuka paksa baju kerja yang digunakan, dengan pisau lipatnya bra Diana pun diputusnya hingga terlihat bongkahan payudara yang sekal dan ranum.

Joni : "Wah… gede juga nih toket" kata Joni sambil meremas-remas payudara Diana.

Diana : "Ohh… Jangan…" rengek Diana tidak berdaya.

Saeful : "Sudah, kamu nikmati saja…." ujar Saeful sambil memainkan sebelah payudara Diana.
 
 Kini payudara Diana dimainkan oleh Saeful dan Joni. Keduanya kadang meremas, menghisap payudara Diana. Sementara Jajang menarik celana dan celana dalam Diana hingga terpampanglah vagina ranum yang disertai bulu-bulu tipis.

Jajang : "Memeknya bagus nih…keliatannya peret…emmhhh wangi lagi…"
 
Kini tubuh Diana cuma terbalut jilbab yang dililitkan dilehernya.
 
Diana : "Aahhh jangan…." 
 
Jerit tertahan Diana ketika Jajang mulai mencolok jarinya ke vagina Diana.
 
Diana : "Ahhh….tolll.."
 
 Belum selesai Diana berkata Asep mengulum mulut gadis itu dengan mulutnya yang bau alkohol. Sementara Jajang membenamkan wajahnya dikemaluan gadis tersebut dan menjilati vagina sambil memainkan klitoris dari Diana menggunakan lidahnya.
 
 Diransang dari segala arah mau tidak mau Diana mulai teransang. Pagutan Asep mulai dibalas oleh Diana. Keduanya saling memainkan lidah. Sementara payudara Diana semakin mengeras dan putingnya pun membesar menerima ransangan dari Joni dan Saeful dan dibawah Jajang sedang asik menjilati klitoris Diana sambil mencolok-colok vagina tersebut dengan jarinya, vagina Diana sudah mulai becek.
 
 Secara bergantian keempat berandalan itu meransang setiap daerah sensitif Diana dan entah kapan keempat pemuda sekarang hanya menggunakan celana dalam, tidak sampai 10 menit, tubuh Diana tampak mengejang dan.

Diana : "Ahhhh….."

Dari vagina mengucur deras cairan cinta Diana.
 
Asep : "Hahaha… ternyata cewe berjilbab juga bisa orgasme…" 
 
Kata Asep sambil melihat ke arah vagina Diana.

Jajang : "Iya…. Kaya lonte yang suka aku pakai.." seru Jajang sambil merabai tubuh Diana.

  Mendengar penghinaan itu wajah Diana tampak memerah. Rasanya ingin marah tetapi apa daya tenaganya belum pulih meski tangannya sekarang telah dibuka ikatannya.
 
Tiba-tiba Joni menjambak jilbab putih milik Diana.

Joni : "Heh… lo pelacur ya?" hardik Joni kepada Diana.

Diana : "Sa..saya.. bukan pelacur…" jawab Diana.

Jajang : "Alah… udah ngaku aja, tadi lo nikmatinkan?" timpal Jajang.
 
Joni : "Ayo… jawab…" bentak Joni didepan muka Diana.

Diana : "Iy…Iy…saya pela…cur…" jawab Diana ketakutan.

Matanya sudah sembab.

Saeful : "Hahaha…. Akhirnyan ngaku juga…"
 
Asep : "Biasanya pelacur mau apa …" kembali Asep ikut nimbrung membentak Diana.

Diana hanya diam mukanya tiba-tiba.

Asep : "Pllakkk, Jawab…lonte…" sebuah tamparan kembali mendarat diwajah Diana.

Diana : "Ma…mau penis…" jawab Diana ditengah ketakutannya.
 
Jajang : "Ini namyanya kontol cantik."
 
Jajang maju sambil mengacungkan penisnya didepan muka Diana.

Diana mencoba memalingkan muka tapi kepalanya ditahan oleh Joni.

Asep : "Jon, suruh dia jilatin kolor gw, udah 3 hari belum dicuci" 
 
Kata Asep seraya melemparkan celana dalamnya.

Joni : "Dengar apa kata temanku…kerjakan…" ucap Joni sambil mendorong tubuh Diana.
 
 Diana tidak menyangka akan dilecehkan sedemikian rupa tapi apa daya dirinya tidak mungkin melarikan diri dari tempat tersebut, tangan Diana bergetar mengambil celana dalam Asep dan mulai menjilatinya. Diana mau muntah mencium bau yang menyengat dari celana dalam itu. Tapi diana menahannya.
 
 Gelak tawa mewarnai rumah kosong itu melihat Diana yang sedang menjilati celana dalam. Panas rasanya telinga Diana menerima cemoohan dari mereka berempat, tetapi ada rasa lain semakin lama Diana menjilat celana dalam tersebut, dirinya merasa teransang, Diana membayangkan rasanya menjilat penis.
 
Asep : "Heh…Pecun… daripada lo jilat kolor gue.. lebih baik lo kesini jilatin kontol gue.."

Dengan perlahan Diana mendekati Asep, saat Diana mencoba meraih penis Asep, tangannya ditepis.

Asep : "Mo ngapain lo…mo kontol gua…minta yang bener dong" hardik Asep.
 
Membuat kuping Diana memanas.

Diana : "Kang…Boleh sa…saya ngi…ngisap… dan ngejil…jilat… kontolnya…" 
 
Kata Diana terbata-bata, menahan rasa amarah di dadanya.

Asep : "Jilat…dan Emut Cantik…Tapi awas jangan digigit…"
 
 Diana secara perlahan memegang penis Asep yang diluar ukuran biasa, diantara mereka berempat memang penis Asep memang yang terbesar dan terpanjang, Maklum Asep adalah salah satu murid dari Ma Erot.

Asep : "Ayo, Jilat… jangan Cuma bengong .." 

Dianapun mulai menjulurkan lidahnya, lidah Diana mulai menyapu ujung penis besar milik Asep.

Asep : "Ahh…. Ya begitu cantik…. Jilat dari pangkal sampai ujung"
 
 Bau apek penis Asep tidak jauh dari celana dalam yang di jilat oleh Diana. Diana menjilat penis Asep, mulai dari pangkal sampai ujung penisnya, sesekali ujung lidah gadis berjilbab itu memainkan liang penis Asep dan buah zakar Asep pun tak luput dari kuluman dan jilatan Diana.
 
Asep : "Ahhh… Kamu pintar…terus sepong penisku…lonte…"
 
 Hinaan terhadap Diana kini merupakan sanjungan buatnya yang sedang teransang. Diana memasukan penis tersebut kedalam mulutnya. Sementara Asep memegang kepala Diana dan menekannya supaya penisnya mentok di tenggorokan gadis itu.
 
 Sementara itu ketiga temannya tidak tinggal diam, Saeful dan Jajang menggerayangi tubuh indah Diana, sedangkan Joni sedang memainkan jarinya didalam vagina Diana. Joni yang sudah tidak tahan langsung mengarahkan penisnya ke vagina Diana. Dengan kasar Joni berusaha memasukan penisnya tersebut dan masuklah kepala penis Joni di vagina Diana yang mulai basah kembali.
 
Joni : "Ini hukuman buatkamu…karena tadi menampar aku" 
 
Dengan kekuatan penuh dan sambil menahan pinggang Diana, penis milik Joni amblas seluruhnya kedalam vagina Diana dan membuat selaput dara milik gadis berjilbab itu pecah.

Diana "Acckkhh…" 
 
 Terdengar jerit tertahan Diana yang merasakan sakit di vaginanya. Namun mulutnya dipenuhi oleh penis Asep yang sedang memaju-mundurkan pantatnya seolah sedang bersenggama.]
 
Kini gadis berjilbab itu bagai di sandwich, dua lubang dari depan dan belakang dimasuki oleh penis. 
 
Plookk…..pllookkk…plookk 
 
 Terdengar sangat jelas benturan antara Joni dan selangkangan Diana, semakin lama rasa ngilu di vagina Diana berubah menjadi rasa nikmat yang belum pernah didapatnya. Diana terlarut dalam birahi, membuat dirinya semakin kuat menghisap penis milik Asep.
 
 Asep tiba-tiba melepaskan penisnya, sedangkan dibelakang pun Joni menghentikan sodokan terhadap Vagina Diana.

Asep : "Siapa namamu Neng geulis…." tanya Asep kepada Diana.

Diana : "Di…Diana…Kang" kata Diana tersengal-sengal.

  Sebetulnya Diana masih ingin di senggamai. Tetapi karena berhenti tiba-tiba membuat birahinya tidak menentu.
 
Asep : "Diana, suka di ent0t…?"
 
Asep : "Diana suka kontol ku…?" tanya Asep kepada Diana.

Diana : "Emmhh… Diana suka kontol…"
 
Diana : "Diana suka dient0t….." jawab Diana meluncur begitu saja.

Joni pun tersenyum dan mulai menggenjot kembali vagina Diana dengan irama yang cepat.

Diana : "Ahhh…, iyaa…enakk…teruss" 

Semua berandalan itu cekikikan mendengar ocehan Diana.
 
 Sementara sekarang penis Saeful berdiri tegak di depan Diana, tanpa di komando Diana membuka mulutnya dan mengulum penis milik Saeful.

Saeful : "Ahhh…enak…banget nih…sepongannya.." 
 
Oceh Saeful sambil menjambak jilbab sang gadis berjilbab.

Joni : "Iya .. pul…disini juga nikmat… seret…"
 
Kata Joni sambil mempercepat genjotan terhadap Diana.
 
Saeful yang memang sudah ingin ereksi tak lama kemudian memuntahkan spermanya dimulut Diana.

CROOTT CROOTT CROOTT
 
Saeful : "Ahhhh…" 
 
Seru Saeful sambil menekan kepala Diana hingga mentok diselangkangannya.

Diana langsung menelan sperma yang tertumpah dimulutnya dan penis Saeful dijilatnya hingga bersih.
 
Jajang : "Wah..cewe ini doyan peju juga" ujar Jajang yang belum kebagian dari tadi.

Wajah Diana memerah malu, tapi itu tidak lama karena dorongan birahi dari belakang semakin gencar.

Diana "Ahhhhh…"
 
 Diana memuntahkan kembali cairan cintanya. Seraya Joni mengeluarkan penisnya. Terlihat cairan cinta bercampur darah perawan dari Diana.
 
Sementara Diana duduk bersimpuh menerima sperma dari Joni.

Joni : "Habiskan…ahhh…."

CROOTT CROOTT CROOTT
 
Seluruh isi sperma yang meluncur dari dalam penis tersebut diminum oleh Diana.
 
 Diana yang sekarang sudah dikuasai oleh birahi, dirinya telah melupakan bahwa dia sedang diperkosa.
 
Asep : "Kamu masih mau dient0t?" tanya Asep kepada Diana.

Diana cuma mengangguk. 
 
Asep kemudian tiduran diatas bale-bale.

Asep : "Masukan kontolku kedalam memekmu sayang"
 
 Diana kemudian menaiki bale-bale. Diana mengangkang diatas tubuh Asep, penis Asep dipegang oleh Diana kemudian diarahkan menuju vaginanya. Penis besar milik Asep perlahan memasuki vaginanya.

Diana : "Ahhhh….Saakiitttt…" 
 
Teriak Diana. Ketika kepala penis Asep memasuki ruang vagina Diana.
 
 Setengah penis Asep memasuki vagina Diana, melihat hal tersebut Jajang menaiki bale-bale dan menekan tubuh Diana sekaligus, hingga Amblas semua penis milik Asep.

Diana : "Ahhhh…sakiittt…ampunn…keluarin lagi"

Diana tidak kuasa menahan sakit, vaginanya terasa dirobek. Tubuh Diana roboh diatas tubuh Asep.
 
Asep membalikan posisinya, sehingga Diana yang dibawah, kaki Diana diangkat dan direntangkan.
 
Asep : "Tenang sayang, nanti kamu akan menyukainya…"

Asep memulai ngenggenjot vagina sang gadis berjilbab.

Diana : "Ahhh… Tidak… sudahh… Sakiiit…" teriak sang gadis berjilbab tersebut.
 
 Tetapi Asep tetap menggenjot vaginanya, setiap penis Asep keluar masuk liang vagina Diana selalu menyentuh klitorisnya, sehingga membuat gadis tersebut terangsang.

Diana : "Ahhhh…Ohhhh…..nikmatt…teruss…dimasukan kontolnya" 
 
Erang Diana menikmati genjotan Asep.

Asep : "Ohhh…enak…sekali…remasan …Memekmu …" kata Asep kepada Diana.

Diana : "Ahhh… Diana….Mauu.." Erang Diana mengeluarkan orgasmenya.
 
 Asep belum menunjukan akan keluar, Asep terus menggenjot tubuh Diana kadang dalam tempo sedang kadang dalam tempo cepat, membuat Diana kembali teransang.

Diana : "Ahh…jangan…lepaaskan…kontolmu" Diana menyeracau.

Joni : "Kamu suka kontol dimasukin ke memek kamu….kamu suka dient0tin kontol gede?"

Diana : "Ahhh…Iya…Diana suka…dient0t"
 
Jerit Diana meradang seolah meminta terus disetubuhi.
 
Diana : "Ahhhh…Aku keluarrr…"

  Lagi-lagi tubuh Diana mengejang dan orgasme, tubuh Diana melemah tetapi Asep masih gencar memacu penisnya. Membuat Diana kembali teransang menikmati setiap genjotan Asep dan kembali orgasme dalam jarak tidak sampai 3 menit. Diana sudah mendapatkan Orgasme ke limanya semenjak di genjot oleh Asep.
 
Diana : "Ahhh…Aku…Kelarrrr…"

  Diana kembali mengerang yang ke enam kalinya dan membuat dirinya tidak sadarkan diri karena kecapaian. Tidak lama kemudian.

Asep : "Ahhh…Crott…Crott…" Asep mengerang sambil membenamkan penisnya dalam-dalam.

  Peju Asep memenuhi ruang rahim Diana dan akhirnya Asep roboh disebelah tubuh Diana. Terlihat lelehan sperma yang keluar di bibir vagina Diana.
 
 Jajang yang belum mendapatkan jatah segera membalikan tubuh Diana yang tak sadarkan diri. Jajang yang tengah dilanda birahi menggarap anus sang gadis tersebut seperti orang kesetanan, tubuh Diana bagaikan seonggok daging yang tidak berdaya. Tidak sampai sepuluh menit Jajang sudah mengeluarkan pejunya.
 
 Setelah puas melakukan pemerkosaan terhadap Diana, mereka berempat segera meninggalkan Diana yang masih tidak sadarkan diri. Ketika pagi hari seorang petani menemukan Diana dan mengantarkan kerumahnya. Kasus pemerkosaan terhadap Diana ditutup polisi karena Diana tidak memberikan keterangan yang berarti kepada aparat. Sedangkan Diana sendiri kadang terlihat murung, baik dirumah maupun ditempat kerjanya.
 
 Satu bulan telah berlalu semenjak kejadian tersebut, Diana yang kebagian shift sore hari itu pulang jam 10.30, setelah turun dari bis jemputan Diana tampak seperti orang yang tengah bimbang. Kemudian dia berjalan menuju tempat dia bertemu dengan ke empat pemuda berandalan tersebut.
 
Keempat berandalan tersebut terkejut ketika melihat Diana sudah ada didepan pos tempat.

Joni : "Mau ngapain kamu kesini, Mau di ent0t lagi?" 
 
Tanya Joni kepada Diana yang tampak tertunduk.

Diana : "Aku…Ma…Mauu… di…se…setubuhi…" Jawab Diana pelan dan terbata-bata.

Asep : "Memek kamu minta di ent0tin lagi ma kontolku?" tanya Asep kepada Diana.
 
Diana pun hanya mengangguk.
 
Keempat pemuda tersebut tersenyum.
 
 Asep kemudian merangkul tubuh Diana dan mengajaknya duduk diantara mereka. Malam itu Diana kembali digilir oleh keempat pemuda tersebut Tetapi kali ini Diana melakukan dengan suka rela. Diana menjadi seorang hypersex dan selalu haus akan sex. Diana rela dirinya menjadi pelampiasan nafsu laki-laki asalkan dirinya mendapatkan kepuasan.
 
 
 
 *****~The END~****