![]() |
Ilustrasi Ambar |
Peringatan: Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan
nama tokoh, tempat kejadian, masalah agama. kehidupan sosial ataupun
ceita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Categori: Karyawan, MILF
Para Tokoh:
- Ambar
- Karyawan Perusahaan Farmasi [Kepala Devisi Riset]
- IRT [Ibu Rumah Tangga]
- Istri Arifin
- Ibu Andi
- 37 Tahun
- Arifin
- Karyawan Perusahaan BUMN Kontruksi [Manajer]
- Suami Ambar
- Ayah Andi
- 40 Tahun
- Andi
- Siswa Kelas 6 SD Swasta
- Anak Arifin dan Ambar
- 12 Tahun
- Siswanto
- Kepala Sekolah [Guru Matematika]
- Bowo
- Karyawan Perusahaan Farmasi [Petugas Keamanan]
- Joko
- Karyawan Perusahaan Farmasi
- Wawan
- Karyawan Perusahaan Farmasi
- General Manajer
- Manajer Produksi
- Manajer Pemasaran
Chapter 01
Hembusan angin meniup daun daun di pepohonan pagi itu, membuatnya bergoyang goyang tak tentu arah, sinar matahari dari ufuk timur membuat udara dingin pagi itu mulai menghangat, bau tanah yang basah masih tercium setelah hujan deras semalam, menambah romantika keindahan pagi itu.
Di salah satu rumah di komplek perumahan mewah di kota Semarang, tinggallah sebuah keluarga kecil di dalamnya.
Anak bernama Andi yang baru berusia 12 tahun hanya tinggal bersama Ibu dan Ayahnya karena dia anak tunggal. Andi kecil kini duduk di kelas 6 SD swasta di dekat rumahnya.
Sang kepala keluarga, Ayah Andi, yang bernama Arifin adalah seorang pegawai perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi. Di usianya yang menginjak 40 tahun, kini dia menjabat manajer di tempatnya bekerja. Tanggung jawabnya mengawasi proyek membuat Arifin sering sibuk dengan pekerjaannya. Tidak banyak yang bisa diceritakan tentang Arifin karena tidak ada yang spesial dari fisiknya selain kulitnya yang cukup putih untuk seukuruan laki laki pada umumnya.
Sang kepala keluarga, Ayah Andi, yang bernama Arifin adalah seorang pegawai perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi. Di usianya yang menginjak 40 tahun, kini dia menjabat manajer di tempatnya bekerja. Tanggung jawabnya mengawasi proyek membuat Arifin sering sibuk dengan pekerjaannya. Tidak banyak yang bisa diceritakan tentang Arifin karena tidak ada yang spesial dari fisiknya selain kulitnya yang cukup putih untuk seukuruan laki laki pada umumnya.
Sedangkan Sang Istri bernama Ambar, wanita berusia 37 tahun itu selain seorang Ibu di rumah juga seorang wanita karir. Dia bekerja di sebuah perusahaan farmasi di semarang, background
pendidikan farmasi yang dia miliki telah membawanya menjadi kepala salah
satu divisi riset di perusahaannya. Dulu dia sempat berhenti bekerja setelah melahirkan Andi. Namun kembali
diminta bekerja di perusahaannya karena keahliannya dan pengalamannya
dalam riset obat.
Namun selain karirnya yang cemerlang ada hal lain yang menjadi daya tarik Ambar, terutama di mata laki laki. Tubuh Ambar yang montok selalu membuat nafsu birahi lelaki menjadi memuncak. Meskipun tubuhnya tidak terlalu tinggi yaitu hanya sekitar 155 cm, namun
tubuhnya yang sintal selalu menarik perhatian orang disekitarnya. Payudara berukuran 36d dipadu dengan bokong seksinya menjadi kombinasi
mematikan yang ampuh membuat lelaki tergoda untuk mencicipinya. Meskipun selalu berpakaian sopan ketika di dalam dan luar rumah nyatanya
tidak menghentikan dirinya menjadi tontonan lelaki di sekitarnya.
Tiba Saat di Waktu Pagi...
Ambar : 'Dik bangun Dik' Ambar membangunkan Andi yang masih terlelap tidur.
Andi : "Ehmmm...ngh" Andi hanya bergerak membetulkan posisi tidurnya.
Ambar : "Dik sudah pagi lho, ayo bangun trus mandi' Ambar kembali membangunkan anak semata wayangnya itu sambil mengusap kepalanya.
Andi : "Oaheeemmm....bentar lagi Bu"
Ambar : "Kok sebentar lagi, ini sudah jam 6 nanti kamu telat ke sekolah lho"
Andi : "Ehmmm...ngh" Andi hanya bergerak membetulkan posisi tidurnya.
Ambar : "Dik sudah pagi lho, ayo bangun trus mandi' Ambar kembali membangunkan anak semata wayangnya itu sambil mengusap kepalanya.
Andi : "Oaheeemmm....bentar lagi Bu"
Ambar : "Kok sebentar lagi, ini sudah jam 6 nanti kamu telat ke sekolah lho"
Ambar : "Ayo langsung mandi. nanti, Ibu tunggu sarapan bareng"
Ambar lalu menyampirkan handuk di pundak anaknya itu, sebelum dia masuk ke kamar mandi.
Sementara itu Ambar kembali ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk dia dan anaknya. Suaminya tidak sedang berada di rumah, sudah lebih dari 3 minggu suaminya pergi mengurusi proyek perusahaan tempatnya bekerja. Namun karena lokasinya terletak di pulau kalimantan, Arifin, Sang Suami tidak bisa sering pulang karena jarak dan akses ke lokasi yang cukup sulit.
Hari ini seperti biasa, Ambar akan berangkat bekerja setelah mengantar anaknya ke sekolah, karena perusahaan obat tempatnya bekerja searah jalan dengan lokasi sekolah anaknya.
Pagi itu suasana sunyi di rumah Ambar, tidak ada pembicaraan apapaun antara dia dan anaknya selama sarapan bersama. Mereka sibuk sarapan sambil melakukan kegiatan masing masing, Ambar
sibuk dengan smartphonenya sedang Andi asyik menonton siaran berita pagi
di televisi.
Ambar : "Sudah habis Dik sarapannya?"
Andi : "Sudah Bu"
Ambar : "itu susunya dihabisin"
Andi : "Tapi Andi sudah kenyang"
Ambar : "Itu tinggal dikit susunya, ayo anak Ibu harus dihabisin susunya"
Andi terpaksa menghabiskan susu putih hangat di hadapannya, meskipun dengan muka ditekuk cemberut.
Ambar : "Sudah habis Dik sarapannya?"
Andi : "Sudah Bu"
Ambar : "itu susunya dihabisin"
Andi : "Tapi Andi sudah kenyang"
Ambar : "Itu tinggal dikit susunya, ayo anak Ibu harus dihabisin susunya"
Andi terpaksa menghabiskan susu putih hangat di hadapannya, meskipun dengan muka ditekuk cemberut.
Ambar : "Sudah? ayo berangkat"
Andi : 'Sudah Bu'
Ambar : "Ndak ada yang ketinggalan?"
Andi : "Ndak Bu"
Ambar : "Ya sudah ayo berangkat sudah jam setengah 7 ini"
Andi : 'Sudah Bu'
Ambar : "Ndak ada yang ketinggalan?"
Andi : "Ndak Bu"
Ambar : "Ya sudah ayo berangkat sudah jam setengah 7 ini"
Setelah membereskan peralatan makan yang kotor, Ambar dan anaknya segera berangkat menggunakan mobil. Tidak butuh waktu lama untuk sampai di sekolah Andi, cukup 10 perjalanan
mobil sampailah mereka di depan gerbang sekolah dasar swasta itu.
Anak anak berlarian masuk ke dalam sekolah karena kebetulan hari ini adalah hari senin dan akan diadakan upacara bendera. begitu juga dengan Andi, setelah turun dari mobil langsung berlari ke arah gerbang sekolah yang dijaga salah satu guru pengajar di sd itu.
Ambar "Jangan lari lari Dik" Ambar berjalan mengikuti Andi dari belakang ke arah depan gerbang sekolah.
Di depan gerbang sekolah sesosok pria berbadan tambun tengah berdiri sambil mengawasi anak anak yang masuk ke dalam sekolah. Laki laki itu tidak lain adalah Pak Siswanto, kepala sekolah yang merangkap guru matematika di sekolah itu.
Ambar : "Selamt pagi Pak" sapa Ambar ramah.
Pak Siswanto : "eh..iya...selamat pagi Bu Ambar" sapa Pak Siswanto balik.
Pak Siswanto : "eh..iya...selamat pagi Bu Ambar" sapa Pak Siswanto balik.
Pak Siswanto : "Nganter anaknya Bu?'
Pak Siswanto langsung mengenali Ambar yang memang cukup menarik diantara orang tua murid lainnya.
Ambar : "Iya Pak, ini sekalian berangkat kerja"
Pak Siswanto : "Ooo...lha Pak Arif kok ndak sekalian Bu?"
Pak Siswanto langsung mengenali Ambar yang memang cukup menarik diantara orang tua murid lainnya.
Ambar : "Iya Pak, ini sekalian berangkat kerja"
Pak Siswanto : "Ooo...lha Pak Arif kok ndak sekalian Bu?"
Ambar : "Suami saya sedang mengurusi proyek di kalimantan, jadi cuma berdua sama anak saya"
Pak Siswanto : "Ooo.. begitu tho Bu"
Ambar : "Kalo begitu saya permisi dulu Pak, mohon titip anak saya di sekolah Pak'
Pak Suswanto : "Oh iya Bu pasti"
Pak Siswanto : "Ooo.. begitu tho Bu"
Ambar : "Kalo begitu saya permisi dulu Pak, mohon titip anak saya di sekolah Pak'
Pak Suswanto : "Oh iya Bu pasti"
Ambar segera berbalik berjalan ke arah mobil nya yang terparkir di
seberang jalan, sementara Pak Siswanto memelototi Ambar dari belakang. Matanya tidak bisa lepas dari bokong bulat Ambar yang bergoyang seiring langkah kakinya menjauh darinya.
Beberapa kali Pak Siswanto membetulkan posisi batang penis di balik celana kain hitam yang dia pakai, sebelum akhirnya Ambar masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan Pak Siswanto yang masih berdiri mematung di tempatnya tadi.
Beberapa kali Pak Siswanto membetulkan posisi batang penis di balik celana kain hitam yang dia pakai, sebelum akhirnya Ambar masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan Pak Siswanto yang masih berdiri mematung di tempatnya tadi.
Tiba Saat Waktu Datang di Gedung Pabrik..
Setelah sampai di tempat kerjanya dan memarkirkan mobil, Ambar segera masuk ke dalam gedung pabrik tempatnya bekerja. Di depan pintu masuk, ada meja resepsionis yang dijaga petugas keamanan untuk pemeriksaan identitas dan keamanan. Ambar menunjukkan kartu tanda pengenal perusahaan miliknya meskipun dia sudah mengenal akrab sang petugas yang sedang berjaga.
Bowo : "Selamat pagi Bu Ambar"
Bowo : "Selamat pagi Bu Ambar"
Setelah pemeriksaan identitas, petugas bernama Bowo itu segera mengambil metal detector dari mejanya.
Bowo : "Maaf Bu, saya periksa tasnya"
Ambar : "Iya Mas silakan"
Bowo : "Maaf Bu, saya periksa tasnya"
Ambar : "Iya Mas silakan"
Petugas itu memeriksa tas kerja Ambar dengan metal detector tadi selama beberapa saat, setelah itu dia beralih ke arah Ambar.
Bowo : "Maaf Bu tolong tangannya"
Ambar merentangkan tangannya ke arah samping karena akan dilakukan pemeriksan badan oleh Petugas. Karena poisi tangannya yang mengangkat, membuat buah dadanya yang memang berukuran besar semakin membusung ke depan.
Bowo : "Maaf Bu tolong tangannya"
Ambar merentangkan tangannya ke arah samping karena akan dilakukan pemeriksan badan oleh Petugas. Karena poisi tangannya yang mengangkat, membuat buah dadanya yang memang berukuran besar semakin membusung ke depan.
Petugas keamanan tadi beberapa kali menelan ludah saat memeriksa sekeliling tubuh Ambar dengan metal detector di tangannya. Bokong yang semok dan payudara indah membusung membuat hormon kelaki lakian Bowo meningkat dan membuatnya terangsang. Belum lagi wangi tubuh Ambar yang khas membuat penisnya semakin mengeras di balik celana kerjanya. Namun Bowo tidak bisa berlama lama menikmatinya karena tugasnya yang
sudah selesai dan tidak ada hal mencurigakan yang mengharuskannya
melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Bowo : "Sudah Bu, silakan"
Ambar : "Makasih Mas, mari Mas"
Bowo : "Iya Bu, sama sama"
Ambar segra masuk ke dalam gedung pabrik, menyusuri lorong lorong pabrik yang dingin karena hembusan pendingin udara yang memang dikondisikan seperti itu. Sementara itu lagi lagi, dari kejauhan goyangan bokongnya menjadi santapan mata lelaki yang tidak lain adalah Bowo si petugas keamanan.
Ambar : "Makasih Mas, mari Mas"
Bowo : "Iya Bu, sama sama"
Ambar segra masuk ke dalam gedung pabrik, menyusuri lorong lorong pabrik yang dingin karena hembusan pendingin udara yang memang dikondisikan seperti itu. Sementara itu lagi lagi, dari kejauhan goyangan bokongnya menjadi santapan mata lelaki yang tidak lain adalah Bowo si petugas keamanan.
Sesampainya di ruangan divisinya, Ambar segera melepas blazer biru yang
dipakainya dan segera menggantinya dengan jas lab putih khas
laboratorium. Sementara itu rekan kerja Ambar di ruangan itu langsung memusatkan
perhatian mereka pada sosok Ambar yang baru masuk ke dalam ruangan. Terutama pandangan rekan laki laki yang lekat pada tubuh Ambar yang memang cukup menggoda bagi mereka.
Pagi itu Ambar memakai rok span berwarna biru senada dengan blazer yang sudah dilepasnya tadi dan kemeja putih yang cukup menempel pas pada tubuhnya. Meskipun sudah dilapisi jas lab putih di luarnya, namun semua itu tidak bisa menyembunyikan keseksian tubuhnya.
Joko : "Bu Ambar, ini laporan sampel kemarin" rekan kerjanya yang bernama Joko menyerahkan laporan pada Ambar.
Ambar : "Oh iya, sebentar saya periksa dulu"
Ambar membolak balik kertas laporan ditangannya dan dengan serius membacanya, sampai sampai tidak menyadari bahwa rekan kerja yang dihadapannya sedari tadi melihat ke arah dadanya.
Pagi itu Ambar memakai rok span berwarna biru senada dengan blazer yang sudah dilepasnya tadi dan kemeja putih yang cukup menempel pas pada tubuhnya. Meskipun sudah dilapisi jas lab putih di luarnya, namun semua itu tidak bisa menyembunyikan keseksian tubuhnya.
Joko : "Bu Ambar, ini laporan sampel kemarin" rekan kerjanya yang bernama Joko menyerahkan laporan pada Ambar.
Ambar : "Oh iya, sebentar saya periksa dulu"
Ambar membolak balik kertas laporan ditangannya dan dengan serius membacanya, sampai sampai tidak menyadari bahwa rekan kerja yang dihadapannya sedari tadi melihat ke arah dadanya.
Ambar : "Ini sudah diuji semua?"
Joko : "Eh iya Bu itu yang mau saya laporkan"
Ambar : "Memang ada masalah?"
Joko : "Ehm begini Bu sampai saat ini kami belum menemukan relawan untuk mengujinya'
Ambar : "Lho bukannya kemarin sudah ada yang masuk"
Joko : "Iya memang benar, tapi setelah uji kelayakan dan pemeriksaan, tidak ada yang memenuhi syarat"
Ambar : "Lho dari 8 orang kemarin ndak ada yang masuk kriteria?'
Joko : "Benar Bu"
Joko : "Eh iya Bu itu yang mau saya laporkan"
Ambar : "Memang ada masalah?"
Joko : "Ehm begini Bu sampai saat ini kami belum menemukan relawan untuk mengujinya'
Ambar : "Lho bukannya kemarin sudah ada yang masuk"
Joko : "Iya memang benar, tapi setelah uji kelayakan dan pemeriksaan, tidak ada yang memenuhi syarat"
Ambar : "Lho dari 8 orang kemarin ndak ada yang masuk kriteria?'
Joko : "Benar Bu"
Ambar : 'Ehm..padahal tenggat waktu rilis produk tinggal sebentar lagi" Ambar
mulai cemas.
Ambar : "Belum lagi kita masih harus sertifikasi produk"
Joko : 'Lalu tindakan kita bagaimana Bu?"
Ambar : "Nanti biar saya bicarakan kepada jajaran direksi dulu, sekarang lebih baik kita selesaikan dulu laporan pengantar uji klinis untuk sampel sampel tadi"
Joko : "Baik Bu"
Joko : 'Lalu tindakan kita bagaimana Bu?"
Ambar : "Nanti biar saya bicarakan kepada jajaran direksi dulu, sekarang lebih baik kita selesaikan dulu laporan pengantar uji klinis untuk sampel sampel tadi"
Joko : "Baik Bu"
Saat di Ruangan Perusahaan..
Di salah satu ruangan di perusahaan itu Ambar berdiri di depan layar
proyektor LCD yang sedang menunjukkan laporan divisi yang dipimpinnya. Dihadapannya duduk di meja panjang, jajaran direksi perusahaan tempatnya bekerja sedang mendengarkan laporannya pada rapat itu. Namun selain mendengarkan pemaparan Ambar, mereka juga asik menikmati bulatan daging nan bulat di dada Ambar yang membusung.
Ambar : "Jadi untuk laporan uji klinis sudah kami selesaikan"
Ambar : "Yang jadi hambatan kami sampai saat ini belum menemukan relawan untuk pengujian obat'
Manajer Produksi : "Bukannya kemarin sudah disiapkan dari perusahaan' tanya Manajer Produksi
Ambar : "Memang benar Pak tapi hasil pemeriksaan tidak ada yang memenuhi kriteria"
Manajer Pemasaran : "Trus bagaimana? deadline nya tinggal 4 bulan lagi' tambah Manajer Pemasaran.
Ambar : "Kami usahakan segera Pak, tapi kita harus bersiap siap untuk merubah tanggal produksi"
Manajer Pemasaran : 'Tidak bisa, kita sudah terikat kontrak pada clien, kalo sampai terlambat kita bisa kena penalti" potong manajer pemasaran.
Ambar : "Tapi saya tidak bisa membuatnya seperti itu Pak, karena untuk sertifiksai obat paling tidak butuh waktu 3 bulan"
Ambar : "Yang jadi hambatan kami sampai saat ini belum menemukan relawan untuk pengujian obat'
Manajer Produksi : "Bukannya kemarin sudah disiapkan dari perusahaan' tanya Manajer Produksi
Ambar : "Memang benar Pak tapi hasil pemeriksaan tidak ada yang memenuhi kriteria"
Manajer Pemasaran : "Trus bagaimana? deadline nya tinggal 4 bulan lagi' tambah Manajer Pemasaran.
Ambar : "Kami usahakan segera Pak, tapi kita harus bersiap siap untuk merubah tanggal produksi"
Manajer Pemasaran : 'Tidak bisa, kita sudah terikat kontrak pada clien, kalo sampai terlambat kita bisa kena penalti" potong manajer pemasaran.
Ambar : "Tapi saya tidak bisa membuatnya seperti itu Pak, karena untuk sertifiksai obat paling tidak butuh waktu 3 bulan"
General Manajer : "Sudah sudah, Bu Ambar , masalah ini saya serahkan pada anda" kata
general manajer.
General Manajer : "Saya harap akhir bulan ini laporan hasil uji obat sudah
jadi, bagaimana sanggup?"
Ambar : "Saya usahakan Pak"
General Manjer : "Ya sudah, sekian dulu rapat hari ini, silakan melanjutkan pekerjaan masing masing"
Ambar : "Saya usahakan Pak"
General Manjer : "Ya sudah, sekian dulu rapat hari ini, silakan melanjutkan pekerjaan masing masing"
Tiba Saat Waktu Pulang di Perusahaan Pabrik..
Hari sudah sore dan langit mendung mulai menurunkan air hujan dan Ambar menyelesaikan pekerjaan di ruangannya. Pikirannya berpikir keras untuk menyelesaikan masalah yang dia hadapai,
semua usaha dia lakukan agar laporan pengujian pemakaian obat selesai
tepat waktu.
Wawan : "Bu Ambar, saya duluan" kata rekan kerjanya yang bernama Wawan dari balik pintu ruangannya.
Ambar : "Oiya Mas silakan"
Ambar menyandarkan kepalanya dan mengambil nafas dalam dalam, dia berpikir tidak ada gunanya dia tinggal lebih lama di kantor. selain tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapinya juga anaknya sedang menunggu kepulangannya sendirian di rumah. Akhirnya Ambar membereskan barang barangnya dan segera keluar ruangan kerjanya untuk pulang ke rumah.
Wawan : "Bu Ambar, saya duluan" kata rekan kerjanya yang bernama Wawan dari balik pintu ruangannya.
Ambar : "Oiya Mas silakan"
Ambar menyandarkan kepalanya dan mengambil nafas dalam dalam, dia berpikir tidak ada gunanya dia tinggal lebih lama di kantor. selain tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapinya juga anaknya sedang menunggu kepulangannya sendirian di rumah. Akhirnya Ambar membereskan barang barangnya dan segera keluar ruangan kerjanya untuk pulang ke rumah.
Ambar berlari lari menembus hujan gerimis di parkiran kantornya, buah dadanya bergoyang goyang seiring dengan derap langkahnya. Namun ketika membuka pintu mobil Ambar menyadari sesuatu yang salah mobilnya, dia mengamati dengan seksama keadaan mobilnya. Ban mobil bagian belakang sebelah kanan ternyata kempis, kondisinya sudah benar benar rata karena anginnya sudah banyak keluar.
Ambar semakin bingung karena dalam keadaan hujan seperti ini dia tidak bisa mengganti ban mobilnya yang kempis. Dia hanya clingak clinguk ke segala arah untuk mencari orang yang bisa membantunya.
Ambar semakin bingung karena dalam keadaan hujan seperti ini dia tidak bisa mengganti ban mobilnya yang kempis. Dia hanya clingak clinguk ke segala arah untuk mencari orang yang bisa membantunya.
Sementara itu dari kejauhan, Bowo si petugas keamanan melihat Ambar yang terlihat tengah kebingungan di tengah hujan. Dia segera bergegas menghampiri ke arah Ambar setelah sebelumnya membawa payung dari bawah meja kerjanya.
Bowo : "Ada apa Bu?"
Ambar : "Eh Mas Bowo, ini Mas ban saya bocor"
Bowo : "Wah iya Bu, sampai habis gitu"
Ambar : "Mas bisa tolong gantiin ban"
Bowo : "Bisa Bu, biar lihat dulu Bu"
Ambar : "Oh iya Mas, saya buka bagasinya dulu"
cklek, pintu bagasi belakang mobil putih berjenis sedan itu mulai terbuka, Bowo segera membuka bagasi belakang.
Ambar : Sini Mas, biar saya bawakan payungnya"
Ambar : "Eh Mas Bowo, ini Mas ban saya bocor"
Bowo : "Wah iya Bu, sampai habis gitu"
Ambar : "Mas bisa tolong gantiin ban"
Bowo : "Bisa Bu, biar lihat dulu Bu"
Ambar : "Oh iya Mas, saya buka bagasinya dulu"
cklek, pintu bagasi belakang mobil putih berjenis sedan itu mulai terbuka, Bowo segera membuka bagasi belakang.
Ambar : Sini Mas, biar saya bawakan payungnya"
Bowo : "Oh ini Bu"
Bowo terlihat membuka bagian dasar mobil Ambar, dia melihat lihat ban cadangan serta peralatan dongkrak.
Bowo : "Ini ban dan dongkraknya ada Bu"
Ambar : "Jadi bisa Mas?'
Bowo : "Tapi ini ban cadangannya juga kelihatannya bocor'
Ambar : "Oh gitu Mas"
Bowo terlihat membuka bagian dasar mobil Ambar, dia melihat lihat ban cadangan serta peralatan dongkrak.
Bowo : "Ini ban dan dongkraknya ada Bu"
Ambar : "Jadi bisa Mas?'
Bowo : "Tapi ini ban cadangannya juga kelihatannya bocor'
Ambar : "Oh gitu Mas"
Ambar tidak tahu menahu sekali soal kondisi mobilnya, dia hanya
menggunakan mobilnya sedang urusan kondisi mobilnya menjadi pekerjaan suaminya.
Bowo : "Sudah Ibu naik taksi saja, mobilnya di tinggal saja dulu, nanti saya tambalkan dulu bannya dan baru diganti besok baru dibawa pulang"
Ambar : "Oh iya bener juga Mas, lagian anak saya sudah nungguin saya di rumah sore begini"
Bowo : "Ya sudah Bu saya panggilkan taksi dulu"
Bowo : "Sudah Ibu naik taksi saja, mobilnya di tinggal saja dulu, nanti saya tambalkan dulu bannya dan baru diganti besok baru dibawa pulang"
Ambar : "Oh iya bener juga Mas, lagian anak saya sudah nungguin saya di rumah sore begini"
Bowo : "Ya sudah Bu saya panggilkan taksi dulu"
30 Menit Berlalu..
Sudah hampir setengah jam Ambar menunggu taksi yang sudah dipanggilkan Bowo, namun taksi yang ditunggu tak kunjung datang.
Ambar : "Ini kok lama ya Mas taksinya"
Bowo : "'Kurang tahu Bu, tadi saya sudah telepon poolnya"
Ambar : "Mungkin jam sibuk ya Mas"
Bowo : "Mungkin Bu"
Ambar : "Wah padahal sudah gelap, anak saya gimana di rumah"
Bowo : "Gimana kalo naik bus saja Bu, nunggu dari depan"
Ambar : "Ini kok lama ya Mas taksinya"
Bowo : "'Kurang tahu Bu, tadi saya sudah telepon poolnya"
Ambar : "Mungkin jam sibuk ya Mas"
Bowo : "Mungkin Bu"
Ambar : "Wah padahal sudah gelap, anak saya gimana di rumah"
Bowo : "Gimana kalo naik bus saja Bu, nunggu dari depan"
Ambar : "Oh iya ya Mas'
Ambar : "Kalo begitu saya pinjam payungnya dulu ya Mas'
Bowo : 'Silakan Bu'
Ambar : 'Terima kasih sebelumnya ya Mas bantuannya"
Bowo : "Sama sama Bu"
Ambar berjalan menembus hujan dengan payung, namun karena hujan disertai
angin membuat kemeja putih yang dipakainya menjadi basah. Blazer yang dia pakai tadi tertinggal di mobil namun karena bis yang
akan dia tumpangi sudah datang dia terpaksa naik dan tidak sempat
kembali untuk mengambil blazernya karena dia harus segera pulang.
Saat di Bus..
Saat naik ke dalam bus, ternyata tempat duduk sudah penuh, Ambar terpaksa berdiri dalam perjalanan pulang naik bus itu. Setelah beberapa saat bus berjalan, sedikit demi sedikit bus mulai penuh dengan penumpang. Terutama saat sampai di depan halte beberapa penumpang lelaki masuk
sehingga membuat posisi berdiri Ambar terdorong ke bagian belakang bus.
Sementara itu penumpang laki laki disekitarnya mulai melihat bagian dadanya yang terlihat penuh dengan kemeja yang dipakainya. Belum lagi air hujan yang membuatnya basah membuat bh yang dipakainya menjadi tercetak jelas di kain putih kemejanya. bh berwarna krem dengan model full cup berhiaskan renda itu terlihat jelas menyangga payudaranya oleh penumpang lelaki disekitarnya. Namun karena Ambar tidak menyadarinya, dia hanya tenang tenang saja dengan hal itu dan tidak memikirkannya.
Sementara itu penumpang laki laki disekitarnya mulai melihat bagian dadanya yang terlihat penuh dengan kemeja yang dipakainya. Belum lagi air hujan yang membuatnya basah membuat bh yang dipakainya menjadi tercetak jelas di kain putih kemejanya. bh berwarna krem dengan model full cup berhiaskan renda itu terlihat jelas menyangga payudaranya oleh penumpang lelaki disekitarnya. Namun karena Ambar tidak menyadarinya, dia hanya tenang tenang saja dengan hal itu dan tidak memikirkannya.
Ambar yang berdiri menghadap ke arah kaca samping bus, di depannya ada laki laki setengah baya yang duduk terkantuk kantuk. posisi kepala si lelaki yang sedang mengantuk itu tepat di depan dada Ambar yang membusung indah. goyangan bus yang berjalan membuat beberapa kali kepala lelaki tadi terbentur payudara Ambar yang berukuran besar.
Meskipun merasa risih, Ambar tidak berpikiran buruk terhdap lelaki itu karena dia pikir hal itu tidak sengaja. Dia hanya berusaha menutup bagian dadanya dengan tas kerja yang dia bawa untuk melindungi bagian dadanya agar tidak membentur kepala lelaki itu.
Meskipun merasa risih, Ambar tidak berpikiran buruk terhdap lelaki itu karena dia pikir hal itu tidak sengaja. Dia hanya berusaha menutup bagian dadanya dengan tas kerja yang dia bawa untuk melindungi bagian dadanya agar tidak membentur kepala lelaki itu.
Tiba Saat Waktu Kedatangan di Rumah..
Pukul 6.20 petang Ambar tiba di halte dekat pintu gerabang masuk perumahan tempat tinggalnya. Setelah bis berhenti dia segera turun dan membuka payung untuk melindungi diri dari hujan. Ambar berlari lari kecil menembus hujan sepanjang perjalanan dari halte ke rumahnya.
Ambar : "Dik Ibu pulang"
Andi : "Kok lama banget sih Ma?"
Ambar : "Tadi mobil Ibu bocor, jadi naik bis deh"
Andi : "Oh gitu ya"
Ambar : "Dik Ibu pulang"
Andi : "Kok lama banget sih Ma?"
Ambar : "Tadi mobil Ibu bocor, jadi naik bis deh"
Andi : "Oh gitu ya"
Ambar : "Udah Makan?'
Andi : "Belum, lauk udah habis buat makan pulang sekolah tadi'
Ambar : "Yaudah Ibu mandi dulu habis itu Ibu masak buat makan bareng, masih kuat kan?'
Andi : "Masih dong Bu"
Ambar : "Yaudah Ibu mandi dulu, kamu nonton tv saja dulu"
Baru saja Ambar berjalan ke arah kamarnya, Andi sang anak memanggilnya kembali.
Andi : "Bu..'
Ambar : "Apa Dik?'
Andi : "Belum, lauk udah habis buat makan pulang sekolah tadi'
Ambar : "Yaudah Ibu mandi dulu habis itu Ibu masak buat makan bareng, masih kuat kan?'
Andi : "Masih dong Bu"
Ambar : "Yaudah Ibu mandi dulu, kamu nonton tv saja dulu"
Baru saja Ambar berjalan ke arah kamarnya, Andi sang anak memanggilnya kembali.
Andi : "Bu..'
Ambar : "Apa Dik?'
Ambar : "Masa? apa yang nempel?"
Ambar membalikkan tubuhnya berusaha melihat apa yang menempel di rok span yang dia pakai. Ternyata di roknya menempel cairan putih kental mirip ingus tepat di bagian pantatnya dan mengalir sampai ujung bawah dan sebagian mengenai kaki putihnya.
Ambar : "Ini apa ya?' batinnya heran.
Namun Ambar tidak mabil pusing dengan cairan yang menempel pada roknya itu dan segera masuk ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian.
(Bersambung..)
Ambar membalikkan tubuhnya berusaha melihat apa yang menempel di rok span yang dia pakai. Ternyata di roknya menempel cairan putih kental mirip ingus tepat di bagian pantatnya dan mengalir sampai ujung bawah dan sebagian mengenai kaki putihnya.
Ambar : "Ini apa ya?' batinnya heran.
Namun Ambar tidak mabil pusing dengan cairan yang menempel pada roknya itu dan segera masuk ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian.
(Bersambung..)
Sumber:
Semprot by haryhidayat99
0 komentar:
Posting Komentar